104 Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
2. Hari : Selasa, 15 Maret 2016
Waktu : 10.30 – 15.00 WIB
Lokasi : Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang 3.
Hari : Kamis, 21 April 2016 Waktu : 10.00
– 15.00 WIB Lokasi : Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
Data-data primer dan sekunder seperti ukuran site, batas site, peraturan dan lain sebagainya juga dikumpulkan sebagai data yang dapat digunakan dalam proses
perancangan.
3.4 Lokasi Perancangan
Lokasi perancangan berada dekat dengan bandara Kualanamu yang merupakan bandara kedua terbesar setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Lokasi bandara ini dulunya bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kecamatan Beringin, Deli Sumatera Utara.
Pemilihan lokasi berdasarkan konsep Aerotropolis yang diangkat menjadi tema utama dalam perancangan. Aerotropolis menjadi tema utama dalam perancangan
dan pengembangan pusat-pusat pelayanan kota dititikberatkan di kawasan sekitar Bandara Kualanamu.
3.5 Rangkuman
Metode yang digunakan dalam perancangan Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia adalah Glass Box, yaitu metode yang bersifat rasional dimana setiap tahapan
maupun prosesnya direncanakan secara sistematis dan matang serta sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses perancangan arsitektur untuk mencapai tujuan
perancangan dan menghasilkan desain yang baik dan benar. Teknik pengumpulan data dimulai dari pengumpulan informasi dan
kemudian membagai informasi tersebut dalam 2 jenis, yaitu data primer dan data sekunder, yang dapat menjadi acuan awal untuk merancang seperti survey dan
beberapa literatur. Kegiatan Survey yang diseimbangi dengan pengumpulan
Universitas Sumatera Utara
105 informasi dapat membantu proses perancangan berlangsung dengan baik dan bisa
menghasilkan ide desain yang logis dan nyata. Dari hasil survey, dan pengumpulan data maka akan mendapatkan lokasi
perancangan yang cocok untuk tema, konsep dan tujuan yang diinginkan untuk merancang Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia. Sekolah penerbangan ini merupakan
salah satu wadah penyedia ahli-ahli dan tenaga kerja di bidang aviasi yang siap untuk melayani masyarakat dan mendukung konsep Aerotropolis di masa yang
akan datang.
Universitas Sumatera Utara
106
BAB IV ANALISA
4.1 Analisa Lokasi
4.1.1 Lokasi
Lokasi proyek yang dipilih sebagai lokasi Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia terletak di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera
Utara
Gambar 4.1 Lokasi Site
Sumber : Olah Data Primer
Deskripsi Lokasi
Judul Proyek : Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia
Lokasi : Jl. Lingkungan I, Kec. Batang Kuis
Luas Lahan : 3 Ha
Status Proyek : Fiktif
Universitas Sumatera Utara
107
Pemilik Proyek : Pemerintah
KDB : 70
GSB : 13 m
GSS : 4 m
Ketinggian maksimal : 11 lantai 46 m
Batas –batas lahan Utara
: Lahan Kosong Kebun jagung Timur
: Lahan Kosong Kebun jagung Selatan
: Jl. Lingkungan I Barat
: Jl. Lingkungan II
4.1.2 Analisa Kondisi Eksisting sekitar site
A. Lahan Kosong
Lahan di sebelah barat site masih merupakan lahan
kosong dipagar dan dalam keadaan tidak terawat
B. Lahan Kosong Di depan site merupakan lahan
kosong berpagar dengan dominan pohon pisang di dalamnya
Universitas Sumatera Utara
108
Gambar 4.2 Eksisting site
Sumber : Olah Data Primer F. Jalan Lingkungan II
Akses dari jalan utama menuju site dengan kondisi yang masih berupa
tanah dan tidak memiliki jalur pedestrian.
E. Jalan Raya Bandara Jalan utama menuju bandara, Site
dapat diakses dari jalan utama dengan jarak +- 100 m
D. Lahan Kosong Lahan Kosong tidak berpagar
dengan tumbuhan
menjalar di
berbagai area C. Lahan Kosong
Tepat di depan site terdapat lahan kosong berpagar kawat yang
tidak terurus
Universitas Sumatera Utara
109
4.1.3 Analisa Tata Guna Lahan dan Intensitas Bangunan
Tata Guna Lahan
Gambar 4. 3
Tata Guna Lahan Sumber : Olah Data Primer
Kondisi : Site berada pada wilayah pengembangan kawasan aerotropolis Kualanamu
Bangunan di sekitar site adalah bangunan dengan kategori fungsi hunian
menengah ke bawah Potensi :
Adanya proyek Sekolah Tinggi Aviasi di kawasan Bandara Kualanamu, mampu meningkatkan SDM untuk kebutuhan bandara baik Bandara Kualanamu
maupun bandara di Indonesia.
Intensitas bangunan
Gambar 4.4 Figure Ground kawasan
Sumber : Olah Data Primer
Universitas Sumatera Utara
110
Gambar 4.5 Potongan Site
Sumber : Olah Data Primer
Intensitas bangunan didominasi oleh hunian berupa rumah penduduk 1 lantai dan komersial. Letak hunian dan komersial juga masih berada di sepanjang
Jalan arteri Bandara Kualanamu , Jl. Batangkuis dan Jalan kolektor Bandara. Kondisi :
- Kawasan lokasi site memiliki garis skyline yang datar
- Bangunan sekitar merupakan hunian dan komersial golongan menengah ke bawah
Solusi : Pembangunan Sekolah tidak melebihi ketinggian 8 lantai agar tidak merusak garis skyline sekitar
Proyeksi 2025: -
Pengembangan Airport city di dalam pagar Bandara -
Pembangunan Aerotropolis di sekitar kawasan bandara Kualanamu dengan radius yang ditetapkan
- Dibangunnya perumahan dan permukiman di sekitar lokasi site
- Perencanaan Hutan Kota di sekitar lokasi site
Dengan adanya proyeksi 2025, skyline bangunan akan berubah tetapi akan tetap berada di dalam aturan tata guna lahan yang sudah direncanakan.
Universitas Sumatera Utara
111
4.1.4 Analisa Matahari
Gambar 4.6 Pergerakan matahari
Sumber : Olah Data Primer
Kondisi : -
Site memanjang menghadap arah Utara Selatan -
Untuk fungsi bangunan sekolah, massa bangunan dgn permukaan yang lebih luas disarankan untuk menghadap ke arah utara selatan untuk memasukkan angin
dan mengurangi paparan sinar matahari masuk ke dalam bangunan
Gambar 4.7 Pengaruh matahari terhadap massa bangunan
Sumber : Olah Data Primer
Universitas Sumatera Utara
112
Gambar 4.8 Analisa Matahari
Sumber : Olah Data Primer
Pendekatan desain bangunan dilakukan dengan melakukan simulasi titik-tik puncak yaitu Januari dan Juni dengan jam efektif sekolah 08.00
s.d 17.00
Universitas Sumatera Utara
113 1 Januari 08.00
1 Juni 08.00
1 Januari 12.00 1 Juni 12.00
1 Januari 17.00 1 Juni 17.00
Gambar 4.9 Pendekatan arah matahari terhadap bangunan
Sumber : Ecotect
Universitas Sumatera Utara
114 Dengan adanya simulasi bulan, tanggal dan jam tertentu akan
mempengaruhi orientasi, gubahan massa, pemakaian material pada fasad, bentukan jendela dan bentukan atap.
Gambar 4.10
Jenis jendela Sumber : Internet
Alternatif Solusi :
Gambar 4.11 Bentukan massa dan atap
Sumber : Internet
Universitas Sumatera Utara
115
4.1.5Analisa Sirkulasi 4.1.5.1 Deskripsi jalan sekitar site
Gambar 4.12 Deskripsi Jalan
Sumber : Olah Data Primer
Di sebelah kiri dan depan site merupakan jalan lingkungan dengan lebar 6m dan 8 m. Jalan ini dapat dicapai dari Jl. Raya Bandara yang merupakan akses
untuk ke bandara Kualanamu dan Jl. Batangkuis yang menghubungkan Tanjung Morawa
– Medan- dan Pantai Labu.
4.1.5.2 Pencapaian
Universitas Sumatera Utara
116
Gambar 4. 13
Peta Pencapaian Sumber : Google Map
4.1.5.3 Kondisi jalan sekitar
Gambar 4.14 Kondisi jalan sekitar
Sumber : Survei Lapangan
Universitas Sumatera Utara
117
Gambar 4.15 Usulan pelebaran jalan eksisting
Sumber : Pribadi
Pada eksisting, jalan lingkungan hanya bisa dilalui oleh motor dan becak, dikarenakan jalan yang masih berbatuan dan kecil. Sedangkan Jalan dari
raya bandara menuju site bisa dilalui oleh 2 motor tetapi dengan kondisi jalan yang sama. Dengan usulan pelebaran jalan, akses menuju sekolah akan lebih mudah dan
nyaman.
Gambar 4.16 Potensi Entrance
Universitas Sumatera Utara
118
4.1.5.4 Kondisi Jalur Pedestrian
Gambar 4.17 Jalur Pedestrian
Gambar 4.18 Usulan Jalur Pedestrian
Universitas Sumatera Utara
119
4.1.6 Analisa Kebisingan
Site berada di Jl. Lingkungan dengan tingkat kebisingan yang rendah. Hal ini dikarenakan pada eksisting masih merupakan kebun jagung dan lahan kosong yang
luas.
Gambar 4.19 Kebisingan pada site
Sumber : Olah Data Primer
Pengaruh kebisingan terbagi atas 2, yaitu : -
Kebisingan dari dalam site Kebisingan dari dalam site bisa berupa kendaraan,kegiatan apel, bengkel
kerja, maupun kegiatan jungle track -
Kebisingan dari luar site Kebisingan bisa berupa kendaraan pada persimpangan empat, ataupun
kegiatan di dekitar site.
Meskipun pada rencana tata guna lahan yang disusun oleh Pemerintah , dimana kawasan sekitar site akan menjadi kawasan pendidikan dan perumahan.
Universitas Sumatera Utara
120 Kebisingan yang ditimbulkan masih berada dalam batas normal untuk fungsi
sekolah.
Gambar 4.20 Level kebisingan
Gambar 4.21 Solusi Umum untuk Kebisingan
Solusi : - Ruang Terbuka Hijau didesain di depan bangunan untuk meredam
kebisingan - Penempatan Massa untuk kegiatan utama di tengah lahan atau di belakang
-Peletakkan bengkel kerja di bagian dalam site -Menurunkan leveling workshop untuk meredam kebisingan
-Meletakkan kegiatan penunjang di area yang berdekatan dengan jalan
Universitas Sumatera Utara
121
4.1.7 Analisa Prasarana
Gambar 4.22 Tiang Listrik Kayu
Gambar 4.22 Kondisi eksisting
Sumber: Survey
- Eksisting Tiang listrik berada di depan jalan Raya bandara, tetapi di sekitar site belum ada
tiang listrik , dan eksisting tinag listrik yang tersedia masih bermaterial kayu seadanya.
- Usulan Pembangunan prasarana infrastruktur seperti tiang listrik, tiang telepon, lampu jalan
dan pipa PDAM pada sekitar site untuk memudahkan penyambungan arus ke dalam
Universitas Sumatera Utara
122 site.Pembuatan prasarana bawah tanah untuk menekan resiko kecelakaan karena
merupakan kawasan bandara dan tidak menghalang pemandangan kota
Gambar 4.23
Instalasi listrik bawah tanah Sumber : Internet
Gambar 4.24 Kondisi usulan
Sarana utilitas berupa air, tiang listrik, lampu jalan dan gas merupakan bagian penting dari bangunan. Oleh karena itu, dibutuhkan jaringan utilitas yang
memadai dan tertata untuk mendukung utilitas dalam bangunan.
Universitas Sumatera Utara
123
4.1.8 Analisa Vegetasi
Gambar 4.25 Vegetasi Eksisting
Sumber : Survey Eksisting
- Vegetasi pada sekitar kawasan didominasi oleh semak belukar dan pohon yang tumbuh liar. Kecuali pohon di samping kiri site yang telah ditanami dengan rapi.
Usulan - Vegetasi bisa ditanam dengan tujuan untuk mengarahkan sirkulasi ataupun untuk
menyaring kebisingan pada jalan. Beberapa dari pohon eksisting dapat dipertahankan untuk kebutuhan desain bangunan
Universitas Sumatera Utara
124
4.1.9 Analisa View 4.1.9.1 View Ke Dalam
View yang paling cocok dan bisa dinikmati adalah dari persimpangan 4 jalan dengan pemandangan perspektif sekolah.
Gambar 4.26 View ke Dalam Site
Sumber : Pribadi
4.1.9.2 View ke luar
Eksisting Site berada di sudut jalan dengan persimpangan 4 menuju jalan bandara. Dengan
posisi di hoek, view keluar site bisa dimaksimalkan di area sepanjang jalan.
Universitas Sumatera Utara
125
Gambar 4. 27 View ke Dalam Site
Sumber : Pribadi
4.2 Analisa Fungsi
4.2.1 Analisa Kapasitas Sekolah
Tabel 4. 1 Perhitungan Keseimbangan Persediaan dan Kebutuhan SDM
Universitas Sumatera Utara
126 Sumber : Peraturan Dirjen Perhubungan Udara 2015
Tabel perumusan di atas mengacu pada wilayah kerja 10 Kantor Otoritas Bandara udara. Dalam hal ini bukan berarti untuk memenuhi kebutuhan Inspektur
Navigasi Penerbangan pada Kantor Otoritas Bandar Udara tetapi untuk pemenuhan kebutuhan seluruh Indonesia.
Dari table diatas, SDM perhubungan udara dibagi 2, yaitu SDM yang bekerja di bandara Teknik Penerbangan, Keselamatan Penerbangan, dan
Manajemen Penerbangan dan SDM yang bekerja dengan maskapai Pilot Penerbang. Oleh karena itu, perhitungan kapasitas taruna per jurusan yang dapat
ditampung oleh Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia dilakukan dengan 2 perhitungan, meliputi:
A. SDM yang bekerja di bandara
No Bidang
Sekarang Kebutuhan
Kekurangan 1
Inspektur Kelaiakan
Udara Teknik
148 418
270
2 Inspektur
Navigasi Penerbanga
n 147
219 72
Universitas Sumatera Utara
127 Keselamata
n
3 Inspektur
Bandar Udara
Keselamata n
115 320
205
4 Inspektur
Angkutan Udara
Manajemen 27
65 38
5 Inspektur
Keamanan Penerbanga
n Manajemen
151 784
633
Persentase dari kebutuhan SDM per jurusan dapat dihitung dari: Sekarang 2015
Teknik : 148 orang = 148588 x 100 = 25 Keselamatan : 262 orang = 262588 x 100 = 45
Manajemen : 178 orang , = 178588 x 100 = 30 Total : 588 orang
Pembulatan persentase per bidang : J. Teknik
25 J. Keselamatan
45 J. Manajemen
30
5 tahun kedepan Teknik : 270 orang = 270 1218 x 100 = 20
Keselamatan : 277 orang = 277 1218 x 100 = 25 Manajemen : 671 orang = 671 1218 x 100 = 55
Total : 1218 orang Pembulatan persentase per bidang :
Universitas Sumatera Utara
128 J. Teknik
20 J. Keselamatan
25 J. Manajemen
55
Jadi, dalam satu sekolah tinggi penerbangan seharusnya memiliki kapasitas per bidang berdasarkan persentase di atas, sehingga kebutuhan tenaga
kerja lapangan terpenuhi secara seimbang.
