BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisa Tahapan Proses Produksi
Pada tahapan proses produksi, setiap produk mempunyai tahapan yang berbeda-beda. Ini mempengaruhi waktu siklus yang dibutuhkan setiap produk
dalam memproduksi suatu barang.
Tabel 6.1. Rekapitulasi Waktu Produksi Setiap Produk Jenis Produk
Main Shaft Intermediate Gear
Extension Shaft
Waktu Siklus menit
192,75 145,35
129,12
Seperti yang tercantum pada Tabel 6.1. di atas, produk main shaft memiliki waktu yang besar dalam berproduksi, yaitu selama 192,75 menit. Hal ini
dikarenakan proses remer membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuat lubang spin dengan akurat sesuai dengan ukuran spin.
Untuk spare part intermediate gear juga membutuhkan waktu yang besar yaitu 145,35 menit, ini dikarenakan proses pembubutan untuk membuat lubang
poros gear dan proses penyecrapan untuk membuat ulir gear membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.
Untuk spare part extension shaft, menghabiskan waktu 129,12 menit, spare part ini mendapatkan proses yang lama pada tahapan pembubutan,
Universitas Sumatera Utara
pengeboran dan penyecrapan karena kecepatan pemakanan mata pisau setiap proses disesuaikan dengan kekerasan bahan.
Usulan Perbaikan
Untuk memperoleh waktu tahapan proses produksi yang lebih cepat dalam memproduksi setiap sparepart sebaiknya perusahaan memperbaharui setiap mesin
dengan mesin yang lebih canggih lagi sehingga waktu proses produksi sparepart akan lebih ditekan lagi.
6.2. Analisa Value Added Aktivitas Produksi
Aktivitas produksi berdasarkan value added activity adalah aktivitas dimana hanya ada aktivitas operasi dan aktivitas lain seperti pemeriksaan,
transportasi, kegiataan menunggu, dan penyimpanan telah dieliminasi. Dari 9 tahapan proses pembuatan spare part, dapat diidentifikasi bahwa
tahapan proses-1, tahapan proses-3, tahapan proses-5, tahapan proses-7, dan tahapan proses-9 bukan merupakan value added acitivity. Hal ini disebabkan
tahapan proses tersebut bukanlah suatu proses yang memberikan nilai tambah terhadap spare part, melainkan hanyalah kegiatan persiapan, pengecatan dan
penyimpanan storage. Secara menyeluruh untuk masing-masing spare part dapat disajikan value
added activity yang memberikan nilai tambah secara ekonomis pada masing- masing spare part dapat diperhatikan pada Tabel 6.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.2. Rekapitulasi Biaya Value Added Activity pada setiap Produk
Tahapan Main Shaft
Intermediate Gear Extension Shaft
Proses Jumlah
Biaya Rp
Biaya Kumulatif
Rp Jumlah
Biaya Rp
Biaya Kumulatif
Rp Jumlah
Biaya Rp
Biaya Kumulatif
Rp
Aktivitas 2 3.454,35
3.454,35 1.808,04
1.808,04 1.004,46
1.004,46 Aktivitas 4
15.844,51 19.298,86
26115,45 27.923,49
11.490,16 12.494,62
Aktivitas 6 9.725,74
29.024,60 6619,41
34.542,90 7.297,33
19.791,95 Aktivitas 8
1.083,30 30.107,90
1.083,3 35.626,20
1.083,3 20.875,25
Tabel 6.2. memberikan informasi bahwa setiap aktivitas value added memiliki pertambahan nilai yang berbeda berdasarkan bahan baku, mesin dan
tenaga kerja yang digunakan. Masing-masing spare part dihitung persentase Manufacturing Cycle
Efficiency, yaitu dengan membandingkan total waktu value added activity dengan total waktu produksi. Ini bertujuan untuk melihat produk mana yang memiliki
waktu yang paling efisien dan paling produktif untuk diproduksi. Di bawah ini adalah Tabel 6.3. Perbandingan Manufacturing Cycle
Efficiency setiap spare part.
Tabel 6.3. Perbandingan Manufacturing Cycle Efficiency setiap Produk
Jenis Produk Main Shaft
Intermediate Gear Extension Shaft
MCE 87,55
84,87 81,41
Dari Tabel 6.3. di atas, maka dapat disimpulkan bahwa spare part yang memiliki persentase Manufacturing Cycle Efficiency paling tinggi adalah produk
yang paling baik diproduksi karena hampir mendekati 100. Ini artinya produk tersebut memiliki produtivitas yang tinggi dari segi waktu produksi pada proses
Universitas Sumatera Utara
yang memiliki nilai tambah untuk memproduksi spare part tersebut. Dalam hal ini adalah spare part Main Shaft.
Usulan Perbaikan
Untuk memperoleh nilai persentase Manufacturing Cycle Efficiency yang lebih besar dari setiap sparepart maka perusahaan disarankan agar dapat meminimalkan
atau bahkan mengeleminasi tahapan-tahapan proses yang tidak memberikan nilai tambah serta memberikan pengawasan yang lebih kepada setiap pekerja untuk
melakukan proses produksi dengan baik sehingga tidak ada waktu yang terbuang.
6.3. Analisa Prime Cost Produksi