4. Dirujuk yaitu pasien rawat inap yang keluar dari rumah sakit atas keputusan dokter
yang menangani berdasarkan alas an tertentu yang dikirim kerumah sakit lain untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih lanjut.
5. Meninggal yaitu pasien rawat inap yang keluar dari rumah sakit dalam keadaan
mati. Pada dasarnya pulang atas permintaan sendiri merupakan pemutusan kontrak
kesepakatan antara provider dengan klien sesuai dengan Undang-Undang Nomor 292004 bahwa “kegiatan pelayanan diselenggarakan berdasarkan pada kesepakatan
antara provider dengan pasien dalam upaya untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan
kesehatan”.
2.3.2. Alasan Pasien PAPS
Pelayanan yang bermutu pada dasarnya merupakan suatu pengalaman emosional bagi pelanggan. Apabila pelanggan merasa bangga dan puas atau bahkan
surprise dengan jasa yang diterima, akan memperlihatkan kecendrungan yang besar untuk menggunakan kembali jasa yang ditawarkan oleh perusahaan di masa yang
akan datang. Dampak langsung dari kepuasan pelanggan adalah adanya penurunan komplain dan peningkatan kesetiaan konsumen. Demikian pula dengan rumah sakit
sebagai perusahaan jasa, jika pelanggan atau pasien merasa puas dengan mutu pelayan di rumah sakit tersebut maka ada kecendrungan untuk setia terhadap
pelayanan rumah sakit Sukirman, 2006. Menurut Thenie H 2002, produk rumah sakit dalam hal ini adalah jasa
pelayananan pengobatan dan perawatan yang kurang memenuhi harapan pasien,
Universitas Sumatera Utara
biaya pelayanan yang terlalu tinggi, tempat yang kurang nyaman, informasi yang kurang akurat dan memadai bagi pasien, tenaga medisparamedis yang kurang
professional serta proses seperti administrasi atau birokrasi yang yang terlalu rumit merupakan beberapa contoh kajadian yang menimbulkan ketidakpuasan sehingga
pasien PAPS . Secara umum ketidaknyamanan pasien pada waktu proses perawatan di rumah
sakit bisa menjadi faktor pemicu pasien memutuskan untuk PAPS, adapun faktor- faktor yang menyangkut dengan kepuasan pasien yang menyebabkan pasien membuat
keputusan untuk PAPS yaitu : 1.
Efisiensi Efisiensi pelayanan kesehatan merupakan dimensi yang penting dari mutu Karena
efisiensi akan mempengaruhi hasil pelayanan, apalagi sumber daya pelayanan kesehatan pada umumnya terbatas. Pelayanan yang efisien akan memberikan
perhatian yang optimal daripada memaksimalkan pelayanan kepada pasien dan masyarakat. Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya
yang dimiliki. Pelayanan yang kurang baik karena norma yang tidak efektif atau pelayanan yang salah harus dikurangi atau dihilangkan. Dengan cara ini, kualitas
dapat ditingkatkan sambil menekan biaya. Pelayanan yang kurang baik, disamping menyebabkan resiko yang tidak perlu terjadi dan kurang nyamannya pasien,
seringkali mahal dan memakan waktu lama untuk memperbaiki peningkatan kualitas memerlukan tambahan sumber daya.
Universitas Sumatera Utara
2. Karakteristik Produk
Produk ini merupakan kepemilikan rumah sakit yang bersifat fisik antara lain gedung dekorasi. Karakteristik produk rumah sakit antara lain meliputi penampilan bangunan
rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan beserta kelengkapannya.
3. Faktor Emosional
Pasien merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai pandangan “rumah
sakit mahal”, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang tinggi. 4.
Harga Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan kualitas
guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan
maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar, sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah memberi nilai yang lebih tinggi kepada
pasien. 5.
Kenyamanan dan Kenikmatan Keramahan berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung
dengan efektifitas klinis, tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan tersedianya untuk kembali kefasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya Wijono
D, 1999.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kepatuhan Pasien