D. Metode Penelitian
Penempatan alat ukur dilakukan pada satu plot dengan luasan 0,1 Ha yang mewakili kerapatan tinggi, sedang dan rendah berdasarkan indeks Rieneke dengan
jumlah pohonHa untuk plot kerapatan tinggi adalah 490Ha, plot kerapatan sedang adalah 280Ha dan plot kerapatan rendah 60Ha.
1. Produktivitas Serasah
Produktivitas serasah daun diambil dengan menggunakan alat berupa litter trap, yang menampung serasah daun yang jatuh dari pohon. Tahapan
pelaksanaan pengukuran produktivitas serasah adalah sebagai berikut : a.
Litter trap dibuat dari plastik berbentuk bujur sangkar berukuran 1 m x 1 m, yang direkatkan pada bambu dengan menggunakan paku. Litter trap
dipasang pada ketinggian ± 50 cm dari tanah. Jumlah litter trap yang dipasang pada masing-masing kerapatan yang berbeda adalah 3 buah.
b. Setiap minggunya dilakukan pengambilan serasah daun yang telah
tertampung pada litter trap untuk dikeringovenkan dengan suhu 103º ± 2º C selama 24 jam kemudian ditimbang dengan maksud untuk mengetahui
potensi input hara berupa serasah pada tegakan. Pengambilan serasah daun dilakukan selama 16 minggu.
2. Dekomposisi Serasah
Dekomposisi serasah diduga dengan menghitung bobot sisa serasah pada tiap kerapatan yang berbeda setiap minggunya. Langkah pelaksanaan
pengukurannya adalah : a.
Serasah daun yang akan diukur bobot sisanya diambil dibawah tegakan Pinus sp
disetiap tiga kerapatan berbeda yaitu kerapatan tinggi, sedang dan rendah di blok Cimenyan, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi.
b. Serasah daun dimasukan kedalam kantung dari kain kasa berdiameter 6,5
mm sebanyak 1 kg. Jumlah kantung serasah untuk setiap kerapatan yang berbeda adalah 16 buah.
c. Kantung serasah diikat dengan tali rafia kemudian diikatkan pada patok
kayu dan disimpan di permukaan tanah pada 4 lokasi yang berbeda di masing-masing kerapatan yang berbeda.
d. Setiap minggu diambil satu kantung serasah dari tiap kerapatan yang
berbeda untuk dikeringovenkan dengan suhu 103º ± 2º C selama 24 jam kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot sisa serasah. Pengambilan
kantung sersah dilakukan selama 16 minggu. e.
Selisih berat antara berat kering awal dan berat kering akhir merupakan bagian serasah daun yang mengalami dekomposisi.
3. Air Tembus dan Aliran Batang
Air tembus dan aliran batang diukur dengan tujuan untuk mengetahui input hara yang berasal dari air hujan, karena hujan selain berfungsi sebagai sumber air
juga berfungsi sebagai sumber hara. Tahapan pelaksanaan pengukuran air tembus dan aliran batang adalah sebagai berikut :
a. Untuk pengukuran air tembus, plastik berbentuk bujur sangkar berukuran
1 m x 1 m, yang direkatkan pada bambu dengan menggunakan paku dipasang dibawah tajuk pohon Pinus sp disetiap tiga kerapatan berbeda
yaitu kerapatan tinggi, sedang dan rendah di blok Cimenyan, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi.
b. Plastik tersebut diberi lubang ditengahnya dan dibawah lubang tersebut
disimpan kantong plastik untuk menampung air hujan yang jatuh menembus tajuk pohon.
c. Untuk pengukuran aliran batang, selang plastik dibelah dan direkatkan
dengan paku mengelilingi batang Pinus sp disetiap tiga kerapatan berbeda, diujung mulut bawah selang tersebut disimpan kantong plastik yang
berfungsi untuk menampung air hujan yang melewati batang pohon.
4. Volume Air Lisimeter