Landasan Teori Tinjauan Pustaka

25

2.1.3 Perkawinan

Secara umum definisi perkawinan menurut Undang-undang Nomor1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Perkawinan adalah salah satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat adat, sebab perkawinan bukan hanya menyangkut kedua mempelai, tetapi juga orang tua kedua belah pihak, saudara-saudaranya, bahkan keluarga mereka masing-masing. Beberapa pakar hukum perkawinan di Indonesia berpendapat sebagai berikut: Menurut Wirjono Prodjodikoro 1974:6, “ peraturan yang digunakan untuk mengatur perkawinan inilah yang menimbulkan pengertian perkawinan”. Menurut Victor Situmorang 1998:34, “ perkawinan dilangsungkan dengan persetujuan timbal balik yang bebas dan tidak dapat digantikan oleh campur tangan siapapun. Sebagai persetujuan timbal balik untuk hidup bersama, yang hakikatnya adalah sosial dan penting bagi pergaulan hidup manusia.”.

2.2 Landasan Teori

Suatu kajian atau analisis sudah sewajarnya memakai landasan teori tertentu, agar penulis mudah menentukan langkah dan arah analisis. Pembahasan yang utama dalam penelitian ini tentang strkutur upacara adat perkawinan peranakan Tionghoa di Tangerang melalui Teori Upacara dan Teori Akulturasi. Universitas Sumatera Utara 26

2.2.1 Teori Upacara

Untuk mendekskripsikan serta mengkaji struktur upacara perkawinan pada penelitian ini, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat 1981:241, yang menyatakan bahwa setiap upacara keagamaan dapat dibagi dalam empat komponen yaitu: tempat upacara, saat upacara, benda dan alat upacara, orang yang melakukan dan memimpin upacara.

2.2.2 Teori Akulturasi

Menurut Koenjaraningrat, Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi apabila kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda, sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah di dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Pendapat Koentjaraningrat tersebut memberi pemahaman bahwa akulturasi merupakan proses sosial untuk mengakomodasi dan mengintegrasikan unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan sendiri tanpa kehilangan kepribadian kebudayaan sendiri. Dalam hal ini Koentjaraningrat 1990:248 mencontohkan pada sebuah kasus bahwa sejak dahulu kala dalam sejarah kebudayaan manusia ada gerak migrasi, gerak perpindahan dari suku-suku bangsa di muka bumi yang menyebabkan pertemuan antara kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda-beda dan sebagai akibatnya individu- individu dalam kebudayaan itu di hadapkan dengan kebudayaan asing. Teori ini digunakan untuk mengkaji perpaduan dua budaya atau lebih akibat dari interaksi Universitas Sumatera Utara 27 yang terjadi antara sekelompok masyarakat tertentu dengan masyarakat lain dengan kebudayaan yang berbeda.

2.3 Tinjauan Pustaka

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:1731 tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki, mempelajari, dsb. Sedangkan pustaka adalah kitab, buku, primbon KBBI, 2008:1253. Dalam menyelesaikan penelitian ini dibutuhkan kepustakaan yang relevan karena hasil dari suatu karya ilmiah harus bisa dipertanggung jawabkan dan harus memiliki data-data yang kuat dan memiliki hubungan dengan yang diteliti. Habibbul Ummi 2011, dalam skripsinya yang berjudul “ Sistem Upacara Adat Perkawinan Etnik Hokkian di Medan”. Skripsi ini membahas tentang Sistem upacara adat perkawinan Etnik Hokkian di Medan dengan menggunakan teori Upacara, sama halnya dengan terori yang penulis gunakan sehingga mempermudah penulis dalam mencari bahan atau sumber bacaan tentang Upacara Adat Perkawinan Etnik Hokkian. Maria V. Soplanait 1989, dalam judul skripsinya yang berjudul “Makna Tradisi Cio Tou dalam perkawinan adat Peranakan Tionghoa di Tangerang”. Skripsi ini membahas tentang makna tradisi Cio Tou dengan menggunakan teori Upacara dan teori Akulturasi. Penelitian dalam skripsi ini sangat membantu penulis dalam mencari sumber bacaan dan juga sebagai perbandingan bahan penelitian. Universitas Sumatera Utara 28 Dra. Lucia Herlinda Tansil 1985 dalam penelitian karya ilmiah yang berjudul ‘Sistem kekerabatan etnis Tionghoa di Ujung Pandang”. Penelitian ini membahas tentang sistem kekerabatan etnis Tionghoa dengan menggunakan teori kebudayaan. Penelitian karya ilmiah ini sangat membantu penulis dalam menemukan bahan atau referensi tentang sistem kekerabatan etnik Tionghoa. Iwan Santosa 2012 dalam bukunya yang berjudul “ Peranakan Tionghoa di Nusantara” buku ini berisi tentang Catatan dari Barat ke Timur yang mengungkap hubungan erat antara masyarakat peranakan Tionghoa dan suku bangsa lain di Nusantara. Buku ini merupakan rekam jejak perjalanan seorang jurnalistik untuk membuka sisi lain kebinekaan dan persaudaran antara peranakan Tionghoa dan saudaranya dari suku bangsa yang beragam di Indonesia. Universitas Sumatera Utara 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang