18 Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan perubahan-
perubahan dan perbaikan- perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat diperlukan
terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak didapatkan atau diperoleh komponen yang sama dengan yang dibutuhkan Setiawan, 2016.
c. Kegiatan produksi Production
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu merawat, memperbaiki mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan
pekerjaan yang disarakan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksankan kegiatan service dan pelumasan lubrication. Kegiatan produksi ini
dimaksudkan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan Setiawan, 2016.
d. Kegiatan administrasi Clerical Work
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam
melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen spareparts yang dibutuhkan, laporan
kemajuan progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut,
komponen spareparts yag tersedia di bagian pemeliharaan Setiawan, 2016.
e. Pemeliharaan bangunan housekeeping
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya Setiawan, 2016.
2.6. RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE RCM
Reliability Centered Maintenance RCM adalah suatu proses sistematik
yang digunakan untuk menentukan kegiatan yang harus dilakukan agar fasilitas yang ada tetap beroperasi sesuai dengan fungsinya. RCM mengarahkan kepada
pembentukan program perawatan yang berfokus pada preventive maintenance untuk mode kegagalan khusus yang sering terjadi.
Universitas Sumatera Utara
19 Reliability Centered Maintenance
adalah suatu pendekatan pemeliharaan yang mengkombinasikan praktek dan strategi dari preventive maintenance pm
dan corrective maintenance cm untuk memaksimalkan umur life time dan fungsi asetsistem equipment dengan biaya minimal minimum cost. Tujuan
utama dari RCM adalah untuk mempertahankan fungsi sistem. RCM mempertahankan fungsi tersebut dengan cara mengidentifikasi mode kegagalan
failure mode dan memprioritaskan tingkat kepentingan dari mode kegagalan. Lalu selanjutnya dilakukan pemilihan tindakan perawatan pencegahan yang
efektif dan dapat diterapkan. Tujuan yang ingin dicapai dengan pendekatan RCM adalah :
1. Mengembangkan disain yang dapat membuat preventive maintenance
lebih efektif. 2.
Untuk merencanakan preventive maintenance yang dapat meningkatkan keselamatan dan keandalan pada sistem.
3. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk mengembangkan disain dari
komponen yang keandalannya masih rendah. 4.
Untuk mencapai tiga tujuan di atas dalam biaya yang minimum. Proses RCM diterapkan untuk mengetahui tugas perawatan agar
dilaksanakan dengan baik. RCM digunakan untuk menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga keandalan dan kemampu-rawatan
maintainability suatu sistem dari sejak perancangannya. RCM proses diterapkan saat desain dan tahap pengembangan dan diterapkan kembali, setepat tahap
operasional untuk melanjutkan program perawatan yang efektif berdasarkan pada pengalaman komponen tersebut
Pendekatan RCM dilakukan dengan menjawab 7 Tujuh pertanyaan dasar berikut ini :
1. Apakah fungsi dan performance yang diharapkan dari komponensistem
tersebut? 2.
Apa saja
jenis-jenis kegagalan
yang mungkin
terjadi pada
komponensistem tersebut? 3.
Hal apakah yang menyebabkan kegagalan fungsi tersebut terjadi?
Universitas Sumatera Utara
20 4.
Akibat apakah yang ditimbulkan dari kegagalan fungsi tersebut? 5.
Bagaimana spesifikasi kegagalan fungsi tersebut? 6.
Tindakan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau memprediksi kegagalan tersebut?
Proses dasar dari pendekatan RCM adalah: 1.
Mengidentifikasi komponen yang memerlukan perawatan. 2.
Mengumpulkan data yang berhubungan dengan keandalan suatu komponen atau sistem.
3. Mengembangkan data Fault Tree Analysis FTA untuk menentukan jenis
kegagalan yang akan menjadi fokus dalam pembuatan maintenance program
. 4.
Mendesain beberapa solusi alternatif yang akan dilakukan untuk mencegah kegagalan.
5. Mengklasifikasikan kebutuhan perawatan yang akan dilakukan Sari,
2012.
A. Langkah-langkah Proses RCM
1. Identifikasi equipment yang penting untuk di-maintain, biasanya
digunakan metode failure; mode; effect; critacality analysisFMECA dan fault tree analysis FTA.
2. Menentukan penyebab terjadinya kegagalan, tujuannya untuk memperoleh
probabilitas kegagalan dan menentukan komponen kritis yang rawan terhadap kegagalan. Untuk melakukan hal ini maka diperlukan data yang
histori yang lengkap. 3.
Mengembangkan kegiatan analisis FTA, seperti : menentukan prioritas equipment yang perlu di maintain.
4. Mengklasifikasikan kebutuhan tingkatan maintenance.
5. Mengimplementasikan keputusan berdasar RCM.
6. Melakukan evaluasi, ketika sebuah equipment dioperasikan maka data
secara real-life mulai direcord, tindakan dari RCM perlu direevaluasi setiap saat agar terjadi proses penyempurnaan.
Universitas Sumatera Utara
21
2.7. PRINSIP – PRINSIP RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE