PersonilOrang people Koefisien Determinasi R Uji F Uji Serempak

Beberapa hal yang terkait dengan proses antara lain siklus pelayanan, urutan pelayanan dan prosedur pelaksanaan standar. Obyek utama dari pemasaran jasa adalah mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar. Oleh karena itu jasa harus didesain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Desain jasa mencakup desain dari proses jasa dan bagaimana jasa disampaikan. Pada akhirnya proses mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen.

6. PersonilOrang people

Lupiyoadi 2001 menyatakan bahwa “dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka people berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam personilorang ini berarti sehubungan dengan seleksi, training, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia”. Pentingnya personilorang dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan pemasaran internal yaitu interaksi atau hubungan antara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat diposisikan sebagai internal customer dan internal supplier. Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah mendorong personil dalam bekerja memberikan kepuasan kepada konsumen. Payne 2000 menyatakan bahwa “pentingnya orang dalam pemasaran jasa mengarah pada minat yang lebih besar dalam pemasaran internal. Ini menyadari pentingnya menarik, memotivasi, melatih, dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan individu”. Sedangkan Yazid 2001 menyatakan bahwa orang people adalah semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi Universitas Sumatera Utara persepsi pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Jadi personilorang yang dimaksud adalah staf seperti pimpinan dan jajarannya dan karyawan yang memainkan peranannya selama berlangsungnya proses dan komunikasi jasa.

7. Layanan Pelanggan customer service

Layanan pelanggan pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana layanan yang diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Kotler 2005 menyatakan bahwa “fasilitas dan layanan adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, dimana pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”. Sedangkan Yazid 2001 menyatakan bahwa “peran orang yang ada dalam hal penyajian jasa terdiri dari karyawan lini depan dan yang mendukungnya dibagian belakang, sangat penting bagi keberhasilan organisasi jasa. Customer Service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan”. Semakin banyak fasilitas dan layanan yang ditawarkan kepada konsumen, maka semakin banyak keinginan konsumen untuk menggunakan produk tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus bisa lebih kreatif dan inovatif dalam memproduksi suatu produk yang bisa membuat konsumen tertarik untuk menggunakannya. Dengan adanya fasilitas dan layanan tersebut, konsumen akan berfikir dapat memudahkan mereka dalam melakukan kegiatannya setiap hari. Fasilitas layanan berperan penting meningkatkan harga jual suatu produk. Oleh Universitas Sumatera Utara karena itu perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. Lupiyoadi 2001 menyatakan “customer service meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat time and place utilities termasuk pelayanan pra-transaksi, saat transaksi dan pasca transaksi. Oleh karena itu kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respons yang positif dan menunjukkan loyalitas yang tinggi”.

II.4. Pengertian tentang Penerapan Teknologi Informasi yang Mempengaruhi Proses Kerja

II.4.1. Pengertian Teknologi Informasi Pesatnya perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini menjadikannya sebagai senjata dalam bersaing competitive weapon yang wajib mandatory dimiliki oleh perusahaan dalam memenangkan persaingan bisnis. Untuk itu, investasi teknologi informasi yang dilakukan oleh perusahaan haruslah direncanakan sebaik mungkin, agar investasi yang dilakukan tidak sia-sia. Prinsipnya investasi teknologi informasi yang dilakukan haruslah mendukung strategi bisnis untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap investasi teknologi informasi yang dilakukan oleh perusahaan haruslah dapat meningkatkan kinerja performance dari perusahaan tersebut. Sebab jika tidak, maka investasi yang dilakukan dapat dikatakan sia-sia karena tidak membawa dampak positif bagi perusahaan. Dampak positif ini diartikan mencapai sasaran yang sudah digariskan dalam perencanaan perusahaan. Pada perusahaan jasa layanan pengiriman barang, peningkatan layanan yang diberikan kepada pelanggan menjadi kunci utama dalam keberlangsungan bisnis Universitas Sumatera Utara perusahaan. Para pesaing akan menggunakan berbagai cara untuk merebut pelanggan yang dimiliki oleh perusahaan dengan berusaha untuk memperoleh keunggulan kompetitif competitive advantage dengan strategi keunggulan biaya dalam bentuk harga jual cost leadership, memberikan bentuk layanan yang unik dengan harga bersaing differentiation, atau fokus pada segmentasi pasar. Laudon 2007 menyatakan bahwa “Informasi information berarti data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia. Sebaliknya, data merupakan sekumpulan fakta mentah yang mewakili kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik perusahaan”. Teknologi informasi dapat memainkan peranan penting dalam membantu pihak manajemen perusahaan untuk merancang dan menciptakan produk dan jasa baru dalam mengelola serta merancang kembali organisasi. Teknologi informasi dapat benar-benar mengubah arus informasi menggantikan urutan tugas yang dapat dilakukan bersamaan secara paralel, dan menghilangkan penundaan pada pembuatan keputusan. Teknologi informasi bahkan dapat mengubah cara bisnis bekerjaberproses dan mendorong model bisnis yang baru serta membuka peluang untuk menemukan cara-cara baru yang lebih efektif dan efisien. Dengan menganalisis proses layanan pelanggan, pihak manajemen perusahaan dapat mempelajari waktu yang dibutuhkan untuk menjawab permintaan pelanggan atas layanan, berapa banyak tahap yang dilibatkan, berapa banyak orang yang terlibat, dan berapa banyak biayanya. Sehingga pihak manajamen dapat mengerti bagaimana untuk mengubah bisnis agar menjadi lebih efisien atau efektif. Laudon 2007 menyatakan bahwa “Teknologi Informasi-TI information technology-IT terdiri atas perangkat kerja dan peranti lunak atau alat yang Universitas Sumatera Utara digunakan perusahaan untuk menghadapi perubahan dan pencapaian tujuan bisnisnya”. Dari perspektif bisnis, teknologi dan sistem informasi memberikan nilai ekonomis bagi perusahaan. Teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan atau menurunkan biayanya dengan memberikan informasi yang dapat membantu manajer membuat keputusan yang lebih baik atau memperbaiki serta meningkatkan efisiensi kegiatan proses bisnis yang telah ada. Dari pengertian di atas, secara umum pengertian dari teknologi informasi adalah cara menggunakan peralatan atau metode kerja yang lebih canggih dengan menyajikan data-data yang telah diolah dan siap digunakan oleh pengguna users untuk pengambilan keputusan dalam rangka kelancaran organisasi secara keseluruhan. Menurut Indrajit 2002, ada 3 hal pokok yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam penerapan teknologi informasi tersebut, antara lain: 1. Infrastruktur jaringan 2. Aksesibilitas 3. Kemampuan teknis dari SDM Pengembangan infrastruktur dan kemampuan teknis dari sumber daya yang ada diharapkan mampu beradaptasi dengan teknologi terbaru yang lahir hampir setiap hari. Hal itu menjadi perhatian utama dari sistem yang ideal karena dengan besarnya investasi yang harus ditanam untuk membangun suatu sistem, ketidak layakan sebagai akibat teknologi membuat nilai sistem informasi yang dibangun pada saat ini menjadi tidak berarti dimasa mendatang dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu aksesibilitas juga harus mendapat perhatian lebih mengingat bahwa Universitas Sumatera Utara keberhasilan dalam membangun akses informasi terbaik bagi masyarakat akan menentukan keberhasilan pengembangan suatu sistem informasi. Secanggih apapun teknologi yang diterapkan, tidak akan berarti apa-apa bilamana hanya dapat diakses oleh sebagian kecil masyarakat pengguna jasa tersebut. Tetapi sayangnya sampai saat ini Indonesia masih terkendala dengan masalah kesenjangan digital, artinya masih banyak masyarakat yang belum terjangkau dengan layanan teknologi informasi ini. II.4.2. Pengertian Proses Kerja Di dalam industri jasa, proses tidak dapat “disembunyikan” karena justru proses itulah yang dijual. Bagaimana keseluruhan sistem berlangsung, kebijakan dan prosedur yang dipilih, keleluasan yang dimiliki oleh para staf, keterlibatan konsumen dengan penyelenggaraan jasa, aliran informasi dan jasa, merupakan beberapa hal yang menentukan mutu dan kelancaran proses penyelenggaraan jasa dan memberi kesan khusus kepada konsumen. Menurut Yazid 2001 definisi dari proses adalah “sebuah tindakan prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas jasa yang disampaikan yang merupakan sistem penyajian operasi jasa”. Sementara Laudon 2007 menyatakan bahwa “proses bisnis adalah arus kerja dari bahan baku, informasi dan pengetahuan—seperangkat aktivitas. Proses bisnis juga mengacu pada cara unik dimana manajemen memilih untuk mengoordinasikan pekerjaan”. Tetapi sering kali didapati kendala yang muncul akibat adanya perubahan proses kerja karena diterapkannya sistem baru, yaitu perilaku kerja yang sudah dijiwai oleh pemimpin dan para stafnya. Perubahan proses kerja akan menuntut pemimpin dan para stafnya untuk beradaptasi dengan sistem yang baru, jika pemimpin dan para Universitas Sumatera Utara stafnya tidak siap untuk beradaptasi dengan sistem yang baru akan mengkibatkan sistem tidak dapat bekerja secara maksimal. Oleh karena itu, proses pelaksanaan standar kerja harus disusun sedemikian rupa sehingga memiliki stabilitas dan fleksibilitas yang turut juga ditunjang oleh kelengkapan fasilitas kerja terlebih sumber daya manusia yang mengoperasikannya. Kestabilan dan kefleksibelan prosedur kerja ini akan menghasilkan efektifitas dan efisiensi kerja sehingga menjamin kelancaran dan kemantapan dalam pelaksanaan kerja itu sendiri. II.5. Teori tentang Keputusan Konsumen Proses keputusan konsumen merupakan urutan-urutan kejadian yang dimulai dari pengenalan akan kebutuhan kemudian pencarian informasi atas kebutuhan tersebut setelah itu melakukan evaluasi alternatif dan akhirnya melakukan keputusan menggunakan serta diakhiri dengan perilaku setelah menggunakan. Jadi jelas sekali proses penggunaan dimulai jauh sekali sebelum penggunaan aktual dilakukan dan mempunyai konsekuensi yang lama setelah penggunaan terjadi. Setiadi 2003 menyatakan “proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku. Keputusan selalu mensyaratkan pilihan di antara beberapa perilaku yang berbeda”. Perilaku konsumen akan mempengaruhi proses keputusan yang diambil oleh konsumen dalam pembelian atau penggunaan sebuah produk danatau jasa. Keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh pengenalan kebutuhan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum membeli suatu produk dimana dalam hal ini konsumen terlebih dahulu mengevaluasi berbagai alternatif yang ada sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk tertentu yang dianggap sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut. Menurut Kotler 2009 bahwa “proses keputusan pembeli konsumen berbeda- beda, bergantung pada jenis keputusan pembelian. Selanjutnya dikatakan bahwa para konsumen melewati lima tahap dalam proses keputusan pembelian yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi keputusan, dan perilaku sesudah pembelian yang tidak terlepas dari karakter pembeli yang terdiri dari faktor budaya, sosial, perorangan, dan kejiwaan”. Jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu. Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian yang dapat digambarkan sebagai berikut : Sumber: Kotler 2009 Gambar II.2. Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen Dalam proses pengambilan keputusan pembelian dijelaskan secara rinci tahapan tersebut, yaitu: 1. Pengenalan kebutuhan. Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Pada situasi ini pembeli merasakan adanya perbedaan yang signifikan antara keadaan yang sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Mengenali Kebutuhan Pencarian Informasi Perilaku Pasca Pembelian Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Universitas Sumatera Utara 2. Pencarian informasi. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dikarenakan masing- masing sumber melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan-keputusan pembelian. Sumber informasi konsumen antara lain pribadi, komersial, publik, dan eksperimental. 3. Evaluasi alternatif. Sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menhantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan. 4. Keputusan Pembelian. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan: merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Umumnya pertimbangan konsumen pada merek, jadi kepercayaaan mereka pada citra merek. 5. Perilaku sesudah pembelian. Setelah pembelian terhadap produk dilakukan konsumen mengalami dua hal yaitu puas atau tidak puas. Maka dalam hal ini pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian. Kotler 2009 menjelaskan dalam gambar mengenai langkah-langkah antara evaluasi alternatif dan keputusan adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Sumber: Kotler 2009 Gambar II.3. Langkah-langkah Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian Kepuasan sesudah pembelian terjadi setelah konsumen mendeteksi produk yang dikonsumsikannya sehingga menentukan konsumen akan merasa sangat puas, cukup puas atau tidak puas atas suatu pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kinerja anggapan dari produk tersebut. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika memenuhi harapan, konsumen puas; jika melebihi harapan, konsumen sangat puas. Perasaan ini menentukan apakah pelanggan membeli produk kebali dan membicarakan hal-hal menyenangkan atau tidak menyenangkan tentang produk itu kepada orang lain. Setelah konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian dan merasa puas atas suatu produk atau jasa maka langkah selanjutnya dari perusahaan adalah bagaimana memberikan pengaruh secara konsisten terhadap konsumen melalui strategi-strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan sehingga tercipta konsumen yang loyal dan mereka mau melaksanakan tindakan adopsi yaitu suatu keputusan untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan secara terus-menerus. Terdapat 2 dua faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu: sikap atau pendirian orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi. Faktor sikap atau pendirian orang lain dapat mengurangi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap Evaluasi Alternatif Niat Untuk Pembelian Faktor Situasi Tidak Dapat Diantisipasi Sikap Orang Lain Maksud Pembelian Universitas Sumatera Utara alternatif yang disukai konsumen. Faktor situasi yang tidak dapat diantisipasi dijelaskan bahwa konsumen membentuk suatu maksud pembelian, atas dasar faktor- faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Ketika konsumen akan bertindak, faktor situasi yang tidak diantisipasi mungkin terjadi untuk mengubah maksud pembelian tersebut.

II.6. Kerangka Berpikir

Setiap perusahaan pasti akan berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggannya sebagai tujuan pemasarannya, demikian juga dengan jasa pengiriman pasti akan berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan dari konsumennya agar tercapai tujuannya. Strategi bauran pemasaran untuk produk nyata dan jasa adalah berbeda. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang. McCarthy dalam Kotler 2009, mengklasifikasikan sarana bauran pemasaran dalam empat jenis yang luas yang disebut 4P dari pemasaran yaitu produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion. Dalam perkembangannya untuk layanan jasa dikenal juga istilah 7P dimana selain 4P pertama terdapat juga 3P yang selanjutnya yaitu personil Person, proses Process, dan layanan pelanggan Customer Service. Payne 2000 menyatakan bahwa “Salah satu bentuk yang dapat mempengaruhi konsumen dan merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan adalah stimuli pemasaran yaitu melalui unsur-unsur marketing mix. Unsur-unsur marketing mix dalam pemasaran jasa terdiri dari: 1 ProdukJasa; 2 Harga; 3 Tempat; 4 Promosi; 5 Orang-orang; 6 Proses; dan 7 Layanan Pelanggan”. Lupiyoadi 2001 menyatakan bahwa “Elemen marketing mix services strategic strategi bauran pemasaran jasa memiliki tujuh faktor dalam Universitas Sumatera Utara menetapkan keputusan pembelian oleh konsumen yaitu: product, price, promotion, place, people, process dan customer service”. Dalam menentukan keputusan pembelian, ada kaitan erat antara bauran pemasaran dengan keputusan konsumen membeli suatu produk, terlepas apakah ia perusahaan industri atau perusahaan jasa sekalipun. Dengan demikian, faktor yang ada dalam bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang diharapkan mampu menciptakan kepuasan konsumen, atau dengan kata lain variabel-variabel tersebut akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih menggunakan jasa pos. Disamping itu, dalam perkembangan teknologi yang pesat saat ini, kemajuan suatu organisasi sangat tergantung pada Teknologi dan Sistem Informasi karena teknologi informasi ini memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi dari tempat yang berjauhan dalam waktu yang singkat dan dengan biaya yang murah. Manajemen organisasi harus tanggap pada perubahan lingkungan ini jika ingin organisasinya dapat bertahan dan meningkat kinerjanya. Manajemen organisasi juga harus sensitif terhadap pengaruh perkembangan teknologi yang mencakup informasi, peralatan teknik, dan proses dalam mengubah input menjadi output. Dengan adanya teknologi tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja organisasi untuk dapat bersaing dengan organisasi-organisasi lain. Oleh karena itu, manajemen harus dapat memahami dengan baik peran teknologi informasi dalam organisasi. Hal inilah yang melatarbelakangi sebuah organisasi untuk menginvestasikan sebagian besar modal usahanya. Universitas Sumatera Utara Laudon 2007 menyatakan bahwa “Teknologi Informasi-TI information technology-IT terdiri atas perangkat kerja dan peranti lunak atau alat yang digunakan perusahaan untuk menghadapi perubahan dan pencapaian tujuan bisnisnya”. Bagi perusahaan jasa pengiriman juga perlu menerapkan teknologi informasi seperti ini karena sangat membantu dalam pengolahan data pelanggan sehubungan dengan produk yang dikirim serta komunikasi semakin dapat ditingkatkan atau lebih baik dari sebelumnya. Penggunaan teknologi informasi ini akan mempengaruhi keputusan pengguna jasa yang berkaitan dengan layanan proses kerja yang diberikan oleh jasa pengiriman. Layanan yang berbasis teknologi informasi ini diciptakan untuk menjamin kepuasan pelanggan, disamping itu teknologi informasi juga dapat memainkan peranan penting dalam membantu pihak manajemen perusahaan untuk merancang dan menciptakan produk dan jasa baru dan mengelola serta merancang kembali organisasi. Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Promosi Teknologi Informasi Keputusan Menggunakan Personil Proses Layanan Pelanggan Produk Harga Tempat Gambar II.4. Kerangka Berpikir Universitas Sumatera Utara II.7. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka diperoleh hipotesis yaitu : 1. Strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, personil, proses, dan layanan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pos di PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar. 2. Penerapan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses kerja jasa pengiriman di PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar yang beralamat di Jalan Sutomo No. 2 Pematangsiantar. Penelitian ini dilakukan mulai dari Desember 2010 sampai dengan Februari 2011. III.