menanggung jawabi bidang engineering yang meliputi instrument, electrical serta planning control dan seorang lainnya bertanggung jawab untuk pemeliharaan
yang terdiri dari energy serta Fiber Line Chemical Plant. Ada tiga jenis pemeliharaan mesin yang dikenal yaitu corrective
maintenance, preventive maintenance dan predictive maintenance. preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dimana dilakukan pencegahan
terjadinya kerusakan mesin dengan melakukan pemeriksaan secara berkala baik itu daily, weekly, monthly, quarterly dan yearly. Kegiatan pemeliharaan seperti ini
paling sering diterapkan oleh bagian maintenance PT. Toba Pulp Lestari. Sedangkan Correcitve maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan apabila mesin sudah mengalami kerusakan. Predictive maintenance merupakan kegiatan yang meramalkan terjadinya kerusakan atau kapan mesin
akan mengalami kerusakan. Dalam melaksanakan predictive maintenance di perusahaan ini, terdapat kelompok yang disebut Conditioning Monitoring Group
yang bertugas untuk mendeteksi keadaan suatu mesin. Dan sekarang sedang dikembangkan jenis pemeliharaan yang
disebut dengan proactive maintenanc yaitu jenis pemeliharaan yang dengan langsung mengadakan perbaikan mesin bila dijumpai kerusakan di lapangan pada
waktu dilakukan pemeriksaan.
3.6.1 Preventive Maintenance
Preventive maintenance di PT. Toba Pulp Lestari dilakuka dengan beberapa tahap, antara lain:
- Register equipment yaitu mendata seluruh equipment dan
komponennya yang digunakan di pabrik.
Universitas Sumatera Utara
- Menentukan tingkat resiko atau menentukan equipment mana yang
sangat vital bagi kelangsungan operasi pabrik dan gampang rusak. -
Perencanaan jadwal inspeksi bagi setiap equipment berdasarkan tingkat reikonya.
- Memeriksa kondisi setiap equipment secara berkala daily, weekly,
monthly dan yearly dan mencatatnya pada formulir inspeksi preventive maintenance
Adapun struktur kerja pada preventive maintenance dapat dilihat pada gambar di bawah :
Planning
Work Group
Work Group Yes
PREVENTIVE MAINTENANCE
Hasil Check List, Bagus
Work Order Corrective
Gambar 3.2 Struktur kerja pada preventive maintenance
3.6.2 Corrective Maintenance
Sedangkan pada corrective maintenance hanya dilakukan perbaikan-perbaikan equipment yang secara berkala harus diperbaiki maupun
yang rusak di luar perhitungan. Dalam setiap melakukan perbaikan harus mempunyai surat perintah kerja atau work order yang juga merupakan data yang
Universitas Sumatera Utara
disimpan sebagai history sejarah dari equipment tersebut apabila dilakukan kembali perbaikan.
Adapun stuktur kerja pada corrective maintenance dapat dilihat pada gambar berikut :
Originator
Planning
Work Group No,
Material Tidak Ada Membuat Work Order
Work Order Completed
CORRECTIVE MAINTENANCE
Engineer Open
P R
Yes, Material Ada
Yes
- WO : Completed, diberikan ke planning untuk disimpan Hystory dari Equipment yang dikerjakan.
Gambar 3.3 Struktur kerja pada corrective maintenance.
