9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Judul
Judul proyek ini adalah “Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia“. Secara terminologi,judul dapat dijabarkan sebagai berikut :
Pengertian Sekolah Sekolah merupakan suatu lembaga yang dirancang khusus untuk
mengajar dan membimbing siswa di bawah pengawasan guru dan pemerintah; suatu tempat wadah pendidkan untuk mendukung kegiatan
belajar-mengajar antara guru dan siswa. Pengertian Sekolah Tinggi
Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. Sekolah tinggi terdiri atas satu program studi atau lebih yang
menyelenggarakan : program Diploma Satu D I, Program Diploma Dua D II, Program Diploma Tiga D III danatau Program Diploma Empat D
IV, dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S1, Program S2 danatau Program S3.
Pengertian Aviasi Aviasi merupakan Ilmu Penerbangan
Pengertian Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang
terbentang di khatulistiwa sepanjang 3200 mil 5.120 km2 dan terdiri atas 13.667 pulau besar
Berdasarkan penjabaran di atas, “Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia” merupakan sebuah tempatwadah pendidikan untuk mendukung kegiatan belajar
mengajar yang secara khusus menyelenggarakan pendidikan akademik dalam
Universitas Sumatera Utara
10 bidang ilmu penerbangan untuk meningkatkan SDM dalam industri penerbangan di
Indonesia.
2.2 Tinjauan Umum Sekolah Tinggi Penerbangan 2.2.1 Pengertian Perguruan Tinggi
Menurut Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 234U2000 Tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi, Pendirian perguruan tinggi
merupakan pembentukan akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Adapun pendirian perguruan tinggi yang dimaksud, adalah :
Akademi Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan profesional dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu. Akademi terdiri atas satu program studi atau lebih
yang menyelenggarakan Program Diploma Satu D I, Program Diploma Dua D II danatau Program Diploma Tiga D III.
Politeknik Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Politeknik terdiri atas tiga program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program Diploma
Satu D I, Program Diploma Dua D II, Program Diploma Tiga D III danatau Program Diploma Empat D IV.
Sekolah Tinggi Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu.
Sekolah tinggi terdiri atas satu program studi atau lebih yang menyelenggarakan : program Diploma Satu D I, Program Diploma Dua D II,
Program Diploma Tiga D III danatau Program Diploma Empat D IV, dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S1, Program S2 danatau
Program S3.
Universitas Sumatera Utara
11 Institut
Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi danatau
kesenian sejenis. Institut terdiri atas enam program studi atau lebih yang menyelenggarakan Program S1 danatau Program Diploma dan mewakili tiga
kelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi danatau kesenian yang berbeda dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S2, dan Program S3.
Universitas Universitas adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
profesional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi danatau kesenian tertentu. Universitas terdiri atas sepuluh program studi atau lebih yang
menyelenggarakan Program S1 danatau Program Diploma dan mewakili tiga kelompok bidang ilmu pengetahuan alam dan dua kelompok bidang ilmu
pengetahuan sosial atau lebih dan yang memenuhi syarat dapat menyelenggarakan Program S2 dan Program S3.
2.2.2 Tinjauan Umum Industri Penerbangan Indonesia
Sejak tahun 2000 hingga sekarang perkembangan industri penerbangan di Indonesia meningkat pesat setelah terjadi relaksasi izin mendirikan perusahaan
angkutan udara. Pada tahun 2011 perkembangan industri transportasi udara semakin pesat yang didukung oleh banyak tersedianya pesawat udara di tanah air,
hal ini terjadi karena: a.
Adanya peristiwa WTC 11 September 2001 yang mengakibatkan banyak pesawat udara yang tidak dioperasikan oleh perusahaan Amerika dan Eropa,
sehingga disewakan dengan harga murah b.
Banyak industri di Eropa Timur terutama negara-negara di daerah Balkan yang ingin survive sehingga mencari market ke Asia dengan penawaran yang lebih
kompetitif. c.
Krisis ekonomi global yang mendorong pasar menjadi lebih kompetitif, dan industri berlomba-lomba untuk menjadi lebih efisien
Universitas Sumatera Utara
12 d.
Masa transisi dalam perubahan teknologi Mudahnya mendapatkan berbagai armada pesawat udara dengan harga yang
murah tersebut juga telah membawa dampak positif bagi perkembangan industri penerbangan Indonesia yang diikuti dengan perkembangan perusahaan
penerbangan yang cukup pesat. Disisi lain, pesatnya pertumbuhan Industri Angkutan Udara juga tidak lepas dari peran Pemerintah dalam menciptakan suasana
yang kondusif dengan mengadakan kebebasan aturan di bidang angkutan udara yang turut memberikan kontribusi dengan memicu pertumbuhan perusahaan
penerbangan nasional. Namun peningkatan jumlah penerbangan dan pesawat terbang yang beroperasi
di Indonesia, tidak diikuti dengan peningkatan infrastruktur yang memadai seperti peningkatan jumlah lembaga pendidikan penerbangan dan teknisi yang memadai,
yang berakibat terjadinya kekurangan sumber daya manusia SDM untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2.2.3 Sejarah Berkembangnya Sekolah Penerbangan di Indonesia
Sejarah Teknik Penerbangan tidak dapat dilepaskan dari agenda perkembangan dirgantara nasional. Pada awal tahun 1960-an, Presiden Sukarno
menyampaikan visinya, bahwa Teknologi Dirgantara dan Kelautan harus dikembangkan di Indonesia sebagai bagian dari kebijakan nasional penguasaan
bidang Kedirgantaraan dan Kelautan. Awal pendidikan tinggi teknologi dirgantara pertama di mulai di ITB ditandai dengan didirikannya Teknik Penerbangan sebagai
jurusan dari Bagian Mesin Departemen Mesin-Elektro pada tahun 1962 oleh O. Diran dan Lim Keng Kie. Perlu diketahui bahwa status Jurusan pada tahun 1962
adalah sama dengan status Kelompok Bidang Keahlian pada tahun 1991. Bersamaan dengan dibukanya jalur pendidikan tinggi teknologi dirgantara di ITB,
didirikan pula Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN. Pada saat kedua lembaga tersebut didirikan, belum ada Kebijakan Dirgantara Nasional.
Pada tahun 1967 didirikan industri pesawat terbang LIPNUR sebagai cikal bakal pengembangan industri manufaktur pesawat terbang. Pada tahun yang sama
diluluskan Sarjana S-1 pertama Teknik Penerbangan ITB, Sulaeman Kamil.
Universitas Sumatera Utara
13 Walaupun Kebijakan Dirgantara Nasional belum dicanangkan, Indonesia memulai
program antariksa dengan diluncurkannya Sistem Komunikasi Satelit Domestik SKSD I Palapa A1 pada tahun 1975.
Pada tahun 1976, Kebijaksanaan Kedirgantaraan Nasional mulai dicanangkan oleh Prof.B.J. Habibie yang mendapat tugas khusus dari Presiden RI
Soeharto. Kebijakan ini kemudian dijabarkan dengan pendirian beberapa lembaga kedirgantaraan nasional. Pada tahun 1976 didirikan Industri Pesawat Terbang
Nurtanio semula LIPNUR yang kemudian menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara IPTN sebagai industri pesawat terbang nasional. Setahun sebelumnya
telah didirikan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi PUSPIPTEK di Serpong sebagai pusat unggulan dalam penelitian dan pengembangan teknologi
dirgantara. Kemudian, pada tahun 1978 didirikan pula Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT sebagai penentu kebijakan teknologi. Ketiga institusi
tersebut dicanangkan sebagai triad institutions di dalam melaksanakan Program Kedirgantaraan secara terpadu di Indonesia. Di dalam pelaksanaannya
disusun strategi pengembangan empat fase transformasi teknologi kedirgantaraan, yaitu
1 Pengenalan Teknologi, 3 Pengembangan Teknologi 2 Integrasi teknologi, 4 Riset Industri.
Sejalan dengan perkembangan industri dan pusat penelitian dirgantara ini, dirasakan perlu untuk mengembangkan lembaga pendidikan tinggi yang mampu
mempersiapkan sumber daya manusia SDM yang unggul, terampil, dan mandiri dalam bidang teknologi dirgantara. Namun usaha ini belum dapat dilaksanakan
karena berbagai kendala, seperti keterbatasan tenaga pendidikan. Namun demikian langkah persiapan ke arah itu mulai digalakkan. Pada tahun 1979 mulai dijalankan
program beasiswa staf Teknik Penerbangan ITB yang merupakan program MenristekKetua BPPTDirut IPTN pada saat itu, Prof. B.J. Habibie. Lulusan
pertama program beasiswa IPTN adalah Said D Jenie yang menyelesaikan studi S- 3-nya di MIT Amerika Serikat pada tahun 1982. Program beasiswa ini juga
dilaksanakan bagi mahasiswa ITBsiswa untuk mengisi kebutuhan SDM.
Universitas Sumatera Utara
14
2.2.4 Dasar Hukum Sekolah Tinggi Penerbangan
Keberadaan sekolah penerbangan dirasakan sangat perlu untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas penerbangan di Indonesia, oleh karena itu melalui
keberadaan sekolah tinggi penerbangan di Indonesia diakui oleh Negara sebagaimana tercantum dalam :
1. Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3859; 4. Keputusan Presiden Nomor 136 Tahun 1999 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah diubah, dengan Keputusan Presiden Nomor 147 Tahun 1999;
Selain itu kedudukan sekolah penerbangan diperkuat lagi dengan dikeluarkannya : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
43 TAHUN 2000 TENTANG SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA.
Menimbang: bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dan meningkatkan sumber daya manusia yang terdidik dan profesional di bidang penerbangan
dipandang perlu mendirikan Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia sebagai perguruan tinggi kedinasan di lingkungan Departemen Perhubungan.
2.2.5 Peraturan Pendirian Sekolah
Berdasarkan PP No.24 tahun 2007, beberapa kriteria minimum standar sarana dan prasarana yaitu sebagai berikut:
1. Lahan
Lahan tiap satuan pendidikan harus memenuhi ketentuan rasio luas lahan terhadap jumlah siswa
Universitas Sumatera Utara
15 Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat.
Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15, tidak berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api.
Lahan terhindar dari gangguan-gangguan Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan daerah
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah KabupatenKota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah
Daerah setempat. Lahan memiliki status hak atas tanah, danatau memiliki izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-Perundangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.
2. Bangunan
Bangunan gedung untuk setiap satuan pendidikan memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada lampiran PP
No 24 tahun 2007 Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak
peserta didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga memenuhi ketentuan luas minimum seperti tercantum pada lampiran PP No.24
tahun 2007 Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan.
Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan
Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman,
dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat. Bangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan
Bangunan gedung bertingkat memenuhi persyaratan berikut.
Universitas Sumatera Utara
16 a.Maksimum terdiri dari tiga lantai
b.Dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna.
Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt.
Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara profesional.
Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 45, dan mengacu pada Standar PU.
Bangunan gedung sekolah baru dapat bertahan minimum 20 tahun. Pemeliharaan bangunan gedung sekolah
Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Selanjutnya untuk persyaratan pendirian standart Sekolah Tinggi , mulai dari persyaratan minimal jumlah dan kualifikasi dosen tetap untuk setiap program studi,
persyaratan minimal jumlah dan jenis program study, persyaratan minimal jumlah dan kualifikasi tenaga administrasi dan penunjang akademik, dan persyaratan
minimal sarana dan prasarana diatur dalam Keputusan Mentri Pendidikan Nasional NOMOR 234U2000
Gambar 2. 1 Persyaratan pendirian Sekolah Tinggi
Sumber : Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No 234U2000
Universitas Sumatera Utara
17
2.2.6 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Penerbangan
Dalam sekolah tinggi penerbangan Indonesia, sekolah memiliki struktur organisasi untuk melaksanakan kegiatan sekolah dengan teratur dan tertib. Struktur
Organisasi dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia adalah sebagai berikut: o
1 orang ketua , yang bertugas memimpin dan mengelola sekolah secara keseluruhan
o 3 orang pembantu ketua , dengan sebutan PUKET I, PUKET II, dan PUKET III,
bertugas untuk membantu pekerjaan ketua secara khusus, dan memimpin kegiatan administrasi sekolah
o 4 orang ketua jurusan, untuk setiap jurusan, yang bertugas mengontrol dan
mengatur kegiatan belajar mengajar antara pengajar dan mahasiswa o
3 orang staff untuk setiap subbag admininstrasi yang bertugas untuk melakukan kegiatan administrasi baik secara umum maupun akademik
o Dosen, yang bertugas untuk membimbing, mengajar, dan memberi arahan
kepada mahasiswa o
1- 2 orang staff untuk setiap unit penunjang, seperti Unit Laboratorium, Unit Perpustakaan, Unit Kesehatan , Unit Asrama, Unit Fasilitas Umum, Unit
Olahraga Seni, dan Unit Bengkel Kerja
Universitas Sumatera Utara
18
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
Sumber : Peraturan Mentri
2.2.7 Karakteristik dan Tuntuan Kegiatan
a. Kegiatan Utama Kegiatan utama berupa kegiatan pedidikan yaitu proses terjadinya kegiatan
belajar dan mengajar atau interaksi pembelajaran antara pelajar dan pengajar. Kegiatan pembelajaran ini juga dibagi dalam dua metode pembelajaran yaitu:
-pembelajaran teori berupa kuliah yang diadakan dalam ruang kelas class theory. -pembelajaran praktek berupa praktik langsung ke lapangan baik dilakukan secara
indoor laboratorium dan workshop, maupun outdoor lapangan b. Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang terdiri atas semua kegiatan yang menunjang operasional sekolah penerbangan baik itu secara administratif maupun teknis. Jenis kegiatan
penunjang ini antara lain adalah - Kegiatan penunjang pendidikan meliputi pembinaan mental dan jasmani siswa
Universitas Sumatera Utara
19 - Kegiatan penunjang umum meliputi kegiatan olahraga, ibadah dan seni
2.2.8 Program Studi dan Kurikulum Sekolah Tinggi Penerbangan
1. Program Studi a.
Jurusan Penerbang
Gambar 2.3 Simulator penerbang
Sumber : Internet Terdapat beberapa Program Studi pada Jurusan Penerbang, yaitu :
Penerbang Sayap Tetap Pesawat sayap tetap adalah pesawat yang terbang bukan karena gerakan pada
sayap. Jurusan penerbang sayap tetap mempunyai program pendidikan yang mempersiapkan tenaga-tenaga ahli untuk menerbangkan pesawat jenis sayap tetap.
