Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Impor Apel dari China

50

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Impor Apel dari China

Berdasarkan hipotesis penelitian, keseluruhan variabel yang diduga mempengaruhi permintaan apel dari China yang berpengaruh nyata antara lain pasokan mangga PIKJ, lag impor dan dummy musiman dari negara pengekspor. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata antara lain nilai tukar dan harga apel impor dan harga mangga PIKJ. Tabel 4. Hasil Analisis Model Regresi Permintaan Impor Apel dari China Tahun 2002-2005 Elastisitas Peubah koefisien SE koefisien t hitung p value VIF SR LR Constant 407186 4182376 0,10 0,923 Nilai tukar -112,6 407 -0,28 0,784 1,30 -0,29 -1,21 Harga apel impor -784982 816702 -0,96 0,344 1,60 -0,15 -0,60 Pasokan mangga PIKJ -0,2128 0,07903 -2,69 0,011 5,40 -0,26 -1,07 Harga mangga PIKJ 187,8 140,4 1,34 0,191 2,70 0,19 0,78 Lag volume impor 0,7566 0,1455 5,20 0,000 2,40 Februari 2490170 1038996 2,40 0,023 2,10 Maret 1454783 1162132 1,25 0,220 2,60 April 951654 1082143 0,88 0,386 2,20 Mei 2116280 1053159 2,01 0,053 2,10 Juni 463655 1014589 0,46 0,651 2,00 Juli 1127023 1012171 1,11 0,274 2,00 Agustus 3283651 1028647 3,19 0,003 2,00 September 2662377 1050207 2,54 0,017 2,10 Oktober 5366769 1399400 3,84 0,001 3,70 November 3848257 1213690 3,17 0,003 2,80 Desember 3101239 1186033 2,61 0,014 2,70 R-Sq = 65,2 R-Sqadj = 48,8 Durbin-Watson statistic = 2,04 F hit = 3,99 Keterangan: = signifikan pada taraf nyata 5 ; = signifikan pada taraf nyata 10 SR = jangka pendek; LR = jangka panjang Pada saat nilai tukar rupiah melemah dan harga apel meningkat, terdapat indikasi permintaan impor pear dari China mengalami penurunan. Hal tersebut ditunjukkan dari nilai koefisien nilai tukar dan harga bernilai negatif. Akan tetapi perubahan nilai tukar dan harga apel pada jangka pendek dan panjang, tidak berdampak besar pada perubahan permintaan impor apel dari China. Nilai elastisitas jangka pendek dan panjang, menunjukkan permintaan impor pear tidak responsif terhadap perubahan harga dan nilai tukar. Terdapat dugaan 51 kedekatan wilayah China dengan Indonesia menyebabkan pembebanan biaya transportasi pada harga apel dari China tidak terlalu besar sehingga harga apel dari China relatif lebih murah lihat Lampiran 3. Pada saat pasokan mangga meningkat dan harga mangga murah menyebabkan permintaan impor apel dari China menurun. Pada jangka pendek respon penurunan impor apel dari China terhadap peningkatan pasokan mangga PIKJ tidak elastis, tetapi pada jangka panjang bersifat elastis. Terdapat indikasi menurunnya permintaan apel disebabkan konsumen mengurangi konsumsi apel dan meningkatkan konsumsi mangga, hal ini dijadikan informasi oleh pengimpor sehingga mengurangi impor pada saat pasokan mangga meningkat. Puncak musim panen apel China adalah pada bulan Oktober. Ada beberapa evaluasi model regresi permintaan apel dari China output komputer tersaji di Lampiran 5. Pertama, untuk mengetahui uji normalitas dapat dilihat dari grafik Kolmogorov-Smirnov Lampiran 5. Titik-titik residual yang tergambar dalam grafik tersebut segaris dan P-value sebesar 0,15 lebih besar dari taraf nyata 5 persen. Kedua, asumsi homoskedastisitas atau masalah heteroskedastisitas diperiksa menggunakan grafik Residual Plot Lampiran 4 . Pada grafik residual plot tidak ditemukan titik yang berpola sistematik acak. Hal ini menunjukkan bahwa variasi setiap unsur residual adalah sama konstan. Ketiga, masalah multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF. Pada Tabel 4 terlihat bahwa semua variabel bebas penjelas mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi masalah multikolinearitas. Keempat, Uji Durbin-Watson menghasilkan nilai sebesar 1,99, maka dapat diambil kesimpulan tidak terdapat autokorelasi antar veriabel bebas dalam model. Hasil dugaan model regresi permintaan impor apel dari China Tabel 4. Hasil uji F untuk signifikasi menyeluruh, signifikan pada taraf nyata sebesar 5 persen. Hasil tersebut memiliki 52 pengertian bahwa secara bersama-sama semua variabel bebas dalam model mampu menjelaskan dengan baik perubahan volume permintaan impor apel dari China.

