Tinjauan Umum Industri Penerbangan Indonesia Sejarah Berkembangnya Sekolah Penerbangan di Indonesia

11  Institut Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi danatau kesenian sejenis. Institut terdiri atas enam program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program S1 danatau Program Diploma dan mewakili tiga kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi danatau kesenian yang berbeda dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S2, dan Program S3.  Universitas Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi danatau kesenian tertentu. Universitas terdiri atas sepuluh program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program S1 danatau Program Diploma dan mewakili tiga kelompok bidang ilmu pengetahuan alam dan dua kelompok bidang ilmu pengetahuan sosial atau lebih dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S2 dan Program S3.

2.2.2 Tinjauan Umum Industri Penerbangan Indonesia

Sejak tahun 2000 hingga sekarang perkembangan industri penerbangan di Indonesia meningkat pesat setelah terjadi relaksasi izin mendirikan perusahaan angkutan udara. Pada tahun 2011 perkembangan industri transportasi udara semakin pesat yang didukung oleh banyak tersedianya pesawat udara di tanah air, hal ini terjadi karena: a. Adanya peristiwa WTC 11 September 2001 yang mengakibatkan banyak pesawat udara yang tidak dioperasikan oleh perusahaan Amerika dan Eropa, sehingga disewakan dengan harga murah b. Banyak industri di Eropa Timur terutama negara-negara di daerah Balkan yang ingin survive sehingga mencari market ke Asia dengan penawaran yang lebih kompetitif. c. Krisis ekonomi global yang mendorong pasar menjadi lebih kompetitif, dan industri berlomba-lomba untuk menjadi lebih efisien Universitas Sumatera Utara 12 d. Masa transisi dalam perubahan teknologi Mudahnya mendapatkan berbagai armada pesawat udara dengan harga yang murah tersebut juga telah membawa dampak positif bagi perkembangan industri penerbangan Indonesia yang diikuti dengan perkembangan perusahaan penerbangan yang cukup pesat. Disisi lain, pesatnya pertumbuhan Industri Angkutan Udara juga tidak lepas dari peran Pemerintah dalam menciptakan suasana yang kondusif dengan mengadakan kebebasan aturan di bidang angkutan udara yang turut memberikan kontribusi dengan memicu pertumbuhan perusahaan penerbangan nasional. Namun peningkatan jumlah penerbangan dan pesawat terbang yang beroperasi di Indonesia, tidak diikuti dengan peningkatan infrastruktur yang memadai seperti peningkatan jumlah lembaga pendidikan penerbangan dan teknisi yang memadai, yang berakibat terjadinya kekurangan sumber daya manusia SDM untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2.2.3 Sejarah Berkembangnya Sekolah Penerbangan di Indonesia

Sejarah Teknik Penerbangan tidak dapat dilepaskan dari agenda perkembangan dirgantara nasional. Pada awal tahun 1960-an, Presiden Sukarno menyampaikan visinya, bahwa Teknologi Dirgantara dan Kelautan harus dikembangkan di Indonesia sebagai bagian dari kebijakan nasional penguasaan bidang Kedirgantaraan dan Kelautan. Awal pendidikan tinggi teknologi dirgantara pertama di mulai di ITB ditandai dengan didirikannya Teknik Penerbangan sebagai jurusan dari Bagian Mesin Departemen Mesin-Elektro pada tahun 1962 oleh O. Diran dan Lim Keng Kie. Perlu diketahui bahwa status Jurusan pada tahun 1962 adalah sama dengan status Kelompok Bidang Keahlian pada tahun 1991. Bersamaan dengan dibukanya jalur pendidikan tinggi teknologi dirgantara di ITB, didirikan pula Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN. Pada saat kedua lembaga tersebut didirikan, belum ada Kebijakan Dirgantara Nasional. Pada tahun 1967 didirikan industri pesawat terbang LIPNUR sebagai cikal bakal pengembangan industri manufaktur pesawat terbang. Pada tahun yang sama diluluskan Sarjana S-1 pertama Teknik Penerbangan ITB, Sulaeman Kamil. Universitas Sumatera Utara 13 Walaupun Kebijakan Dirgantara Nasional belum dicanangkan, Indonesia memulai program antariksa dengan diluncurkannya Sistem Komunikasi Satelit Domestik SKSD I Palapa A1 pada tahun 1975. Pada tahun 1976, Kebijaksanaan Kedirgantaraan Nasional mulai dicanangkan oleh Prof.B.J. Habibie yang mendapat tugas khusus dari Presiden RI Soeharto. Kebijakan ini kemudian dijabarkan dengan pendirian beberapa lembaga kedirgantaraan nasional. Pada tahun 1976 didirikan Industri Pesawat Terbang Nurtanio semula LIPNUR yang kemudian menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara IPTN sebagai industri pesawat terbang nasional. Setahun sebelumnya telah didirikan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi PUSPIPTEK di Serpong sebagai pusat unggulan dalam penelitian dan pengembangan teknologi dirgantara. Kemudian, pada tahun 1978 didirikan pula Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT sebagai penentu kebijakan teknologi. Ketiga institusi tersebut dicanangkan sebagai triad institutions di dalam melaksanakan Program Kedirgantaraan secara terpadu di Indonesia. Di dalam pelaksanaannya disusun strategi pengembangan empat fase transformasi teknologi kedirgantaraan, yaitu 1 Pengenalan Teknologi, 3 Pengembangan Teknologi 2 Integrasi teknologi, 4 Riset Industri. Sejalan dengan perkembangan industri dan pusat penelitian dirgantara ini, dirasakan perlu untuk mengembangkan lembaga pendidikan tinggi yang mampu mempersiapkan sumber daya manusia SDM yang unggul, terampil, dan mandiri dalam bidang teknologi dirgantara. Namun usaha ini belum dapat dilaksanakan karena berbagai kendala, seperti keterbatasan tenaga pendidikan. Namun demikian langkah persiapan ke arah itu mulai digalakkan. Pada tahun 1979 mulai dijalankan program beasiswa staf Teknik Penerbangan ITB yang merupakan program MenristekKetua BPPTDirut IPTN pada saat itu, Prof. B.J. Habibie. Lulusan pertama program beasiswa IPTN adalah Said D Jenie yang menyelesaikan studi S- 3-nya di MIT Amerika Serikat pada tahun 1982. Program beasiswa ini juga dilaksanakan bagi mahasiswa ITBsiswa untuk mengisi kebutuhan SDM. Universitas Sumatera Utara 14

2.2.4 Dasar Hukum Sekolah Tinggi Penerbangan