Metode pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu pembekalan teori yang dilakukan dalam ruang kelas dan praktek berupa simulator pesawat dan praktek
lapangan. Sayap Putar
Pesawat sayap putar adalah pesawat yang terbang karena gerakan pada sayap, misalnya Helikopter. Metode pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu
pembekalan teori yang dilakukan dalam ruang kelas dan praktek berupa simulator pesawat dan praktek lapangan.
Operasi Pesawat Udara Untuk menjadi seorang pilot profesional, calon pilot diharuskan melalaui
tahapan pendidikan yang ditetapkan oleh otoritas penerbangan dunia. Di Indonesia kita mengacu kepada FAA Federal Aviation Administration yang berkantor pusat
Universitas Sumatera Utara
20 di Amerika Serikat. Sebelum diterima oleh maskapai penerbangan maka seorang
pilot harus menempuh untuk memperoleh license PPL, CPL serta ATPL Untuk menjadi seorang pilot yang professional, pilot tersebut memerlukan
lisensi sesuai kebutuhan dan kegunaannya untuk berpraktik nyata. Beberapa lisensi tersebut adalah sebagai berikut:
- PPL Private Pilot License
Merupakan lisensi paling dasar bagi pilot. Pemegang lisensi ini diperkenankan menerbangkan pesawat untuk kepentingan sendiri dan tidak diperbolehkan
membawa penumpang dan dibatasi pada pesawat bermesin tunggal. Selain itu pilot yang hanya mempunyai lisensi PPL hanya diperkenankan terbang pada siang hari
dan tidak terbang untuk dibayar non komersial. Di Indonesia PPL mensyaratkan jam terbang sejumlah 60 jam terbang.
- CPL Commercial Pilot License
Pemegang lisensi CPL diperkenankan menerbangkan pesawat bermesin tunggal, diperkenankan membawa penumpang berbayar atau tidak dan diperkenankan
untuk penerbangan komersial tanpa kru sebatas pada penerbangan baliho, penyemprotan kebun, pemadaman api, pesawat sewaan, laporan lalulintas,
pemotretan udara bahkan instruktur terbang. Selain itu juga diperkenankan untuk terbang pada malam hari. CPL adalah syarat minimal pilot komersial. Di Indonesia
CPL mensyaratkan 200 jam terbang.
- ATPL Airline Transport Pilot License
Merupakan tingkatan tertinggi kemampuan pilot. ATPL disyaratkan untuk pilot yang bekerja di airline dengan penerbangan terjadwal. Pilot pemegang lisensi ini
juga diperkenankan menerbangkan pesawat dengan kru dua kru atau lebih, pesawat dengan penumpangkargo besar. ATPL mensyaratkan 1500 jam terbang.
b. Jurusan Teknik Penerbangan
Universitas Sumatera Utara
21
Gambar 2.4 Praktik aplikasi dalam Workshop
Sumber : Internet Jurusan Teknik Pesawat terbang mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli dibidang perawatan pesawat udara. Metode pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu pembekalan teori yang dilakukan
dalam ruang kelas dan praktek aplikasi teori yang dilakukan didalam laboratorium dan bengkel kerja Workshop. Terdiri dari :
- Program studi Teknik Pesawat Udara TPU - Program Studi Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara TNU
- Program Studi Teknik Listrik Bandar Udara TLB - Program Studi Teknik Mekanikal bandar Udara TMB
- Program Studi Teknik Bangunan dan Landasan TBL Fasilitas praktik yang dimiliki jurusan teknik penerbangan antara lain: Sheet
Metal Shop, Gas Turbine Shop, Generator Set Shop, General Workshop, Physic Shop, Hydraulic Shop, Welding Shop, Electonic Shop, Electrical Shop, Computer
Shop, Digital Shop, Aircraft Instrument Shop, Air Conditioning Shop, dan Ruang Gambar.
c. Jurusan Keselamatan Penerbangan
Universitas Sumatera Utara
22
Gambar 2.5 Air Traffic Controller ATC
Sumber : Internet Jurusan Keselamatan Penerbangan mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli dibidang pengaturan lalu lintas udara. Metode pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu pembekalan teori yang dilakukan
dalam ruang kelas dan praktek aplikasi teori yang dilakukan didalam laboratorium dan bengkel kerja work shop.
Terdiri dari : - Program Studi Pemandu Lalu Lintas Udara
- Program Studi Penerangan Aeronautika - Program Studi Komunikasi Penerbangan
- Program Studi Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Fasilitas praktik yang dimiliki Keselamatan Penerbangan antara lain: Junior
ATC radar lab, Senior ATC radar lab, Tele Printer lab, Typing lab, Radio Telephoni lab, Radar Primary Lab, Radar Secondary lab, Radar Display lab, dan Wet Drill.
d. Jurusan Manajemen Penerbangan
Gambar 2.6 Laboratorium manajemen penerbangan
Sumber : www.google.com
Universitas Sumatera Utara
23 Jurusan Manajemen Penerbangan mempunyai program pendidikan yang
mempersiapkan tenaga-tenaga ahli di bidang administrasi lalu lintas udara. Bidang yang dipelajari dalam jurusan ini adalah teori-teori dan aplikasi manajemen
pengaturan administrasi dan kelayakan penerbangan Metode pembelajaran dibagi dalam dua metode yaitu pembekalan teori dalam kelas class theory dan praktek
kerja. Terdiri dari :
1. Program Studi Operasi Bandar Udara OBU
2. Program Studi Administrasi Perhubungan Udara APU
3. program Studi Manajemen Transportasi Udara MTU
Fasilitas yang dimiliki jurusan Manajemen Penerbangan antara lain : Simulator X ray, Aircraft Marshaller Simulator, Airside Driving Simulator
2. Kurikulum Sekolah Tinggi Penerbangan Penyelenggaraan diklat pada sekolah penerbangan dilaksanakan atas dasar
kurikulum yang disusun sesuai dengan sasaran program study dengan berpedoman pada kurikulum nasional. Kurikulum dan silabus pendidikan pelatihan mengacu
pada standart Nasional Departemen Pendidikan Nasional dan internasional, yaitu ICAO International Civil Aviation Organization. Pola pendidikan dan pelatihan
mengacu pada pola pendidikan akademis, fisik, mental dan kedisplinan. Dengan acuan pada Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia STPI-Curug
sebagai standart dalam mendirikan sekolah penerbangan, maka dapat dilihat bahwa matakuliah untuk setiap program studi tersusun atas Mata Kuliah Dasar Umum
MKU, Mata Kuliah Dasar Keahlian MKDK, Mata Kuliah Keahlian MKK dan Ekstrakurikuler.
Tabel 2.1 Kurikulum Sekolah Tinggi Penerbangan
Jurusan Teknik Penerbangan Mata Kuliah Dasar Umum
SKS Ekstrakulikuler
SKS Agama
2 Jungle Survival
1
Universitas Sumatera Utara
24 Pancasila
Kewiranegaraan Ilmu
Budaya Dasara
Ilmu Sosial
Dasar Mata Kuliah Dasar
Keahlian 2
2 2
2
SKS Facilities
Aviation
Medicine Introduction
School Regulation
Olahraga Mata Kuliah
Keahlian 1
1 2
2
SKS
Pengantar Teknik Penerbangan
Fisika Bumi Dirgantara
Menggambar Teknik Pesawat
Aerodinamika Pesawat
Analisis Struktur
Ringan Prestasi Terbang
Manajemen Industri
Dirgantara Dinamika Terbang
Sistem Transportasi
Udara Termodinamika
Teknik Mekanika Fluida
Pengetahuan
Lingkungan 2
2 2
4 2
2 2
2 2
3 2
2 2
2 2
Material Teknik Aerodinamika
Pesawat Algoritma
Pemograman Kinematika
Dinamika Metode
Manufaktur Navigasi
Panduan terbang
Perancangan Pesawat
Terbang Beban Pesawat
Aeroelastisitas Metode
eksperimental On The Job
Training 2
2
2 2
2 3
2 2
3 3
8
Universitas Sumatera Utara
25 Fisika Dasar
Kalkulus Tugas Akhir
Ujian Komprehensif
Jurusan Teknik Pesawat Terbang Mata Kuliah Dasar
Umum SKS
Ekstrakulikuler SKS
Agama Pancasila
Kewiranegaraan Ilmu
Budaya Dasara
Ilmu Sosial
Dasar 2
2 2
2 2
Jungle Survival Facilities
Aviation
Medicine Introduction
School Regulation
Olahraga 1
1 1
2 2
Mata Kuliah Dasar Keahlian
Menggambar Teknik mesin
Ilmu Bahan Pesawat Terbang
Bagian- bagian
mesin Elektronika
Fisika I II Matematika I II
SKS 2
3 3
2 3
8 Mata
Kuliah Keahlian
Teknologi Mekanik
Aerodinamika Listrik Pesawat
Terbang Sistem Pesawat
Terbang Instrumen
Pesawat Terbang
Rangka Pesawat Terbang
SKS 8
4 3
5 5
5 6
6 2
2
3
Universitas Sumatera Utara
26 Motor Priston
Prospeler Motor Turbin
Weight and
Balance Peraturan
Keselamatan Penerbangan
Sistem perawatan
rangka Pesawat Terbang
Sistem Perawatan
Motor Pesawat Terbang
3
Jurusan Keselamatan Penerbangan Mata Kuliah Dasar
Umum SKS
Ekstra kulikuler SKS
Agama Pancasila
Kewiranegaraan Ilmu
Budaya Dasara
Ilmu Sosial
Dasar 2
2 2
2 2
Security Fire Lighting
Facilities Aviation
Medicine Introduction
School Regulation
Olahraga 1
1 1
2 2
Universitas Sumatera Utara
27 Sumber : Jurnal STPI
2.2.9 Institusi Sekolah Penerbangan yang ada di Indonesia Tabel 2.2
Institusi Sekolah Penerbangan di Indonesia No.
Nama Institusi Program Studi
Alamat 1.
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
, - Penerbang
- Teknik Pesawat Udara, -
Teknik Listrik
Bandara, - Teknik Navigasi Udara
- Lalu Lintas Udara Tangerang
2 Institute Teknologi
Bandung - Jurusan Teknik
Penerbangan S1. Jl. Ganesha 10
Bandung 40132
Mata Kuliah Dasar Keahlian
SKS Mata
Kuliah Keahlian
SKS Matematika I
Fisika I Bahasa Inggris I
II Air law
Basic Teknologi Elektronika
Aerodrome Rules of the air
Communication Aerodrome
Control Procedure
Aeronautical Information
service Approach
Area Control
Procedure 3
3 5
7 3
2
Universitas Sumatera Utara
28 3
Sekolah Tinggi Penerbangan Aviasi
STPA -
Manajemen Transportasi Udara,
- Manajemen Bandar Udara
Jl. Gatot
Subroto 72,
Jakarta Selatan bekas gedung
Mabesau, Pancoran Telp.
021 7991923 4
Sekolah Tinggi Teknologi Adisucipto,
Yogyakarta - Teknik penerbangan
Komplek Lanud Adusucipto,
Yogyakarta 5
Sekolah Tinggi Manajemen
Transportasi STMT Trisakti
- Transportasi Udara Jl. A. Yani By
Pass Kav. 85, Rawasari,
Jakarta Timur
13210. Telp
021 4890433
hunting, Fax : 021 4895933.
6 Politeknik Negeri
Bandung Polban - Aeronautika
Jl. Gegerkalong Hilir
Desa Ciwaruga, Bandung
Telp: 022
2013789 7
UniversitasSuryadarma - Teknik Penerbangan Jl.
Protokol Halim
Perdanakusuma 13610
Universitas Sumatera Utara
29 Telp.
0218013475 8
Deraya Flying School - Private Pilot License
PPL, Commercial
Pilot License CPL, IR - Multi EngineIR
Bandara Halim Perdanakusuma,
Jakarta 13610 Telp.
021 80899506
9 Lembaga Diklat
Penerbangan Surakarta - Aircraft Maintenance
and Engine Jl.
Laksamana Muda
Adisucipto No. 29 Manahan,
Surakarta 571139
Tlp. 0271
721848 10 Sekolah Tinggi
Teknologi Kedirgantaraan,
Yogyakarta - Aeronautika,
- Avionika, - Logistik
Yogyakarta
11 Akademi teknik dan Keselamatan
Penerbangan ATKP -
Jurusan Teknik
Penerbangan - Jurusan Keselamatan
Penerbangan - Jurusan Manajemen
Penerbangan Medan:
Jl. Penerbangan No.
85 Padang Bulan
Surabaya : Jl.
Jemur Andayani
I No.73,
Siwalankerto, Wonocolo,
Universitas Sumatera Utara
30 Surabaya, Jawa
Timur Makassar
12 Universitas Nurtanio Teknik
Penerbangan, Rangka Pesawat,
Motor Pesawat, Avionika,
Listrik Pesawat, Jl.
Pajajaran 219,
Lanud Husein
Sastranegara, Bandung Telp.
022 6034484, 6011076
13 Sumber : Jurnal STPI
2.2.10 Studi Banding Proyek Sejenis
Di dalam pembahasan sub bab ini akan dibahas tentang studi banding yang dilakukan dengan proyek yang memiliki fungsi sejenis dengan bangunan proyek.
Berikut ini adalah beberapa sekolah tinggi penerbangan yang dijadikan sebagai objek studi banding.
2.2.10.1 Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
Gambar 2.7 Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
– Curug Sumber : Internet
Universitas Sumatera Utara
31
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug adalah perguruan tinggi
kediknasan yang berada di bawah Departemen Perhubungan Republik Indonesia ini. Sekolah yang awalnya bernama Akademi Penerbangan Indonesia API
didirikan pada tahun 1 Juni 1952 di Jakarta. Pada tahun 1969, nama API diubah menjadi Lembaga Perhubungan Udara LPPU dan pada tahun 1978, nama LPPU
juga diganti menjadi Pendidikan Latihan PenerbanganPLP. Nah, baru pada tahun 2000, sekolah tinggi ini berganti nama menjadi STPI. Kampus STPI terletak di
dalam kompleks bandar udara Budiarto meliputi empat desa yaitu Serdang Wetan, Rancagong, Kamuning dan Palasari Kecamatan Legok Kawedanan Curug
Kabupaten Tangerang Propinsi Banten yang luasnya sekitar 545 hektar. Program studi yang diselenggarakan di STPI terdiri atas dua kelompok utama yaitu
diklat awal program diploma dan diklat khusus keahlian. Diklat awal dilaksanakan berdasarkan satuan kredit semester mulai dari satu tahun sampai
dengan empat tahun sedangkan diklat khusus non diploma mulai dari beberapa hari sampai beberapa minggu atau bulan antara lain :
Tabel 2.3 Macam- macam Diklat
No DIKLAT
JENJANG PERSYARATAN
1. Penerbang -Penerbang sayap tetap
-Penerbang Sayap
Putar -Operasi Pesawat
Udara D-II, III
dan IV D-II D-
III D-III
SMA A1, A2 IPA MA A1,A2,A3,STM
ListrikMesinElektronika,SMT Penerbangan
SLTA atau yang sederajat
2. Teknik Penerbangan -Teknik Pesawat
Udara -Teknik Radio
Navigasi Udara -Teknik Listrik Bandar
Udara -Teknik Mekanikal
Bandar Udara -Teknik Bangunan dan
Landasan D-II, III
dan IV D-I, II, III
dan IV D-I, II, III
IV D-II dan
III D-II dan
III SMA, A1,A2, IPA MA A2,
A3 STM Listrik Mesin
Elektronika, SMT Penerbangan s.d.a
SMA A1,A2 IPA MA A2,A3
STM Listrik Mesin SMT Penerbangan
3. Keselamatan Penerbangan
-Pemandu Lalu Lintas Udara
D-II, III, IV
D-II dan III
SMA A1,A2 IPA MA A2,A3
SLTASederajat
Universitas Sumatera Utara
32 Diklat Khusus
No DIKLAT
LAMA 1.
Pendidikan Penerbang Comersial Pilot License Non Diploma
Airline Transport Pilot License ATPL Ground Matrikulasi untuk PNB lulusan LN
Flight Instructor Flight Operation Officer
12 – 18
bulan 3 bulan
1 – 3 bulan
3 bulan 3 bulan
2. Teknik Penerbangan
Ahli Perawatan Pesawat Udara APPU Airframe and Power Plant AP
Basic Aircraft Mechanics BAM Basic Aviation Technical Knowledge BATK
Sheet Metal Digital Technique
Radar Technique 2
– 3 bulan 2
– 3 bulan 3 bulan
3 bulan 3 bulan
3 bulan 3 bulan
3 bulan
3. Keselamatan Lalu Lintas Udara
ATC Radar ATC Automation
PANS-OPS Company Aviation Information Service
Briefing Practice Basic Fire Fighting
Advanced Fire Fighting Type Rating Driving
3 bulan 3 bulan
3 bulan 4 minggu
3 bulan 3 bulan
3 bulan 3 minggu
Sumber : Jurnal STPI -Penerangan
Aeronautika -Komunikasi
Penerbangan -Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan
D-II D-II dan
III
4. Manajemen Penerbangan
-Administrasi Perhubungan Udara
-Operasi Bandar Udara -Angkutan Udara
Niaga D-III
D-III D-III
Universitas Sumatera Utara
33 Kurikulum dan silabus pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh
STPI Curug mengacu pada standar nasional Departemen Pendidikan Nasional RI dan Internasional Civil Aviation Organization ICAO.
Tabel 2.4 Fasilitas Pendidikan STPI Curug
Jurusan Penerbangan Ruang Kelas 9 ruangan
Laboratorium Radio
Telephony dan
Aircraft link
simulator jenis TB-10, Sundowner
dan TB-700 Jurusan
Teknik Penerbangan
Ruang Kelas 13 ruangan
Laboratorium Bengkel dan laboratarium
sheet metal General Workshop
Gas turbine R. Gambar
Instrument Hydraulic
Welding Elektronika,
Digital dan analog, DME, VOR, TxRx,
Mesin listrik Instrumen listrik
Sistem
pendingin, penerangan
bandara, instalasi, fisika, komputer,
baterai, genset otomatis Jurusan Keselamatan
Penerbangan Ruang Kelas
15 ruangan Laboratorium
ATC simulator,
Junior ATC laboratory, Senior
ATC laboratory,
ATC radar
laboratory, Kendaraan
PKP-PK, AMSS
laboratory, dan
Computer Laboratory Jurusan Manajemen
Penerbangan Ruang Kelas
5 ruangan Laboratorium
Laboratorium komputer
Universitas Sumatera Utara
34 Sarana dan Prasarana
No. Fasilitas
Kapasitas 1.
Gedung Utama 206 pegawai
2 Laboratorium Bahasa Inggris
30 orang 3
Auditorium 200 orang
4 Asrama
1117 orang 5
Perpustakaan 40 orang
6 Ruang Makan
450 orang 7
Rumah Sakit 20 tempat tidur
8 Fasilitas Olahraga :
e. Lapangan Basket
f. Lapangan Voli
g. Lapangan Tenis
h. Lapangan Sepak bola
i. Kolam renang
j. Lapangan Badminton
k. Gedung Serbaguna
l. Tenis Meja
m. Kebugaran
1 lapangan 3 lapangan
2 lapangan 1 lapangan
Ukuran Olympic 2 lapangan
500 orang 6 meja
1 set 8 macam 9
Mesjid 600 orang
10 Gereja
50 orang 11
Kendaraan 13 besar + 8
kecil 12
Instalasi Air 600 m
2
13 Pembangkit Listrik
700kV 14
Mess Perumahan
48 rumah 139 rumah
15 Latihan Outbond
1 set 16
Hangar 2
buah 8 pesawat
Universitas Sumatera Utara
35
Fasilitas Laboratorium peralatan Jurusan Penerbangan
Gambar 2.8 Ruang Kelas
Sumber : Internet
Gambar 2.9 Aircraft Simulator
Sumber : Internet
Gambar 2. 10
Simulator Kelas Sumber : Internet
Universitas Sumatera Utara
36
Gambar 2.11 Radiotelephony
Sumber : Internet
Jurusan Teknik Penerbangan
Gambar 2.12 Ruang Kelas
Sumber : Internet
Gambar 2.13
Sheet Metal Shop Sumber : Internet
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 2.14 Hydraulic Shop
Sumber : Internet
Gambar 2.15 Welding Shop
Sumber : Internet
Gambar 2.16 Aircraft Shop
Sumber : Internet
Gambar 2. 17 Electrical Shop
Sumber : Internet
Universitas Sumatera Utara
38 Jurusan Keselamatan Penerbangan
Gambar 2.18 ATC Lab
Gambar 2.19 Junior ATC Lab
Gambar 2. 20 Wet Drill
Gambar 2.21
Radar Lab
Universitas Sumatera Utara
39 Jurusan Manajemen Penerbangan
Gambar 2.22 Lab Komputer CBT Lab
Gambar 2.23 X- ray Cargo
Gambar 2.24
X-Ray Simulator
Gambar 2.25 Lab Bahasa
Universitas Sumatera Utara
40
2.2.10.2 SIA Centre
Di sinilah tempat 6000 kru datang dan mendapatkan pelatihan mereka. Ruang besar pada atrium merupakan tempat awak kabin belajar dan di beri pelatihan ulang
tentang prosedur keselamtan.Replika merupakan gabungan dari pesawat boeing 777 pada bagian depan dan Airbus A380 di bangian belakang.Replika ini berguna
untk memberikan pelatihan kepada pramugara-pramugari mengevakuasi penumpang dengan meluncur.
Gambar 2.26 SIA Center
Gambar 2.27 Hanggar
Gambar 2.28 Emergency Escape Training
Universitas Sumatera Utara
41
Gambar 2.29 Flight Simulator
Pada replika pesawat dapat diberikan asap untuk pelatihan kondisi keadaan darurat. Dan terdapat panel untuk para instructure mengatur scenario.Pada Bagian
lain terdapat kolam yang besar yang berguna untuk pelatihan darurat mendarat di air.Kolam tersebut memiliki mesin ombak yang dapat diatur kekuatannya.Dengan
kedalaman kolan 3 meter, dapat menampung sebuat rakit.
Gambar 2.30 Kontrol Mock up
Untuk program pelatihan pramugari terdapat replika pesawat yang lain.Disini para pramugara-pramugari mendapatkan pelatihan pelayanan kepada
penumang. Para peserta latihan juga diajarkan bagaimana cara berjalan yang baik,plating makanan, menyuguhkan makanan dan latihan menata rias sesuai
standar maskapai penerbangan. Sebelum menuju mesin simulator para pilot pemula selalu berlatih sistem
pesawat di mesin MTFD dahulu.Selanjutnya para penerbang berlatih di mesin simulator, dengan kecanggihan mesin tersebut peserta akan meresakan sensasi
terbang dengan pesawat sesungguhnya.
Universitas Sumatera Utara
42
2.3 Lokasi Perancangan
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai lokasi proyek, yang terdiri dari kriteria pemilihan lokasi proyek, alternatif pemilihan lokasi dan deskripsi lokasi sebagai
tapak rancangan.
2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Bangunan sekolah tinggi penerbangan yang direncanakan merupakan fasilitas umum . Oleh karena itu diperlukan kriteria lokasi sebagai berikut:
Tabel 2.5 Kriteria Pemilihan Lokasi
Sumber : Pribadi
Universitas Sumatera Utara
43
2.3.2 Alternatif Pemilihan Lokasi 2.3.2.1 Tinjauan Umum
Lokasi perancangan berada di sekitar kawasan aerotropolis Bandara Kualanamu Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Kawasan aerotropolis yang telah direncanakan oleh PT. Angkasa Pura II merupakan Kec. Beringin dan Kec. Pantai Labu, Kab. Deli Serdang
Gambar 2.31 Peta Lokasi
Sumber : Olah Data Primer
Lokasi untuk Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia sebaiknya berada berdekatan dengan bandara Kualanamu untuk menunjang kegiatan sekolah penerbangan. Di
sekitar kawasan bandara, tepatnya Kecamatan Pantai Labu dan Beringin telah direncanakan untuk menjadi kawasan Aerotropolis dengan berbagai fungsi industri
dan komersil , sehingga kecamatan Batang Kuis menjadi potensi untuk lokasi sekolah dengan kepadatan yang masih rendah dan lahan yang luas
Universitas Sumatera Utara
44
Gambar 2.32 Kecamatan Deli Serdang
Sumber : Olah Data Primer Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Kualanamu Sekitarnya
tahun 2025, kawasan Kualanamu dibagi menjadi beberapa bagian dengan fungsi yang mendukung. Rencana Tata Ruang ini menjadi acuan untuk membangun
proyek sesuai dengan fungsi dan zonasi yang telah ditentukan di dalam Deli Serdang
Gambar 2.33 Rencana Tata Guna Lahan Deli Serdang
Sumber : Olah Data Primer
Universitas Sumatera Utara
45 Alternatif lokasi berada di dalam kawasan perumahan dan pendidikan serta
berdekatan dengan hutan kota. Berdasarkan pertimbangan hubungan fungsional antar komponen. Pembagian
zona dibagi dalam 3 kelompok tersebut , adalah :
Kelompok 1 teridiri dari RTH, Rekreasi terbuka dan Olaharaga ring I Pada Kelompok I seluruhnya digunakan untuk RTH, Rekreasi Terbuka dan
Olahraga. Rekreasi terbuka dan olahraga pada sisi kiri dan kanan jalan arteri, sedangkan RTH pada sisi sebelah barat dari landasan.
Kelompok II terdiri dari Rumah Sakit, Perdaganagan, Jasa Komersial
Perumahan, dan Komponen Pelengkap. ring II Pada kelompok II digunakan untuk komponen yang berhubung langsung
dengan aktivitas bandara seperti Rumah Sakit, Perdaganagan, Jasa Komersial, Perumahan, dan Komponen Pelengkap. Penempatan rumah sakit di sisi jalan arteri
agar mudah dijangkau dan berdekatan dengan Bandar udara yang bertujuan mengantisipasi korban kecelakaan penerbangan.
Kelompok III terdiri dari Perkampungan dan Fasilitas Perkotaan ring III
Pada kelompok III dialokasikan untuk perkampungan dan fasilitas perkotaan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan penduduk sekitarnya.
Tabel 2.6 Tata Guna Lahan berdasarkan Ring Kawasan
Komponen Ring
Keterangan RTH
1 RTH berfungsi sebagai peredam kebisingan
yang ditimbulkan oleh bandar udara dan dapat sebagai lahan cadangan untuk
mengantisipasi
apabila dibutuhkan
pengembangan lahan bandar udara. Rekreasi Terbuka dan
Olahraga 1
Diletakkan di luar perpanjangan landasan karena berhubungan
dengan aktivitas manusia
sehingga tidak
berpengaruh terhadap kebisingan yang ditimbulkan oleh
bandar udara. Perumahan, Apartemen,
dan Asrama 2
Diperuntukkan bagi karyawan bandar udara dan para pengguna jasa angkutan udara.
Rumah Sakit 2
Diletakkan pada ring 2 untuk mengurangi kebisingan
dan untuk
mengantisipasi apabila
terjadi korban
kecelakaan penerbangan.
Universitas Sumatera Utara
46 Jasa Komersial
2 Untuk melayani kebutuhan para pengguna
jasa angkutan udara sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
Perdagangan 2
Untuk melayani kebutuhan para pengguna jasa angkutan udara, karyawan bandar
udara, dan masyarakat sekitar bandar udara.
Komponen Penunjang 2,3
Tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas bandar udara hanya sebagai pelengkap saja.
Fasilitas Pelayanan
Masyarakan Perdagangan 3
Disesuaikan dengan perkampungan yang dipindahkan ke ring 3, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan masyarakatnya tetapi hanya skala lingkungan.
Pendidikan 2,3
Pada ring 2 dan ring 3 ada perumahan dan perkampungan.
Kesehatan 3
Melayani kebutuhan pendudukan setempat. Peribadatan
2,3 Melayani kebutuhan ibadah bagi penduduk
di sekitar bandar udara dan para pengguna jasa angkutan udara.
Sumber : RTRK Deli Serdang
Gambar 2.34 Zona KKOP
Sumber : Olah data primer Sesuai dengan Rencana Tata Guna Lahan Deli Serdang dan kawasan
KKOP, zona Ring 2 dan 3 merupakan kawasan pendidikan dan perumahan dengan 2 alterntif lokasi yang paling mendekati dengan bandara dan memiliki akses yang
mudah dicapai.
Universitas Sumatera Utara
47
Gambar 2. 35 Alternatif Lokasi
Sumber : Olah data Primer
Gambar 2.36 Zona Ring 2
Sumber : Pribadi Pertimbangan lokasi A :
- Lokasi kawasan A memilki jarak paling dekat dengan bandara ditinjau dari ring 2 KKOP
- Jalur akses utama menuju bandara - Berkepadatan rendah
- Sudah memiliki akses eksisting Pertimbangan lokasi B :
- Lokasi kawasan B memiliki jarak paling dekat dengan bandara ditinjau dari ring
Universitas Sumatera Utara
48 2 KKOP
- Jalur akses yang masih dalam pembangunan - Bukan lah jalur utama menuju bandara
Maka, Lokasi kawasan site yang tepat untuk Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia merupakan kawasan A dengan adanya jalur eksisting dan jarak dengan
bandara yang lebih terjangkau dari pada kawasan B
Gambar 2.37 Zona Ring 2
Sumber : Pribadi
Alternatif Lokasi
Gambar 2. 38 Alternatif Lokasi
Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
49
Tabel 2.7 Alternatif Lokasi Site
Sumber: Olah Data Primer Berdasarkan KRITERIA penilaian , site yang dipilih adalah SITE 1. Dengan
pertimbangan fungsi sekolah yang lebih mengacu pada lokasi dengan kebisingan rendah dan akses yang baik.
Universitas Sumatera Utara
50
2.3.3 Deskripsi Lokasi sebagai Tapak
Gambar 2. 39 Lokasi Site
Sumber : Pribadi
o Kasus Proyek : Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia
o Lokasi : Jl. Lingkungan , kec. Batang Kuis
o Luas lahan : 3 ha
o Kondisi eksisting : Rumah warga ,dan lahan kosong
o Batas Site :
Timur – Lahan Kosong
Barat – Jl. Lingkungan II
Selatan – Jl. Lingkungan I
Universitas Sumatera Utara
51 Utara - Lahan Kosong
o Peraturan : GSB sekolah = min 10 m, GSS sekolah = min 4m
KDB = 70 o
Kontur : Relatif Datar o
Ktinggian maksimum : 11 lantai o
Potensi Site : - Terletak dekat dengan bandara - Kemudahan akses untuk mencapai jalan primer bandara
-Lokasi yang masih memiliki lahan luas - Memilki tingkat kebisingan yang rendah karna berada pada
lokasi jalan lingkungan
2.3.4 Area Pelayanan
Gambar 2. 40 Pelayanan Sekolah Tinggi Penerbangan
Sumber : Internet Area Pelayanan Sekolah Tinggi Penerbangan Kualanamu mencakup satu
wilayah negara Indonesia, dimana mahasiswa bisa berasal dari kota dan wilayah mana saja. Selain itu, secara khusus, area pelayanan sekolah tinggi penerbangan
juga mencakup 5 wilayah sekitar ,yaitu : Medan, Tanjung Morawa, Percut Sei Tuan, Lubuk Pakam, Perbaungan dan Pantai Labu.
Universitas Sumatera Utara
52
Gambar 2.41 Pelayanan terhadap wilayah sekitar
Sumber : Olah Data Primer
2.3.5 Status kepemilikan, nilai lahan, dan peraturan Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN DELI
SERDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERIZINAN TERTENTU
Bagian Kelima Fungsi Bangunan
Pasal 17 Fungsi bangunan meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan
budaya serta fungsi khusus. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 merupakan bangunan gedung dengan fungsi
utama sebagai tempat manusia melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi a. Bangunan pelayanan pendidikan : sekolah taman kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah lanjutan, sekolah tinggiuniversitas, sekolah luar biasa; b. Bangunan pelayanan kesehatan : puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, rumah
sakit; c. Bangunan kebudayaan : museum, gedung kesenian, dan sejenisnya;
d. Bangunan laboratorium; e. Bangunan pelayanan umum : stadion, hall untuk kepentingan olah raga, dan
sejenisnya.
Bagian Kesembilan Persyaratan Tata Bangunan dan Lingkungan
Pasal 21 1 Persyaratan tata bangunan meliputi peruntukan lokasi dan intensitas bangunan.
Universitas Sumatera Utara
53 2 Intensitas bangunan pada kawasan yang akan dibangun sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 meliputi kepadatan, ketinggian dan jarak bebassempadan bangunan. 3 Kepadatan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 meliputi Koefisien Dasar
Bangunan KDB, Koefisien Lantai Bangunan KLB dan Koefisien Daerah Hijau KDH.
Bagian Kesepuluh Koefisien Dasar Bangunan
Pasal 22 1 KDB ditentukan dengan mempertimbangkan perkembangan kawasan,
kebijaksanaan intensitas pembangunan, daya dukung lahanlingkungan, serta keseimbangan dan keserasian lingkungan.
2 Besarnya KDB sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disesuaikan dengan ketentuan tata ruang.
3 Besarnya KDB untuk setiap bangunan, apabila tidak ditentukan lain dalam ketentuan tata ruang, ditentukan maksimum sebesar 70.
4 Besarnya KDB untuk bangunan dengan fungsi industri termasuk pergudangan, apabila tidak ditentukan lain dalam ketentuan tata ruang, ditentukan maksimum seb
5 Bupati, atas dasar pertimbangan Kepala Dinas, dapat memberikan dispensasi penambahan intensitas, dengan ketentuan penambahan intensitas tersebut kurang
dari 10 sepuluh per seratus dari yang ditetapkan dalam ketentuan tata ruang dan tidak berkaitan dengan perubahan pemanfaatan lahan sebelumnya serta perubahan
ketentuan teknis lainnya.
Koefisien Lantai Bangunan Pasal 23
1 KLB ditentukan dengan mempertimbangkan daya dukung lahanlingkungan, keseimbangan dan keserasian lingkungan, serta keselamatan dan kenyamanan
bangunan. 2 Luas Lantai bangunan dihitung dari garis sumbu as dindingkolom.
Universitas Sumatera Utara
54 3 Besarnya KLB sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disesuaikan dengan
ketentuan tata ruang. Bagian Kedua Belas
Koefisien Daerah Hijau Pasal 24
1 KDH ditentukan dengan mempertimbangkan daya dukung lahanlingkungan, serta keseimbangan dan keserasian lingkungan.
2 Besarnya KDH ditetapkan sesuai dengan peruntukan dalam ketentuan tata ruang.
3 KDH minimal 10 pada daerah padatsangat padat, dan meningkat setara dengan naiknya ketinggian bangunan dan berkurangnya kepadatan wilayah.
4 Untuk perhitungan KDH secara umum, digunakan rumus : 100 - KDB + 20 KDB.
Bagian Ketiga belas Garis Sempadan Bangunan
Pasal 25 1 GSB ditetapkan untuk memperoleh keteraturan dalam tata letak bangunan, baik
terhadap jalan maupun antar bangunan, serta untuk mengurangi resiko kebakaran, pengaturan sirkulasi udara dan sinar matahari serta kebebasan ruang gerak halaman.
2 Besarnya GSB sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disesuaikan dengan ketentuan tata ruang.
3 Apabila tidak ditentukan lain dalam ketentuan tata ruang, besarnya GSB adalah sebagai berikut :
a. Untuk daerah disepanjang jalan, GSB adalah separuh lebar daerah milik jalan damija ditambah 1 satu meter, dihitung dari tepi batas persilkavling;
b. Untuk jalan yang telah direncanakan pelebaran, GSB adalah separuh lebar daerah milik jalan damija ditambah 1 satu meter, dihitung dari tepi batas persilkavling
yang terkena rencana pelebaran;
Universitas Sumatera Utara
55
2.4 Tinjauan Kelompok Pelaku Kegiatan 2.4.1 Deskripsi pengguna
Pengguna dari Sekolah Tinggi Penerbangan Kualanamu Indonesia dapat digolongkan menjadi :
Kelompok Kegiatan Pimpinan
Adalah kelompok pelaku kegiatan yang memimpin Sekolah Tinggi Aviasi Indonesia besertapembantu kepala yang membawahi bidang masing-masing antara
lain: - Kepala Sekolah Tinggi Penerbangan
- Sekretaris Sekolah Tinggi Penerbangan - Pembantu Kepala I Bidang Akademik dan Staff
- Pembantu Kepala II Bidang Administrasi Umum dan Staff - Pembantu Kepala III Bidang Kemahasiswaan dan Staff
Kelompok Kegiatan Pendidikan
a. Kelompok kegiatan pendidikan meliputi:
- Kepala Jurusan Penerbang Orang yang ditunjuk karena kemampuannya di bidang pendidikan penerbang untuk
memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP terhadap berlangsungnya kegiatan di jurusan penerbang
- Kepala Jurusan Teknik Penerbangan Orang yang ditunjuk karena kemampuannyadibidang pendidikan teknik perawatan
pesawat terbang untuk memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP terhadap berlangsungnya kegiatan di jurusan Teknik penerbangan.
- Kepala Jurusan Keselamatan Penerbangan Orang yang ditunjuk karena kemampuannya dibidang pengaturan lalulintas
udara untuk memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP terhadap berlangsungnya kegiatan di jurusan keselamatan penerbangan. Kepala jurusan
keselamatan penerbangan dapat dipilih dari praktisi professional maupun tenaga pendidik yang berkompeten dalam bidang pendidikan keselamatan penerbangan.
- Kepala Jurusan Manajemen Penerbangan
Universitas Sumatera Utara
56 Orang yang ditunjuk karena kemampuannya dibidang pendidikan manajemen
penerbangan untuk memimpin dan bertanggung jawab kepada kepala STP terhadap berlangsungnya kegiatan di jurusan manajemen penerbangan.
Kelompok Kegiatan Penunjang Pendidikkan
Adalah pihak-pihak yang menunjang berlangsungnya kegiatan pendidikan di Sekolah Tinggi Penerbangan. Kedudukan dari kelompok kegiatan ini adalah berada
dibawah Ketua Sekolah Tinggi dan Kepala Jurusan yang menangani administrasi dan teknis operasional yang menunjang kegiatan utama dalam akademi.
Adapun kelompok kegiatan penunjang antara lain: - Kepala unit asrama dan staff
- Kepala perpustakaan dan staff - Kepala unit kesehatan dan staff
- Kepala unit laboratorium dan staff - Kepala unit workshop dan staff
- Kepala unit fasilitas umum dan staff - Kepala unit Olahraga dan Seni
Kelompok Kegiatan Akademik
- Taruna Mahasiswai
- Dosen
Kelompok Kegiatan Servis
- Security
- Cleaning Service
- Staff pengelola
2.4.2 Deskripsi Kegiatan 2.4.2.1 Jenis Kegiatan
Dalam sekolah tinggi penerbangan, terdapat 2 kegiatan secara garis besar, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
57 a. Kegiatan Utama
Kegiatan utama yang ada dalam institusi ini adalah kegiatan pendidikian yaitu proses terjadinyakegiatan belajar dan mengajar atau interaksi pembelajaran antara
pelajar dan pengajar. Kegiatanpembelajaran ini juga dibagi dalam dua metode pembelajaran yaitu : pembelajaran teori berupa kuliahyang diadakan dalam ruang
kelas class theory. Metode pembelajaran yang lain adalah denganpraktek langsung ke lapangan baik dilakukan secara indoor laboratorium dan workshop
bengkelkerja, maupun outdoor lapangan b. Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang terdiri atas semua kegiatan yang menunjang operasional sekolah penerbanganbaik itu secara administratif maupun teknis. Jenis kegiatan
penunjang ini antara lain adalah - Kegiatan asrama
- Kegiatan olahraga - Kegiatan membaca dan belajar perpustakaan
- Kegiatan umum - Kegiatan kesehatan
c. Kegiatan Pengelola Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini meliputi:
- Kegiatan administrasi
- Kegiatan pendaftaran
- Kegiatan pengolahan materi
d. Kegiatan Teknis Kegiatan yang termasuk di dalam kelompok ini meliputi kegiatan :
- Yang berhubungan dengan maintenance perawatan - Yang berhubungan dengan kegiatan mekanikal dan elektrikal
e. Kegiatan Pelayanan Kegiatan yang termasuk di dalam kelompok ini meliputi :
Universitas Sumatera Utara
58 -Parkir dan sirkulasi kendaraan baik pengunjung, staff, pengajar maupun pengelola
- Sirkulasi dan kegiatan servis pengantaran atau pemasukan barang
2.4.2.2 Karakteristik Kegiatan
Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai spesifikasi pendidikan keahlian maka Sekolah Tinggi Penerbangan Kualanamu Batangkuismempunyai
beberapa karakter kegiatan yaitu: - Formil : kegiatan pembelajaran dalam institusi ini bersifat resmi dan berwibawa.
- Komunikatif : untuk mendapatkan kontak dan interaksi dengan baik agar kegiatan pendidikan dapat berjalan dengan baik, efisien dan efektif
- Representative : sekolah Penerbangan Surakarta seyogyanya dapat mencitrakan kesankegiatan yang modern dan dinamis.
- Sistematis : kegiatan yang ada bersifat teratur, tegas dan jelas dengan tingkat konsentrasiyang
berbeda-beda sesuai
dengan pelajaran
dan sifat
kegiatannyaprogram studi
2.4.2.3 Tuntutan kegiatan
Untuk memenuhi tuntutan pembelajaran yang baik maka kegiatan utama tersebut harus ditunjangoleh beberapa persyaratan baik secara fisik wadah kegiatan
maupun metode pembelajaran. Untuk fisik bangunan dibutuhkan ruang yang memenuhi persyaratan kenyamanan yang meliputi :
Phisical Comfort : Pengaturan cahaya, pengaturan akustik ruang, dan pengaturan
kenyamanan termal Spiritual Comfort
: suasana ruang sesuai dengan tuntutan dan karakteristik ruang.
