Economy Ekonomi Control Keamanan

39 Gambar di atas jelas menunjukann bahwasannya kelengkapan informasi yang dilayankan perpustakaan kepada pemustaka belum maksimal. Judul koleksi belum dicantumkan. Padahal judul merupakan bagian penting bagi pemustaka dalam melakukan penenlusuran di OPAC. Hal ini jelas nantinya akan menyulitkan pengguna dalam temu kembali informasi.

4.2.3 Economy Ekonomi

Indikator ketiga ialah Economy Ekonomi. Penilaian terhadap segi ekonomi mencangkup biaya dan keuntungan yang didapat dari sistem yang ada. Sistem dapat memberikan penghematan operasional dan keuntungan bagi instansi yang menerapkannya. Demikian juga halnya dengan sistem automasi perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan. Sistem automasi dapat menghemat biaya operasional dan memberikan keuntungan bagi perpustakaan. Sehubungan dengan hal ini, dapat dilihat jawaban dari informan I 1 menyatakan bahwa: “Untuk biaya operasional terjadi penghematan.” Penghematan terjadi pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, namun tidak terlalu signifikan. Hal ini terlihat dari pernyataan lanjutan informan I 1 yang menyatakan bahwasannya masih ada biaya tak terduga yang memerlukan biaya yang cukup mahal. Pengeluaran biaya yang cukup mahal dikarenakan kurangnya staf ahli pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan yang menangani sistem automasi apabila terjadi kerusakan 40 maupun perubahan modul. Perpustakaan harus memanggil programmer dari luar. Berikut pernyataan informan I 1 : “Ada pengeluaran biaya tak terduga yang cukup mahal, dikarenakan setiap terjadi kesalahan atau kerusakan dan ketika ingin melakukan penambahan modul, perpustakaan harus memanggil programmer yang mengeluarkan biaya cukup besar. Sistem automasi dbangun berdasarkan keinginan perpustakaan.” Sistem automasi tidak menjamin penghematan biaya pada perpustakaan. Sistem automasi yang berjalan dapat menghemat biaya namun tidak terlalu signifikan. Ini berarti tidak banyak penghematan atau keuntungan yang diperoleh dari sistem automasi yang ada.