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dimana merupakan suatu metode pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian Kuncoro, 2003. III.3. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah pengguna jasa pengiriman Pos Express pada PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar sebanyak 7.986 orang dari bulan Januari 2010 sampai Juli 2010. Untuk menentukan besarnya jumlah sampel dari populasi dapat menggunakan rumus Slovin, Umar, 2000 sebagai berikut: dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi 34 Universitas Sumatera Utara e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir Jika populasi N 7.986 dan persen kelonggaran e 10, maka tingkat kesalahan akan semakin kecil karena total sampel yang didapat mewakili populasi, maka besar sampel n jika menggunakan batas kesalahan 10 adalah : Sampel yang dipilih menggunakan teknik accidental sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan dianggap sesuai untuk dijadikan sumber data dan dijadikan sebagai sampel. III.4. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Wawancara interview secara langsung dengan manager pemasaran di PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar memberikan data dan informasi berhubungan dengan penelitian ini. 2. Daftar pertanyaan questionnaire yang diberikan kepada responden pengguna jasa pengiriman yang menjadi sampel. 3. Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari data-data yang relevan dan mendukung penelitian yang diperoleh dari PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar dan data lain yang mendukung penelitian ini. Universitas Sumatera Utara III.5. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari : 1. Data primer yaitu data langsung yang diperoleh dari daftar pertanyaan kepada responden pengguna jasa pos di PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar, perpustakaan dan data lain yang mendukung penelitian ini. III.6. Identifikasi dan Operasionalisasi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pada hipotesis pertama, yang menjadi variabel bebas independent variable terdiri dari produk X 1 , harga X 2 , tempat X 3 , promosi X 4 , personil X 5 , proses X 6 , dan layanan pelanggan X 7 dan variabel terikat dependent variable adalah keputusan konsumen Y untuk menggunakan jasa pos pada PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar. 2. Pada hipotesis kedua, yang menjadi variabel bebas yaitu penerapan teknologi informasi X dan sebagai variabel terikat proses kerja jasa pengiriman Y. Universitas Sumatera Utara Tabel III.1. Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran Produk X 1 Bentuk jasa pengiriman yang memberikan sejumlah manfaat pada konsumen a. Keragaman b. Jaminan Skala Likert Harga X 2 Besarnya pengorbanan financial yang dikeluarkan konsumen untuk memperoleh jasa pos a. Harga terjangkau b. Kesesuaian harga dengan jaminan Skala Likert Tempat X 3 Lokasi dimana PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar melakukan aktivitas usahanya a. Jarak tempuh b. Sarana pengangkutan Skala Likert Promosi X 4 Upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi dan memberikan informasi jasa pos kepada konsumen a. Pemahaman petugas atas produk jasa pos b. Penampilan petugas dalam meyakinkan konsumen c. Keramahan petugas dalam pemberian informasi Skala Likert Personil X 5 Petugas yang terlibat dalam memberi pengiriman jasa pos a. Kompetensi b. Disiplin c. Kepedulian Skala Likert Proses Kerja X 6 Aktivitas pengiriman jasa pos yang diberikan pada pengguna mulai dari penerimaan barang sampai pada pengiriman a. Fleksibilitas prosedur b. Kelengkapan fasilitas c. Ketelitian pencatatan Skala Likert Layanan Pelanggan X 7 Aktivitas pelayanan seputar kegiatan pengiriman jasa pos yang diberikan kepada pengguna jasa pos a. Jangkauan layanan b. Fasilitas, seperti: toilet,gedung, kenyamanan dan kebersihan, area parkir c. Pelayanan petugas Skala Likert Teknologi Informasi X Perangkat kerja dan peranti lunak atau alat yang dugunakan PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar a. Aksesibilitas b. Infrastruktur jaringan c. Kemampuan teknis SDM d. Efisiensi proses e. Tingkat penggunaan f. Keberhasilan pengiriman Skala Likert Keputusan Konsumen Y Tindakan konsumen untuk memilih menggunakan satu dari dua atau lebih alternatif produk di PT. Pos Indonesia Persero Cabang Pematangsiantar a. Kesadaran terhadap pemenuhan kebutuhan atas produk pos b. Lebih memilih produk pos daripada produk pesaing c. Ketepatan dalam memutuskan d. Pilihan alternatif produk pos Skala Likert Universitas Sumatera Utara III.