Tinjauan Tentang Tenaga Honorer

commit to user 45 Sistem manajemen pegawai sesuai dengan kondisi pemerintahan saat ini tidak murni menggunakan unified system namun sebagai konsekuensi kebijakan desentralisasi maka dalam hal ini menggunakan gabungan unified system dan separated system, artinya ada bagian- bagian kewenangan yang diserahkan kepada daerah untuk selanjutnya dilaksanakan oleh pembina kepegawaian daerah. Prinsip lain yang dianut adalah memberikan suatu kejelasan dan ketegasan bahwa ada pemisahan antara pejabat politik dan pejabat karier baik tata cara mengenai rekruitmennya maupun kedudukan, tugas, wewenang, fungsi dan pembinaannya. Berdasarkan prinsip dimaksud, maka pembina kepegawaian daerah adalah pejabat karier tertinggi pada pemerintah daerah. 49

5. Tinjauan Tentang Tenaga Honorer

Tenaga honorer adalah seseorang yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas tertentu pada instansi pemerintah atau penghasilannya menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007, Pasal 1. Pejabat Pembina Kepegawaian berwenang untuk mengangkat tenaga honorer dengan tujuan untuk memperlancar pelaksanaan sebagian tugas – tugas pemerintahan dan pembangunan yang selama ini pelaksanaanya kurang maksimal dikarenakan terbatasnya jumlah pegawai yang ada. Tenaga honorer yang telah lama bekerja dan atau tenaganya sangat dibutuhkan oleh Pemerintah dan memenuhi syarat yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah dapat diangkat menjadi 49 HAW Widjaja, op. cit, hal. 145-146 commit to user 46 Calon Pegawai Negeri Sipil, dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga tertentu pada instansi pemerintah. Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil diprioritaskan bagi yang melaksanakan tugas sebagai : 1. Tenaga guru; 2. Tenaga kesehatan pada unit pelayanan kesehatan; 3. Tenaga penyuluh di bidang pertanian, perikanan peternakan; dan 4. Tenaga teknis lainnya yang sangat dibutuhkan pemerintah. Pengangkatan tenaga honorer dilakukan melalui seleksi administrasi, disiplin, integritas, kesehatan dan kompetensi dan diprioritaskan pada tenaga honorer yang usianya paling tinggi danatau mempunyai masa kerja lebih banyak. Mereka juga diwajibkan mengisimenjawab daftar pertanyaan mengenai pengetahuan tata pemerintahankepemerintahan. Tenaga honorer yang akan diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil harus memenuhi kriteria antara lain : a. Disiplin dan integritas yang tinggi. Disiplin dan integritas adalah bahwa selama menjadi tenaga honorer melakukan tugasnya dengan baik dan disiplin serta mempunyai integritas tinggi yang dibuktikan dengan surat pernyataan oleh atasan langsungnya serta disahkan kebenarannya oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk sekurang- kurangnya pejabat struktural eselon II. b. Sehat jasmani dan rohani. Tenaga honorer harus sehat jasmani dan rohani yang ditunjukan dengan surat keterangan dari Dokter Pemerintah. commit to user 47 c. Memiliki kompetensi. Kompetensi adalah bahwa tenaga honorer tersebut mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, atau ketrampilan yang sesuai dengan jabatan yang akan diduduki. Pengertian diatas memberikan penjelasan bahwa kompetensi merupakan bagian integral dari reportoar perilaku individu sebagai mediator yang membantu atau menghalangi kinerja mereka, mencakup aspek kinerja seperti pengetahuan teknis, kemampuan dan ketrampilan yang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja. 50 d. Tidak terlibat tindak pidana. e. Bebas dari Zat aditif, narkoba dan zat – zat terlarang lainnya NAPZA. Tenaga honorer yang telah diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan Pegawai Negeri Sipil lainnya yang tidak diperoleh selama menjadi tenaga honorer, sesuai dengan Undang – undang Kepegawaian Nomor 43 tahun 1999. Setiap Pegawai negeri wajib dan setia dan taat kepada Pancasila, Undang – undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah, serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Undang Undang Kepegawaian Nomor 43 tahun 1999, Pasal 4. Sedangkan haknya tercantum dalam ketentuan pasal 7 ayat 1 sd 3 : 1. Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya 50 Ann Davis and Judy Scully , The Aston Centre for Human Resources, A free sample chapter from Strategic Human Resource Management, Published by the CIPD. Copyright © CIPD 2008 commit to user 48 2. Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri harus mampu memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraannya 3. Gaji Pegawai Negeri yang adil dan layak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ditetapkan dengan Peraturan Pemerinyah. Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan bagi yang bersangkutan, yang tidak diperoleh selama menjadi tenaga honorer. Walaupun belum menerima gaji penuh, karena sebelum PNS penuh CPNS baru menerima gaji 80 dari gaji penuhnya, namun secara ekonomi kesejahteraannya mereka meningkat cukup signifikan.

B. Penelitian Yang Relevan

Muhammad Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kota Surakarta, Skripsi , Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi ini memaparkan tentang proses pelaksanaan pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kota Surakarta.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan, dapatlah kemudian dibuat kerangka dasar pemikiran penelitian Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Klaten, dengan menggunakan teori dari Soerjono Soekanto mengenai lima faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, yaitu : faktor hukumnya sendiri,

Dokumen yang terkait

Analisis Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

0 6 1

Analisis Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

0 4 1

TINJAUAN HUKUM PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN BANTUL

0 2 88

PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 3 13

SKRIPSI PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 4 14

PENDAHULUAN PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 4 17

PENUTUP PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 3 4

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL TERHADAP KONDISI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN NGAWI.

0 0 13

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

0 0 13

STUDI PELAKSANAAN PENGANGKATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MELALUI TENAGA HONORER DI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN - UNS Institutional Repository

0 0 12