UNDANG-UNDANG NOMOR PENGATURAN KEUANGAN NEGARA DALAM BUMN Persero

ini dapat dikatakan telah terjadi kesalahan penerapan dan kekeliruan dalam pemahaman mengenai keuangan negara. 47

C. UNDANG-UNDANG NOMOR

17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA Pengertian keuangan negara menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pada Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa, “keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.” kemudian di dalam pasal 2 Undang-Undang Keuangan Negara tersebut menyatakan bahwa: “keuangan negara sebagaimana dimaksud di dalam Pasal 1 angka 1, meliputi : a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan peminjaman; b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga; c. Penerimaan negara; d. Pengeluaran negara; e. Penerimaan daerah; f. Pengeluaran daerah; g. Kekayaan negara kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara perusahaan daerah; h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan danatau kepentingan umum; 47 Prof. Erman Rajagukguk, op.cit, hal 3. Universitas Sumatera Utara i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan peme rintah.” Di dalam Penjelasan Umum mengenai Undang-Undang Keuangan Negara tersebut, mengenai pengertian dan lingkup keuangan negara dijelaskan bahwa, “pendekatan yang digunakan dalam merumuskan keuangan negara adalah dari sisi objek, subjek, proses, dan tujuan. Dari sisi objek, yang dimaksud dengan keuangan negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter, dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. dari sisi subjek, yang dimaksud dengan keuangan negara meliputi seluruh objek sebagaimana yang tersebut diatas yang dimiliki negara danatau dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan Negaradaerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. Dari sisi proses, keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban. Dari sisi tujuan, keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan danatau penguasaan objek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintah negara. Bidang pengelolaan negara yang begitu luas Universitas Sumatera Utara dapat dikelompokkan dalam sub bidang pengelolaan fiskal, sub bidang pengelolaan moneter, dan sub bidang pengelolaan negara yang dipisahkan. 48 Pengertian keuangan negara mempunyai arti yang berbeda, tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Ilmu keuangan negara dapat didekati dari berbagai sudut pendekatan, misalnya sudut ekonomi, sudut ilmu politik dan sudut ilmu hukum. Secara umum dikatakan bahwa ilmu keuangan negara adalah ilmu yang mempelajari soal-soal pembelanjaan dari rumah tangga negara, yang termasuk ilmu ekonomi, juga ketentuan dalam Tambahan Lembaran Negara TLN 1776 menyatakan, dengan keuangan negara tidak hanya dimaksud “uang” negara, tetapi seluruh kekayaan negara, termasuk di dalamnya segala bagian harta milik kekayaan itu dan segala hak dan kewajiban yang timbul karenanya baik kekayaan itu berada dalam pengurusan pada pejabat-pejabat danatau lembaga-lembaga yang termasuk pemerintahan umum maupun dalam melaksanakan penguasaan dan pengurusan bank-bank pemerintah, yayasan-yayasan pemerintah, dengan status hukum publik maupun perdata, perusahaan-perusahaan negara dan perusahaan- perusahaan dimana pemerintah mempunyai kepentingan khusus dalam penguasaan dan pengurusan pihak lain maupun berdasarkan perjanjian dan penyertaan partisipasi pemerintah ataupun penunjukan dari pemerintah. Suatu pengertian yang dikemukakan oleh Van Der Kamp diatas juga memberikan pengertian yang luas bahwa keuangan meliputi semua hak yang dapat dinilai 48 Lihat Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Universitas Sumatera Utara dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang ataupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan hak-hak tersebut. 49 Terkait dengan penjelasan diata s maka, Yang termasuk “kekayaan” “keuangan” negara antara lain : 50 1. APBN dan APBD 2. Sebagian keuangan negara yang disisihkan untuk dipergunakan untuk suatu usaha. a. Usaha sendiri BUMNBUMD b. Usaha patungan dengan pihak swasta nasional atau pihak lain 3. Sebagian barang yang digunakan dalam proses kegiatanpelayanan,yaitu barang-barang yang dikenal dengan nama barang inventaris. a. Barang tidak bergerak dan lainnya b. Barang bergerak c. Barang atau suku cadang yang merupakan bagian dari barang inventaris. 4. Berbagai barang yang tidak lagi digunakan dalam proses kegiatanpelayanan karena sesuatu hal, misalnya karena jumlahnya berlebih, melampaui batas waktu penggunaan, telah ada penggantinya, mengalami rusak berat sehingga terlalu mahal untuk diperbaiki 49 H. Bohari, op.cit., hal 8-9 50 J. Kardjo, Penyelesaian Kerugian Negara Jakarta: Eko Jaya, 1994, hal 30-31. Universitas Sumatera Utara 5. Berbagai barang yang “dimuseumkan”, sebagai monumen, cagar budaya yang perlu dilestarikan 6. Barang-barang yang sebagai “sisa” atau “limbah” dari kekayaan negara 7. Segala kekayaan pemerintah Hindia Belanda dan milik asing lainnya yang karena Undang-Undang Dasar dan ketentuan lain menjadi milikdinasionalisasi menjadi kekayaan negara Republik Indonesia Hak negara yang berupa: komisi, rabatpotongan, atau penerimaan lain dengan nama dana dalam bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung atau tidak langsung sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barangjasa termasuk tukar-menukar, hibah, penerimaan bunga sebagai akibat dari penyimpanan dana anggaran pada bank serta penerimaan dari kegiatan lainnya oleh danatau untuk negara. Pasal 4 ayat 6 Keppres Nomor 16 tahun 1994. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 adalah Undang-Undang Keuangan Negara, tetapi substansi yang diatur tidak hanya keuangan negara. Akan tetapi, juga keuangan daerah, keuangan BUMN dan BUMD, bahkan keuangan badan- badan lain yang memperoleh fasilitas dari pemerintah, dimana pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangannya telah diatur secara rinci dalam peraturan perundang-undangan tersendiri, sehingga antara judul undang-undang dan substansi yang diatur dalam undang-undang tersebut tidak sinkron. 51 51 Prof. Arifin P. Soeria Atmadja, op.cit, hal 74. Universitas Sumatera Utara Dalam Undang- Undang Keuangan Negara terdapat Pasal “celaka” yang dapat menimbulkan kerugian dan membangkrutkan negara yang disebabkan rumusan pasal yang asal jadi, demi kepentingan ambisi melakukan pemeriksaan terhadap keuangan publik maupun keuangan privat. Pasal yang dimaksud adalah Pasal 2 huruf I, dimana keuangan negara yang dirumuskan dalam Pasal 1 Ketentuan Umum berlaku pula bagi keuangankekayaan privat yang dirumuskan sebagai berikut, “… kekayaan pihak lain yang memperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.” Dengan rumusan pasal tersebut, maka negara menjadi turut bertanggung jawab terhadap kekayaan pihak swasta yang memperoleh fasilitas pemerintah sehingga apabila pihak swasta dalam keadaan insolvensi dan kemudian dinyatakan pailit, maka negara juga harus turut bertanggung jawab atas utang swasta. Hal ini disebabkan kekayaan pihak lain termasuk badan hukum privat yang dimiliknya itu diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah. Karena hal ini menurut konsepsi Pasal 2 huruf I Undang-Undang Keuangan Negara, keuangan pihak lain yang mendapat fasilitas dari pemerintah merupakan termasuk keuangan negara. Hal ini dapat dilihat dari contoh kasus yang terjadi antara Pertamina dengan PT. Karaha Bodas KBC, dimana Pertamina dituntut untuk membayar ganti rugi sebesar US 261 dua ratus enam puluh satu juta oleh KBC atas proyek pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP berdasarkan Energy Sales Contact ESC yang ditunda pemerintah karena akan berpotensi negara menanggung semua kerugian yang Universitas Sumatera Utara diderita oleh perusahaan tersebut Pertamina, termasuk uang 95 Sembilan puluh lima persen milik pemerintah yang berada di bank yang terletak di Amerika Serikat. Akibat sengketa ini, uang negara yang ada di bank yang terletak di Amerika Serikat tersebut dibekukan oleh Pengadilan Arbitrase Internasional dengan alasan sebagai jaminan dari sengketa yang sedang terjadi tersebut. 52

D. FATWA MAHKAMAH AGUNG DAN PERATURAN PEMERINTAH LAINNYA