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Sebelum kuesioner questionnaire diberikan kepada responden yang akan dijadikan sampel penelitian, maka terlebih dahulu harus diuji validitas dan reliabilitasnya dengan bantuan program software SPSS Statistic Product and Service Solution. III.7.1. Uji Validitas Menurut Umar 2000, “Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur”. Butir-butir pertanyaan dicobakan pada 30 orang responden di luar daripada responden yang dijadikan sampel penelitian. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini distribusi skor nilai akan lebih mendekati kurva normal. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar daripada angka kritik maka pernyataan tersebut valid Pratisto, 2004 : a. Jika r hitung positif dan r hitung r tabel , maka butir tersebut valid b. Jika r hitung negatif dan r hitung r tabel , maka butir tersebut tidak valid Hasil pengolahan data diperoleh dengan menggunakan program SPSS versi 15.0, dengan memperoleh nilai r hitung pdari setiap butir pertanyaan, yang dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada Tabel III.2. berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel III.2. Hasil Uji Validitas Corrected Item-Total Correlation Keterangan Pertanyaan 1 .397 Valid Pertanyaan 2 .511 Valid Pertanyaan 3 .502 Valid Pertanyaan 4 .554 Valid Pertanyaan 5 .479 Valid Pertanyaan 6 .579 Valid Pertanyaan 7 .472 Valid Pertanyaan 8 .550 Valid Pertanyaan 9 .462 Valid Pertanyaan 10 .451 Valid Pertanyaan 11 .541 Valid Pertanyaan 12 .665 Valid Pertanyaan 13 .607 Valid Pertanyaan 14 .471 Valid Pertanyaan 15 .562 Valid Pertanyaan 16 .436 Valid Pertanyaan 17 .444 Valid Pertanyaan 18 .525 Valid Pertanyaan 19 .556 Valid Pertanyaan 20 .511 Valid Pertanyaan 21 .620 Valid Pertanyaan 22 .578 Valid Pertanyaan 23 .511 Valid Pertanyaan 24 .479 Valid Pertanyaan 25 .550 Valid Pertanyaan 26 .541 Valid Pertanyaan 27 .471 Valid Pertanyaan 28 .511 Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Pada tingkat signifikansi 0,05 dan jumlah sampel n = 30 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,361. Dari hasil uji valid di atas didapati setiap butir pertanyaan positif Universitas Sumatera Utara sehingga nilai r hitung dibandingkan dengan r tabel yaitu r hitung 0,361 maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan adalah valid. III.7.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur suatu kestabilan dan konsistensi skala pengukuran. “Instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Berapa kalipun diambil, datanya tetap sama” Arikunto, 2002. Pengujian reliabilitas dengan internal konsistensi dengan cara mencoba instrumen sekali saja dan dianalisis dengan teknik Alpha Cronbach. Sedangkan menurut Ghozali 2005 menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0.60. Tabel III.3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbachs Alpha N of Items Produk 0,919 2 Harga 0,018 2 Tempat 0,918 2 Promosi 0,918 3 Personil 0,917 3 Proses 0,916 3 Layanan Pelanggan 0,918 3 Teknologi Informasi 0,918 6 Keputusan Konsumen 0,918 4 Sumber : Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner pada Tabel III.3. di atas, diperoleh nilai Cronbach Alpha pada masing-masing variabel 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan adalah reliabel. Universitas Sumatera Utara III.8. Model Analisis Data III.8.1. Analisis Regresi Linier Berganda Alat uji statistik yang dipergunakan untuk menganalisis hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis untuk mengukur atau mengetahui apakah variabel bebas produk, harga, tempat, promosi, personil, proses, dan layanan pelanggan berpengaruh terhadap variabel terikat keputusan menggunakan. Analisis regresi berganda dipergunakan karena variabel terikat yang dicari pada penelitian ini dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas. Bentuk model persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = b +b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 +b 7 X 7 +e dimana : Y = Keputusan konsumen menggunakan jasa pos b = Konstanta b 1 – b 7 = Koefisien regresi variabel X 1 - X 7 X 1 = Produk X 2 = Harga X 3 = Tempat X 4 = Promosi X 5 = Personil X 6 = Proses Universitas Sumatera Utara X 7 = Layanan pelanggan e = Error of term variabel yang tidak terungkap Analisis data dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 15.0 dengan menggunakan tingkat kepercayaan confidence interval 95 dan tingkat toleransi kesalahan alpha 5.

1. Koefisien Determinasi R

2 Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6 , X 7 yang diteliti mempengaruhi variabel terikat keputusan menggunakan jasa pos. Dengan mencari akar dari koefisien determinasi R 2 , maka dapat diperoleh nilai dari koefisien korelasinya R.

2. Uji F Uji Serempak

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6 , X 7 secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y. Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis, yaitu nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel dengan kriteria pengambilan keputusan : a. H diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 b. H ditolak H 1 diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Rumus uji F Sugiyono, 2006 yaitu : Universitas Sumatera Utara dimana: R 2 = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel

3. Uji t Uji Parsial

Dokumen yang terkait

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota pada PT. Astra International Tbk Cabang Medan Amplas

10 104 77

Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Percetakan Pada CV. ASCO PUTRA MANDIRI Medan

1 41 114

Perlindungan Konsumen Terhadap Pengguna Jasa Pos Express Di PT. Pos Indonesia (Persero) Medan (Studi Kasus PT. Pos Medan)

3 67 109

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pos Express Pada PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan

15 109 90

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Gardenia Cafe Medan

7 63 87

Tinjauan Yuridis Tentang Perlindungan Konsumen Oleh Pt Pos Indonesia Berkaitan Dengan Pengiriman Barang Menurut Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus Di Pt Pos Indonesia Cabang Kabanjahe)

10 145 95

Analisis Kepuasan Konsumen Dalam Menggunakan Jasa Pengiriman Paket Pos Optima Pada PT. Pos Indonesia (persero) Cabang Pontianak

0 1 11

Perlindungan Konsumen Terhadap Pengguna Jasa Pos Express Di PT. Pos Indonesia (Persero) Medan (Studi Kasus PT. Pos Medan)

0 0 8

PENGARUH PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA SYSTEM ONLINE PAYMENT POINT (SOPP POS) DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG ALANG-ALANG LEBAR PALEMBANG -

0 3 183

Analisis Bauran Pemasaran Berbasis Persepsi Konsumen (Studi pada Konsumen Wesel Instan PT Pos Indonesia (Persero) Cabang Surakarta) - UNS Institutional Repository

0 0 16