Activity Analysis KESIMPULAN DAN SARAN

3.3.4. Sistem Pengumpulan Harga Pokok

11 Menurut pendapat dari Atkinson, et.al 1995:44 Sistem Pengumpulan Harga Pokok terdiri dari: 1. Job Order Cost yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada metode ini produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan. 2. Process Cost yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi di perusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock.

3.4. Activity Analysis

3.4.1. Konsep Aktivitas

12 11 definisi dari aktivitas adalah: “an activity is a unit of work or task with a specific goal.” Selama proses produksi berlangsung, terdapat berbagai aktivitas yang dilakukan. Menurut Atkinson, et.al 1995:45, aktivitas tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Input Activities Input Kegiatan http:adhyshafah.blogspot.com200903sistem-pengumpulan-harga-pokok.html 12 Atkinson, et al. 1995. Management Accounting Second Edition. Pearson Prentice Hall Universitas Sumatera Utara Aktivitas-aktivitas yang terkait dengan persiapan pembuatan produk, yaitu penelitian dan pengembangan, pelatihan pekerja, penyediaan bahan baku dan peralatan-peralatan produksi. b. Processing Activities Kegiatan Proses Aktivitas-aktivitas yang terkait dengan pembuatan produk, yaitu pengoperasian mesin-mesin dan penggunaan alat-alat dalam proses pembuatan produk, pemindahan dan penyimpanan barang setengah jadi dalam pabrik, dan aktivitas-aktivitas inspeksi. c. Output Activities Output Kegiatan Aktivitas-aktivitas yang terkait hubungan dengan pelanggan, yaitu aktivitas penjualan dan pendistribusian produk. d. Administrative Activities Kegiatan-kegiatan Administrasi Aktivitas-aktivitas lain yang mendukung ketiga aktivitas diatas, yaitu aktivitas- aktivitas yang dilakukan oleh fungsi-fungsi administrasi dalam perusahaan, seperti bagian personalia, akuntansi, dan bagian administrasi umum.

3.4.2. Konsep Activity Analysis

Analisis aktivitas adalah proses pengidentifikasian untuk memperoleh gambaran mengenai aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas tersebut. Seperti yang telah dinyatakan oleh Hansen and Mowen 2006:488 13 13 Hansen, et al. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat. : “activity analysis is the process of identifying, describing and evaluating the activities an organization performs”, atau diartikan Universitas Sumatera Utara sebagai “analisa aktivitas adalah identifikasi proses, penjelasan dan evaluasi kegiatan-kegiatan sebuah organisasi”. Hansen and Mowen 2006:488 juga menyatakan bahwa dengan adanya analisis aktivitas ini dapat memberikan informasi mengenai hal-hal sebagai berikut: a. Aktivitas apa yang dilakukan. b. Berapa banyak orang yang melakukan kegiatan. c. Waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan. d. Sebuah penilaian dari nilai sebuah kegiatan kepada organisasi, termasuk sebuah rekomendasi untuk memilih dan menjaga pertambahan nilai. Analisis aktivitas menyediakan rangkaian informasi yang terstruktur mengenai apa saja yang dilakukan perusahaan dalam mengklasifikasi dan mengendalikan aktivitas-aktivitasnya dengan efisien untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan analisis aktivitas ini menurut Antos dan Brimson adalah: a. Menentukan bidang analisa aktivitas b. Menentukan unit analisa aktivitas c. Menetapkan aktivitas d. Rasionalisasi aktivitas e. Mengklasifikasikan aktivitas sebagai aktivitas pokok atau sekunder f. Membuat peta aktivitas g. Menyelesaikan dan mendokumentasikan aktivitas Universitas Sumatera Utara Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis aktivitas, menurut Atkinson, et.al. 1995:68 14 14 Atkinson, et al. 1995. Management Accounting Second Edition. Pearson Prentice Hall adalah: 1. Mengidentifikasi tujuan dari proses yang ditentukan oleh keinginan dan harapan pelanggan. 2. Mencatat dari awal hingga akhir proses, aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu produk atau jasa. 3. Mengklasifikasikan seluruh aktivitas tersebut apakah termasuk bernilai tambah atau tidak bernilai tambah. 4. Meningkatkan efisiensi dari seluruh aktivitas secara terus menerus dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