Dengan perbandingan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia – Curug
yang memiliki 800 tarunai dan memiliki 4 jurusan, dan sekolah swasta seperti BIFA Bali International Flight Academy yang hanya menerima 2 siswa per
angkatan atau dengan total taruna hanya sebanyak 350 tarunaI. Indonesia sangat membutuhkan sekolah negri untuk menampung generasi muda yang berbakat dan
memiliki potensi. Selain itu, mengingat sekolah penerbangan merrupakan sekolah yang sangat mahal dan kondisi mayoritas penduduk Indonesia yang secara global
tidak mampu bersekolah penerbangan, maka dibutuhkan sekolah negri penerbangan yang disubsidi oleh pemerintah.
Dengan asumsi 500 orang di dalam Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia , maka didapatlah persentase per bidang sebanyak:
Jurusan Persentase
Jumlah Teknik
20 100
orang Keselamatan
25 125
orang Manajemen
55 275
orang
Universitas Sumatera Utara
129
4.2.2 Analisa Kegiatan
4.2.2.1 Alur Kegiatan Pengguna
Mahasiswa Tarunai
Gambar 4.28 Alur Kegiatan Mahasiswa
Sumber : Pribadi Pengajar
Gambar 4.29 Alur Kegiatan Pengajar Dosen
Sumber : Pribadi Pengelola Administrasi
Gambar 4.30 Alur Kegiatan Pengelola Administrasi
Universitas Sumatera Utara
130 Pengelola Asrama
Gambar 4.31 Alur Kegiatan Pengelola Asrama
Sumber : Pribadi
Kepala Sekolah
Gambar 4.32 Alur Kegiatan Kepala Sekolah
Sumber : Pribadi
4.2.2.2 Analisa Kegiatan
Universitas Sumatera Utara
131
Tabel 4. 2
Analisa Kegiatan
Universitas Sumatera Utara
132
Universitas Sumatera Utara
133 Sumber : Pribadi
Universitas Sumatera Utara
134
4.2.3 Diagram Hubngan
Matrik Hubungan Ruang secara Umum
Gambar 4.33 Matrik Ruang secara Umum
Sumber : Pribadi Matrik Hubungan Ruang Kelompok Fungsi Utama
Gambar 4.34
Matrik Ruang Fungsi Utama Sumber : Pribadi
Universitas Sumatera Utara
135 Matrik Hubungan Ruang Kelompok Fungsi Penunjang
Gambar 4.35 Matrik Ruang Fasilitas Penunjang
Sumber : Pribadi
Universitas Sumatera Utara
136
4.2.4 Program Ruang
Tabel 4.3 Program Ruang
Universitas Sumatera Utara
137 No
. PELAKU
KEGIATAN KEBUTUHAN
RUANGAN STANDAR
SUMB ER
KAPASITAS LUAS
JUMLAH RUANG
TOTAL PENGELOLA
1 KETUA
SEKOLAH Ruang kerja
12 - 15 m² org BSNP
1 org 15 m²
1
3800 m² Ruang tamu
4 m² unit BSNP
2 org 4 m²
1 Ruang Rapat 1
2 m² org BSNP
10 org 20 m²
1 2
SEKRETARIS Ruang kerja
12 - 15 m² org BSNP
1 org 15 m²
1 Ruang Arsip
1,4 m² org BSNP
3 org 5,4 m²
2 3
PEMBANTU KETUA 1
Ruang kerja 12 - 15 m² org
BSNP 1 org
15 m² 1
Ruang Rapat 2 2 m² org
BSNP 8 org
16 m² 1
4 PEMBANTU
KETUA 2 Ruang kerja
12 - 15 m² org BSNP
1 org 15 m²
1 Ruang Rapat 3
2 m² org BSNP
8 org 16 m²
1 5
PEMBANTU KETUA 3
Ruang kerja 12 - 15 m² org
BSNP 1 org
15 m² 1
6 ADM.
AKADEMIK TARUNA
Ruang Administrasi Subbag Pendidikan
4 m² org NA
3 org 48 m²
4 Ruang Administrasi
Subbag Tenaga Pen didikan
4 m² org NA
3 org 48 m²
4
Ruang Administrasi 4 m² org
NA 3 org
48 m² 4
Universitas Sumatera Utara
138 Subbag Kerjasama
dan Praktek Kerja N yata
Ruang Administrasi Subbag Ketarunaan
dan Alumni 4 m² org
NA 3 org
48 m² 4
7 ADM. UMUM
Ruang Administrasi Subbag Progra
m dan Pelaporan 4 m² org
NA 3 org
48 m² 4
Ruang Administrasi Tata Usaha da
n Kepegawaian 4 m² org
NA 3 org
48 m² 4
Ruang Administrasi Keuangan
4 m² org NA
3 org 48 m²
4 Ruang Administrasi
Rumah tangga dan hub masyarakat
4 m² org NA
3 org 48 m²
4
8 DOSEN
Ruang Dosen 4 m² org
NA 34 org
3264 m² 24
Ketua Jurusan Ruang kerja
12 - 15 m² org BSNP
4 org 16 m²
4 JURUSAN
9 JURUSAN PEN
ERBANG Ruang kelas
1,5 m² mhsw BSNP
40 orang an gkatantahun;
3 angkatan =12 256 m²
4 5238 m²
Ruang Briefing 1,9 m² mhsw
BSNP 228 m²
1
Universitas Sumatera Utara
139 0 orang, 4 kel
as Radiotelephony
6,4 m² ruang RTA
20 orang 128 m²
1 Aircraft Link Simula
tor 42 m² alat
RTA 6 alat
252 m² 1
10 JURUSAN TEK
NIK PENERBA NGAN
Ruang Kelas 1,5 m² mhsw
BSNP 48 orang an
gkatantahun; 3 angkatan = 1
44 orang , 5 ke las
216 m² 4
Ruang Briefing 1,9 m² mhsw
BSNP 273 m²
1 Gas tubine shop
162 m² RTA
162 m² 1
Workshop Hangar 1000 m²
RTA 1000 m²
1 Hidaulik Lab
162 m² RTA
162 m² 1
Instrument Lab 162 m²
RTA 162 m²
1 Sheet Metal Shop
189 m² RTA
189 m² 1
Engine Shop 162 m²
RTA 162 m²
1 Ruang Gambar
162 m² RTA
162 m² 2
Lab Fisika 162 m²
RTA 162 m²
1 Elektrikal Lab
162 m² RTA
162 m² 1
11 JURUSAN
KESELAMATA N
PENERBANGA N
Ruang kelas 1,5 m² mhsw
BSNP 50 orang a
ngkatantahun; 3 angkatan = 1
50 orang, 6 kel as
225 m² 4
Ruang Briefing 1,9 m² mhsw
BSNP 285 m²
1 Junior ATC Radar L
ab 162 m²
RTA 162 m²
1 Senior ATC Radar L
ab 144 m²
RTA 144 m²
1 Teleprint Lab
126 m² RTA
126 m² 1
Radar Lab 162 m²
RTA 162 m²
1
Universitas Sumatera Utara
140 12
JURUSAN MANAJEMEN
PENERBANGA N
Ruang Kelas 1,5 m² mhsw
BSNP 30 orang an
gkatantahun; 3 angkatan = 9
0 orang, 3 kela s
135 m² 4
Ruang Briefing 1,9 m² mhsw
BSNP 171 m²
1 Lab. Bahasa
144 m² RTA
144 m² 2
Lab. Komputer 144 m²
RTA 144 m²
2 Toilet pria dan wanit
a 2 m² WC
1,3 m² Uri noir 1,6 m² W
astafel NA
6 WC , 4 urinoir , 4
wastafel 26,7 m²
2
PENUNJANG 13
UNIT PERPUSTAKA
AN Ruang Baca
1,6 m² org BSNP
150 orang 240 m²
1
6268 m² Ruang Staff
4 m² org NA
2 orang 8 m²
1 Ruang TI
1,2 m² org NA
50 orang 75 m²
1 14
UNIT LABORATORI
UM Ruang Staff 3 Jurus
an 4 m² org
NA 3 orang
12 m² 4
Toilet pria wanita 2 m² WC
1,3 m² Uri noir 1,6 m² W
astafel NA
6 WC , 4 urinoir , 4
wastafel 26,7 m²
2
Universitas Sumatera Utara
141 15
UNIT WORKSHOP
Ruang Staff 3 Jurus an
4 m² org NA
3 orang 12 m²
1 Toilet pria wanita
2 m² WC 1,3 m² Uri
noir 1,6 m² W astafel
NA 6 WC , 4
urinoir , 4 wastafel
26,7 m² 1
16 UNIT
KESEHATAN Klinik
4 m² unit BSNP
3 orang + 1 dokter ,1
perawat 7 m²
1
Toilet Klinik 2 m² WC
1,3 m² Uri noir 1,6 m² W
astafel NA
3 WC, 2 urinoir, 3
wastafel 15 m²
1
17 UNIT
ASRAMA Kamar tidur
18 m²kamar NA
1 unit = 4 org 2304 m²
128
Kamar mandi 32 m²
NA 1 orang
512 m² 16
Lobby 1 m² org
RTA 20 org
20 m² 1
R. Staff 4 m² org
NA 3 - 5 org
12 m² 1
Gudang 24 m² 2 lnti
BSNP 48 m²
2 R. Laundry
20 m² unit NA
6 -8 orang 20 m²
2
Universitas Sumatera Utara
142 R. berkumpul
2 m² org NA
500 orang 400 m²
16
Toilet 2 m² WC
1,3 m² Uri noir 1,6 m² W
astafel NA
6 WC , 4 urinoir , 4
wastafel 26,7 m²
2
18 UNIT
FASILITAS UMUM
Kantin 1,6 m² org
NA 500 orang
800 m² 1
Auditorium 1,5 m² org
NABS NP
600 orang 900 m²
1 Toilet Umum
2 m² WC 1,3 m² Uri
noir 1,6 m² W astafel
NA 3 WC, 2
urinoir, 3 wastafel
15 m² 2
Lobby 1 m² org
NA 50 orang
50 m² 1
19 UNIT
OLAHARAGA Lapangan Basket
26 m² x 14 m² NA
10 orang 464 m²
1 Lapangan Voli
18 m² x 9 m² NA
12 orang 162 m²
2 Gymnasium
100 m² unit NABS
NP 20 orang
100 m² 1
R. Staff 4 m² org
NA 3 orang
12 m² 1
Universitas Sumatera Utara
143 20
SECURITY Ruang Security
1,4 m² org BSNP
2 orang 2,7 m²
1
591.7 m² Ruang CCTV
1,6 m²org RTA
3 orang 12 m²
1 21
CLEANING SE RVIS
Ruang Peralatan 25 m² unit
NA -
100 m² 1
Tempat Tinggal 9 m² unit
NA 10 orang
45 m² 1
22 UNIT SERVIC
E Ruang Staff
4 m² org NA
3 orang 12 m²
1 Ruang Utilitas
420 m² NA
- 420 m²
1 PARKIR
23 Dosen dan karya
wan Ruang Parkir
2 m² NABS
NP 130 SRP
260 m² -
2210 m² 15 m²
NABS NP
130 SRP 1950 m²
-
LUAS TOTAL m²
PENGELOLA 3800
JURUSAN 5238
PENUNJANG 6268
SERVIS 591.7
PARKIR 2210
JUMLAH 18107.7
Sirkulasi 15 2716.1
dibulatkan 20824 m²
RTA = Redraw TA NA = Neufert
BSNP = Badan Standar Nasional Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
144
4.3 Analisa Teknologi Bangunan 4.3.1 Analisa Sistem Struktur dan Konstruksi
Dasar pertimbangan : - Secara umum memenuhi persyaratan dasar struktural.
- Bentuk bangunan mampu mendukung ekspresi bentuk yang diinginkan. - Karakter dan fungsi bangunan mampu mendukung ekspresi bangunan yang ingin
ditampilkan sesuai dengan karakter dan fungsi bangunan sebagai bangunan pelayanan rohani.
- Disesuaikan dengan kondisi lingkungan : tahan terhadap pengaruh fisik - Memperhatikan suasana alami dengan menyesuaikan pada penggunaan bahan-
bahan struktur dan bentuk arsitektur yang khas di lingkungan sekitarnya. - Struktur konstruksi tanggap terhadap kondisi kontur sehingga memberikan
keamanan, kenyamanan, minim terhadap pencemaran, dsb.
4.3.1.1 Struktur Pondasi
Factor yang menentukan pemakaian pondasi : - Daya dukung terhadap bangunan berlantai banyak
- Kondisi geologis yaitu daya dukung tanah terhadap bangunan serta kondisi hidrologis dimana ketinggian airnya sesuai dan mendukung
- Cukup kaku menhadapi gaya lateral - Lebih mudah dan cepat cara pengerjaannya
Alternatif pondasi yang digunakan adalah : - Pondasi foot plate :untuk menjamin keseimbangan dan efisiensi umumnya
berbentuk telapak bujur sangkar, tetapi apabila ruangnya terbatas dapat juga berbentuk empat persegi panjang.
Universitas Sumatera Utara
145
Gambar 4.36 Pondasi Tiang Pancang
Sumber : Internet
- Pondasi Bore Pile : memiliki bentuk seperti tabung yang terdiri dari campuran beton bertulang dengan dimensi diameter tertentu yang dipasang didalam tanah
dengan menggunakan metode pengeboran terkini sampai panjang kedalaman dengan tingkat kekerasan daya dukung tanah yang diperlukan untuk suatu
konstruksi bangunan.
Gambar 4.37 Pondasi Bore Pile
Sumber : Internet
4.3.1.2 Struktur Dinding dan lantai
Elemen dinding yang dipilih adalah struktur rangka dengan rigid frame pada titik-titik kolom, sedangkan untuk system lantai yang digunakan adalah system
lantai berusuk dua arah dan balok induk-balok anak
Universitas Sumatera Utara
146 Metode struktur plat lantai yang dipakai merupakan metode bondek
floordeck dimana tulangan bawah dihilangkan dan fungsinya diganti oleh plat bondek. Digunakan bila diinginkan pelaksanaan dalam waktu yang lebih
cepat. Struktur lantai menjadi ringan karena betonnya menjadi lebih tipis. Ada dua jenis baja yang digunakan; sheet steel dan cellular steel.
Gambar 4.38 Floor Deck
Sumber : Internet
4.3.1.3 Struktur Atap
Struktur atap terdiri dari struktur rangka dan bidang. Pada bangunan sekolah direncanakan menggunakan struktur rangka dengan alasan fleksibilitas dan
kemudahan pembuatan. Hal yang harus dipertimbangkan dalam penentuan rangka atap yaitu:
- Kesesuaian dengan iklim - Kesesuaian dengan bentuk karakter bangunan
- Ketahanan terhadap cuaca Penutup Atap
Ada beberapa jenis material atap yang saat ini banyak digunakan, yaitu sebagai berikut.
1. Atap Genteng Beton
Universitas Sumatera Utara
147
Gambar 4.39
Atap Genteng Beton Sumber : Internet
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tanahtradisional, hanya saja bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar. Bagian luarnya
diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan lapisan kedap air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan lama, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan
bertahan antara 30 hingga 40 tahun. Atap Dak Beton Roof Garden
Gambar 4.40 Roof Garden
Sumber : Internet
Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Penerapannya biasanya pada rumah-rumah modern minimalis dan
kontemporer. Karena konstruksinya kuat, atap ini dapat digunakan sebagai tempat beraktivitas, misalnya untuk menjemur pakaian dan bercocok tanam
Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan pada bagian cor-nya dan pada saat memasang lapisan
waterproof pada bagian atasnya.
Universitas Sumatera Utara
148 Kuda - kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya :
a. Bentang 3-4 Meter
Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang.
Gambar 4.41 Kuda-Kuda Bentang 3-4 Meter
b. Bentang 4-8 Mater
Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.
Gambar 4.42 Kuda-Kuda Bentang 4-8 Meter
c. Bentang 9-16 Meter
Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja double angle.
Gambar 4.43 Kuda-Kuda Bentang 9-16 Meter
d. Bentang 20 Meter
Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja double angle dan Kuda- kuda atap sebagai loteng, Bahan dari kayu
Universitas Sumatera Utara
149
Gambar 4.44 Kuda-Kuda Bentang 20 Meter
e. Kuda-Kuda Baja Profil Siku
Gambar 4. 45 Kuda-Kuda Baja Profil Siku
f. Kuda-Kuda Gabel Profil WF
Gambar 4. 46 Kuda-Kuda Gabel Profil WF
Universitas Sumatera Utara
150
Sistem Rangka Ruang
1. Pengertian : yaitu sistem struktur rangka batang yang tersusun secara tiga dimensional ruang.
2. Fungsional : hampir sama dengan rangka bidang, umumnya digunakan pada struktur atap bentang panjang sport hall, exhibition hall, stadion, dll.
3. Estetika : dapat menghasilkan bentuk-bentuk yang lebih kompleks dan atraktif. 4. Konstruksional :
Stabilitas : lebih stabil dibandingkan rangka bidang.
Kekuatan : kuat menopang beban yang besar karena beban didistribusikan secara merata.
Ketahanan goncangan : tahan terhadap gaya yang sejajar struktur dan tahan terhadap tekuk lateral gaya tegak lurus terhadap struktur.
Kemudahan pembuatan : pembuatannya cukup rumit.
Waktu pelaksanaan : cukup panjang lama.
Komponen utama : batang member dan sambungan joint.
Bahan material : struktur ini menggunakan material baja.
Bentuk dasar : struktur ini memiliki bentuk dasar piramid tetrahedron, limas segitiga.
Model tipe : square on square no offset, cubic prisms, two member lengths, trigonal prisms, octahedron and tetrahedron, one member lengths.
4.3.2 Analisa Sistem Utilitas Bangunan
Pada pembuatan dan pemasangan sistem utilitas bangunan distandarkan dengan kriteria standar bangunan pada umumnya dengan pertimbangan sebagai
berikut: - Mampu memenuhi kebutuhan akan penunjang sebuah bangunan
- Efisien dalam jangka panjang - Hemat biaya dan memenuhi standart yang ada
- Berkesinambungan dengan sistem lain
Universitas Sumatera Utara
151
4.3.2.1 Jaringan Air Bersih
Jaringan Air bersih dibedakan menjadi 2 yaitu: - PAM
- Air Hujan Skema air sebagai berikut :
Gambar 4.47 Skema Air bersih
Sumber : Internet
4.3.2.2 Jaringan Air Kotor
Pembuangan air kotor, meliputi: - Air kotor dari dapur
- Air kotor dari lavatory - Faeces dari KMWC
- Air Hujan Air Hujan dan air kotor dari KM, cucian akan dialirkan ke riol kota melalui talang.
Sedangkan air kotor dari WC akan dialirkan ke septick Tank dan masuk ke sumur resapan, lalu nantinya dialirkan ke riol kota
Sistem pembuangannya adalah sebagai berikut: - Air kotor dari dapur akan diproses dalam water treathment, setelah dinyatakan
netral lalu dialirkan ke riol kota - Air dari lavatoryu dan air hujan akan ditampung dalam bak penampungan lalu
dialirkan ke riol kota
Universitas Sumatera Utara
152
4.3.2.3 Jaringan Listrik
Jaringan listrik adalah suatu sistem penyediaan tenaga listrik dan pengaturan distribusinya untuk melayani seluruh kebutuhan tenaga listrik bagi keperluan
penerangan buatan, servis, dan operasional suatu bangunan. Sumber utama energi listrik dari PLN dan generator set genset apabila aliran listrik dari PLN terjadi
gangguan. Panel-panel kontrol listrik diletakkan pada kontrol ruang panel yang akan mengkoordinasi distribusi listrik pada tiap unit bangunan
Gambar 4.48 Skema Listrik
Sumber : Internet
4.3.2.4 Sistem Pengamanan dan Bahaya Kebakaran
Dasar pertimbangan : a. Kesesuaian dengan fungsi bangunan sebagai fasilitas pelayanan pedidikan
b. Tata massa bangunan pada tapak c. Tinggi bangunan pada fasilitas pendidikan ini termasuk kategori low rise building
Fasilitas pendidikan ini direncanakan merupakan bangunan bermassa banyak dengan ketinggian maksimal 28 m sehingga jika ada salah satu bangunan yang
terbakar, maka isolasi terhadap bangunan lain cukup mudah dilakukan -Fire Alaram
-Sprinkler Gas -Sprinkler Air
-Fire Extinguiser -Outdoor Hydrant
-Tangga Darurat dan Jalan Keluar
Universitas Sumatera Utara
153
4.3.2.5 Sistem Pembuangan Sampah
Limbah padat yang dihasilkan dari aktifitas yang diwadahi dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu limbah non-organik dan limbah organik.
-Penanganan terhadap sampah dilakukan dengan: -Penempatan kotak sampah
-Penempatan lokasi penampunga sampahsementara pada area sebagai tempat pengumpulan sampah sementara sebelum diangkutke pembuangan sampah kota
-Pemisahan antara sampahorganik dan non-organik
4.3.2.6 Sistem pengkondisian Udara
Pengkondisian alami Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam bangunan dngan cara aliran
silang Cross Ventilation. Pengudaraan alami dapat dipakai untuk ruang utilitas serta ruang-ruang lain yang memungkinkan mendapatkan pencahayaan alami.
Pengudaraan Buatan Difungsikan untuk ruang-ruang tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil
dan faktor keyamanan. Untuk memenuhi kebutuhan penghawaan buatan digunakan beberapa alternative system diantaranya:
- System VRF Variable Refrigerant flow: digunakan pada ruang administrasi , ruang lab dan ruang serbaguna
Gambar 4.49 Skema AC
Sumber : Internet
Universitas Sumatera Utara
154 - System exhaust fan : digunakan pada toilet dapur dan kantin
- System blower : digunakan pada ruang mechanical dan ruang genset.
4.4 Analisa Penerapan Tema
Penerapan Tema Arsitektur Hijau berpedoman pada 6 aspek dari Green Building Council Indonesia, yaitu :
· Tepat Guna Lahan Approtiate Site Development ASD · Efisiensi dan Konservasi Energi Energy Efficiency Conservation EEC
· Konservasi Air Water Conservation WAC · Sumber dan Siklus Material Material Resource and Cycle MRC
· Kualitas Udara Kenyamanan Ruang Indoor Air Health and Comfort IHC ·Manajemen Lingkungan Bangunan Building and Environment Management
BEM Aspek di atas menjadi dasar untuk membangun Sekolah Tinggi Aviasi
Indonesia menjadi salah satu Green Building di Indonesia dengan beberapa penerapan, yaitu :
1. Memilih lokasi site yang memiliki perencanaan pengembangan sarana dan
prasarana serta aksesibilitas komunitas di sekitarnya 2.
Penggunaan skylight untuk mengurangi pemakaian energi listrik di pagi dan siang hari pada area koridor
3. Ventilasi silang pada ruang kelas untuk meminimalisasi pemakaian
pendingin ruangan 4.
Shading Reflektor pada area administrasi untuk mengurangi panas matahari dan memasukkan cahaya matahari pantulan
5. Pembuatan void pada bangunan untuk mengalirkan udara panas
6. Penyaringan air hujan dan air kotor untuk dipakai kembali untuk beberapa
kebutuhan seperti : menyiram tanaman , air cucian dan lain lain 7.
Menggunakan material local dan material yang ramah lingkungan seperti baja ringan, bata , aluminium, dan lain sebagainya
Universitas Sumatera Utara
155 8.
Penggunaan sistem BAS Building Automation System untuk mengontrol dan meminimalisir penggunaan energy berlebih pada bangunan
Universitas Sumatera Utara
156
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar Penerapan Tema pada Bangunan