Universitas Sumatera Utara
59
Tabel 2.8 Jenis Kegiatan Sekolah
No Kelompok
Pemakai Kegiatan Ruang
Kebutuhan Ruang
1 Kelompok
kegiatan pengelola
Ketua Sekolah
Tinggi Datang
Parkir khusus Bekerja
Ruang ketua ST Menerima Tamu
Ruang Tamu Memimpin rapat
Ruang Rapat Sekretaris
Bekerja Ruang Sekretaris
Menyimpan dokumen Ruang Arsip
Pembantu Ketua ST I dan staff
Bekerja Akademik Ruang
pembantu Ka-I
Menerima Tamu Ruang staff
Ruang Tamu Pembantu Ketua
ST II dan staff Bekerja
Administrasi Umum
Ruang pembantu
Ka-II Menerima Tamu
Ruang staff Ruang Tamu
Pembantu Ketua ST III dan staff
Pembinaan taruna Ruang
pembantu Ka-III
Bekerja Administrasi kemahasiswaan
Ruang staff Menerima Tamu
Ruang Tamu
2 Kelompok
Kegiatan Pengajar
Ketua Jurusan Penerbang
Bekerja Ruang ketua jurusan
Rapat Jurusan Ruang sekretaris
Administrasi dan
manajemen urusan Ruang rapat Jurusan
Menerima Tamu Ruang administrasi
Ruang tamu Ketua Jurusan
Teknik Penerbangan
Bekerja Ruang ketua jurusan
Rapat Jurusan Ruang sekretaris
Administrasi dan
manajemen urusan Ruang rapat Jurusan
Menerima Tamu Ruang administrasi
Ruang tamu Ketua Jurusan
Keselamatan Penerbangan
Bekerja Ruang ketua jurusan
Rapat Jurusan Ruang sekretaris
Administrasi dan
manajemen urusan Ruang rapat Jurusan
Menerima Tamu Ruang administrasi
Universitas Sumatera Utara
60 Ruang tamu
Ketua Jurusan
Manajemen Penerbangan
Bekerja Ruang ketua jurusan
Rapat Jurusan Ruang sekretaris
Administrasi dan
manajemen urusan Ruang rapat Jurusan
Menerima Tamu Ruang administrasi
Ruang tamu
3 Kelompok
kegiatan Penunjang
Unit perpustakaan
Kelompok kerja unit Ruang kepala unit
perpustakaan Ruang
staff unit
perpustakaan Unit
Laboratorium Ruang kepala unit
Laboratorium Ruang
staff unit
Laboratorium Unit Asrama
Koordinasi Kegiatan Ruang kepala unit
Asrama Ruang
staff unitAsrama
Ruang kepala unit Kesehatan
Unit Kesehatan Menerima Tamu
Ruang staff
unit Kesehatan
Unit Rohani Ruang kepala unit
Rohani Ruang
staff unit
Rohani Unit
Teknologi Informatika
Ruang kepala unit TI Unit
Olaharaga dan Seni
Penyimpanan dan
Perawatan alat Ruang staff unit TI
Ruang kepala unit Olahraga Seni
Ruang staff
unit Olahraga Seni
Mahasiswa Istirahat
Asrama Belajar
Perpustakaan Mencari refrensi
Pusat TI Makan minum
Ruang Makan Kantin
Ibadah Tempat ibadah
Diskusi Ruang Diskusi
Kegiatan
Universitas Sumatera Utara
61 Berolahraga
Lapangan Menyimpan barang
Locker Kegiatan Umum
Auditorium
4 Kelompok
kegiatan Utama Jurusan
Penerbang Persiapan mengajar
1. Radiotelephony 2.
Aircraft Link
Simulator Jurusan
Teknik Penerbangan
Persiapan mengajar Ruang Instruktur
Briefing Ruang Kelas
Praktik mesin pesawat terbang
Ruang Briefing Praktik Kerja Lapangan
Gas tubine shop Workshop Hangar
Praktik Kerja Hidraulik Hidaulik Lab
Praktik Instrumental
pesawat terbang Instrument Lab
Praktik Kerja
rangka pesawat
Sheet Metal Shop Praktik desain pesawat
Ruang Gambar Praktik mesin pesawat
terbang Engine Shop
Praktik gaya dan energi Lab Fisika
Electrical Lab Jurusan
Keselamatan Penerbangan
Persiapan mengajar Ruang Instruktur
Ruang Kelas Simulasi
awal tower
control Junior ATC Radar
Lab Simulasi menara tower
control Senior ATC Radar
Lab Praktek kerja khusus
Teleprinter Lab Praktek operasional radar Radar Lab
Jurusan Manajemen
Penerbangan Persiapan mengajar
Ruang Dosen Ruang Kelas
Praktek Komputasi Laboratorium
Komputer Praktek Bahasa
Laboratorium Bahasa
Universitas Sumatera Utara
62 5
Kelompok kegiatan teknis
Staff Operasional Mengecek
keadaan mesin-
mesin serta
memperbaikinya jika
terjadi kerusakan Ruang ME
Memeriksa ME secara rutin
Ruang Staff Ruang pompa
Ruang Panel Ruang trafo
6 Kelompok
kegiatan Pelayanan
Staff Memakirkan kendaraan
Roda 2 Dosen
Roda 4 Pengelola
Universitas Sumatera Utara
63
2.4.3 Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang 2.4.3.1 Persyaratan Umum
a. Persyaratan Minimal Sarana Prasarana - Ruang kuliah : 100 m²
- Ruang kantor : 100 m² - Perpustakaan dan laboratorium : 500 m²
- Lahan : 5000 m² b. Persyaratan minimal jumlah tenaga administrasi dan penunjang
- Administrasi : 3 orang - Kualifikasi : S1 : - , D3 : 1 orang, SMA : 2 orang
c. Aspek akreditasi - Tenaga pengajar untuk satu program study minimal 7 orang 1 lektor kepala, 1
lektor, 2 lektor madya, 3 staf ahli - Nisbah tenaga pengajar terhadap mahasiswa 1 : 15
- Ada pembinaan dan pengembangan mahasiswa - Ada kegiatan pengembangan dan pengabdian masyarakat
- Prasarana Lahan kampus m² mahasiswa : 5
Ruang kuliah m² mahasiswa : 1,5 Kantor m² mahasiswa : 4
Perpustakaan m² mahasiswa : 1,6 Aula m² mahasiswa : 1,5
Laboratorium m² mahasiswa : 3
2.4.3.2 Jenis dan Besaran Standart Ruang Sekolah Penerbangan
Jurusan teknik pesawat terbang
Mempunyai fasilitas baik berupa laboratorium maupun workshopyang secara umum terbagi dalam dua fungsi yaitu laboratorium workshop tingkat dasar dan
laboratoriumworkshop tingkat keahlian. a.
Laboratorium workshop
tingkat dasar
merupakan kategori
laboratoriumworkshop yang
digunakan untuk
Mata Kuliah
Dasar KeahlianMKDK terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
64 -
General Workshop Faktor utama penentu besaran ruang adalah dimensi meja kerja work bench
dan pola sirkulasiparaktikum Kapasitas penggunaan sekali praktik maksimal 30 orang
Dimensi standart meja kerja adalah 1,9 m x 2,9 m Standart ruang gerak praktikan 0,9 m x 1,0 m
Standart ruang untuk 1 meja kerja 6 praktikan 2,8m x 3,9 m dengan flow 40
Gambar 2.42 General Workshop
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995 - Elektrikal Laboratorium
Faktor utama penentu besaran ruang adalah dimensi meja peralatan instrument bench dan ruang gerak praktikan
Jumlah penggunaan 30 orang Dimensi meja peralatan adalah 0,8 m x 1,6 m
Ruang gerak praktikan adalah 0,8 m x 1,2 m Standart ruang untuk 1 meja kerja dengan kapasitas 2 praktikan adalah 1,4 m x 1,6
m x 2 = 4,48m” dengan flow 40
Universitas Sumatera Utara
65
Gambar 2.43 Elektrikal Lab
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
b. Laboratorium workshop tingkat keahlian Laboratorium workshop ini digunakan untuk praktikum Mata Kuliah
Keahlian MKK yang berkaitan dengan spesifikasi keahlian. Berdasarkan peralatan yang digunakan laboratorium workshop tingkat keahlian dibedakan menjadi dua
yaitu c.
Laboratorium workshop alat ringan Light Lab workshop Yaitu labworkshop dimana peralatan praktek diletakkan diatas meja work
bench, seperti instrument laboratorium, electrical laboratorium, welding shop, air conditioning shop, baterry shop, installation shop, basicadvance lab, avionic lab,
telex shop, transmitter lab, radio workshop, digital workshop, basic computer lab. Untuk light labworkshop standart ruang yang digunakan adalah sama dengan yang
digunakanpada electrical lab general workshop GWS yaitu: Dimensi meja peralatan adalah 0,8 m x 1,6 m
Ruang gerak praktikan adalah 0,8 m x 1,2 m Standart ruang untuk 1 meja kerja dengan kapasitas 2 praktikan adalah 1,4 m x 1,6
m x 2 = 4,48m” dengan flow 40
Universitas Sumatera Utara
66
Gambar 2.44 Light Lab workshop
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995 - Workshop Alat Berat
Adalah workshop dimana obyek dan peralatan prakteknya memilki spesifikasi tertentu padaumumnya berdimensi besar dan memerlukan penempatan
khusus. Yang termasuk dalam kategori workshop ini adalah: 1. Sheet Metal Shop
Obyek utama adalah rangka pesawat Beech Baron B-58 dengan dimensi 5,5 m x 2,0-2,6 m dengan penggunaan 1:10
Ruang kerja yang terjadi adalah 72,8 m² 13m x 5,6m dengan flow 40 Peralatan praktek yang diletakkan diatas meja dengan standart ruang 10,29 m²
dengan flow 40untuk praktikan berjumlah 6 orang.
Gambar 2.45 Sheet Metal Shop
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
2. Hidraulik Shop Obyek utama adalah advance hidraulik dengan dimensi 0,8m x 2m x 2m,
dengan rasio penggunaan 1 : 4
Universitas Sumatera Utara
67 Ruang kerja yang terjadi adalah 19 m² 3,8m x 5m dengan flow 40
Gambar 2.46 Hidraulik Shop
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
3. Automatic Genset Shop Obyek utama adalah generator set 16 kVA dengan dimensi 2,0 m x 1,0m x
0,8m dengan rasiopenggunaan 1 : 4 Ruang kerja yang terjadi adalah 20 m² 5m x 4m per alat dengan sirkulasi40
Faktor penentu lainnya adalah meja kerja dengan standart ruang 10,92m² dengan flow 40 untuk 6orang praktikan.
Gambar 2.47 Automatic Genset Shop
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
Jurusan Keselamatan Penerbangan 1. Primary and Secondary Radar Lab
Alat peraga utama adalah 1 set Simulator Control Tower yang terdiri dari: -
Unit primary radar dengan dimensi P = 2,2m, L = 1,2m, T = 2,1m kapasitas untuk satu orang.
Universitas Sumatera Utara
68 -
Ruang gerak yang terjadi tiap unit adalah 2,2m x 1,2m + 2,2m x 1m = 4,84 m² dengan ruang gerak 40
- Unit secondary radar primary radar dengan dimensi P = 2,5m, L = 1,5m, T = 1,5m
kapasitas untuk satu orang. -
Ruang gerak yang terjadi tiap unit adalah 2,5m x 1,5m + 2,5m x 1m = 6,25 m² dengan ruang gerak 40
- Unit radar video processor dengan dimensi ruang 48 m²
Gambar 2.48 Primary and Secondary Radar Lab
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
2. Teleprinter Lab Alat peraga utama adalah mesin Teleprinter
Dimensi mesin Teleprinter P = 0,6m, L = 0,8m, kapasitas untuk satu orang. Ruang gerak yang terjadi tiap unit adalah 0,6m x 0,6m + 0,8m x 1m = 1,28 m²
dengan ruang gerak 40
d.Telephony Lab Alat peraga utama adalah meja morse
Dimensi per unit P = 0,8m, L = 0,7m, kapasitas untuk satu orang. Ruang gerak yang terjadi tiap unit adalah 0,8m x 0,7m + 0,7m x 1m = 1,26 m²
dengan ruang gerak 40
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 2.49 Telephony Lab
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
3. Radar Display Lab Alat peraga utama adalah Radar Display, meja pilot, meja koordinator, dan meja
ATC.
Gambar 2.50 Radar Display Lab
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
4. Junior ATC Alat peraga utama meja simulasi, bangku siswa, ruang operator, gudang peralatan
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 2.51 Junior ATC
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
5. Senior ATC Alat peraga utama yang dipakai adalah Simulator Control Desk, dan Koordinator
Desk
.
Gambar 2.52 Senior ATC
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
Jurusan Administrasi Penerbangan 1. Laboratorium Komputer
Alat peraga utama adalah Personal Computer, LCD, Sound System
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 2.53 Laboratorium Komputer
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
2. Laboratorium Bahasa Alat Peraga personal komputer, headset, meja kursi, microphone, sound system
Gambar 2.54 Laboratorium Bahasa
Sumber : redraw TA A. Yudhanto1995
Persyaratan Untuk Ruang Laboratorium Pada umumnya ruang laboratorium dan simulator banyak menggunakan peralatan-
peralatan komputer, sehingga membutuhkan syarat khusus a. Dasar pertimbangan
- Tuntutan konsentrasi dan ketelitian yang tinggi dalam menghadapi problem- problem penerbangan yang sulit
- Pengaruh kerja pada mesin dan peralatan lainnya - Pengaruh terhadap media penyimpanan data
- Resiko kerusakan yang mungkin timbul
Universitas Sumatera Utara
72 - Suhu, panas dan sinar matahari yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi
menyebabkan kerja mesin kurang optimal - Panas dan api dapat menyebabkan kerusakan langsung pada peralatan
- Sinar matahari langsung dapat mengganggu peralatan yang peka terhadap sinar - Suhu dan kelembaban berpengaruh pada kerja mesin, menyebabkan komponen
logam cepat berkarat, suasana kerja jadi pengap, air sangat berbahaya jika kontak langsung dengan komputer.
- Gas dan debu berpengaruh pada media penyimpanan data. b. Kebutuhan ruang yang disyaratkan
- Suhu optimal saat peralatan sedang digunakan adalah 65 ˚F-90˚F
- Suhu optimal pada saat mesin tidak digunakan tidak bekerja adalah 50 ˚F-110˚F
- Kelembaban berkisar antara 20 - 80 pada saat mesin digunakan - Kelembaban berkisar antara 0 - 80 pada saat mesin tidak digunakan
- Tingkat iluminasi cahaya 50-500 lux - Intensitas kebisingan berkisar antara 10-40 dB
Persyaratan Untuk Ruang Kelas, workshop dan Ruang Kantor a. Dasar perimbangan
- Tuntutan konsentrasi dan ketelitian dalam belajar dan bekerja - Tuntutan kenyamanan
- Tuntutan keamanan b. Kebutuhan ruang yang disyaratkan
- Tingkat iluminasi cahaya berkisar antara 300-500 lux - Suhu optimal saat ruang digunakan bekerja adalah 24
˚C-30˚C - Kelembaban berkisar antara 20 - 80 pada saat ruang digunakan
- Intensitas bunyi berkisar antara 20-60 dB
Universitas Sumatera Utara
73
2.4.3.3 Sarana Prasarana Penunjang
1. Tempat Beribadah a. Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat sivitas akademika melakukanibadah
yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu kuliahkerja. b. Luas tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap sivitas akademika, dengan
luastotal minimum adalah 24 m2. c. Tempat beribadah dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
Tabel 2.9 Sarana Penunjang
Sumber : Badan Standar Nasional Pendidikan 2011
2. Ruang Konseling a. Ruang konseling berfungsi sebagai tempat mahasiswa mendapatkan
layanankonseling individu atau kelompok dari konselor berkaitan dengan pengembanganpribadi, sosial, akademik, dan karir.
b. Luas ruang konseling sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika, dengan luas total minimum 12 m2.
c. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi mahasiswa.
