BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Perusahaan Manufaktur
2
2
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang jadi. Dalam perusahaan manufaktur ada tiga
kegiatan utama yaitu kegiatan produksi, penjualan dan administrasi. Secara fisik kegiatan ini sering juga dipisahkan sehingga dalam suatu perusahaan terdapat tiga
bagian atau unit kerja tersebut. Barang yang dihasilkan oleh kegiatan pengolahan pabrik yang dipindahan ke gudang dan siap dijual disebut barang jadi atau produk
jadi. Barang jadi diolah dari bahan utama yang disebut dengan bahan baku atau bahan mentah. Untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi diperlukan
tenaga kerja dan fasilitas fisik di pabrik. Tenaga kerja yang langsung mengerjakan barang dan biasanya dibayar atas dasar unit yang dihasilkan misalnya penjahit
dalam perusahaan pakaian jadi disebut dengan tenaga kerja langsung sedangkan tenaga kerja yang terdiri atas orang-orang yang bekerja di pabrik tetapi tidak
secara langsung menangani atau mengerjakan barang misalnya mandor, perancang model pakaian dalam perusahaan pakaian jadi, pegawai administrasi
pabrik disebut dengan tenaga kerja tidak langsung.
http:repository.usu.ac.idbitstream123456789275692Chapter20III-VII.pdf
Universitas Sumatera Utara
3.1.1. Konsep Value Added dan Non Value Added Activity
3.1.1.1. Pengertian Nilai Tambah Value Added
Nilai tambah merupakan peningkatan nilai suatu produk sebagai hasil dari perubahan produk tersebut dengan memanfaatkan faktor–faktor produksi yang ada
seperti modal, tenaga kerja, teknologi, atau lahan. Nilai tambah suatu produk dapat muncul sebagai hasil stimulasi dari faktor eksternal maupun faktor internal
produsen. Nilai tambah bisa dilihat dari dua sisi yakni nilai tambah untuk pengolahan
dan nilai tambah untuk pemasaran. Nilai tambah untuk pengolahan dipengaruhi oleh faktor teknis yang meliputi kapasitas produksi, jumlah bahan baku dan
tenaga kerja, serta faktor pasar yang meliputi harga output, harga bahan baku, upah tenaga kerja dan harga bahan baku lain.
Biaya merupakan faktor penting dalam menjamin kemenangan perusahaan dalam persaingan di pasar. Konsumen akan memilih produsen yang mampu
menghasilkan produk dan jasa yang memiliki mutu tinggi dengan harga yang murah. Harga murah hanya dapat dihasilkan oleh produsen yang secara terus-
menerus melakukan perbaikan terhadap aktivitas penambah nilai value added activity, dan yang senantiasa berusaha menghilangkan aktivitas bukan penambah
nilai non value added activity bagi konsumen.
Universitas Sumatera Utara
3.1.1.2. Pengertian Value dan Non Value Added Activity
Secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajemen suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
a. Value added activity, yaitu aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
b. Non value added activity yaitu aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan dapat meningkatkan biaya produksi. Aktivitas-aktivitas ini
sebenarnya merupakan aktivitas yang tidak perlu. Menurut Hansen dan Mowen, aktivitas nilai tambah adalah sesuatu yang
banyak dibutuhkan di dalam bisnis. Biaya nilai tambah adalah biaya yang dibutuhkan oleh kegiatan bernilai tambah dengan hasil yang sempurna. Aktivitas
tidak bernilai tambah tidak dibutuhkan, semuanya hanyalah merupakan aktivitas lain dari aktivitas yang benar-benar pokok di dalam bisnis. Biaya kegiatan tidak
bernilai tambah adalah biaya yang juga diakibatkan oleh kegiatan tidak bernilai tambah atau kegiatan yang tidak menghasilkan dari kegiatan bernilai tambah.
Menurut Atkinson, aktivitas bernilai tambah adalah suatu aktivitas yang jika dieliminasi di dalam proses yang panjang akan mengurangi pelayanan produk
pelanggan. Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang hadir dari peluang untuk mengurangi biaya tanpa mengurangi pelayanan potensial produk
kepada pelanggan. Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang benar-benar efisien dan
diperlukan, dimana jika dieliminasi maka akan mengurangi jasa produk terhadap pelanggan untuk jangka panjang. Sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah
Universitas Sumatera Utara
merupakan aktivitas yang tidak diperlukan, kalaupun diperlukan tidak efisien dan hanya merupakan pemborosan. Oleh karena itu, aktivitas tidak bernilai tambah
dijadikan sebagai fokus utama untuk dikurangi bahkan dieliminasi dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi cycle time waktu siklus dan mencapai cost
reduction pengurangan biaya.
3.1.1.3. Macam-Macam Non Value Added Activity
Lima aktivitas utama yang dilakukan dalam proses manufaktur yang sering kali disebut sebagai pemborosan dan sebenarnya tidak diperlukan non value
added activity, menurut Hansen dan Mowen 2006:491
3
3
Hansen, et al. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
adalah sebagai berikut: a. Scheduling Perencanaan
Sebuah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk menentukan kapan produk yang berbeda memiliki jalan masuk untuk diproses
atau kapan dan bagaimana banyak setup harus dilakukan. Dan bagaimana harus diproduksi.
b. Moving Perpindahan Sebuah aktivitas yang membutuhkan wasktu dan sumber daya untuk
memindahkan bahan mentah, bahan dalam proses dan barang jadi dari satu departemen ke departemen lain
c. Waiting Menunggu Sebuah aktivitas yang mana bahan mentah di dalam proses yang membutuhkan
waktu dan sumber daya menunggu untuk proses selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Inspection Pemeriksaan Sebuah aktivitas yang mana waktu dan sumber daya dihabiskan untuk
memastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan spesifikasi. e. Storage Penyimpanan
Sebuah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya yang mana sebuah produk atau bahan mentah disimpan di dalam tempat penyimpanan.
Lima kegiatan yang tidak menambah nilai tersebut harus diminimumkan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin dan dapat bersaing dengan
produk lain. Sedangkan bagi perusahaan yang juga memperhatikan waktu untuk mengerjakan aktivitas dalam proses produksi, menurut Hilton terdapat empat
waktu yang menimbulkan waktu tidak bernilai tambah non value added time, yaitu:
a. Inspection Pemeriksaan Banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk memastikan atau menjamin bahwa
produk berada pada kualitas tinggi. b. Move Time Waktu perpindahan
Waktu yang dihabiskan untuk memindahkan bahan mentah, bahan dalam proses atau barang jadi diantara operasi-operasi.
c. Waiting Time Waktu menunggu Jumlah waktu yang dihabiskan oleh bahan mentah atau bahan dalam proses
untuk operasi selanjutnya. d. Storage Time Waktu penyimpanan
Universitas Sumatera Utara
Lamanya waktu dimana bahan-bahan, sebagian produk selesai atau produk jadi disimpan dalam kelompok yang selanjutnya akan diproses atau siap dikirim
kepada pelanggan. Keempat waktu tersebut masih ada dalam proses produksi, meskipun
waktu tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi suatu produk, bahkan seringkali merugikan. Untuk itu, perusahaan melakukan perbaikan secara terus
menerus sehingga aktivitas tidak bernilai tambah dapat dihilangkan. Setiap aktivitas yang dilakukan menimbulkan biaya. Aktivitas bernilai
tambah menimbulkan value added cost, dimana biaya ini sudah seharusnya terkandung dalam suatu produk karena aktivitas yang menimbulkan biaya ini
adalah aktivitas yang memberikan nilai tambah pada produk tersebut. Sedangkan non value added cost timbul dari kegiatan tidak bernilai tambah. Biaya inilah yang
seharusnya dieliminasi karena konsumen tidak menerima manfaat dari timbulnya non value added cost yang termasuk dalam harga produk yang harus dibayarnya.
Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan perbaikan proses produksi secara terus menerus sehingga kegiatan tidak bernilai tambah ini tidak lagi harus
terjadi dalam perusahaan.
3.1.1.4. Manfaat Analisis Value Added
Secara garis besar manfaat analisis nilai tambah diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui produksi ril perusahaan. 2. Untuk mengetahui bagaimana kekayaan perusahaan diciptakan.
Universitas Sumatera Utara
3. Dapat digunakan untuk melihat hubungan antara produktivitas tenaga kerja, aset dalam penciptaan kekayaan dan profitabilitas perusahaan.
4. Digunakan untuk penyusunan program dan kebijakan bagi peningkatan produktivitas perusahaan.
3.1.2. Efficiency Cycle Time Efisiensi Waktu Siklus
3.1.2.1. Konsep Waktu Siklus
Dalam melakukan suatu proses produksi, setiap bahan baku selalu melalui berbagai proses sampai menjadi barang jadi untuk masing-masing produk disebut
cycle time atau waktu siklus. Menurut Hansen dan Mowen 2000:403
4
Waktu siklus merupakan total waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan suatu produk, mulai dari masuknya bahan baku, diproses, sampai
: “Cycle time is the length of time it takes to manufacture a product”, atau dapat diartikan bahwa waktu siklus
adalah panjangnya waktu yang ditempuh untuk memproduksi suatu produk. Pernyataan diatas mengungkapkan bahwa cycle time waktu siklus
menjadi suatu tolak ukur yang paling penting bagi manajemen dalam operasional kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan kemampuan pabrik, pemakaian
jam kerja yang efisien agar dapat dicapai target produksi yang memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat waktu.
3.1.2.2. Waktu Siklus Sebagai Alat Ukur Operasional
4
Hansen, et al. 2000. Management Accounting fifth edition. Ohio: South Western College.
Universitas Sumatera Utara
akhirnya dihasilkan suatu output. Maka bila waktu siklusnya pendek akan semakin menguntungkan perusahaan. Waktu siklus yang pendek dapat dilakukan
dengan mengeliminasi kegiatan tidak bernilai tambah dan memperbaiki kegiatan bernilai tambah sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk
semakin pendek. Beberapa keunggulan waktu siklus yang akan diuraikan sehubungan
dengan fungsinya sebagai alat ukur operasional, yaitu: a. Waktu siklus merupakan indikator biaya yang baik. Hal ini berkaitan dengan
biaya overhead pabrik, seperti tenaga kerja langsung, penyusutan dan pemeliharaan.
b. Waktu siklus merupakan ukuran penggunaan biaya yang lebih akurat dan lebih luas daripada ukuran berdasarkan jam tenaga kerja langsung. Hal ini
disebabkan pengukuran waktu siklus meliputi keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk, tidak hanya jam tenaga kerja
langsung tetapi juga meliputi waktu mesin, waktu penyetelan mesin, waktu inspeksi, waktu pengerjaan ulang, waktu yang terbuang seperti waktu tes,
waktu antri dan lainnya.
3.1.2.3. Menentukan Waktu Siklus
Waktu siklus adalah total waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit pada satu jenis produk. Campbell merumuskannya seperti dibawah ini:
Cycle time = set up time + process time + move time + waiting time + inspection time
Universitas Sumatera Utara
a. Set up time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan perlengkapan atau peralatan untuk memproduksi produk tertentu.
b. Processing time adalah waktu yang digunakan untuk mengerjakan suatu unit produk.
c. Moving time adalah waktu yang terpakai untuk perpindahan diantara waktu kerja atau waktu pengawasan.
d. Waiting time adalah waktu yang terbuang untuk menyimpan barang sambil menunggu untuk diproses, dipindahkan atau diperiksa.
e. Inspection time adalah sejumlah waktu yang diperlukan untuk pengawasan dalam proses produksi.
Dari kelima elemen waktu siklus tersebut, hanya waktu proses saja yang menambah nilai, sedangkan yang lainnya tidak membuat suatu produk bertambah
nilainya. Usaha untuk mengurangi waktu siklus adalah tepat dalam suatu proses produksi yang terus menerus. Jadi disini lebih ditegaskan bahwa untuk
memperpendek waktu siklus maka kegiatan tidak bernilai tambah harus dieliminasi.
Menurut Atkinson, et al
5
Dari rumusan di atas dapat diketahui tingkat produktivitas suatu perusahaan, di samping itu dapat pula menjadi ukuran besarnya kontribusi produk
, Manufacturing cycle efficiency MCE adalah suatu perbandingan dari waktu yang dibutuhkan oleh kegiatan bernilai tambah
dalam rangkaian nilai terhadap total waktu yang dibutuhkan oleh seluruh kegiatan dalam rangkaian nilai. Dalam rumus perhitungan dapat diberikan sebagai berikut.
������������� ����� ���������� = ����� ����� �������� ����
������� ���� + ������ ���� + ������� ���� + ���������� ���� × 100
5
Atkinson, et al. 1995. Management Accounting Second Edition. Pearson Prentice Hall
Universitas Sumatera Utara
pada nilai pelanggan yang relatif terhadap biayanya. Waktu siklus dalam aktivitas proses produksi dikatakan efisiensi bila Manufacturing Cycle Efficiency mencapai
100.
3.2. Biaya 3.2.1. Pengertian Biaya