5.1.1.2. Permintaan Apel dari Amerika Serikat USA a. Plot Data

Perkembangan Impor Apel Indonesia dari Amerika Serikat Tahun 2001-2005 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 ja nu ari m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r ja nu ar i m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r ja nu ar i m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r ja nu ar i m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r ja nu ar i m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r Bulan B er a t B er si h k g impor apel Gambar 4. Perkembangan Impor Apel Indonesia dari Amerika Serikat Tahun 2001–2005 Amerika Serikat merupakan negara asal impor apel Indonesia terbesar kedua. Selama tahun 2001 – 2005, impor apel Indonesia dari Amerika Serikat umumnya menunjukkan fluktuasi yang semakin menurun. Pada tahun 2002 total impor apel dari USA menurun sebesar 8,93 persen dari tahun 2001 menjadi 39.077 ton. Pada tahun 2003 masih terjadi penurunan, yaitu sebesar 22,58 persen menjadi 30.254 ton . Tahun 2004 permintaan apel dari USA meningkat sebesar 10,63 persen dari tahun 2003 menjadi sebesar 33.469 ton. Pada tahun 2005 kembali terjadi penurunan, dimana total impor apel dari USA menjadi 30.007 ton atau menurun 10,34 persen dari tahun 2004. b. Peramalan Permintaan Impor Apel dari Amerika Serikat USA Berdasarkan Tabel 5, metode peramalan time series terbaik untuk permintaan Apel dari negara Amerika Serikat adalah Metode SARIMA 0,0,1 0,1,1 12 atau bentuk persamaan back shift operator notation adalah sebagai 53 berikut: 1-B 12 1 Y t = 1+0,6442B 1- 0,7921B 12 ε t . Hasil analisis SARIMA 0,0,1 0,1,1 12 dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 5. Nilai MSE Metode Peramalan Time series pada Permintaan Impor Apel Indonesia dari Amerika Serikat No. Metode MSE MSE terkecil 1 Trend 2,64E+12 6 2 W. Multiplikatif 8,77E+11 2 3 W. Aditif 9,13E+11 3 4 D. Multiplikatif 1,22E+12 5 5 D. Aditif 1,12E+12 4 6 SARIMA 0,0,1 0,1,1 12 6,34E+11 1 1. Identifikasi Berdasarkan gambar plot ACF dan PACF pada Lampiran 13, terlihat bahwa ACF memiliki pola eksponensial menurun dan PACF cut off pada lag 1 dan 2.

2. Estimasi

Melihat pola ACF dan PACF model tentatif yang mungkin adalah AR 1. selain kemungkinan dari model tersebut, tidak menutup kemungkinan untuk model tentatif yang lain. Walaupun pada plot non musiman tidak menunjukkan adanya unsur trend, juga pengolahan diuji dengan melakukan pembedaan.

3. Evaluasi Model Uji Diagnostik

Setelah dilakukan estimasi parameter model, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk memastikan apakah model yang diestimasi sudah baik atau belum. Kreiteria dalam evaluasi metode ARIMA antara lain: - Proses iterasi harus convergence Hasil pengolahan Model SARIMA menunjukkan bahwa proses iterasi telah convergence antara dua model sudah tidak ada beda yang nyata. Proses iterasi telah convergence ditunjukkan adanya pernyataan relative change in each estimate less then 0,0010. 54 - Residual random Residual dari hasil peramalan dari model juga menunjukkan bahwa residual forcast error sudah random. Sebagai indikator residual hasil ramalan telah random indikator yang digunakan adalah modifeid Box-Pierce statistik. Hal ini ditunjukkan bahwa nilai P-value untuk uji staitistik dari residual lebih besar dari 0,05. Selain itu grafik ACF dan PACF dari residual yang memiliki pola cut off menunjukkan bahwa residual telah acak - Kondisi invertibilitas ataupun stasioneritas harus terpenuhi Kondisi invertibilitas ataupun stasioner telah terpenuhi. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah koefisien MA atau AR yang masing-masingnya kurang dari satu. Dalam output model terlihat jumlah koefisien untuk MA 1 = -0,6442 dan SMA 1,1 = -0.7921. - Parameter yang diestimasi berbeda nyata dengan nol Parameter yang diestimasi berbeda nyata dengan nol. Ini dapat dilihat dari nilai P-value koefisien yang kurang dari 0,05. Terlihat pada output bahwa P- value koefisen untuk MA 1 = 0,000 dan untuk SMA 1,1 = 0,000 - Model harus parsimonius Keseluruhan model yang telah memenuhi syarat di atas, model SARIMA 0,0,10,1,1 12 adalah model yang relatif sudah dalam bentuk paling sederhana - Model harus memiliki MSE terkecil Model ini memiliki nilai MSE terkecil dari keseluruhan model yang dicoba. Model ini memiliki nilai MSE sebesar 6,34E+11.

4. Peramalan

Hasil peramalan untuk 12 bulan ke depan permintaan impor apel dari USA dapat dilihat pada lampiran 13. Model Total permintaan impor apel dari USA menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar 33.967 55 ton dengan rata-rata per bulan sebesar 2.830 ton. Puncak tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 4.577 ton. Sedangkan puncak terendah terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 1.886 ton.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Impor Apel dari Amerika Serikat USA