Sumberdaya perairan Landasan Teori

polarisasi dari unit-unit ekonomi lainnya yang pada akhirnya secara tidak langsung sektor perekonomian lainnya akan mengalami perkembangan. Jadi disimpulkan bahwa pengembangan suatu sektor ekonomi potensial dapat menciptakan peluang bagi berkembangnya sektor lain yang terkait, baik sebagai input bagi sektor potensial maupun sebagai imbas dari meningkatnya kebutuhan tenaga potensial yang mengalami peningkatan pendapatan. Hal inilah yang memungkinkan pengembangan sektor potensial dilakukan sebagai langkah awal dalam pengembangan perekonomian wilayah dan pengembangan wilayah secara keseluruhan.

2.1.2. Sumberdaya perairan

Perairan adalah daerah-daerah yang tergenangi air dan tidak pernah kering sepanjang waktu, kecuali mengalami pendangkalan dan surut I Njoman : 2010. Perairan yang kandungan garamnya 0- ≤0,5 adalah air tawar dan yang melebihi 0,5-18 berarti air payau. Sementara daerah laut terbuka mengandung kadar garam antara 18-35. Menurut Wikipedia bahasa Indonesia perairan ialah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis bergerak atau mengalir seperti laut dan sungai maupun statis tergenang seperti danau. Lingkungan perairan laut dibedakan atas perairan pantai coastal dan perairan laut bebas. Perairan pantai mencakup daerah-daerah dengan kedalaman kurang lebih 200m. Selebihnya disebut laut bebas oceanic. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan dua pertiga wilayahnya berupa perairan laut yang terdiri dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat yang Universitas Sumatera Utara luasnya 3,1 juta km 2 Dendi et. al.2005:1. Selain itu, Indonesia juga mempunyai hak pengelolaan dan pemanfaatan di Zona Ekonomi Ekslusif ZEE sekitar 2,7 juta km 2 sehingga luas wilayah laut yang dapat dimanfaatkan sumberdaya alam hayati dan non hayati di perairan yang luasnya sekitar 5,8 juta ton pertahun Nikijuluw, 2002:15. Sumber daya hayati terdiri atas hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, serta sumberdaya perikanan. Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pantai, memiliki karakteristik fisiologi, struktur adaptasi dengan preferensi terhadap habitat pantai. Hutan mangrove dikenal masyarakat memiliki tumbuh-tumbuhan adaptis, dimana proses terjadinya hutan ini terutama sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tanah struktur komposisi, aerasi, kandungan mineral, dan pergerakan air. Hutan mangrove mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis meliputi penahan abrasi, amukan angin topan dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, dan sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan. Sedangkan fungsi ekonomisnya yaitu sebagai penyedia kayu, bahan bangunan, sebagai alat penangkap ikan, dan daun-daunnya bisa dijadikan sebagai bahan baku obat-obatan. Selain hutan mangrove, terumbu karang dan padang lamun juga memiliki fungsi ekologis dan ekonomis. Fungsi ekologis terumbu karang adalah sebagai penyedia nutrisi bagi biota perairan, pelindung fisik bagi berbagai biota dan tempat bermain biota laut. Padang lamun juga merupakan habitat bagi bermacam- macam ikan dan merupakan makana bagi ikan duyung, penyu laut, bulu babi, dan beberapa jenis ikan. Fungsi ekonomis terumbu karang yakni terletak pada adanya Universitas Sumatera Utara berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan kerang mutiara yang tentunya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sedangkan padang lamun dapat diolah menjadi bahan makanan dan pupuk. Rumput laut juga dapat diolah sebagai makanan dan obat-obatan. Perairan laut Indonesia juga kaya akan sumber daya perikanannya. Terdapat berbagai spesies ikan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dengan jumlah yang sangat melimpah. Berdasarkan luasnya, laut yang dimiliki Indonesia tidak diragukan mengandung bermacam jenis ikan laut, baik yang komersial maupun yang tidak. Diantara negara-negara produksi ikan di dunia Indonesia termasuk dalam peringkat besar produksi ikan. Selain sumber daya yang dapat pulih hayati perairan juga memiliki sumber daya alam yang tidak dapat pulih non hayati meliputi seluruh mineral dan geologi, misalnya mineral terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas A mineral strategis, misalnya minyak, gas, dan batu bara, kelas B mineral vital meliputi emas, timah, nikel, bauksit, bijih besi dan kromit, dan kelas C mineral industri termasuk bahan bangunan dan galian seperti granit, kapur, tanah liat dan pasir. Perairan juga memilikin potensi pembangunan dari segi jasa-jasa lingkungan. Jasa- jasa lingkungan yang dimaksud meliputi fungsi kawasan pesisir dan lautan sebagai tempat rekreasi dan pariwisata, media transportasi dan komunikasi, sumber energi, sarana pendidikan dan penelitian, pertahanan keamanan, penampungan limbah, pengatur iklimclimate regulator, kawasan perlindungan konservasi dan preservasi, dan sistem penunjang kehidupan.

2.1.3 Potensi Sub Sektor Perikanan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Jumlah Petani Ikan dan Luas Areal Budidaya Perikanan Terhadap Jumlah Produksi Ikan Air Tawar Di Kab. Deli Serdang

3 46 82

ANALISIS PENGARUH PDRB, JUMLAH ANGKATAN KERJA DAN INVESTASI TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2004 - 2012

0 17 23

ANALISIS PENGARUH PDRB, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG

0 10 75

Analisis Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Jumlah Kantor Layanan, Inflasi, dan PDB terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

1 9 123

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), PENGANGGURAN, JUMLAH PENDUDUK DAN PENDIDIKAN TERHADAP KEMISKINAN (Studi Kasus Kabupaten/ Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007-2013)

0 8 119

ANALISIS DATA PANEL PENGARUH INVESTASI, BELANJA DAERAH DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI WILAYAH EKS- Analisis Data Panel Pengaruh Investasi, Belanja Daerah Dan Unit Usaha Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Wilayah Eks Karesidenan Suraka

0 3 17

ANALISIS PENGARUH KREDIT TERHADAP JUMLAH INDUSTRI KECIL, JUMLAH TENAGA KERJA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI SURABAYA.

0 0 84

Analisis Pengaruh Jumlah Armada, Jumlah Nelayan, PDRB, Dan Investasi Terhadap Produksi Perikanan Di Wilayah Nias (Analisis Data Panel)

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Jumlah Armada, Jumlah Nelayan, PDRB, Dan Investasi Terhadap Produksi Perikanan Di Wilayah Nias (Analisis Data Panel)

0 0 7

Analisis Pengaruh Jumlah Armada, Jumlah Nelayan, PDRB, Dan Investasi Terhadap Produksi Perikanan Di Wilayah Nias (Analisis Data Panel)

0 0 13