Tabel 2.10 Jenis, Rasio dan Deskripsi Ruang Konseling
Sumber : Badan Standar Nasional Pendidikan 2011
Universitas Sumatera Utara
74
3. Ruang Kesehatan
a. Ruang kesehatan berfungsi sebagai tempat untuk pelayanan awal bagi sivitas akademika yang mengalami gangguan kesehatan.
b. Luas ruang kesehatan sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika, dengan luas total minimum 12 m2.
c.Ruang kesehatan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada.
Tabel 2.11 Jenis, Rasio dan Deskripsi Ruang Kesehatan
Sumber : Badan Standar Nasional Pendidikan 2011
4. Jamban
a. Jamban berfungsi sebagai tempat buang air kecile atau besar bagi dosen, karyawan, dan mahasiswa.
b. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 mahasiswa, 1 unit jamban untuk setiap 30 mahasiswi, 1 unit jamban untuk setiap 40 dosen danatau karyawan laki-
laki, dan 1 unit jamban untuk setiap 30 dosen danatau karyawan perempuan. c. Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2.
d. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. e. Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
5. Gudang
a. Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran dan peralatan lembaga yang tidakbelum dimanfaatkan serta arsip lembaga.
b. Luas gudang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dengan luas total minimum 24 m2.
Universitas Sumatera Utara
75 c. Gudang dapat dikunci.
6. Kantin
a. Kantin berfungsi sebagai tempat menjual makanan dan minuman bagi sivitas akademika pada saat hari kerjakuliah.
b. Luas kantin sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dengan luas total minimum 20 m2.
c. Kantin dilengkapi dengan konter makananminuman, tempat duduk untuk makan dan minum, air bersih untuk mencuci tangan dan mencuci alat makan dan minum,
serta tempat sampah yang memadai.
7. Bengkel
a. Bengkel berfungsi sebagai tempat perbaikan dan perawatan peralatan. b. Bengkel terdapat di perguruan tinggi yang memiliki program studi dengan
kegiatan pembelajaran menggunakan peralatan yang memerlukan perbaikan dan perawatan secara berkala
c. Luas minimum bengkel disesuaikan dengan jenis dan jumlah peralatan yangmemerlukan perbaikan dan perawatan pada setiap program studi.
d. Bengkel terdiri atas ruang kerja tempat melakukan perbaikanperawatan dan ruang penyimpanan alat.
8. Tempat Parkir
a. Tempat parkir berfungsi untuk menyimpan sementara kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat milik dosen, karyawan, dan mahasiswa selama jam dan hari
kerja. b. Tempat parkir dibuat dengan mengikuti standar yang ditetapkan dengan
peraturan daerah atau peraturan nasional. Bila standar dimaksud belum tersedia, maka standarminimum yang digunakan adalah sebagai berikut.
1 Minimum terdapat 1 tempat parkir kendaraan roda dua untuk 10 mahasiswa dan 1tempat parkir kendaraan roda dua untuk 2 karyawan atau dosen.
Universitas Sumatera Utara
76 2 Minimum terdapat 1 tempat parkir kendaraan roda empat untuk 40 mahasiswa
dan 1 tempat parkir kendaraan roda empat untuk 10 karyawan atau dosen. 3 Ukuran minimum tempat parkir kendaraan roda dua adalah 1,5 m x 1 m, dengan
luas lahan minimum 3 m2 per satuan ruang parkir SRP termasuk sirkulasi. 4 Ukuran minimum tempat parkir kendaraan roda empat adalah 5 m x 2,5 m,
dengan luas lahan minimum 25 m2 per satuan ruang parkir SRP termasuk sirkulasi.
2.5 Elaborasi Tema
Pemilihan tema arsitektur berdasarkan fungsi sekolah dipilih dari beberapa kajian tentang pengertian tema, karakteristik tema dan hubungan dengan fungsi sekolah
penerbangan.
2.5.1 Pengertian
- Menurut Wikipedia Wikipedia.com
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal - Menurut Gunawan Tjahyono
Tema dalam arti purbanya lebih merupakan pijakan bagi sebuah tajuk. Dari situlah kita yang terlibat dalam kehadirannya berangkat untuk melakukan bahasan, ulasan,
dan tindakan intelektual. Dengan demikian, tema melandaskan seluruh olahan berkarya. Dari contoh yang sama dalam bidang arsitektur, tema dapat melandasi
tindakan berarsitektur Dalam arsitektur, banyak sekali tema yang dapat digunakan dalam perancangan,
berikut tema-tema memungkinkan digunakan dalam fungsi sekolah : A.
Arsitektur Metafora Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk,
diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.Adapun prinsip-prinsip yang dianut
oleh Arsitektur Metafora - Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek
Universitas Sumatera Utara
77 lain.
- Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.
- Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi ataupenyelidikan lainnya dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat
menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru.
Kegunaan Penerapan Metafora dalam Arsitektur Sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural,
yakni sebagai berikut : -
Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang lain. -
Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat. -
Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggapmenjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya
- Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.
Penerapan tema metafora pada design bangunan adalah dengan mencoba menangkap objek yang mewakili kehadiran dari fungsi serta klien
proyek.menyesuaikan bentuk untuk mendukung visi misi yang ingin dicapai oleh klien. Penerapan tema ini lebih banyak mempertimbangkan tentang bentuk dan
impresi pandangan orang terhadap bangunan, sedangkan fungsi sekolah lebih mengutamakan organisasi ruang dan kenyamanan di dalam ruangan untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar.
B. Arsitektur Ikonik
Konsep yang menggunakan ikon yang dapat berarti simbol, bentuk yang mudah dikenali, bentuk yang terkenal, dan mewakili suatu kota atau negara.
Rancangan unik tersebut mengalami proses ikonisasi, hingga dalam beberapa jangka waktu rancangan tersebut menjadi ikon dan selalu menjadi daya kenal. Tema
ini juga merupakan suatu penerapan tema dalam bentuk, merancang bangunan dengan dasar prinsip dapat mengangkat suatu simbol yang bisa menjadi ikon untuk
bangunan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
78
C. Arsitektur Hijau
Arsitektur Hijau Green Architecture adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan
pada kesehatan manusia dan lingkungan. Pendekatan arsitektur hijau mempunyai beberapa istilah seperti Eco-architecture,
Sustainable architecture , maupun environmental architecture. Apapun istilahnya,
tiga objek utama yang pasti dan harus dititikberatkan adalah makhluk hidup, planet, dan keuntungan 3P= People; Planet; Profit.
Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai pengertian Green Building, Ecoarchitecture
, dan Sustainable Building dari beberapa sumber, yaitu:
Menurut Wikipedia www.wikipedia.com Green building
yang dikenal juga dengan istilah green construction atau sustainable building
, adalah sebuah penerapan dimana menciptakan struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan
menggunakan sumber daya secara efisien melalui siklus kehidupan bangunan mulai dari rancangan, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan dekonstruksi. Praktisi
ini memperpanjang dan mempertimbangkan juga aspek ekonomi, utilitas, dan kenyamanan.
Menurut Sim Van der Ryn di dalam buku Ecological Design,
Menjelaskan bahwa sebuah bangunan yang bersifat ekological harus memiliki karakteristik berupa setiap bentuk rancangan harus dapat meminimalkan dampak
bangunan dengan mengintegrasikan bangunan itu sendiri dengan proses kehidupan. Rancangan yang bersifat ekologis dapat menginspirasi berbagai bidang seperti
salah satunya bidang arsitektur.
Menurut kamus Cambridge, 2003, Kata suistanable berarti dapat dipertahankan dalam jangka waktu tanpa
menimbulkan kerusakan atau dampak negative kepada lingkungan sekitar. Sehingga dengan kata lain dapat dikatakan bahwa sustainable arsitektur adalah
rancangan yang diberikan terhadap sebuah bangunan dengan harapan bangunan
Universitas Sumatera Utara
79 tersebut dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan selama siklus bangunan
tersebut masih ada.
2.5.2 Pemilihan Tema Arsitektur Hijau 2.5.2.1 Konsep dasar arsitektur hijau dalam pembangunan di Indonesia
Green Building, A Sustainable Consept for Construction Development in Indonesia
Tingkat kesadaran global mengenai lingkungan hidup dan perubahan iklim, khususnya dalam bidang arsitektur dan lingkungan, pada beberapa tahun
belakangan ini meningkat dengan tajam. Gerakan hijau yang tengah berkembang pesat saat ini tidak hanya bertujuan untuk melindungi sumber daya alam, tetapi juga
diimplementasikan sebagai upaya efisiensi penggunaan energi serta meminimalisir kerusakan lingkungan sekitar. Hal ini tentu sangat bermanfaat apabila dilakukan
secara merata dan berkelanjutan, khususnya di Indonesia yang notabene adalah negara yang sedang berkembang. Sosialisasi terhadap upaya-upaya adaptasi dan
mitigasi terhadap perubahan iklim terus dilakukan Pemerintah Indonesia, tetapi tidak semua elemen masyarakat sudah mengetahui dan paham mengenai kedua hal
tersebut. Terbukti dari merebaknya SBS sick building syndrome pada bangunan- bangunan Indonesia. Bentuk solusi yang menjadi pilihan adalah dengan
menerapkan konsep Green Architecture, atau Green Building yang kini sudah dijalankan oleh pemerintah.
Seiring dengan itu, Indonesia telah memiliki lembaga yang mengatur dan menjalankan misi “hijau” untuk membangun bangunan yang lebih ramah
lingkungan yaitu GBCI Green Building Council Indonesia. GBCI Adalah lembaga mandiri non government dan nirlaba non-for profit yang berkomitmen
penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang
berkelanjutan. GBC INDONESIA didirikan pada tahun 2009 dan diselenggarakan oleh sinergi di antara para pemangku kepentingannya, meliputi
- Pemerintah - Kalangan industri sektor bangunan dan properti,
Universitas Sumatera Utara
80 - Profesional bidang jasa konstruksi
- Institusi pendidikan dan penelitian Lembaga ini merupakan Emerging Member dari World Green Building
Council WGBC yang berpusat di Toronto, Kanada Salah satu program lembaga ini adalah menyelenggarakan kegiatan Sertifikasi Bangunan Hijau di Indonesia
berdasarkan perangkat penilaian khas Indonesia yang disebut GREENSHIP. Melalui lembaga ini pemerintah menyatakan dukungannya untuk menyehatkan
kembali kondisi gedung-gedung di perkotaan dari penyakit SBS sick building syndrome
Harapan kedepan dari sistem GREENSHIP adalah, seluruh bangunan- bangunan di kota besar di Indonesia sudah bebas dari SBS dengan bukti
kepemilikan sertifikat Greenship. Bangunan-bangunan pemerintah khususnya pada daerah DKI Jakarta, sudah mulai menggalakkan “Memenuhi Persyaraatan
GreenShip” sertifikat ini dengan harapan ditiru oleh seluruh provinsi di Indonesia
2.5.2.2 Penerapan Green Building dalam fasilitas pendidikan
Energi sekunder yang dibutuhkan dalam pembangunan khususnya di negara berkembang berasal dari konversi energi primer yang tidak terbarukan, seperti
minyak bumi dan batu bara. Liebard dan Herde 2004 mengemukakan bahwa di negara berkembang pada tahun 1990 populasinya mencapai 70 dari penduduk
dunia, dan diprediksi pada tahun 2050 populasinya mencapai 85 penduduk dunia. Padahal konsumsi energi primer di Negara berkembang yang berasal dari bahan
bakar fosil dan tidak terbarukan mencapai 75 dari konsumsi energi dunia. Selanjutnya Liebard juga mengemukakan bahwa konsumsi energi di dunia
arsitektur penyerapannya mencapai 40 dari konsumsi energi global. Hal ini menunjukkan bahwa dunia arsitektur memberikan kontribusi terjadinya isu global
yang sangat signifikan. Penjelasan dapat ditelusuri dari perkembangan dunia arsitektur dan energi dalam perspektif historis. Perspektif historis yang pada
akhirnya muncul langgam-langgam arsitektur seperti arsitektur hemat energi, arsitektur surya, eco-arsitektur, bio-klimatik arsitektur, sebenarnya merupakan
Universitas Sumatera Utara
81 tindakan moral para arsitek dalam karya-karyanya yang ekologis berkelanjutan
untuk menghindari isu global yang terus terjadi. Green Building saat ini menjadi isu yang sangat penting mengingat
pembangunan di Indonesia yang semakin pesat dan kebutuhan akan energi yang terus meningkat. Green Building juga merupakan salah satu komponen dalam
mendukung pembangunan rendah karbon yakni melalui kebijakan dan program peningkatan efisiensi energi, air dan material bangunan serta peningkatan
penggunaan teknologi rendah karbon Yuwono, 2012. Penerapan Green Building bukan saja memberikan manfaat secara ekologis, tetapi juga bernilai ekonomis,
karena dapat menurunkan biaya operasional dan perawatan gedung. Seiring dengan perkembangan Green Building di Indonesia, Menteri
Lingkungan Hidup telah mengeluarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2010 tentang Kriteria dan Sertifikasi Bangunan Ramah
Lingkungan. Peraturan ini mempertegas peraturan sebelumnya yang telah dikeluarkan pemerintah dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Tujuan utama pelaksanaan Green Building yaitu sebagai bentuk pelaksanaan dan
pengelolaan pembangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dan aspek penting dalam penanganan dampak perubahan iklim.
Konsep Green Building bukan hanya diterapkan untuk bangunan besar seperti gedung-gedung perkantoran dan sejenisnya, tetapi juga sudah diterapkan
mulai dari bangunan rumah tinggal dan fasilitas umum lainnya, termasuk fasilitas
pendidikan. Green Building merupakan bagian dari penerapan Green Campus.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, pelaksanaan Green Campus sudah mulai diterapkan di berbagai Institusi pendidikan. Sebuah penelitian di
Shenyang University, China, menyebutkan bahwa melalui usaha Green University
yang diterapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam hal ekonomi, lingkungan dan manfaat sosial. Diantara manfaat yang diperoleh yaitu lebih efisien
dalam penggunaan energi dan material, mengurangi biaya lingkungan, mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi limbah padat dan cair, menghindari material
Universitas Sumatera Utara
82 berbahaya, meningkatkan kepedulian lingkungan, serta meningkatkan pencitraan
hijau “green image”. Geng et al, 2012
2.5.2.3 Arsitektur Hijau Green Architecture Pengertian dari tema “ green arsitektur “ terdiri dari 2 kata yaitu:
- Green
Menurut kamus Cambridge Advabced Learner Cambrigde, 2003, green adalah sebuah warna yang terdapat di anatara atau terjadi akibat perpaduan dari warna biru
dan warna kuning, selain itu kata green juga dapat berarti kata yang menunjukkan warna dari rumput.
Tetapi Green disini tidak diartikan sebagai lingkungan terbangun yang serba hijau, tapilebih menekankan kepada keselarasan dengan lingkungan global, yaitu udara, air,tanah dan api.
- Arsitektur
Menurut kamus Cambridge Advabced Learner Cambrigde, 2003, arsitektur adalah sebuah seni dan ilmu untuk merancang dan membuat bangunan. Selain itu
kata arsitektur juga dapat berarti gaya rancangan dalam membuat sebuah bangunan. Untuk menentukan apakah sebuah bangunan merupakan bangunan green arsitektur
atau bukan, maka kita dapat menentukannya melalui ciri-cirinya. Ciri-ciri dari green
arsitektur adalah : - Peka terhadap lingkungan
- Konservasi energy mengkonsumsi energy seminim mungkin - Mengusahakan pencahayaan alami
- Harmonis dengan lingkungan alam dimana bangunan berdiri - Mengusahakan penghawaan alami
- Memakai material daur ulang atau material yang ekologis Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan diatas masih terdapat beberapa
teori dan pandangan tentang Green arsitektur menurut beberapa pakar yaitu
Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving Energy Hemat Energi
Universitas Sumatera Utara
83 Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu
bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang
dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada.
Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
- Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
- Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di
atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur- barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar
matahari yang maksimal. - Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu
juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat
terang tertentu. - Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur
intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan. - Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang
bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya. - Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh
penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi. - Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin AC dan lift.
2. Working with Climate Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan
lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya
dengan cara:
Universitas Sumatera Utara
84 - Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
- Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
- Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
- Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site Menanggapi keadaan tapak pada bangunan
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan
pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut. - Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk
tapak yang ada.Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
- Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect
for User
Memperhatikan pengguna
bangunan
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources Meminimalkan Sumber Daya Baru Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada
dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas
menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada
dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu
Universitas Sumatera Utara
85 secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena
itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara
keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
Green Architecture oleh Standar Leadership in Energy and Environmental Design
LEED - Penggunaan pengembangan lahan berkelanjutan, jika mungkin, dapat
menggunakan material-material dari bangunan yang telah dibangun dan memelihara lingkungan sekitar. Penggunaan roof garden dan penanaman
vegetasi di sekitar bangunan dan di dalam site sangat mendukung. - Penggunaan pendaur ulang air kotor air yang telah digunakan dan
penginstalasian bangunan yang dapat menampung air hujan. Penggunaan dan penyediaan air perlu dimonotori.
- Efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan cara yang bermacam-macam, contohnya, pengorientasi bangunan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari
perubahan musim dalam posisi matahari dan menggunakan alternative energi seperti energy solar dan energy angin
- Penggunaan material yang di daur ulang yang tidak memerlukan energy yang banyak untuk membuatnya lagi. Selain itu, dapat juga menggunakan material
local yang rendah polusi. - Pengkontrolan air indoor quality menggunakan fitur-fitur seperti pengkontrolan
personal space, ventilasi, pengkontrol suhu dan menggunakan material yang tidak mengandung gas beracun
Ada 6 enam aspek yang menjadi pedoman dalam evaluasi penilaian Green Building
Council Indonesia, yaitu: · Tepat Guna Lahan Approtiate Site Development ASD
· Efisiensi dan Konservasi Energi Energy Efficiency Conservation EEC · Konservasi Air Water Conservation WAC
· Sumber dan Siklus Material Material Resource and Cycle MRC · Kualitas Udara Kenyamanan Ruang Indoor Air Health and Comfort IHC
Universitas Sumatera Utara
86 · Manajemen Lingkungan Bangunan Building and Environment Management
Penerapan aspek Green Building dari segi design bangunan yaitu -
Bentuk dan Orientasi Bagunan Gedung Menteri Kementerian Pekerjaan Umum memiliki bentuk massa
bangunan yang tipis, baik secara vertikal maupun horizontal. Sisi tipis di puncak gedung didesain agar mampu menjadi shading bagi sisi bangunan dibawahnya
sehingga dapat membuat bagian tersebut menjadi lebih sejuk. Pada desain gedung ini memiliki area opening yang lebih banyak di sisi timur. hal ini dikarenakan
cahaya pada sore hari matahari barat lebih bersifat panas dan menyilaukan. -
Shading Reflektor Shading light shelf
bermanfaat mengurangi panas yang masuk ke dalam gedung namun tetap memasukan cahaya dengan efisien. Dengan light shelf, cahaya
yang masuk kedalam bangunan dipantulkan ke ceilin. Panjang shading pada sisi luar light shelfditentukan sehingga sinar matahari tidak menyilaukan aktifitas
manusia di dalamnya. Cahaya yang masuk dan dipantulkan ke ceiling tidak akan menyilaukan namun tetap mampu memberikan cahaya yang cukup.
- Sistem Penerangan
Sistem penerangan
dalam bangunan
menggunakan intelegent
lighting system yang dikendalikan oleh main control panel sehingga nyala lampu
dimatikan secara otomatis oleh motion sensor lux sensor. Dengan begitu, penghematan energy dari penerangan ruang akan mudah dilakukan.
- Water Recycling System Water Recycling System berfungsi untuk mengolah air kotor dan air bekas
sehingga dapat digunakan kembali untuk keperluan flushing toilet ataupun sistem penyiraman tanaman. Dengan sistem ini, penggunaan air bersih dapat dihemat dan
menjadi salah satu aspek penting untuk menunjang konsep green building.
Konsep Pembangunan Green Building. Beberapa aspek utama green building
antara lain 1. Material
Universitas Sumatera Utara
87 Material yang digunakan untuk membangun harus diperoleh dari alam, dan
merupakan sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan. Daya tahan material bangunan yang layak sebaiknya teruji, namun tetap mengandung
unsur bahan daur ulang, mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan kembali atau didaur ulang.
2. Energi Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan.
Selain itu, bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi, terutama lampu dan AC. Untuk siang hari, jendela sebaiknya
dibuka agar mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya. Green building juga harus
menggunakan lampu hemat energi, peralatan listrik hemat energi, serta teknologi energi terbarukan, seperti turbin angin dan panel surya.
3. Air Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan.
Cara ini akan mendaur ulang air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air
beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet hemat air, dan memasang sistem pemanas air tanpa listrik.
4. Kesehatan Penggunaan bahan-bahan bagunan dan furnitur harus tidak beracun, bebas
emisi, rendah atau non-VOC senyawa organik yang mudah menguap, dan tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam
ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-alat pengatur kelembaban udara.
2.5.3 Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek
Dengan adanya kajian tentang arsitektur hijau ,dan dapat disimpulkan melalui isu-isu pemanasan global global warming yang telah beredar. Faktor-
faktor yang dapat merusak lingkungan hidup sangat banyak dan umumnya merupakan akibat dari kelalaian manusia di bumi ini. Konsumsi energi di dunia
Universitas Sumatera Utara
88 arsitektur penyerapannya mencapai 40 dari konsumsi energi global Liebard dan
Herde 2004 Sehingga dengan penerapan green arsitektur di dalam bangunan diharapkan dapat menjadi salah satu solusi penyelesaian isu global warming.
Selain itu, bila kita tinjau secara detail dimana fungsi dari proyek yang akan dirancang ini memiliki fungsi sebagai tempat pembelajaran, maka penerapan tema
Green Arsitektur adalah sebuah pilihan yang tepat, karena dengan adanya tema
seperti ini maka mahasiswa yang datang ke lokasi proyek juga akan mendapat bimbingan dan pendidikan seperti :
• menjaga dan melestarikan lingkungan, • belajar untuk menghemat penggunaan energi,
• termotivasi untuk turut menjaga alam, dan • Meningkatkan semangat belajar-mengajar dan bekerja melalui lingkungan
yang sehat dan alami. Secara tidak langsung, hal ini juga meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
2.5.4 Penerapan Tema dalam Perancangan
Strategi yang digunakan dalam menerapkan konsep green building pada desain bangunan yaitu sebagai berikut :
- Pemanfaatan material yang berkelanjutan - Keterkaitan dengan ekologi lokal
- Keterkaitan antara transit dengan tempat tinggal, bekerja dan rekreasi - Efisiensi penggunaan air
- Memperkuat keterkaitan dengan alam Penerapan tema green architecture pada bangunan proyek yang akan dirancang
dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut : Mewujudkan suatu kawasan dengan perbandingan antara luas lahan hijau dengan
lahan terbuka Sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.06PRTM2007 tanggal
16 Maret 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dijelaskan bahwa perbandingan antara lahan hijau dengan lahan terbangun adalah
Universitas Sumatera Utara
89 40 : 60. Hal tersebut tercantum dalam KDH Koefisien Daerah Hijau yaitu
angka persentase perbandingan antar luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung diperuntukkan bagi pertamanan penghijauan dan luas tanah perpetakan
daerah yang dikuasai. Dengan perencanaan sedemikian, diharapkan kualitas udara dan lingkungan
yang tercipta akan asri dan sehat bagi pengguna bangunan. Selain itu, jumlah air yang kembali ke tanah akan lebih banyak.
- Mengembangkan tata vegetasi yang baik
Tata vegetasi suatu kawasan juga sangat mempengaruhi kondisi lingkungan bangunan yang terdapat pada kawasan tersebut. Dengan adanya tata vegetasi yang
baik diharapkan dapat memperbaiki iklim mikro dan mengurangi polusi udara terutama pada bangunan tempat manusia beraktivitas. Selain itu, dengan adanya
tata vegetasi yang baik dapat mengurangi emisi gas karbondioksida yang akan mengurangi dampak pemanasan global.
- Mengembangkan bangunan hijau green building Dalam konsep Green Building terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
- Terintegrasi dengan alam - Memperhatikan ekosistem lokal dengan perencanaan jangka panjang
- Produk dari tindakan manusia dengan mempertimbangkan kualitas lingkungan baik fisik maupun sosial
- Memenuhi kriteria LEED Leadership in Energy and Environmental Design - Menyelamatkan energi sekaligus memenuhi kebutuhan
- Melakukan proses recycle and reuse air dan limbah Untuk mewujudkan konsep green architecture perlu dilakukan proses pendaur-
ulangan dan pemanfaatan kembali melalui proses water treatment dan di pakai kembali sehingga kita tidak perlu menggunakan air bersih dalam jumlah yang
banyak. Begitu juga dengan limbah. Air limbah hasil buangan bangunan harus dapat ditreatment kembali dan dipakai untuk keperluan taman. Selain itu, juga bisa
dilakukan sistem penampungan air hujan yang kemudian akan digunakan untuk keperluan lanskap.
Universitas Sumatera Utara
90 -
Menggunakan atap hijau roof-garden atau green roof Green Roof
adalah atap bangunan yang ditanami oleh vegetasi atau media tanaman, dapat berupa taman, tempat rekreasi, ataupun kegiatan lainnya. Green Roof
membantu mengoptimalkan suhu udara sekitar bangunan den mengurangi nilai suhu yang akan masuk ke dalam bangunan. Selain itu green roof juga dapat menjadi
media untuk mengembalikan air ke dalam tanah.
- Pengudaraan alami
Pengudaraan alami umumnya dilakukan dengan pembuatan bukaan yang cukup besar sehingga udara panas hanya melewati ruangan dan langsung keluar
sedangkan udara dingin dapat bertahan di dalam ruangan sehingga ruangan tetap terasa sejuk.
Ada beberapa sistem ventilasi yang dapat membantu penerapan pengudaraan alami sepeti sistem :
- Ventilasi satu sisi Pada sistem ventilasi satu sisi jendela hanya terdapat pada satu sisi dinding ruangan.
Dengan sistem seperti ini udara dingin akan masuk dan udara panas akan keluar dari jendela yang sama. Jenis ventilasi seperti ini yang paling sering diterapkan,
tetapi sistem ini hanya berguna dalam ruangan tertentu. - Ventilasi satu sisi dengan dua bagian bukaan
Sistem ventilasi ini lebih efisien dibandingkan dengan sistem ventilasi satu sisi. - Ventilasi silang
Untuk sistem ventilasi silang, jendela umumnya akan dibuat terbuka pada dua sisi dinding yang saling berhadapan.
- Water recycle
Sumber air yang berasal dari air hujan dapat ditampung untuk didaur ulang dan digunakan kembali untuk keperluan penyiraman tanaman, mencuci, penyiraman
kamar mandi, kolam hias dan lainnya. Dengan penerapan seperti ini secar tidak langsung akan ,membantu penghematan penggunaan air bersih.
- Menggunakan material bangunan yang ramah lingkungan
Universitas Sumatera Utara
91 Material yang akan digunakan untuk pembangunan proyek ini adalah material
yang ramah lingkungan. Dimana material yang termasuk material ramah lingkungan adalah material yang tahan lama dan material yang dapat didaur ulang;
material yang dapat memberikan efek positif terhadap lingkungannya. Berikut ini adalah contoh bahan dan material yang termasuk dalam material
green - Menggunakan teknologi photovoltaic ataupun power plastic
- Melakukan penanganan limah bangunan secara efektif Menggunakan atau mengalihkan kembali air limbah sebelum memasuki
saluran limbah sentral akan meminimalisir beban sari utilitas pengolahan limbah sentral. Sebagai fungsi tambahan, limbah padat yang dihasilkan dapat digunakan
langsung pada site sebagai sumber irigasi yang mengandung nutrisi yang berharga pada tumbuhan atau sebagai bagian dari fitur desain di dalam tapak yang menarik.
Air yang dialihkan dari saluran limbah, baik graywater maupun blackwater, yang memerlukan penanganan langsung yang berbeda. Graywater adalah air limbah
yang dihasilkan dari penggunaan indoor seperti air cucian, shower dan sink; dan dapat digunakan kembali untuk penyiraman toilet atau irigasi untuk membantu
meminimalkan beban sistem pengolahan limbah dan mengurangi total konsumsi air. Untuk memanfaatkan graywater, sistem pemipaan ganda harus diinstal untuk
memisahkannya dengan blackwater, yang merupakan air limbah yang dihasilkan dari penyiraman toilet. Blackwater dapat diolah di tempat melalui sistem
konvensional ataupun alternatif.
2.5.5 Studi Banding Tema Sejenis
2.5.5.1 SINO Italian Ecological and Energy Efficient Building SIEBB
Gambar 2.55 SIEEB Building
Sumber : Google
Universitas Sumatera Utara
92 Bangunan SIEBB berlokasi di kampus Tsinghua University. Bangunan ini
memiliki fungsi sebagai sekolah, tempat pelatihan dan pusat penelitian untuk perlindungan lingkungan dan konservasi energy, kantor dan auditorium dengan
kapasitas 200 orang. Luas lantai bangunan ini adalah ±20000 m2 dengan ketinggian 40 m.Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek Milan, Mario Cucinella.
Gambar 2.56 Site Plan SIEEB
Sumber : Internet
SIEBB digolongkan ke dalam bangunan green arsitektur karena menggunakan sistem teknologi yang canggih, ramah lingkungan dan efisiensi
energi. Selain itu, desain green arsitektur pada bangunan ini diaplikasikan pada bentuk dan gubahan massa, sistem pencahayaan alami, sistem pengudaraan alami,
sistem bangunan hemat energi, sistem drainase dan sistem structural dan material. Visi sang arsitek untuk mencapai konsep Sustainable Building :
- Menjaga lingkungan hidup dan kesejahteraan manusia
- Mengurangi gas emisi, air, dan polusi bumi
- Hemat Energi
- Pemakaian sumber daya alam yang dapat diperbaharui
- Pemakaian material yang alami, daur ulang dan ramah lingkungan
- Mengurangi limbah
- Kenyamanan dan kesehatan di dalam ruangan
Universitas Sumatera Utara
93 Ide dari bangunan SIEEB ini, diawali dengan proses menganalisa site dan
lingkungan sekitar secara cermat seperti: Kondisi iklim
Hembusan angin Suhu
Analisa curah hujan Radiasi Panas
Kebisingan, dan polusi udara
Gambar 2.57 Analisa site SIEEB
Sumber : Internet
Gubahan massa Site dianalisa sesuai dengan diagram iklim kawasan site, arah angin,
kebisingan, dan polusi udara secara spesifik. Bangunan ini dirancang untuk mengoptimalkan energy panas pada musim dingin dan melindungi bangunan dari
energy panas pada musim kemarau. Marco,arsitek, mengujinya dengan berbagai tes grafik dan simulasi untuk mendapatkan karakter bangunan dari prilaku termal
banguna;. mengoptimalan energy dari elemen- elemen arsitektur untuk memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan untuk mengurangi pemakaian
energy berlebih.
Universitas Sumatera Utara
94
Gambar 2.58 Bentuk bangunan dan orientasi
Sumber : Internet
SIEEB memiliki 2 pendekatan mengenai bangunan dan energi : 1.
Secara mekanikal, pendekatan energy didasari oleh servis bangunan, jaringan pemanasan, ventilasi dan penghawaan udara yang mendukung kenyamanan
bangunan dari segala kondisi cuaca 2.
Secara pasif, strategi rendah energy dalam arsitektur yang diklaim sebagai bentuk respon dari iklim dan adaptasi lingkungan . Pendekatan ini kebanyakan
berdasarkan adaptasi yang teliti dari “kulit bangunan” fasad sebagai mediator antara kondisi kenyamanan dalam bangunan dan perubahan iklim di luar.
Universitas Sumatera Utara
95
Gambar 2. 59 Skema pengontrolan eksternal
Sumber : Internet
Fasad bangunan Double fasad adalah penambahan lapisan kedua pada fasad, biasanya kaca,
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas fasad, terutama dalam hal menyaring kebisingan
Gambar 2.60
Double Fasad DF Sumber : Internet
Double skin fasad DSF terdiri dari pemasangan kaca baik eksterior maupun interior dengan isolasi yang beragam, strategi ventilasi dan sitkulasi, jalur
hiasan pada dinding dan perangkat sun shading
Gambar 2.61 Double skin fasad DSF
Sumber : Internet
Universitas Sumatera Utara
96 Intergrated Active Fasad dengan karakteristik yang dikenali sebagai
pencahayaan buatan yang responsive , pengontrolan cahaya matahari , control penghuni, ventilasi, pemanasan , dan pengendali temperature, generator listrik serta
menekankan strategi control dan manajemen
Gambar 2.62 Intergrated Active Fasad
Sumber : Internet
Pencahayaan Alami SIEEB berusaha untuk memaksimalkan pencahayaan alami dan
mengurangi pemakaian cahaya buatan. Kemudian, SIEEB menggunakan sistem Light-Shelf , dimana lempengan aluminium dipasang di atas jendela sehingga
memungkinkan cahaya matahari yang masuk tidak langsung masuk ke dalam ruangan tetapi dipantulkan ke langit-langit kemudian diteruskan ke dalam ruangan.
Gambar 2.63 Light shelf
Sumber : Internet
Ventilasi alami Pemakaian ventilasi alami dalam mengurangi konsumsi energy untuk
pendinginan selama musim hujan dan malam hari. Single sided + cross ventilation
Universitas Sumatera Utara
97
Gambar 2. 64 Wind
– Stack Ventilation
Gambar 2.65 Ventilasi alami
Material Perwujudan material adalah perbandingan yang dinormalisasi dari total
energy yang dihasilkan mulai dari awal produksi sampai ke tahap penggunaan. Konsep ini menjadi sesuatu yang perlu dipertimbangkan terutama dalam fase
merancang dan pemilihan material.
Universitas Sumatera Utara
98
Gambar 2.66 Konsep Material
Sumber : Internet
Water Recycling
Gambar 2.67
Water Recycling Sumber : Internet
Universitas Sumatera Utara
99 BAS Building Automation System
Pada SIEEB, penginstalan sistem manajemen kontrol banguanan dan memonitor banguanan merupakan bagian yang penting dalam pencapaian Green
Building Perbedaan bangunan yang menggunakan sistem control sentral dengan yang
tidak:
Tabel 2.12 Perbedaan BAS Building Automation System
Tanpa Building Automation Berarti
-Pompa berjalan secara konstan - Mesin peralatan akan cepat
rusak -Lampu tetap menyala ketika
tidak pada jam kerja - Pemeliharaan yang sering
-Tidak ada control maksimal dalam pada energy listrik
- Tingkat kenyamanan yang rendah
-Pemakaian air, gas, dan listrik berlebih
- Tidak ada alarm yang mengatur dan mendeteksi kesalahan
-Tidak ada
alarm untuk
kesalahan jaringan -Man-operated
plants -
terjadinya human eror
Adanya Building Automation Berarti
-Pompa akan berjalan ketika dibutuhkan dengan control VSD
-Memperpanjang usia
mesinperalatan -Lampu mati ketika tidak dalam
jam bekerja dan daya meredup - Tidak ada energy yang terbuang
sia-sia -Pengontrolan
ketika energy
listrik dipakai secara berlebih - Low maintenance
Universitas Sumatera Utara
100 -Pengoptimalan pemakaian air,
gas, energy listrik dengan adanya meteran terpadu
- Tingkat kenyamanan yang lebih tinggi
-Adanya interaksi antara HVAC, dan sekuritas sistem kebakaran
- Kontrol alarm, penyelesaian masalah yang lebih cepat
-Adanya alarm untuk jaringan yang bermasalah
-Rute alarm via SMS, mail, fax dll
Sumber : Olah Data Primer
Gambar 2.68 Konsep BAS pada bangunan
Sumber : Internet
Material yang dipakai pada bangunan SIEEB adalah aluminium yang sangat efisien untuk pengaturan cahaya. Aluminium yang dipasang pada bangunan ini
bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi untuk pencahayaan buatan, pengurangan penggunaan AC pada musim panas dan pemanasan pada saat musim
dingin
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun, industri penerbangan di Indonesia mengalami peningkatan dan perkembangan yang pesat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan
infrastruktur seperti pembangunan bandara, fasilitas lalu lintas, pembangunan jalur kereta api secara khusus dan peningkatan jumlah maskapai penerbangan di dalam
negeri baik milik pemerintah maupun swasta. Peningkatan jumlah maskapai penerbangan juga mempengaruhi adanya pembukaan rute baru yang semakin
berkembang dan beragam untuk mencapai kota-kota besar maupun kecil. Adapun salah satu maskapai yang semakin berkembang dan beragam tersebut adalah
maskapai Garuda yang telah memesan 60 unit pesawat, guna meningkatkan
kapasitas pada rute jarak menengah dan jarak jauh.
Langkah yang ditempuh Indonesia dalam meningkatkan industri penerbangan untuk mendukung adanya pertumbuhan permintaan akan transportasi Indonesia
yang meningkat secara konsisten setiap tahun, baik domestik maupun internasional. .Directorate General of Civil Aviation DGCA., yang merupakan direktorat badan
aviasi dunia, mencatat bahwa peningkatan jumlah penumpang di Indonesia dari tahun 2010 sebanyak 44,27 juta penumpang meningkat menjadi 62,1 juta
penumpang pada tahun 2014. Selain itu, INACA Indonesia National Air Carriers Association
juga mencatat adanya peningkatan penumpang pesawat sebesar 12 hingga 15 per tahun.
Gambar 1.1 Peningkatan permintaan jumlah penumpang 2005-2024
Sumber : Cetak Biru Transportasi Udara
Universitas Sumatera Utara
2 Peningkatan permintaan akan transportasi udara juga terjadi karena adanya
pengaruh kerjasama ekonomi negara –negara ASEAN dalam mewujudkan
Masyarakat Ekonomi Asean MEA untuk membentuk pasar ekonomi yang lebih besar, dan membangun konektivitas serta layanan yang lebih baik. Dalam
menghadapi MEA, permintaan akan transportasi udara berbanding lurus dengan kebutuhan akan SDM Sumber Daya Manusia yang professional dan terampil
dalam dunia penerbangan , guna melaksanakan tugasnya dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. SDM yang dibutuhkan terdiri
dari pilot, cabin crew pramugaria , FOO flight officer, ATC Air trafic controller
, teknisi pesawat udara, tim keselamatan penerbangan, manajemen bandara, dan petugas lainnya.. Setiap profesi dalam dunia penerbangan berkaitan
satu sama lain dan tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri terpisah dalam menciptakan suatu jaringan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat pengguna
konsumen. Dalam dunia penerbangan, mereka dituntut untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik seperti hubungan komunikasi antara pilot sebagai
pengemudi pesawat, FOO sebagai perencana jalur lalu lintas udara, ATC sebagai pengarah pilot , tim teknisi pesawat dalam mengecek kondisi dan kinerja pesawat,
tim keselamatan penerbangan untuk siaga dalam setiap penerbangan, dan tim manajemen bandara dalam mengatur setiap jadwal dan pelayanan yang dibutuhkan
penumpang. Oleh karena itu, peningkatan SDM harus berbanding lurus dengan peningkatan permintaan akan transportasi udara.
Ironisnya, SDM di Indonesia masih sangat minim dalam memenuhi permintaan transportasi udara sehingga banyak maskapai penerbangan maupun bandara harus
mempekerjakan SDM asing ataupun memaksakan SDM yang sudah melewati batas usia produktif untuk melayani kebutuhan masyarakat. Pada saat ini, diperkirakan
Indonesia membutuhkan 800 pilot tahun, sedangkan yang ada hanya 400-500 pilot tahun. Sementara itu, kebutuhan personel ATC dalam dunia penerbangan
Indonesia setidaknya membutuhkan 200 personeltahun, namun yang ada hanya sekitar 40-60 personeltahun. Serta teknisi yang dibutuhkan di dunia penerbangan
Indonesia adalah sekitar 4700 orang per tahun, sedangkan yang ada hanya 300-400 personeltahun.
Universitas Sumatera Utara
3 Itu artinya, Indonesia masih membutuhkan wadah untuk menampung dan
mendidik generasi produktif untuk memenuhi kebutuhan tersebut di masa kini maupun masa mendatang. Di Indonesia terdapat beberapa institusi penerbangan,
baik yang dikelola negara seperti STPI Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, ATKP Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Makassar, ATKP
Surabaya, Politeknik Negri Bandung, ataupun yang dikelola swasta seperti Dirgantara Pilot School, BIFA Bali International Flying School, Nusa Flying
School dan lainnya.
Gambar 1.2 Bandara Kualanamu
Sumber : Internet Bandara Kualanamu termasuk dalam salah satu bandara internasional yang baru
dibangun oleh pemerintah sebagai pengganti dari Bandara Polonia Medan pada tahun 2013. Bandara ini dibangun di lahan yang masih luas dan jauh dari kota
dengan perencanaan kawasan aerotropolis. Menurut Prof John D. Kasarda dari University of North Carolina
, konsep aerotropolis merupakan tata kota yang terintegrasi dengan bandar udara. Hal ini menjadikan bandara sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi dengan berbagai fasilitas penunjang, seperti hotel, restoran, sekolah, pusat perbelanjaan, business point, dan sebagainya. Dengan
berkembangnya kawasan aerotropolis yang berintegrasi dengan bandara, kegiatan bandara akan semakin padat dan permintaan akan transportasi udara juga akan
semakin meningkat. Hal ini akan berdampak pada kebutuhan SDM yang tinggi untuk mengisi peluang kerja dalam dunia penerbangan. Dengan adanya fasilitas
pendidikan yang dekat dengan kawasan bandara memberikan keuntungan bagi taruna maupun bandara dalam melaksanakan OJT On The Job Training dan
Universitas Sumatera Utara
4 kemudahan pihak bandara untuk mencari tenaga kerja yang bersertifikasi,
professional dan handal. Oleh karena itu, dengan dibangunnya fasilitas pendidikan Sekolah Tinggi
Aviasi Indonesia, dengan standar internasional diharapkan dapat menjadi sarana edukasi yang memicu generasi produktif Indonesia untuk bergabung di dunia
industri penerbangan dalam memenuhi kebutuhan akan pendidikan yang berkualitas dan berkompeten secara nasional maupun internasional serta memenuhi
kriteria dalam kemampuan dan kompetensi yang ditentukan untuk menekan potensi human error dari setiap kegiatan penerbangan.
1.2 Maksud dan Tujuan