30
3. Dewan Direksi
Tugas dan fungsi utama Dewan Direksi menjalankan dan melaksanakan pengurusan Perseroan. Menurut Sutedi 2012:127 tugas yang harus dijalankan
Direksi dalam perseroan antara lain sebagai berikut: 1. Bertindak dengan itikad baik
2. Senantiasa memperhatikan kepentingan perseroan dan bukan kepentingan dari Dari pemegang saham semata-mata.
3. Kepengurusan perseroan harus dilakukan dengan baik, sesuai dengan tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya, dengan tingkat kecermatan yang
wajar, dengan ketentuan bahwa Direksi tidak diperkenankan untuk memperluas maupun mempersempit ruang lingkup geraknya sendiri.
4. Tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan yang dapat menyebabkan Benturan kepentingan antara kepentingan perseroan dengan kepentingan
Direksi.
4. Komite Audit
Komite Audit memegang peranan yang cukup penting dalam mewujudkan GCG karena merupakan mata dan telinga Dewan Komisaris
dalam rangka mengawasi jalannya perusahaan. Keberadaan Komite Audit yang efektif merupakan salah satu aspek penilaian dalam implementasi
GCG. Untuk mewujudkan prinsip GCG, maka prinsip-prinsip GCG harus menjadi landasan utama bagi aktivitas komite audit. Menurut Sutedi 2012: 162
tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah:
31 1. Memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan dan mematuhi semua
peraturan hukum serta aturan lainnya yang berlaku serta memastikan perusahaan menjalankan kegiatan usahanya secara etis dan bermoral.
2. Memahami pokok-pokok laporan keuangan, mengidentifikasi area yang dianggap sensitive dan rawan terhadap risk management dan sistem internal
control yang berlaku diperusahaan tersebut.
5. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memnitor manajemen. Adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat
bertindak sebagai pencegahan terhadap kecurangan yang dilakukan oleh manajemen. Menurut Griffin dan Elbert 2007:115 Kepemilikan Institusional
adalah investor besar seperti usaha dana yayasan dan dana pensiun yang membeli saham perusahaan dalam jumlah besar.
Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham oleh sebuah lembaga baik lembaga pemerintah dan lembaga swasta yang memiliki
kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukannya. Kepemilikan institusional terdiri dari dua yaitu kepemilikan institusional internal dan eksternal.
Kepemilikan institusional internal adalah kepemilkikan saham oleh institusi bisnis seperti perseroan terbata PT yang kepemilikannya terpisah dengan
kepemilikan publik. Kepemilikan Institusional eksternal adalah kepemilikan oleh
32 lembaga investasi seperti dana pensiun, asuransi, reksadan, dan perusahaan
investasi lainnya dan menjadi bagian dari kepemilikan saham oleh publik. Pemilik institusional memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan investor
lainnya. Umumnya institusi menyerahkan tanggung jawab untuk mengelola investasi pada divisi tertentu sehingga institusi dapat memantau secara
professional perkembangan investasinya.
2.6 Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance