holtikultura dengan produksi paling besar di tiap wilayah KabupatenKota secara umum ditunjukkan oleh produksi cabe, durian, dan pisang.
Perkebunan merupakan salah satu sub sektor ekonomi yang cukup potensial di wilayah KabupatenKota Nias. Perkebunan memberikan kontribusi
yang positif terhadap peningkatan perekonomian di KabupatenKota di Nias. Daerah KabupatenKota di Nias memang sangat subur sehingga sangat potensial
dalam mengembangkan tanaman perkebunan. Komoditi yang dihasilkan seperti kelapa, karet, nilam, cokelatkakao, pinang, kopi, cengkeh. Jenis perkebunan yang
terluas adalah karet kemudian disusul kelapa dan kakao. Hutan juga merupakan salah satu potensi yang terdapat di wilayah
KabupatenKota di Nias. Hutan yang terdapat di wilayah ini cukup luas dan hasil produksi yang paling besar ialah produksi kayu bakar.
Wilayah KabupatenKota Nias yang berbentuk kepulauan sangat menguntungkan daerah ini akan hasil-hasil lautnya. Nias juga dikenal sebagai
penghasil perikanan laut yang cukup potensial. Hal ini didukung oleh wilayah laut yang luas, jenis ikan yang beragam dengan nilai pasar yang cukup tinggi.
Penghasil ikan laut tersebar di setiap kecamatan yang memiliki wilayah pesisir pantai. Selama bertahun-tahun produksi perikanan yang terbesar dihasilkan oleh
perikanan laut. Sedangkan perikanan darat masih kurang dikembangkan dengan baik di daerah ini.
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Nias
Sebelum mengalami pemekaran wilayah, Nias dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. Setelah mengalami pemekaran
Universitas Sumatera Utara
pada tahun 2008 maka kabupaten Nias dipecah lagi menjadi dua kabupaten dan satu kota madya. Pada tanggal 29 Oktober 2008, DPR RI mensyahkan Undang-
Undang Nomor 45 tahun 2008 tentang pembentukan Kabupaten Nias Utara di Provinsi Sumatera Utara, Undang-Undang Nomor 46 tahun 2008 tentang
pembentukan Kabupaten Nias Barat di Provinsi Sumatera Utara, dan Undang – undang Nomor 47 tahun 2008 tentang pembentukan Kota Gunungsiitoli di
Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Nias merupakan daerah otonom tertua yang berada di wilayah
Nias. Secara geografis Kabupaten Nias termasuk kedalam salah satu kabupaten dengan sumber daya yang sangat potensial terutama dari sektor pertanian dan
pariwisata. Posisinya berada pada 0º12’-1º32’LU Lintang Utara dan 97º-98ºBT Bujur Timur. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Pulau-pulau Banyak Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara
- Sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah
- Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas kabupaten Nias adalah 980,32 Km² yang terdiri dari sembilan
wilayah kecamatan yaitu: 1. Kecamatan Bawolato
2. Kecamatan Botomuzoi
Universitas Sumatera Utara
3. Kecamatan Gido 4. Kecamatan Hiliserangkai
5. Kecamatan Idano Gawo 6. Kecamatan Hiliduho
7. Kecamatan Ma’u 8. Kecamatan Somolo-molo
9. dan Kecamatan Ulugawo Kondisi topografi Kabupaten Nias berbukit-bukit sempit dan terjal, dimana
terdapat pegunungan dengan tinggi yang bervariasi antara 0-800 meter dari permukaan laut. Terdiri dari dataran rendah sampai tanah bergelombang mencapai
24 , dari tanah bergelombang sampai tanah berbukit-bukit 28,8, dan dari tanah berbukit sampai pegunungan 51,2 dari keseluruhan luas daratan. Kondisi
topografi ini menyebabkan masyarakat sebagian besar hidup di wilayah pesisir. Karena letaknya yang berada dekat dengan garis khatulistiwa maka
Kabupaten Nias memiliki curah hujan yang cukup tinggi yaitu rata-rata hujan pertahun 3145,1 mm dan banyaknya hari hujan dalam setahun 273 hari atau rata-
rata 22 hari perbulan Badan Meteorologi dan Geofisika. Keadaan iklim juga dipengaruhi oleh Samudera Hindia dengan suhu berkisar antara 14,3
– 30,4 dengan kelembaban sekitar 80-90 dan kecepatan angin antara 5-6 knotjam.
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Nias adalah 132.329 orang, yang terdiri atas 64.498 laki-laki dan
67.;831 perempuan. Dengan luas wilayah Kabupaten Nias sekitar 980,32 kilo meter persegi yang didiami oleh 132.329 orang maka rata-rata tingkat kepadatan
Universitas Sumatera Utara
penduduk Nias adalah sebanyak 135 orang per kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Hili
Serangkai yakni sebanyak 191 orang per kilo meter persegi sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Ulugawo yakni sebanyak 99 orang per kilo meter
persegi. Secara umum, sex ratio penduduk Kabupaten Nias adalah sebesar 95, yang
artinya jumlah penduduk perempuan 5 lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Sex ratio terbesar terdapat di Kecamatan Gido yakni sebesar
99 dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Ma’u yakni sebesar 83 yang berarti jumlah penduduk perempuan 17 lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
laki-laki. Potensi Kabupaten Nias, wilayah ini terkenal dengan hasil-hasil pertanian
dan komoditi unggulannya yang sudah banyak di ekspor ke daerah-daerah lain. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak memberikan kontribusi
terhadap PDRB Kabupaten Nias. Dari lima sub sektor yang ada, sub sektor tanaman perkebunan yang paling besar kontribusinya terhadap PDRB, menyusul
sub sektor tanaman bahan pangan dan sub sekor perikanan. Sedangkan peternakan dan kehutanan masing-masing berada pada urutan keempat dan kelima.
Tanaman perkebunan yang terdapat di Nias adalah tanaman perkebunan rakyat dengan komoditi kelapa, karet, nilam, cokelat, pinang, kopi dan cengkeh.
Jenis tanaman perkebunan yang terluas adalah karet dengan luas 59.060 Ha dan kelapa sebagai terbesar kedua dengan luas 21.916 Ha. Untuk rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
perkebunan, yang paling banyak adalah perkebunan cokelat yaitu sebanyak 6.600 rumah tangga.
Di Kabupaten Nias, pertanian tanaman pangan masih dikelola secara tradisional. Akibatnya produktivitasnya relatif masih rendah. Jumlah produksi
padi selama tahun 2011 adalah sebesar 36.453 ton Gabah Kering Giling GKG. Jumlah produksi jagung sebesar 69 ton, kacang tanah sebesar 5 ton, dan kacang
hijau sebanyak 4 ton. Potensi perikanan di kabupaten Nias juga cukup menjanjikan terutama
perikanan laut. Untuk saat ini perikanan darat di kabupaten Nias masih belum dikembangkan. Daerah penghasil ikan laut di Kabupaten Nias adalah kecamatan
yang sebagian besar daerahnya adalah wilayah pesisir. Salah satu kecamatan dengan hasil produksi perikanan terbesar adalah Kecamatan Botomuzoi yang
menghasilkan ikan laut sebesar 1.562 kg. Perekonomian Kabupaten Nias mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya laju pertumbuhan PDRB dari tahun 2009-2011. Berdasarkan data BPS tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Nias adalah 6,62. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan PDRB menjadi 6,75 dan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar
6,81. Secara umum, sektor pertanian sangat mendominasi pembentukan total output di Kabupaten Nias.
4.1.2. Gambaran Umum Kabupaten Nias Selatan