4.2.4 Control Keamanan

Indikator keempat ialah control keamanan. Fungsi kontrol lebih ditekankan kepada pengelola sistem automasi perpustakaan. Analisis ini meliputi pengawasan dan pengendalian dari sistem yang diterapkan. Sistem automasi Universitas HKBP Nommensen Medan tentunya memiliki sistem keamanan sendiri, pengelola harus dapat mengendalikan sistem dari kejahatan data seperti pembajakan, serangan virus yang dapat merusak datainformasi, serta kemudahan akses untuk pengamanan sistem. Pengendalian yang dilakukan pada perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan belum dapat memberikan kepuasan kepada pemustaka. Pengendalian sistem automasi yang seharusnya dapat meningkatkan kinerja layanan perpustakaan belum berjalan dengan baik dan menghindari dari kejahatan seperti pembajakan. Sistem ini sejalan dengan Performance, Information dan 41 Economy. Apabila fungsi Control dari perpustakaan belum maksimal maka berdampak pada sistem lainnya. Pada perpustakaan Universitas HKBBP Nommensen Medan pernah terjadi pembanjakan akun staf perpustakaan yang dinyatakan oleh informan I 1 : “Pernah terjadi penyelewengan pada akun staf.” Penyelewengan merupakan bagian dari pembajakan. Penyelewengan dapat terjadi karena berbagai alasan. Salah satunya karena kurangnya ketelitian dari staf perpustakaann. Hal ini terbukti dari pernyataan I 1 bahwa penyelewengan terjadi karena staf tidak menyimpan login mereka, sehingga digunakan oleh pihak lain. Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen melakukan fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap sistem automasi mereka yang dipegang oleh kepala perpustakaan. Keamanan sistem automasi yang dibangun hanya dapat diketahui oleh pengelola saja tidak diorientasikan kepada pemustaka. Hal ini bersifat privasi dan tertutup karena merupakan bagian pengawasan dan pengendalian dari sistem yang diterapkan. Seperti peryataaan informan I 1 yang menyatakan : “Sistem control berada ditangan kepala perpustakaan. Saya dapat mengontrol pekerjaan seluruh staf dari jarak jauh kecuali bagian pengadaan dan pengolahan. Staf perpustakaan harus login ketika mereka bekerja sehingga pekerjaan mereka dapat saya pantau dengan jarak yang jauh. Password setiap staf berbeda.” Hal diatas juga dibenarkan oleh I 4 . Bahwa pemegang control ialah kepala perpustakaan. Sementara bagian PSI hanya sebagai penghubung antara perpustakaan dengan programmer. Berikut pertanyaan yang diberikan. 42 “Kontrol perpustakaan dipegang oleh kepala perpustakaan. Kami hanya memfasilitasi jaringan dan server penyimpanan saja. kontrol sistem automasi ada pada kepala perpusstakaan.” Setiap membangun sistem yang baru tentu memiliki kendala bagi setiap instansi termasuk perpustakaan. Membangun sistem automasi tentunya juga menyiapkan server dan hardware yang sesuai. Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan tidak luput dari kendala dalam penerapan sistem automasi mereka. Seperti pernyataan I 1 , bahwa kendala utama perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan ialah server dan jaringan. Kendala tersebut terjadi karena server dan jaringan perpustakaan sama dengan server dan jaringan lembaga yang menaunginya. Hanya ada satu server untuk seluruh aktivitas yang ada dibagian PSI. Hal ini dijelaskan oleh I 1 yang menyatakan sebagi berikut : “Kendala yang sering dihadapi ialah jaringan. Ketika terjadi kerusakan di bagian PSI , maka perpustakaan tidak dapat menjalankan sistem automasi sistem kerumahtanggan. Selain itu, server perpustakaan dan universitas hanya memiliki 1 server yang ada di bagian PSI.” Kendala ini sangat mengganggu aktifitas dari perpustakaan. Apabila jaringan rusak, maka perpustakaan tidak dapat melaksanakan aktifitasnya dengan maksimal. Hanya divisi pengembalian yang dapat menjalankan pekerjaannya. Hal ini dibenarkan dengan pernyataan informan I 2 yang menyatakan sebagai berikut : “Bila jaringan rusak, perpustakaan bekerja tidak maksimal. Hanya bagian sirkulasi pengembalian yang berjalan.” Hal lain yang menjadi kendala ialah data yang ada di perpustakaan tidak dapat ditampung sepenuhnya yang menyebabkan penyimpanan data kurang maksimal. Hal ini diutarakan oleh informan I 1 bahwasannya selain jaringan yang menjadi kendala ialah server penyimpanan data. Pendapat tersebut 43 memperlihatkan, bahwa perpustakaan tidak dapat bekerja secara optimal dikarenakan perpustakaan tidak memiliki server dan jaringan sendiri. Sehingga, dalam melakukan input, proses dan output mereka terkendala. Sementara itu, masalah lain yang ditemukan pada perpustakaan HKBP Nommensen Medan ialah sering terjadi kerusakan pada sistem atau error sistem yang menyebabkan kegiatan kerumahtanggaan perpustakaan menjadi terhambat. Staf perpustakaan HKBP Nommensen Medan mengetahui hal tersebut, namun tidak memperbaiki kerusakan yang terjadi. Hal ini bukan karena perpustakaan tidak ingin memperbaiki kerusakan yang terjadi melainkan, karena perpustakaan tidak mempunyai staf yang ahli dalam menangani masalah ini. Perpustakaan harus memanggil programmer dari luar, yang menyebabkan perpustakaan memerlukan waktu yang cukup lama dalam memperbaiki kerusakan yang terjadi.

4.2.5 Efficiency Efisiensi