110 Amerika Serikat merupakan negara asal impor pear Indonesia terbesar
keempat. Umumnya impor pear dari Amerika Serikat akan memuncak di tengah tahun. Tahun 2002 permintaan impor pear dari Amerika Serikat meningkat
sebesar 21,25 persen dari tahun 2001. Pada tahun 2002 permintanan impor pear dari Amerika Serikat sebesar 315 ton. Tahun 2003 meningkat 43,81 persen dari
tahun 2002 menjadi 453 ton. Pada tahun 2004 meningkat tajam, dengan peningkatan sebesar 155,66 persen dari tahun 2003 menjadi sebesar 1.158 ton.
Permintan impor pear dari Amerika Serikat menurun pada tahun 2005 yaitu menjadi sebesar 548 ton atau menurun 52,64 persen dari tahun 2004.
b. Peramalan Permintaan Impor Pear dari Amerika Serikat
Berdasarkan hasil pengolahan pada tabel dibawah ini, hasil pengolahan terbaik diperoleh melalui metode Winters Multiplikatif. Hasil pengolahan data
permintaan impor pear dari USA menghasilkan nilai MSE terkecil sebesar 1,60E+09. Metode ini optimal pada nilai pemulusan level estimasi saat ini
sebesar 0,520. Untuk nilai pemulusan trend sebesar 0,190 sedangkan untuk musimannya sebesar 0,010. Hasil pengolahan dan peramalan permintaan pear
dari USA untuk 12 bulan ke depan dengan menggunakan metode Winters Multiplikatif dapat dilihat pada Lampiran 62.
Tabel 31. Nilai MSE Metode Peramalan Time Series pada Permintaan Pear dari Amerika Serikat USA
No. Metode
MSE MSE terkecil
1 Trend 7,43E+09
6
2 Winters Multiplikatif 1,60E+09
1 3
Winters Aditif 2,08E+09
4
4 Dekomposisi Multiplikatif
2,05E+09 2
5 Dekomposisi Aditif
2,07E+09 3
6 SARIMA 0,0,1 0,1,1
12
2,36E+09 5 Total permintaan pear dari USA untuk 12 bulan ke depan sebesar 1.240
ton atau meningkat sebesar 691,.9 ton dari tahun sebelumnya. Puncak tertinggi
111 terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 337,9 ton, sedangkan puncak
terendah terjadi pada bulan Juli, yaitu sebesar 6 ton. Rata-rata permintaan pear dari USA untuk 12 bulan ke depan sebesar 103 ton per bulan.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Impor pear dari Amerika
Serikat USA
Variabel yang diduga mempengaruhi permintaan pear dari USA berpengaruh nyata pada lag impor dan pasokan mangga PIKJ. Sedangkan
variabel yang tidak berpengaruh nyata antara lain nilai tukar, harga pear impor harga mangga PIKJ dan dummy bulanan.
Tabel 32. Hasil Analisis Model Regresi Permintaan Impor Pear dari USA Tahun 2002-2005
Elastisitas Peubah koefisien
SE koefisien
t- hitung
p- value
VIF SR LR
Constant 342903
227198 1,51
0,141 Nilai tukar
-27,98 24,44
-1,15 0,261
1,2 -1,66 -3,55 Harga pear impor
-69682 47077
-1,48 0,149
1,3 -0,30 -0,63 Pasokan mangga PIKJ
-0,007534 0,004446
-1,69 0,100
4,3 -0,21 -0,45 Harga mangga PIKJ
5,57 12,57
0,44 0,661
3,2 0,16
0,33 Lag volume impor
0,5306 0,1576
3,37 0,002
2,2 Februari
-26958 62618
-0,43 0,670
1,9 Maret
234467 74800
3,13 0,004
2,7 April
-107318 76362
-1,41 0,170
2,8 Mei
47658 64883
0,73 0,468
2,0 Juni
50228 71459
0,70 0,487
2,5 Juli
10715 71394
0,15 0,882
2,4 Agustus
61766 69122
0,89 0,378
2,3 September
40547 71168
0,57 0,573
2,4 Oktober
95126 86319
1,10 0,279
3,6 November
78429 79048
0,99 0,329
3,0 Desember
-22364 75313
-0,30 0,768
2,7 R-Sq = 66,5
R-Sqadj = 49,2 Durbin-Watson statistic =1,98
F hit =3,84 Keterangan:
= signifikan pada taraf nyata 5 ; = signifikan pada taraf nyata 10 SR = jangka pendek;
LR = jangka panjang Pada Lampiran 63, dapat dilihat rata-rata harga pear dari USA yang
berada di atas rata-rata harga produsen pear, diduga terdapat indikasi pada saat harga meningkat dan nilai tukar rupiah melemah, pengimpor mengurangi impor
pear dari USA. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai koefisien dari nilai tukar dan
112 harga pear yang bernilai negatif. Pasokan mangga PIKJ berpengaruh diduga,
pada saat pasokan mangga meningkat menyebabkan konsumen beralih mengkonsumsi mangga.
Pengujian asumsi kenormalan dilakukan dengan melihat grafik Kolmogorov-Smirnov Lampiran 65. Berdasarkan grafik ini, terlihat bahwa titik
residual yang ada tergambar segaris dan nilai P-value lebih dari 0,15 lebih besar dari
α = 0,05. artinya, residual model permintaan pear dari USA terdistribusi normal. Pengujian lainnya yaitu asumsi homoskedastisitas atau masalah
heteroskedastisitas diperiksa menggunakan grafik Residual Plot, dimana Lampiran 64. Pada grafik scatter plot tidak ditemukan titik yang berpola
sistematik acak. Hal ini menunjukkan bahwa variasi setiap unsur residual adalah sama konstan. Adapun masalah multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
VIF. Pada Tabel 32 terlihat bahwa semua variabel bebas penjelas mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi masalah multikolinearitas.
Sedangkan uji Durbin-Watson untuk melihat autokorelasi dihasilkan nilai sebesar 1,98, maka berdasarkan hipotesis awal dapat diambil kesimpulan tidak terdapat
autokorelasi antar veriabel bebas dalam model. Hasil dugaan model regresi permintaan impor pear dari USA Tabel 32 diperoleh koefisien determinasi
sebesar 66,5 persen. Hasil tersebut memiliki pengertian bahwa 66,5 persen perubahan volume permintaan impor pear dari USA dapat dijelaskan oleh variasi
variabel bebas dalam model, sedangkan 33,5 persen diterangkan oleh faktor- faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Hasil pengolahan regresi dari
permintaan pear impor dari USA dapat dilihat pada Lampiran 65. Hasil uji F untuk
model secara keseluruhan signifikan pada taraf nyata alpha 5 persen. Hasil tersebut memiliki pengertian bahwa secara bersama-sama semua variabel bebas
dalam model mampu menjelaskan dengan baik perubahan volume permintaan impor pear dari USA.
5.2. Pembahasan