55 ton dengan rata-rata per bulan sebesar 2.830 ton. Puncak tertinggi terjadi pada
bulan Desember yaitu sebesar 4.577 ton. Sedangkan puncak terendah terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 1.886 ton.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Impor Apel dari Amerika Serikat USA
Keseluruhan variabel hipotesis penelitian yang diduga mempengaruhi permintaan apel dari USA yang berpengaruh nyata antara lain harga apel impor,
lag impor dan variabel dummy bulanan. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah nilai tukar, pasokan dan harga mangga PIKJ.
Tabel 6. Hasil Analisis Model Regresi Permintaan Impor Apel dari USA Tahun 2002-2005
Elastisitas Peubah koefisien
SE koefisien
t-hitung p-value
VIF SR LR
Constant 5089924
2758332 1,85
0,075 Nilai tukar
-369,8 230,8
-1,60 0,119
1,7 -1,22 -2,25 Harga apel impor
-1928512 920868
-2,09 0,045
1,7 -0,53 -0,98 Pasokan mangga PIKJ
-0,04147 0,03662
-1,13 0,266
4,5 -0,06 -0,12 Harga mangga PIKJ
5,41 72,09
0,08 0,941 2,4
0,01 0,02
Lag volume impor 0,458
0,1348 3,40
0,002 2,8
Februari 593831
589365 1,01
0,321 2,6
Maret 441515
655467 0,67
0,506 3,2
April 715948
652501 1,10
0,281 3,2
Mei 1167345
628966 1,86
0,073 2,9
Juni 1997330
603051 3,31
0,002 2,7
Juli 1393936
530941 2,63
0,013 2,1
Agustus 1314725
540677 2,43
0,021 2,2
September 1082784
556009 1,95
0,061 2,3
Oktober 2232257
724087 3,08
0,004 3,9
November 2980491
645712 4,62
0,000 3,1
Desember 3346997
620841 5,39
0,000 2,9
R-Sq = 76,8 R-Sqadj = 64,8
Durbin-Watson statistic = 1,71 F hit = 6,42
Keterangan: = signifikan pada taraf nyata 5 ; = signifikan pada taraf nyata 10
SR = jangka pendek; LR = jangka panjang
Permintaan apel dari USA akan menurun pada saat harga apel ditingkat eksportir USA meningkat. Koefisien harga apel yang bernilai negatif,
menunjukkan pada saat harga meningkat akan menurunkan permintaan apel. Selain itu terdapat indikasi pada saat nilai tukar melemah, akan menurunkan
56 permintaan apel dari USA. Pada jangka pendek dan panjang pemintaan apel dari
USA bersifat tidak elastis terhadap perubahan harga. Sedangkan terhadap perubahan nilai tukar permintaan apel dari USA lebih responsif, baik pada jangka
pendek maupun pada jangka panjang. Hal tersebut diduga jarak yang jauh menyebabkan pembebanan biaya transportasi ke dalam harga apel menjadi
besar, dan pada saat nilai tukar melemah berdampak apel USA menjadi kalah bersaing dengan apel dari negara lain. Permintaan apel dari USA diduga
menurun pada saat pasokan mangga meningkat. Pada saat pasokan mangga meningkat dan harga mangga menurun, terdapat indikasi konsumen beralih
mengkonsumsi mangga. Puncak musim panen apel USA jatuh pada bulan Desember.
Pengujian asumsi kenormalan dilakukan dengan melihat grafik Kolmogorov-Smirnov Lampiran 9. Berdasarkan grafik ini, terlihat bahwa titik
residual yang ada tergambar segaris dan nilai P-value sebesar 0,15 lebih besar dari
α = 0,05. artinya, residual model permintaan apel dari USA terdistribusi normal. Pengujian lainnya yaitu asumsi homoskedastisitas diperiksa
menggunakan grafik Residual Plot, dimana Lampiran 8. Pada grafik scatter plot tidak ditemukan titik yang berpola sistematik acak. Hal ini menunjukkan bahwa
variasi setiap unsur residual adalah sama konstan. Adapun masalah multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF. Pada Tabel 6 terlihat bahwa semua
variabel bebas penjelas mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi masalah multikolinearitas. Sedangkan uji Durbin-Watson untuk melihat
autokorelasi dihasilkan nilai sebesar 1,99, maka berdasarkan hipotesis awal dapat diambil kesimpulan tidak terdapat autokorelasi antar veriabel bebas dalam
model. Hasil dugaan model regresi permintaan impor apel dari USA Tabel 6 diperoleh koefisien determinasi sebesar 72,1 persen. Hasil tersebut memiliki
pengertian bahwa 72,9 persen perubahan volume permintaan impor apel dari
57 USA dapat dijelaskan oleh variasi peubah bebas dalam model, sedangkan 27,1
persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Hasil pengolahan regresi dari permintaan apel impor dari USA dapat dilihat pada
Lampiran 9. Hasil uji F untuk model secara keseluruhan signifikan pada taraf
nyata alpha 5 persen. Hasil tersebut memiliki pengertian bahwa secara bersama-sama semua peubah bebas dalam model mampu menjelaskan dengan
baik perubahan volume permintaan impor apel dari USA.
5.1.1.3. Permintaan Impor Apel dari Australia a. Plot Data
Perkembangan Impor Apel Indonesia dari Australia Tahun 2001-2005
50000 100000
150000 200000
250000
ja nua
ri ma
re t
me i
ju li
sep tem
ber no
vem be
r ja
nu ar
i m
ar et
m ei
jul i
se pt
emb er
nove m
ber ja
nua ri
ma re
t me
i ju
li se
pt em
ber no
ve m
be r
ja nua
ri ma
re t
me i
ju li
se pt
em be
r no
vem be
r ja
nua ri
m ar
et me
i ju
li se
pt em
be r
no ve
m be
r
Bulan B
e ra
t B e
rs ih
k g
impor apel
Gambar 5. Perkembangan Impor Apel Indonesia dari Australia tahun 2001–2005
Australia merupakan negara asal impor apel Indonesia terbesar kelima. Selama tahun 2001 – 2005, impor apel Indonesia dari Australia umumnya
menunjukkan fluktuasi yang menurun di awal bulan dan fluktuasi yang meningkat di tengah dan akhir tahun. Permintaan apel impor Indonesia dari Australia pada
tahun 2001 adalah sebesar 1.083 ton. Terjadi penurunan 11,62 persen dari tahun 2001, sehingga total permintaan apel impor dari Australia pada tahun 2002
menjadi sebesar 957 ton. Pada tahun 2003 menurun sebesar 30,49 persen dari tahun 2002 dan tahun 2004 menurun 5,34 persen dari tahun 2003. Pada tahun
2005 permintan impor apel dari Australia sebesar 22,01 persen menjadi 770 ton.
58
b. Peramalan Permintaan Impor Apel dari Australia