22
BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI dan TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf
mendefinisikan konsep sebagai adalah suatu gagasanide yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang
berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda- benda melalui pengalamannya setelah melakukan persepsi terhadap objekbenda.
Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek,
konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan
oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Berdasarkan judul penelitian ini, konsep yang dibahas adalah mengenai :
2.1.1 Struktur
Istilah struktur berasal dari kata Structum dalam Bahas latin yang berarti menyusun. Menurut Radclife-Brown, struktur sosial adalah suatu rangkaian
Universitas Sumatera Utara
23
kompleks dari relasi-relasi sosial yang berwujud dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, struktur sosial meliputi relasi sosial di antara para individu dan
perbedaan individu dan kelas sosial menurut peranan sosial mereka. Menurut Raymond Firth, konsep struktur sosial merupakan analytical tool atau alat analisis
yang diwujudkan untuk membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial. Dari beberapa definisi tersebut, pada dasarnya yang
terpenting dalam struktur sosial ialah relasi-relasi sosial yang penting dalam menentukan tingkah laku manusia. Dengan kata lain, jika relasi sosial itu tidak
dilakukan dalam suatu masyarakat, masyarakat tersebut tidak berwujud lagi.
2.1.2 Upacara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia upacara adalah perbuatan atau perayaan yang dilakukan sehubungan dengan peristiwa penting. Upacara menurut
Poerwadinata 1990-1994 adalah tanda-tanda kebesaran, peralatan menurut adat Istiadat, dan rangkaian tindakan atau perbuatan yang dilakukan sehubungan
peristiwa penting.
Jenis upacara dalam kehidupan masyarakat, antara lain, upacara penguburan, upacara perkawinan, dan upacara pengukuhan kepala suku. Upacara adat adalah
suatu upacara yang dilakukan secara turun-temurun yang berlaku di suatu daerah. Dengan demikian, setiap daerah memiliki upacara adat sendiri-sendiri, seperti
upacara perkawinan, upacara labuhan, upacara camas pusaka dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
24
Upacara adat yang dilakukan di daerah, sebenarnya juga tidak lepas dari unsur sejarah.
Menurut Koentjaraningat, 1992: 221 dalam setiap sistem upacara keagamaan mengandung lima aspek yakni 1 tempat upacara , 2 waktu pelaksanaan
upacara , 3 benda-benda serta peralatan upacara, 4 orang yang melakukan atau memimpin jalanya upacara, 5 orang-orang yang mengikut upacarai. Pada
bagian yang sama Koentjaraningat 1992 : 223 juga mengatakan bahwa sistem upacara dihadiiri oleh masyarakat berarti dapat memancing bangkitnya emosi
keagamaan pada tiap-tiap kelompok masyarakat serta pada tiap individu yang hadir. Upacara yang diselengarakan merupakan salah satu kegiatan yang
mengungkapkan emosi keagamaan yang sudah dianut oleh masyarakat. Upacara pada dasarnya merupakan bentuk perilaku masyarakat yang
menunjukkan kesadaran terhadap masa lalunya. Masyarakat menjelaskan tentang masa lalunya melalui upacara. Melalui upacara, kita dapat melacak tentang asal
usul baik itu tempat, tokoh, sesuatu benda, kejadian alam, dan lain-lain. Istilah upacara selalu dikaitkan dengan budaya menjadi upacara budaya.
Budaya atau kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat
dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
25
2.1.3 Perkawinan
Secara umum definisi perkawinan menurut Undang-undang Nomor1 Tahun 1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa. Perkawinan adalah salah
satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat adat, sebab perkawinan bukan hanya menyangkut kedua mempelai, tetapi juga orang tua
kedua belah pihak, saudara-saudaranya, bahkan keluarga mereka masing-masing. Beberapa pakar hukum perkawinan di Indonesia berpendapat sebagai
berikut: Menurut Wirjono Prodjodikoro 1974:6, “ peraturan yang digunakan
untuk mengatur perkawinan inilah yang menimbulkan pengertian perkawinan”. Menurut Victor Situmorang 1998:34, “ perkawinan dilangsungkan
dengan persetujuan timbal balik yang bebas dan tidak dapat digantikan oleh campur tangan siapapun. Sebagai persetujuan timbal balik untuk hidup bersama,
yang hakikatnya adalah sosial dan penting bagi pergaulan hidup manusia.”.
2.2 Landasan Teori