Teori Dasar Perdagangan Internasional

menyatakan bahwa elastisitas adalah ukuran persentase perubahan suatu variabel yang disebabkan oleh 1 persen perubahan variabel lainnya. Perubahan P harga barang akan menyebabkan perubahan Q kuantitas yang dibeli. Elastisitas harga dari permintaaan akan mengukur hubungan ini. Secara khusus, elastisitas harga dari permintaan didefinisikan sebagai persentase perubahan jumlah yang diminta atas suatu barang yang disebabkan oleh perubahan harga barang itu sebesar 1 persen Nicholson, 2002. Dalam bentuk matematis, Persentase perubahan ℮ D = P perubahan Persentase Q perubahan Persentase = P Q ∂ ∂ • Q P Jika ℮ D = 1, maka dikatakan kurva permintaan itu ber-elastisitas satu unitary elasticity, jika ℮ D 1, kurva permintaan adalah elastis, dan jika ℮ D 1 kurva permintaan adalah inelastis. Menurut Samuelson Nordhaus 1993 permintaan bersifat elastis terhadap harga bila perubahan harga sebesar 1 persen menyebabkan perubahan yang diminta lebih dari 1 persen. Sebaliknya permintaaan bersifat inelastis terhadap harga bila perubahan harga sebesar 1 persen menyebabkan perubahan jumlah yang diminta sebesar kurang dari 1 persen.

2.2. Teori Dasar Perdagangan Internasional

Beberapa faktor penting yang mendorong timbulnya perdagangan internasional ekspor-impor suatu negara dengan negara lain. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu keinginan untuk memperluas pemasaran, memperbesar penerimaan devisa, adanya perbedaan biaya relatif dalam menghasilkan komoditi tertentu serta perbedaan permintaan dan penawaran antar negara karena tidak semua negara mampu menyediakan kebutuhan masyarakat. 11 Terjadinya perdagangan dapat dilihat pada gambar 1 dengan menggunakan konsep dasar fungsi permintaan dan penawaran domestik. Suatu negara A dan B memiliki fungsi permintaan dan penawaran domestik, masing- masing adalah D A dan S A untuk negara A serta D A dan S B untuk negara B. Sebelum terjadinya perdagangan, keseimbangan di negara A dicapai pada kondisi E B A dengan jumlah Q A dan harga P A sedangkan di negara B keseimbangan dicapai pada kondisi E B dan harga P B B , dengan asumsi bahwa harga domestik di negara A relaitif lebih tinggi dibandingkan dengan harga domestik di negara B. Apabila harga internasional di bawah P A , maka negara A akan meminta lebih banyak daripada kebutuhan konsumsinya sehingga di negara A telah terjadi axcess demand kelebihan permintaan karena konsumsi domestiknya lebih besar daripada produksi domestiknya. Sementara itu, jika harga internasional di atas P B , maka negara B akan memproduksi lebih banyak daripada kebutuhan konsumsinya sehingga di negara B telah terjadi axcess supply kelebihan Penawaran. Dengan demikian negara B mempunyai kesempatan menjual kelebihan produksinya ke negara lain. B Selanjutnya apabila terjadi perdagangan di antara ke-dua negara. Permintaan impor digambarkan oleh ED dan penawaran ekspor digambarkan oleh ES. Keseimbangan di pasar dunia terjadi pada kondisi E yang menghasilkan harga dunia sebesar P, dimana negara A akan mengimpor sebesar M dan negara B akan mengekspor sebesar X yang merupakan jumlah yang sama dengan impor dari negara A. Jumlah Ekspor dan impor tersebut ditunjukkan oleh jumlah perdagangan sebesar Q pada pasar dunia. 12 P A D A S A M E P ES ED Q Q A P B X S B D B Q B Negara A Pengimpor Negara B Pengekspor Perdagangan Internasional Keterangan: P A : Harga domestik di negara A tanpa perdagangan internasional P B : Harga domestik di negara B tanpa perdagangan internasional Q A : jumlah yang diperdagangkan di negara A tanpa perdagangan internasional Q B : jumlah yang diperdagangkan di negara B tanpa perdagangan internasional M : Jumlah yang di impor oleh negara A X : Jumlah yang di ekspor oleh negara B P : Harga di pasar internasional setelah perdagangan internasional Q : Jumlah yang diperdagangkan di pasar internasional Gambar 1. Kurva Perdagangan Internasonal Sumber: Salvatore, 1997 diolah 2.3. Buah-buahan 2.3.1. Definisi buah-buahan