Jenis Penelitian METODE PENELITIAN

commit to user 50

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis non doktrinal, karena penelitian ini bertitik tolak dari data primer atau dasar, yakni diperoleh langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan, yang dilakukan baik melalui pengamatan observasi ataupun wawancara. Penelitian hukum sebagai penelitian sosilogis empiris dapat direalisasikan terhadap efektifitas hukum yang sedang berlaku ataupun penelitian terhadap identifikasi hukum. Penelitian sosiologis pada dasarnya diharapkan dapat mengungkapkan fenomena tertentu serta menghasilkan kesimpulan teoritis tentang jalin- menjalinnya gejala atau fenomena tadi. Bobot kinerja penelitian sosial ditentukan oleh kemampauan untuk mewujudkan dua kategori kinerja, yaitu visi vision dan presisi. Visi adalah kemampuan peneliti untuk melihat jalin-menjalinnya fenomena atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan presisi meliputi kemampuan peneliti untuk mengungkap realitas sosial secara obyektif, tepat dan unbiased atau tidak menyimpang. Persoalan penting bagi suatu penelitian adalah mengenai pemilihan metodologinya akan menentukan derajat keberhasilan penelitian. Di dalam penelitian ini peneliti ingin memberikan gambaran metode yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, menganalisa dan menginterprestasikannya. Metode yang digunakan adalah metode yuridis commit to user 51 sosiologis dengan sifat penelitian deskriptif dan tehnik pendekatan secara kualitatif. Penelitian deskriptif adalah : Penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar, dalam cara cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode deskriptif. 52 Sedang penelitian kualitatif adalah penelitan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan metode ilmiah. 53 Bogdan dan Taylor, mengatakan: ”Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati disebut pula metodologi kualitatif” 54 Menurut Moh. Nazir penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran pada masa sekarang. 55 Pendapat-pendapat tersebut menjadi dasar pemakaian jenis penelitian yang digunakan, karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan kajian tentang Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tentang 52 Sumadi Suryabrata, Penelitan Kualitatif, Jakarta, Edisi Keempat, Bumi Aksara, 2004. 53 Lexy J, Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2004. 54 Ibid, hal. 3 55 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 1983. commit to user 52 Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Dengan mendiskripsikan kajian tersebut peneliti dapat menganalisa Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dikaitkan dengan teori mengenai keefektifan suatu kebijakan publik. Dalam mempelajari hukum, tentunya tidak boleh lepas dari lima konsep hukum menurut Soetandyo Wignjosoebroto sebagai berikut : 56 1. Hukum adalah asas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan berlaku universal yang menurut bahasa Setiono disebut sebagai Hukum Alam 2. Hukum adalah norma-norma positif di dalam sistem perundang- undangan 3. Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim inconcreto dan tersistematisasi sebagai judge made law. 4. Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksis sebagai variabel sosial yang empirik 5. Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik perilaku sosial sebagai tampak dalam interaksi mereka yang menurut bahasa Setiono disebut sebagai Hukum yang ada dalam benak manusia Dalam penulisan ini, penulis memakai konsep hukum yang ke 5 lima, yaitu manifestasi makna-makna simbolik perilaku sosial sebagai tampak dalam interaksi mereka. Menurut Soetandyo Wignjosoebroto 57 penelitian non doktrinal adalah penelitian hukum yang tidak dikonsepsikan dan dikembangkan sebagai rules tetapi sebagai reguleritas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau dalam alam pengalaman. Artinya, hukum 56 Soetandyo Wignjosoebroto, Mengembangkan Ketaatan Hukum di Sanubari Warga Masyarakat Lewat Proses Belajar, Makalah, Surabaya, FISIP UNAIR, 1974. 57 Ibid, hal.147 commit to user 53 adalah tingkah laku atau aksi-aksi dan interaksi manusia secara aktual dan potensial akan terpola sebagai realita sosial yang terjadi dalam alam pengalaman indrawi empiris. Menurut Lexy J. Moleong, 58 kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama.

B. Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

0 6 1

Analisis Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

0 4 1

TINJAUAN HUKUM PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN BANTUL

0 2 88

PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 3 13

SKRIPSI PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 4 14

PENDAHULUAN PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 4 17

PENUTUP PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 3 4

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL TERHADAP KONDISI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN NGAWI.

0 0 13

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

0 0 13

STUDI PELAKSANAAN PENGANGKATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MELALUI TENAGA HONORER DI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN - UNS Institutional Repository

0 0 12