3.4.3. Activity Cost Biaya Aktivitas

Setelah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaan, akan dilakukan perhitungan biaya dari tiap-tiap aktivitas, untuk menghitung besarnya biaya yang dikonsumsi oleh masing-masing aktivitas. Menurut Brimson, langkah-langkah untuk menghitung besarnya biaya aktivitas adalah sebagai berikut: 1. Memilih dasar biaya a. Menentukan tipe biaya b. Menentukan waktu biaya c. Mengklasifikasi waktu siklus kegiatan Universitas Sumatera Utara 2. Pertukaran sumber daya a. Menentukan sumber data b. Mengklasifikasikan biaya-biaya buku besar umum yang berhubungan c. Membangun penyebab hubungan d. Pertukaran biaya tenaga kerja yang berhubungan 3. Menentukan kegiatan pelaksanaan pengukuran 4. Memilih kegiatan pengukuran a. Menentukan kegiatan pengukuran b. Menyimpulkan ilmu statistic pada hasiltransaksi c. Mensahkan kegiatan pengukuran untuk kelayakan 5. Menghitung biaya per aktivitas Untuk dapat melaksanakan analisis aktivitas dengan tepat, perhitungan biaya aktivitas ini sangat diperlukan karena akan digunakan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan mengenai penggolongan aktivitas: real value added, business value added, maupun non value added activities dan seberapa besar pengaruh atau dampak dari aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan serta kebijaksanaan apa yang akan diambil untuk mengatasi masalah yang ada. Universitas Sumatera Utara

3.4.4. Activity Based Costing ABC

15 Pemicu Cost Driver adalah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead. Pemicu sumber daya adalah dasar yang digunakan untuk

3.4.4.1. Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Definisi activity-based costing menurut Maher adalah “a cost method that first assigns costs to activities and then assigns them to product based on the product consumption of activities” atau sebuah metode yang pertama sekali menugaskan biaya terhadap aktivitas dan kemudian menugaskan mereka kepada produk berdasarkan pada kegiatan konsumsi produk Maher 1997:236. Definisi lainnya adalah “ABC is method of product costing that focused on the activities performed to produce product. It then assigns tha cost of activities to product by using cost drivers that measure the activities performed” atau ABC adalah metode dari pembiayaan produk yang memfokuskan pada pelaksanaan aktivitas kepada produksi produk. Kemudian menugaskan biaya aktivitas kepada produk dengan menggunakan pemicu biaya yang mengukur pelaksanaan aktivitas Weygandt et. Al. 1996:940. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah suatu sistem perhitungan biaya dimana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang memasukkan satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume non-volume-related factor.

3.4.4.2. Tingkatan Biaya dan Pemicu Cost Driver

15 http:repository.usu.ac.idbitstream123456789275692Chapter20III-VII.pdf Universitas Sumatera Utara mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya tersebut. Pemicu aktivitas activity driver adalah suatu dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas ke produk, pelanggan, atau objek biaya final final cost object lainnya. Berikut ini 4 tingkatan agregasi: 1. Tingkat Unit a. Suatu unit adalah sub kelompok dari suatu batch b. Biaya tingkat unit unit-level cost adalah biaya yang meningkat saat satu unit diproduksi, dimana biaya ini merupakan satu-satunya biaya yang selalu dapat dibebankan secara akurat proporsional terhadap volume. Contoh: − biaya listrik − biaya pemanasan − tenaga kerja inspeksi c. Pemicu tingkat unit unit level driver adalah ukuran aktivitas yang bervariasi dengan jumlah unit yang diproduksi dan dijual. Pemicu ini merupakan satusatunya dasar alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan dalam ABC serta semua pemicunya tehadap unit output. Contoh : − berat bahan baku langsung − biaya tenaga kerja langsung − jam tenaga kerja langsung Universitas Sumatera Utara 2. Tingkat Batch a. Suatu batch adalah jumlah atau agregasi dari dua unti identik yang menyusunnya serta merupakan sub kelompok dari total output dari suatu produk b. Biaya tingkat batch batch-level cost adalah biaya yang disebabkan oleh jumlah batch yang diproduksi dan dijual. Biaya ini merupakan biaya yang tidak akan meningkat apabila satu atau lebih unit ditambahkan ke batch tersebut. Selain itu sangat dipengaruhi oleh jumlah batch tetapi tidak tergantung pada jumlah unit. Contoh : − biaya persiapan − biaya pembelian dan penerimaan − inspeksi − biaya pemasaran dan administratif c. Pemicu tingkat batch product-level driver adalah ukuran aktivitas yang bervariasi dengan jumlah batch yang diproduksi dan dijual. Contoh : − persiapan − jam persiapan 3. Tingkat Produk a. Suatu produk adalah agregasi dari banyak batch serta merupakan sub kelompok dari total output pabrik tertentu. Universitas Sumatera Utara b. Biaya tingkat produk product-level cost adalah biaya yang terjadi untuk mendukung sejumlah produk berbeda yang dihasilkan. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh produksi dan penjualan satu batch atau satu unit lebih banyak Contoh : − biaya desain produk − biaya pengembangan produk − pembuatan prototype c. Pemicu tingkat produk product–level driver adalah ukuran aktivitas yang bervariasi dengan barmacam-macam jumlah produk yang diproduksi dan dijual. Contoh : − perubahan desain − jam desain − jumlah dari nomor kode komponen 4. Tingkat Pabrik a. Suatu pabrik dapat dianggap sebagai suatu agregasi dari semua produknya. b. Biaya tingkat pabrik plan level cost adalah biaya memelihara kapasitas di lokasi pabrik. Contoh : − sewa − biaya penyusutan − pajak property Universitas Sumatera Utara c. Dalam sistem ABC, biaya tingkat pabrik seringkali dialokasikan ke output menggunakan dasar alokasi tingkat unit, meskipun faktanya adalah bahwa biaya tingkat pabrik sangat berbeda dari biaya tingkat. d. Pemicu tingkat pabrik plan-level driver didasarkan pada luas lantai yang ditempati agar biaya tingkat pabrik dapat dibebankan. Tabel 3.1. Perbandingan antara ABC dan Sistem Perhitungan Biaya Tradisional No. ABC Tradisional 1. Sifat dan jenis pemicu aktivitas yang digunakan tidak terbatas pada ukuran volume Sifat dan jenis pemicu aktivitas yang digunakan terbatas pada ukuran volume 2. Merupakan sistem perhitungan dua tahap Merupakan sistem perhitungan satu tahap atau dua tahap 3. Lebih banyak kehati-hatian didalam membentuk tempat penampungan biaya dikarenakan dalam sistem ABC diharuskan ada perhitungan tempat penampungan biaya suatu aktivitas maupun identifikasi suatu pemicu aktivitas untuk setiap aktivitas yang signifikan dan mahal Sistem tradisional menggunakan satu tempat penampungan biaya atau satu dasar alokasi untuk semua tempat penampungan biaya Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Perbandingan antara ABC dan Sistem Perhitungan Biaya Tradisional Lanjutan No. ABC Tradisional 4. Jumlah tempat penampungan biaya overhead dan dasar alokasi cenderung lebih banyak di sistem ABC Biaya produk yang dilaporkan lebih tinggi untuk produk dengan volume tinggi dan biaya per unit lebih rendah untuk produk dengan volume rendah 5. Biaya produk perunit yang dilaporkan tidak tergantung pada tinggi rendahnya volume

3.4.4.3. Tahap-Tahap ABC

Tahap-tahap dalam penerapan ABC adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas Pengindentifikasian aktivitas-aktivitas menghendaki adanya daftar jenis-jenis pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan yang berkaitan dengan proses produksi. b. Membebankan biaya ke aktivitas-aktivitas Setiap kali suatu aktivitas ditetapkan, maka biaya pelaksanaan aktivitas tersebut ditentukan. Universitas Sumatera Utara c. Menentukan activity driver Langkah berikutnya adalah menentukan activity driver aktivitas pemicu untuk masing-masing aktivitas yang merupakan faktor penyebab pengendali dari aktivitas-aktivitas tersebut. d. Menentukan tarif Dalam menentukan tarif ini, total biaya dari setiap aktivitas dibagi dengan total activity driver total aktivitas pemicu yang digunakan untuk aktivitas tersebut. e. Membebankan biaya ke produk Langkah selanjutnya adalah mengkalikan tarif yang diperoleh untuk setiap aktivitas tersebut dengan aktivitas pemicu yang dikonsumsi oleh tiap-tiap jenis produk yang diproduksi kemudian membaginya dengan jumlah unit yang diproduksi untuk tiap produk. Universitas Sumatera Utara Berikut merupakan contoh perhitungan dengan menggunakan metode ABC. Prosedur tahap pertama: Pengelompokan Aktivitas Prosedur tahap kedua: Biaya per unit Kelompok 1 o Biaya penyetelan o Biaya inspeksi 176.000 148.000 Biaya total kelompok 1 324.000 Produksi berjalan production run 50 Tariff kelompok 1 biaya per produksi berjalan Rp 6.480 Kelompok 2 o Biaya listrik o Kesejahteraan karyawan 168.000 156.000 Biaya total kelompok 2 324.000 Jam mesin 60.000 Tariff kelompok 2 biaya per jam mesin Rp 5,4 Prosedur tahap kedua: Biaya per unit Pembungkus Putih Total biaya Kuantitas Per unit Biaya utama 100.000 20.000 Rp 5 Overhead Kelompok 1 = Rp 6.480 x 20 PB Kelompok 2 = Rp 5,4 x 10.000 jm 129.600 54.000 20.000 20.000 Rp 6,48 RP 2,70 Jumlah overhead 183.600 20.000 Rp 9,18 Jumlah biaya 283.600 20.000 Rp 14,18 Pembungkus Biru Total biaya Kuantitas Per unit Biaya utama Rp 500.000 100.000 Rp 5 Overhead : Kelompok 1 = Rp 6.480 x 30 PB Kelompok 2 = Rp 5,4 x 50.000 JM 194.400 270.000 100.000 100.000 1,94 2,70 Jumlah overhead 464.400 100.000 Rp 4.64 Jumlah biaya Rp 964.400 100.000 Rp 9.64 Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian