ANALISIS FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS FMEA ANALISIS PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN

9 Berdasarkan hasil perhitungan nilai downtime dari beberapa interval waktu pada tabel di atas maka dapat ditentukan interval waktu yang optimal yaitu pada tp= 5 bulan dengan total downtime sebesar 0,0013 jam.

4.4 ANALISIS FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS FMEA

Berdasarkan pada FMEA yang dibuat untuk setiap peralatan yang dianggap kritis maka didapat bahwa komponen-komponen tersebut memiliki tipe failure yang berbeda-beda antar satu dengan yang lainnya. Untuk peralatan Induced Draft Fan dan Pipa generating memiliki konsekuensi kerusakan terhadap sistem operasional mesin. Hal ini disebabkan apabila salah satu dari peralatan tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya, maka mesin ketel uap juga tidak dapat menjalankan fungsinya. Sedangkan untuk peralatan feed water pump memiliki konsekuensi kerusakan terhadap sistem operasional mesin dan keselamatan lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan jika feed water pump mengalami kerusakan maka mesin ketel uap tidak dapat menjalankan fungsinya. Kerusakan feed water pump juga dapat menyebabkan ketel uap meledak dikarenakan tidak masuknya air umpan kedalam ketel uap, apabila tidak cepat diketahui. Berdasarkan FMEA maka didapat nilai RPN dari masing-masing peralatan yaitu induced draft fan sebesar 144, pipa generating sebesar 105, dan untuk feed water pump sebesar 112.

4.5 ANALISIS PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN

Berdasarkan pengamatan secara langsung maka komponen-komponen yang sama jenisnya pada beberapa peralatan mempunyai penyebab kerusakan yang sama. Berikut ini akan diuraikan analisis penyebab kerusakan pada masing- masing komponen.

1. Komponen Motor Listrik

Faktor penyebab utama kerusakan komponen motor listrik adalah panas yang berlebihan over heating. Hal-hal yang dapat menyebabkan over heating antara lain: a. Ketidak sesuaian pemilihan daya motor Universitas Sumatera Utara 10 Pemilihan motor yang terlalu kecil akan menyebabkan terjadinya over current atau kondisi operasinya lebih panas. Namun pemilihan motor yang terlalu besar akan berakibat pemakaian listrik tidak efisien berarti pemborosan. b. Sistem starting Sebagian besar motor dipasang dengan cara direct starting. Sistem ini menimbulkan arus starting current terlalu besar 5 kali lebih, sehingga menimbulkan panas yang besar. c. Kondisi beban Kondisi beban yang diterima motor terlalu besar atau beban tidak normal. Sedangkan faktor-faktor penyebab kerusakan motor listrik yang lain adalah:  Debu atau kotoran yang terakumulasi akan merusak komponen listrik maupun mekanikal. Umunya terakumulasi pada permukaan badan motor mengakibatkan kotoran debu masuk dan terkumpul ke dalam winding dan menimbulkan kerusakan winding.  Vibrasi merupakan indikasi bahwa kondisi motor sedang mengalami masalah. Besar vibrasi yang melebihi harga yang diijinkan dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Sumber vibrasi berasal dari motor atau dari mesin yang digerakkan load bahkan dari kedua-duanya. Penyebab terjadinya vibrasi adalah : o Misalignment antara motor terhadap load mesin yang digerakkan o Fondasi motor atau load kendor o Rotor unbalance. o Bearing aus atau rusak sehingga menyebabkan poros berputar tidak simetris. o Akumulasi karat atau kotoran pada komponen putar rotor. o Pemasangan rotor bearing motor tidak lurus.  Kualitas Listrik Kualitas suplai tenaga sangat menentukan umur motor listrik, hal-hal yang harus dihindari adalah: o Voltage tidak stabil, kenaikan dan penurunan voltage yang terlalu drastis dapat menimbulkan overheating di dalam winding, sehingga berakibat umur motor menjadi pendek. Universitas Sumatera Utara 11 o Terjadinya voltage tinggi akibat serangan petir juga menyebabkan kerusakan isolasi winding.

2. Komponen Bearing

Komponen bearing adalah suatu komponen yang terdiri atas dua badan alur rol dengan satu badan bersifat dinamis dan satu badan lagi bersifat statis. Fungsi bearing adalah sebagai bantalan agar sebuah benda dapat berputar pada suatu poros. Penyebab utama kerusakan komponen bearing adalah bearing terkontaminasi material lain yang dapat menyebabkan bearing rusak. Sedangkan faktor-faktor lain yang menjadi penyebab kerusakan komponen bearing adalah metode pelumasan, jenis pelumasan yang digunakan dan kesalahan pemasangan pada saat melakukan replacement komponen bearing. Berikut ini akan dijelaskan hubungan sebab akibat antara penyebab kerusakan komponen bearing dan akibat yang ditimbulkan terhadap kinerja komponen bearing. a. Terkontaminasi Material Kerusakan bearing yang umum terjadi disebabkan oleh terkontaminasinya bearing dengan material lain seperti debu. b. Metode Pelumasan Bila komponen bearing kurang mengalami pelumasan maka akan menyebabkan gesekan yang berlebihan, aus, panas berlebihan, korosif atau karat dan menyebabkan debu masuk ke dalam bearing. Frekuensi pelumasan komponen bearing harus disesuaikan dengan temperatur tempat bearing berada, beban radial dan kecepatan putar bearing. Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan pada komponen bearing adalah cara pelumasan yang digunakan. Cara pelumasan dipengaruhi oleh faktor kecepatan putar bering dan temperatur di sekitar bearing . c. Jenis pelumas yang digunakan Pemakaian pelumas yang kurang tepat akan memperpendek umur pakai komponen bearing. Tipe pelumas yang digunakan dipengaruhi oleh Universitas Sumatera Utara 12 aplikasi bearing, ukuran kecepatan beban dan temperatur di sekitar bearing . d. Kesalahan pemasangan komponen pada saat melakukan replacement Kesalahan pemasangan komponen bearing dapat terjadi pada saat memasukkan bearing ke rumah bearing ataupun ke poros. Oleh sebab itu pemasangan bearing harus mengikuti sebuah prosedur yang benar.

3. Komponen Seal

Faktor-faktor yang menyebabkan komponen seal mengalami kerusakan adalah: a. Seal terkontaminasi material dari luar seperti debu, pasir kasar, lumpur dan oli. Material-material ini dapat menyebabkan seal cepat menjadi aus b. b. Seal mendapatkan panas yang berlebihan. Hal ini dikarenakan gesekan seal yang berlebihan atau beban pada bibir seal yang berlebihan.

4.6 ANALISIS ALTERNATIF KEGIATAN PERAWATAN

Dokumen yang terkait

Pengembangan Sistem Pemeliharaan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Failure And Mode Effect Analysis (FMEA) Pada Pabrik Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri

11 150 124

Perancangan Preventive Maintenance dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) dengan Mengaplikasikan Grey FMEA pada PT. Kharisma Abadi Sejati

26 189 143

Perencanaan Perawatan Mesin-Mesin Produksi Menggunakan Metode RCM (Reliability Centered Maintenance) DI PT Tjita Rimba Djaja

55 194 281

Perancangan Preventive Maintenance Berdasarkan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) pada PT. Sinar Sosro

47 151 150

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 0 20

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 0 2

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 0 4

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 1 27

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 0 3

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

0 0 4