3.6.3 Predictive Maintenance
Pada predictive maintenance dilakukan beberapa test pada mesin yang sedang beroperasi, untuk mencegah dan menduga kerusakan suatu
equipment. Beberapa diantaranya adalah: 1. Vibration Test
Test ini digunakan untuk mengetahui kondisi dari suatu rotation equipment seperti motor dengan menggunankan Collector Data. Pada test ini
dilakukan pengukuran terhadap rotation equipment tersebut dengan arah radial
Universitas Sumatera Utara
horizontal, radial vertikav dan aksial. Vibrasi diukur dalam frekwensi, namun beberapa vibrasi diukur dalam :
- Displacement mm, mil
- Velocity mmsec
- Acceleration mmsec
Misalnya :
2
Vibration dalam Velocity mmsec : -
0 – 2 mmsec : vibration normal
- 2 – 4 mmsec
: fair -
4 mmsec : faultbad
Gambar 3.4 Collector Data Masalah – masalah yang sering muncul dari vibration of equipment adalah :
a. Bearing Defect, kerusakan bantalan
Contoh analisa kerusakan untuk putaran equipment 1500 rpm :
Universitas Sumatera Utara
1x 3x
20x 9x
7x 5x
40x 1
7 5
3 V
mmsec
f rpm
b. Mechanical Looseness
1x 6x
4x 3x
1 7
5 3
f
rpm
5x 2x
7x V
mm s
c. Misallignment
1x 6x
4x 3x
1 7
5 3
f
rpm
5x 2x
7x V
mm s
Muncul 1 x rpm untuk semua axial.
Universitas Sumatera Utara
d. Unbalance
1x 6x
4x 3x
1 7
5 3
f
rpm
5x 2x
7x V
mm s
Muncul 1 x rpm untuk semua radial. e. Gear Mesh
40x 20x
f
rpm
60x V
mm s
Gear Mesh frequency = tooth x rpm Gambar 3.5 Grafik Kerusakan Bantalan
2. Wall Thickness Test Ultrasonic Test UT Test ini dilakukan dengan mengukur ketebalan suatu pipa ataupun dinding
tangki. Pada saat melakukan test temperature benda kerja diharuskan lebih dari 60
Universitas Sumatera Utara
ºC, misalnya untuk pipa dengan diameter 1 inci SCH 10S. Ketebalan suatu dinding pipa atau tangki dikatakan rusak apabila ketebebalannya berkurang
sebanyak 20 dari ketebalan standar atau ketabalan semula. 3. Penetrant Test
Penetrant Test ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat adanya crack retak atau goresan dalam suatu ketebalan pipa, dinding tangki, dan sambungan
las. Test ini dilakukan dengan cara menggunakan campuran kimia dengan menyemprotkannya pada pipa tersebut. Campuran kimia yang disemprotkan atau
disebut Chemical Spray terdiri atas tiga jenis yaitu : -
Cleaner atau pembersih -
Penetrant yang berwarna merah -
Developer yang berwarna putih Adapun cara kerja dari penetrant test ini adalah sebagai berikut :
• Benda yang mau dilihat harus terlebih dahulu dibersihkan
dengan cleaner. •
Menyemprotkan benda dengan menggunakan cairan penetrant. •
Diamkan sekitar 15 menit. •
Benda dibersihkan kembali dengan cleaner. •
Menyemprotkan benda dengan menggunakan cairan developer. •
Diamkan sekitar 5 menit •
Jika ada goresan atau retak akan terlihat garis berwarna merah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6 Penetran Test 4. Magnetic Test
Test ini degunakan untuk melihat ukuran ketebalan pipa atau dinding tangki, dari sisi luar outer side dan sisi dalan inner side .
Gambar 3.7 Magnetic Test 5. Thermografi
Test dilakukan untuk mencari lokasi sumber panas yang tidak normal dengan menggunakan termometer manual atau digital, thermocople, radiasi
inframera ketidak normalan yang disebabkan: isolasi yang tidak baik, kurangnya minyak pelumas, kebocoran, korosi, keausan baearing, beban lebih
dan panas berlebih. Objek yang diamati dan dimonitor seperi : generator, cylinder head, motor listri, pompa dan rumah bearing.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.8 Thermo Couple Adapun struktur kerja pada predictive maintenance dapat dilihat pada gambar
di bawah.
W ork Group Special Condition Monitoring
Planning
W ork Group Hasil Monitor Tidak Normal
Membuat W ork Order Keep History
PREDICTIVE MAINTENANCE
Gambar 3.9 Struktur kerja predictive maintenance
3.6.4 Proactive Maintenance.