Faktor Hukumnya Sendiri Faktor-Faktor Penghambat

commit to user 97 Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Klaten sebagai berikut :

a. Faktor Hukumnya Sendiri

Hambatanpermasalahan pada Implementasi PP Nomor 48 Tahun 2005 yang telah diubah dengan PP Nomor 43 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, khususnya Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Klaten dapat diketahui dari hasil wawancara dengan Kasubid Pengembangan Pegawai yang mengungkapkan 81 : “Sejak semula awal dari kendala, hambatan dan permasalahan yang ada dimulai dari kurang jelasnya aturan yang menimbulkan persepsi yang berbeda atau bias, serta ketentuan akan adanya syarat usia dan masa kerja pada PP Nomor 43 Tahun 2007, menimbulkan permasalahan yaitu adanya gejolak dari para honorer yang merasa dirinya masuk kelompok tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi CPNS”. Pasal 3 2 PP Nomor 43 tahun 2007 : ”Pengangkatan tenaga honorer sebagaimana dimaksud pada ayat 1 didasarkan pada usia dan masa kerja sebagai berikut : a Usia paling tinggi 46 empat puluh enam tahun dan paling rendah 19 sembilan belas tahun ; dan b Masa kerja sebagai tenaga honorer paling sedikit 1 satu tahun secara terus menerus. Pasal ini mengakibatkan keresahan karena sejumlah 663 orang honorer APBNAPBD merasa terancam tidak bisa terangkat menjadi CPNS. 81 Muh. Agus Salim, Kepala Sub Bidang Pengembangan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Klaten, Wawancara, 11 Mei 2010 commit to user 98 Rumusan pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tentang definisi tenaga honorer : ”Tenaga honorer adalah seorang yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas tertentu pada instansi pemerintah atau yang penghasilannya menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.” Seharusnya dari pengertian tersebut tenaga honorer yang didata hanya yang penghasilannya diperoleh dari APBN dan APBD dan tercantum dalam klausul kontrak tenaga honorer yang bersangkutan. Namun hasil sosialisasi itu menjadi bias karena pengertian tenaga honorer tadi dikaitkan dengan pasal 6 ayat 2 PP Nomor 43 Tahun 2007 yang menyatakan : ”Tenaga honorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan penghasilannya tidak dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, baru dapat diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil apabila semua tenaga honorer yang dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah seluruhnya secara nasional telah diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sebelum Tahun Anggaran 2009” Kesalahan persepsi tentang pengertian tenaga honorer yang kemudian dilanjutkan dengan pemisahan pendataan akhirnya menimbulkan permasalahan yang besar dengan kesalahan pengumuman Calon Pegawai Negeri Sipil di tahun 2005, dengan adanya 2 kali pengumuman yaitu tanggal 17 dan 18 Maret, yang menimbulkan keresahan di antara tenaga honorer apalagi 116 orang menjadi korban revisiralat pengumuman. commit to user 99

b. Penegak Hukum

Dokumen yang terkait

Analisis Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

0 6 1

Analisis Kebijakan Tentang Pengangkatan Status Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung

0 4 1

TINJAUAN HUKUM PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN BANTUL

0 2 88

PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 3 13

SKRIPSI PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 4 14

PENDAHULUAN PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 4 17

PENUTUP PENGANGKATAN TENAGA HONORER KATEGORI II DI KABUPATEN BANTUL MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL.

0 3 4

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL TERHADAP KONDISI KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN NGAWI.

0 0 13

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

0 0 13

STUDI PELAKSANAAN PENGANGKATAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MELALUI TENAGA HONORER DI PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN - UNS Institutional Repository

0 0 12