Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Hutan Produktivitas Serasah

Pada prakteknya, banyaknya respirasi biasanya ditambahkan pada pengukuran produktivitas primer bersih sebagai koreksi untuk memperoleh taksiran-taksiran produksi kotor. Produktivitas komunitas bersih adalah laju penyimpanan bahan organik yang tidak digunakan oleh heterotrof yakni, produktivitas primer bersih dikurangi penggunaan heterotrof Odum, 1971. Laju penyimpanan pada tingkat konsumen disebut sebagai produktivitas sekunder. Karena konsumen-konsumen hanya menggunakan bahan-bahan pangan yang sudah dibuat. Produktivitas sekunder tidak dibagi menjadi produktivitas kotor dan produktivitas bersihOdum, 1971.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Hutan

Produktivitas merupakan parameter ekologi yang sangat penting. Produktivitas ekosistem adalah suatu indeks yang mengintegrasikan pengaruh kumulatif dari banyak proses dan interaksi yang berlangsung simultan di dalam ekosistem. Jika produktivitas pada suatu ekosistem hanya berubah sedikit dalam jangka waktu yang lama maka hal ini menandakan kondisi lingkungan yang stabil, tetapi jika terjadi perubahan yang dramatis, maka menunjukkan telah terjadi perubahan lingkungan yang nyata atau terjadi perubahan yang penting dalam interaksi di antara organisme-organisme yang menyusun ekosistem Jordan, 1985 dalam Wiharto, 2003. Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas vegetasi di wilayah hutan hujan tropis adalah: a. Suhu b. Curah hujan c. Interaksi antara suhu dan curah hujan d. Produktivitas serasah e. Tahap suksesi komunitas f. Edafik g. Herbivora h. Sistem konservasi hara yang sangat ketat

3. Produktivitas Serasah

Menurut Nasoetion 1990, serasah adalah lapisan teratas dari permukaan tanah yang mungkin terdiri atas lapisan tipis sisa tumbuhan. Tanaman memberikan masukan bahan organik melalui daun-daun, cabang dan rantingnya yang gugur, dan juga melalui akar-akarnya yang telah mati. Serasah yang jatuh di permukaan tanah dapat melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan dan mengurangi penguapan. Tinggi rendahnya peranan serasah ini ditentukan oleh kualitas bahan oraganik tersebut. Semakin rendah kualitas bahan, semakin lama bahan tersebut dilapuk, sehingga terjadi akumulasi serasah yang cukup tebal pada permukaan tanah hutan Hairiah, dkk, 2005. Produktivitas serasah di hutan hujan tropis adalah yang tertinggi dibanding dengan wilayah-wilayah lain Tabel 1. Oleh karena produktivitas serasah yang tinggi maka akan memberikan keuntungan bagi vegetasi untuk meningkatkan produktivitas karena tersedianya sumber hara yang banyak. Tabel 1. Laju Produktivitas Serasah di Berbagai Tipe Ekosistem Dunia Jordan, 1971 dalam Wiharto, 2003 Ekosistem Lokasi Produktivitas Serasah gmtahun Hutan hujan tropis Thailand 2322 Hutan iklim sedang Di beberapa lokasi 1200 Savana kering Rusia 290 Hutan oak Rusia 350 Taiga Rusia 250-300 Hutan musim tropis Pantai Gading 440 Herba perennial Jepang 1484 Prairi Amerika Serikat 520 Hutan hujan tropis adalah ekosistem dengan laju dekomposisi serasah tercepat dibanding ekosistem-ekosistem lainnya Tabel 2. Menurut Resosoedarmo et al., 1986 dalam Wiharto 2003, hal ini disebabkan karena serasah yang jatuh ke permukaan tanah tidak akan lama tertimbun di lantai hutan tetapi segera mengalami dekomposisi sehingga dapat dengan segera diserap kembali oleh tumbuhan. Barbour et al., 1987 dalam Wiharto 2003 mengatakan bahwa laju dekomposisi serasah berbeda antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya. Laju ini terutama dipengaruhi oleh kelembaban udara, organisme flora dan fauna mikro dan kandungan kimia dari serasah.

4. Produktivitas Serasah di Gunung Walat

Dokumen yang terkait

Kontribusi Penyadapan Getah Pinus (Pinus merkusii) Terhadap Tingkat Pendapatan Penyadap

18 166 77

Identifikasi Mutu Bibit Tusam (Pinus merkusii) Berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia) di Pembibitan Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun

2 51 78

Pendugaan Karbon Tersimpan pada Tegakan Pinus (Pinus merkussii) dan Ekaliptus (Eucalyptus sp) di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo

2 44 58

Pemuliaan Pinus Merkusii

1 36 11

Masukan Hara Melalui Curah Hujan, Air Tembus dan Aaliran Batang pada Tegakan Pinus (Pinus merkusii), Agathis (Agathis loranthifolia) dan Puspa (Schima wallichii) di DAS Cipeureu, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

0 9 53

Produktivitas, Penghancuran dan Kandungan Hara Serasah pada Tegakan Pinus (Pinus Merkusif), Agathis (Agathuis loranthifolia) dan Puspa (Schima wallachii) di DAS Cipeureu, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

0 15 48

Analisa laju infiltrasi pada perbedaan kerapatan tegakan hutan pinus (Pinus merkusii), Blok Cimenyan, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi-Jawa Barat

0 4 100

Pendugaan Biomassa Tegakan Pinus (Pinus merkussi Jungh et de Vriese) pada Berbagai Kerapatan di Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi

0 11 57

Penggunaan Stimulansia ETRAT pada Penyadapan Getah Pinus merkusii, Pinus oocarpa dan Pinus insularis di Hutan Pendidikan Gunung Walat

6 64 102

Model Alometrik Biomassa Pinus (Pinus merkusii Jungh et De Vriese) Berdiameter Kecil di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi

0 8 30