d. Setiap minggu diambil satu kantung serasah dari tiap kerapatan yang
berbeda untuk dikeringovenkan dengan suhu 103º ± 2º C selama 24 jam kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot sisa serasah. Pengambilan
kantung sersah dilakukan selama 16 minggu. e.
Selisih berat antara berat kering awal dan berat kering akhir merupakan bagian serasah daun yang mengalami dekomposisi.
3. Air Tembus dan Aliran Batang
Air tembus dan aliran batang diukur dengan tujuan untuk mengetahui input hara yang berasal dari air hujan, karena hujan selain berfungsi sebagai sumber air
juga berfungsi sebagai sumber hara. Tahapan pelaksanaan pengukuran air tembus dan aliran batang adalah sebagai berikut :
a. Untuk pengukuran air tembus, plastik berbentuk bujur sangkar berukuran
1 m x 1 m, yang direkatkan pada bambu dengan menggunakan paku dipasang dibawah tajuk pohon Pinus sp disetiap tiga kerapatan berbeda
yaitu kerapatan tinggi, sedang dan rendah di blok Cimenyan, Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi.
b. Plastik tersebut diberi lubang ditengahnya dan dibawah lubang tersebut
disimpan kantong plastik untuk menampung air hujan yang jatuh menembus tajuk pohon.
c. Untuk pengukuran aliran batang, selang plastik dibelah dan direkatkan
dengan paku mengelilingi batang Pinus sp disetiap tiga kerapatan berbeda, diujung mulut bawah selang tersebut disimpan kantong plastik yang
berfungsi untuk menampung air hujan yang melewati batang pohon.
4. Volume Air Lisimeter
Pengukuran volume air lisimeter dilakukan dengan menggunakan lisimeter yang diisi dengan tanah dari tiap kerapatan tegakan yang berbeda. Tahapan
pelaksanaan pengukuran pencucian hara ini adalah : a.
Lisimeter diisi dengan tanah dari tiap kerapatan tegakan yang berbeda. Jumlah lisimeter untuk tiap kerapatan adalah 2 buah.
b. Lisimeter yang telah diisi tanah dibenamkan didalam tanah.
c. Pengambilan air hujan yang tertampung dalam lisimeter dilakukan setiap
lisimeter penuh.
d. Dari air hujan yang tertampung tersebut dilakukan analisis statistik
terhadap volume yang tertampung dalam lisimeter tersebut.
5. Kadar Air Tanah, Bulk Density dan Analisis Tanah
a. Pengambilan tanah dilakukan pada plot contoh di masing-masing
kerapatan tinggi, sedang dan rendah menggunakan ring sampel untuk mengetahui kadar air tanah.
b. Pengambilan tanah melalui ring sampel dilakukan pada lapisan atas
kedalaman 0-20 cm dan lapisan bawah kedalaman 40 cm. Masing- masing kerapatan dilakukan tiga kali pengambilan contoh tanah untuk
lapisan atas dan bawah, kemudian dioven selama 24 jam pada suhu 105 C
untuk mengetahui berat kering tanah. Kadar air tanah dapat diketahui dengan menggunakan rumus: kadar air tanah =
100 x
BK BK
BB −
BB : Berat tanah sebelum dioven dinyatakan sebagai berat basah tanah BK : Berat tanah setelah dioven dinyatakan sebagai berat kering tanah.
c. Dengan menghitung volume ring sampel V = T
2 D
2
× ×
π dapat diketahui
nilai bulk density tanah di masing-masing kerapatan dengan rumus : Bulk Density :
Vtabung BK
gramcm
3
d. Selain menggunakan ring sampel tanah untuk tanah tidak terusik, juga dilakukan pengambilan tanah untuk tanah yang terusik menggunakan bor
tanah pada lapisan atas 0-20 cm dan lapisan bawah kedalaman 40 cm. e. Contoh tanah terusik tersebut dikeringudarakan hingga bobot contoh tanah
konstan, kemudian dilakukan analisis tanah di Laboratorium Tanah IPB meliputi pH tanah, N total, C organik, P total, Ca, Mg, NO
3 -
, NH
4 +
, dan tekstur tanah.
E. Analisis Data 1. Produktivitas Serasah