91 Material yang akan digunakan untuk pembangunan proyek ini adalah material
yang ramah lingkungan. Dimana material yang termasuk material ramah lingkungan adalah material yang tahan lama dan material yang dapat didaur ulang;
material yang dapat memberikan efek positif terhadap lingkungannya. Berikut ini adalah contoh bahan dan material yang termasuk dalam material
green - Menggunakan teknologi photovoltaic ataupun power plastic
- Melakukan penanganan limah bangunan secara efektif Menggunakan atau mengalihkan kembali air limbah sebelum memasuki
saluran limbah sentral akan meminimalisir beban sari utilitas pengolahan limbah sentral. Sebagai fungsi tambahan, limbah padat yang dihasilkan dapat digunakan
langsung pada site sebagai sumber irigasi yang mengandung nutrisi yang berharga pada tumbuhan atau sebagai bagian dari fitur desain di dalam tapak yang menarik.
Air yang dialihkan dari saluran limbah, baik graywater maupun blackwater, yang memerlukan penanganan langsung yang berbeda. Graywater adalah air limbah
yang dihasilkan dari penggunaan indoor seperti air cucian, shower dan sink; dan dapat digunakan kembali untuk penyiraman toilet atau irigasi untuk membantu
meminimalkan beban sistem pengolahan limbah dan mengurangi total konsumsi air. Untuk memanfaatkan graywater, sistem pemipaan ganda harus diinstal untuk
memisahkannya dengan blackwater, yang merupakan air limbah yang dihasilkan dari penyiraman toilet. Blackwater dapat diolah di tempat melalui sistem
konvensional ataupun alternatif.
2.5.5 Studi Banding Tema Sejenis
2.5.5.1 SINO Italian Ecological and Energy Efficient Building SIEBB
Gambar 2.55 SIEEB Building
Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
92 Bangunan SIEBB berlokasi di kampus Tsinghua University. Bangunan ini
memiliki fungsi sebagai sekolah, tempat pelatihan dan pusat penelitian untuk perlindungan lingkungan dan konservasi energy, kantor dan auditorium dengan
kapasitas 200 orang. Luas lantai bangunan ini adalah ±20000 m2 dengan ketinggian 40 m.Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek Milan, Mario Cucinella.
Gambar 2.56 Site Plan SIEEB
Sumber : Internet
SIEBB digolongkan ke dalam bangunan green arsitektur karena menggunakan sistem teknologi yang canggih, ramah lingkungan dan efisiensi
energi. Selain itu, desain green arsitektur pada bangunan ini diaplikasikan pada bentuk dan gubahan massa, sistem pencahayaan alami, sistem pengudaraan alami,
sistem bangunan hemat energi, sistem drainase dan sistem structural dan material. Visi sang arsitek untuk mencapai konsep Sustainable Building :
- Menjaga lingkungan hidup dan kesejahteraan manusia
- Mengurangi gas emisi, air, dan polusi bumi
- Hemat Energi
- Pemakaian sumber daya alam yang dapat diperbaharui
- Pemakaian material yang alami, daur ulang dan ramah lingkungan
- Mengurangi limbah
- Kenyamanan dan kesehatan di dalam ruangan
Universitas Sumatera Utara
93 Ide dari bangunan SIEEB ini, diawali dengan proses menganalisa site dan
lingkungan sekitar secara cermat seperti: Kondisi iklim
Hembusan angin Suhu
Analisa curah hujan Radiasi Panas
Kebisingan, dan polusi udara
Gambar 2.57 Analisa site SIEEB
Sumber : Internet
Gubahan massa Site dianalisa sesuai dengan diagram iklim kawasan site, arah angin,
kebisingan, dan polusi udara secara spesifik. Bangunan ini dirancang untuk mengoptimalkan energy panas pada musim dingin dan melindungi bangunan dari
energy panas pada musim kemarau. Marco,arsitek, mengujinya dengan berbagai tes grafik dan simulasi untuk mendapatkan karakter bangunan dari prilaku termal
banguna;. mengoptimalan energy dari elemen- elemen arsitektur untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan untuk mengurangi pemakaian
energy berlebih.
Universitas Sumatera Utara
94
Gambar 2.58 Bentuk bangunan dan orientasi
Sumber : Internet
SIEEB memiliki 2 pendekatan mengenai bangunan dan energi : 1.
Secara mekanikal, pendekatan energy didasari oleh servis bangunan, jaringan pemanasan, ventilasi dan penghawaan udara yang mendukung kenyamanan
bangunan dari segala kondisi cuaca 2.
Secara pasif, strategi rendah energy dalam arsitektur yang diklaim sebagai bentuk respon dari iklim dan adaptasi lingkungan . Pendekatan ini kebanyakan
berdasarkan adaptasi yang teliti dari “kulit bangunan” fasad sebagai mediator antara kondisi kenyamanan dalam bangunan dan perubahan iklim di luar.
Universitas Sumatera Utara
95
Gambar 2. 59 Skema pengontrolan eksternal
Sumber : Internet
Fasad bangunan Double fasad adalah penambahan lapisan kedua pada fasad, biasanya kaca,
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas fasad, terutama dalam hal menyaring kebisingan
Gambar 2.60
Double Fasad DF Sumber : Internet
Double skin fasad DSF terdiri dari pemasangan kaca baik eksterior maupun interior dengan isolasi yang beragam, strategi ventilasi dan sitkulasi, jalur
hiasan pada dinding dan perangkat sun shading
Gambar 2.61 Double skin fasad DSF
Sumber : Internet
Universitas Sumatera Utara
96 Intergrated Active Fasad dengan karakteristik yang dikenali sebagai
pencahayaan buatan yang responsive , pengontrolan cahaya matahari , control penghuni, ventilasi, pemanasan , dan pengendali temperature, generator listrik serta
menekankan strategi control dan manajemen
Gambar 2.62 Intergrated Active Fasad
Sumber : Internet
Pencahayaan Alami SIEEB berusaha untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan
mengurangi pemakaian cahaya buatan. Kemudian, SIEEB menggunakan sistem Light-Shelf , dimana lempengan aluminium dipasang di atas jendela sehingga
memungkinkan cahaya matahari yang masuk tidak langsung masuk ke dalam ruangan tetapi dipantulkan ke langit-langit kemudian diteruskan ke dalam ruangan.
Gambar 2.63 Light shelf
Sumber : Internet
Ventilasi alami Pemakaian ventilasi alami dalam mengurangi konsumsi energy untuk
pendinginan selama musim hujan dan malam hari. Single sided + cross ventilation
Universitas Sumatera Utara
97
Gambar 2. 64 Wind
– Stack Ventilation
Gambar 2.65 Ventilasi alami
Material Perwujudan material adalah perbandingan yang dinormalisasi dari total
energy yang dihasilkan mulai dari awal produksi sampai ke tahap penggunaan. Konsep ini menjadi sesuatu yang perlu dipertimbangkan terutama dalam fase
merancang dan pemilihan material.
Universitas Sumatera Utara
98
Gambar 2.66 Konsep Material
Sumber : Internet
Water Recycling
Gambar 2.67
Water Recycling Sumber : Internet
Universitas Sumatera Utara
99 BAS Building Automation System
Pada SIEEB, penginstalan sistem manajemen kontrol banguanan dan memonitor banguanan merupakan bagian yang penting dalam pencapaian Green
Building Perbedaan bangunan yang menggunakan sistem control sentral dengan yang
tidak:
Tabel 2.12 Perbedaan BAS Building Automation System
Tanpa Building Automation Berarti
-Pompa berjalan secara konstan - Mesin peralatan akan cepat
rusak -Lampu tetap menyala ketika
tidak pada jam kerja - Pemeliharaan yang sering
-Tidak ada control maksimal dalam pada energy listrik
- Tingkat kenyamanan yang rendah
-Pemakaian air, gas, dan listrik berlebih
- Tidak ada alarm yang mengatur dan mendeteksi kesalahan
-Tidak ada
alarm untuk
kesalahan jaringan -Man-operated
plants -
terjadinya human eror
Adanya Building Automation Berarti
-Pompa akan berjalan ketika dibutuhkan dengan control VSD
-Memperpanjang usia
mesinperalatan -Lampu mati ketika tidak dalam
jam bekerja dan daya meredup - Tidak ada energy yang terbuang
sia-sia -Pengontrolan
ketika energy
listrik dipakai secara berlebih - Low maintenance
Universitas Sumatera Utara
100 -Pengoptimalan pemakaian air,
gas, energy listrik dengan adanya meteran terpadu
- Tingkat kenyamanan yang lebih tinggi
-Adanya interaksi antara HVAC, dan sekuritas sistem kebakaran
- Kontrol alarm, penyelesaian masalah yang lebih cepat
-Adanya alarm untuk jaringan yang bermasalah
-Rute alarm via SMS, mail, fax dll
Sumber : Olah Data Primer
Gambar 2.68 Konsep BAS pada bangunan
Sumber : Internet
Material yang dipakai pada bangunan SIEEB adalah aluminium yang sangat efisien untuk pengaturan cahaya. Aluminium yang dipasang pada bangunan ini
bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi untuk pencahayaan buatan, pengurangan penggunaan AC pada musim panas dan pemanasan pada saat musim
dingin
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun, industri penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan dan perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan
infrastruktur seperti pembangunan bandara, fasilitas lalu lintas, pembangunan jalur kereta api secara khusus dan peningkatan jumlah maskapai penerbangan di dalam
negeri baik milik pemerintah maupun swasta. Peningkatan jumlah maskapai penerbangan juga mempengaruhi adanya pembukaan rute baru yang semakin
berkembang dan beragam untuk mencapai kota-kota besar maupun kecil. Adapun salah satu maskapai yang semakin berkembang dan beragam tersebut adalah
maskapai Garuda yang telah memesan 60 unit pesawat, guna meningkatkan
kapasitas pada rute jarak menengah dan jarak jauh.
Langkah yang ditempuh Indonesia dalam meningkatkan industri penerbangan untuk mendukung adanya pertumbuhan permintaan akan transportasi Indonesia
yang meningkat secara konsisten setiap tahun, baik domestik maupun internasional. .Directorate General of Civil Aviation DGCA., yang merupakan direktorat badan
aviasi dunia, mencatat bahwa peningkatan jumlah penumpang di Indonesia dari tahun 2010 sebanyak 44,27 juta penumpang meningkat menjadi 62,1 juta
penumpang pada tahun 2014. Selain itu, INACA Indonesia National Air Carriers Association
juga mencatat adanya peningkatan penumpang pesawat sebesar 12 hingga 15 per tahun.
Gambar 1.1 Peningkatan permintaan jumlah penumpang 2005-2024
Sumber : Cetak Biru Transportasi Udara
Universitas Sumatera Utara