Peramalan Permintaan Impor Anggur dari Australia Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Impor Anggur Indonesia dari Australia

88 merupakan negara asal impor anggur Indonesia terbesar kedua, ketiga, keempat dan kelima Lampiran 40.

5.1.4.1. Permintaan Anggur dari Australia a. Plot Data

Perkembangan Impor Anggur Indoensia dari Australia Tahun 2001-2005 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 ja nu ar i m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r ja nu ar i m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r ja nu ar i m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r ja nu ar i m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r ja nu ar i m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r Bulan B er at B er si h kg Impor Anggur Gambar 12. Perkembangan Impor Anggur Indonesia dari Australia Tahun 2001–2005 Australia merupakan negara asal impor anggur Indonesia terbesar. Secara umum Indonesia tidak pernah tidak mengimpor anggur dari Austalia. Umumnya impor anggur dari Austalia akan memuncak di awal tahun dan akhir tahun. Terjadi peningkatan tajam permintaan anggur dari tahun 2001 sampai 2003 yaitu sebesar 65,13 persen. Pada tahn 2001 permitaan anggur impor dari Australia sebesar 4.443 ton menjadi 7.337 pada tahun 2002. Pada tahun 2003 menurun sebesar 46,75 persen menjadi 3.907 ton. Terjadi peningkatan tajam pada tahun 2004 yaitu meningkat sebesar 169,92 persen dari tahun 2003 menjadi sebesar 10.546 ton. Tahun 2005 menurun sebesar 28,08 persen menjadi sebesar 7.796 ton.

b. Peramalan Permintaan Impor Anggur dari Australia

Berdasarkan hasil pengolahan pada Tabel 21, hasil pengolahan terbaik diperoleh melalui metode Dekomposisi Multiplikatif Yt = 431739 + 4441,25t. Hasil pengolahan data permintaan impor anggur dari Australia menghasilkan nilai 89 MSE terkecil sebesar. 1,94E+11. Hasil pengolahan dan peramalan permintaan anggur dari Australia untuk 12 bulan ke depan dengan menggunakan metode Dekomposisi Multiplikatif dapat dilihat pada Lampiran 41. Permintaan total anggur dari Australia untuk 12 bulan ke depan naik dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 8.659 ton, dengan rata-rata permintaan sebesar 721 ton per bulan. Puncak permintaan terjadi pada bulan Mei, yaitu sebesar 2.045 ton, sedangkan puncak permintaan terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 19 ton. Tabel 21. Nilai MSE Metode Peramalan Time Series Pada Permintaan Impor Angggur dari Australia No. Metode MSE MSE terkecil 1 Trend 1,19E+12 6 2 W. Multiplikatif 2,15E+11 2 3 W. Aditif 2,51E+11 5 4 D. Multiplikatif 1,94E+11 1 5 D. Aditif 2,18E+11 3 6 SARIMA 0,0,1 0,1,1 12 2,44E+11 4

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Impor Anggur Indonesia dari Australia

Berdasarkan hipotesis penelitian, keseluruhan variabel yang diduga mempengaruhi permintaan anggur dari Australia yang berpengaruh nyata antara lain nilai tukar, harga anggur dan harga mangga PIKJ. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata antara lain pasokan PIKJ dan lag volume Tabel 22. Pada lampiran 42, dapat dilihat rata-rata harga anggur dari Australia hampir sama dengan rata-rata harga anggur produsen anggur. Hal tersebut diduga menyebabkan harga dan nilai tukar berpengaruh terhadap permintaan anggur dari Australia. Pengimpor akan meningkatkan impor Australia pada saat harga di tingkat konsumen sedang terjadi penurunan dan nilai tukar rupiah terhadap Dollar USA mengalami depresiasi. Permintaan impor anggur dari Australia bersifat elastis terhadap peubahan nilai tukar dan harga anggur itu 90 sendiri. Pada saat harga mangga sedang berada pada level yang relatif rendah, permintaan anggur dari australia mengalami penurunan. Terdapat indikasi pada saat pasokan meningkat dan harga mangga menurun, konsumen akan mengurangi konsumsi anggur dan meningkatkan konsumsi buah mangga. Puncak musim panen anggur dari Australia jatuh pada bulan Maret. Tabel 22. Hasil Analisis Model Regresi Permintaan Impor Anggur dari Australia Tahun 2002-2005 Elastisitas Peubah koefisien SE koefisien t- hitung p- value VIF LR Constant 110,35 45,41 2,43 0,021 Nilai tukar -11,351 4,881 -2,33 0,027 1,40 -13,56 Harga anggur impor -3,504 1,044 -3,36 0,002 4,20 -4,19 Pasokan mangga PIKJ -0,0066 0,1208 -0,05 0,957 3,00 -0,01 Harga mangga PIKJ 0,2445 0,1202 2,03 0,051 2,00 0,29 Lag volume impor 0,1629 0,163 1,00 0,326 3,70 Februari 3,531 1,421 2,49 0,019 2,40 Maret 4,784 2,053 2,33 0,026 4,90 April 3,641 1,745 2,09 0,045 3,60 Mei 3,871 1,581 2,45 0,020 2,90 Juni 2,497 1,517 1,65 0,110 2,70 Juli 1,969 1,552 1,27 0,214 2,80 Agustus 0,599 1,516 0,40 0,695 2,70 September 0,434 1,381 0,31 0,755 2,20 Oktober -1,908 1,449 -1,32 0,198 2,50 November 1,3 1,368 0,95 0,349 2,20 Desember -0,746 1,383 -0,540 0,594 2,20 R-Sq = 77,5 R-Sqadj = 65,8 Durbin-Watson statistic = 1,26 F hit = 6,66 Keterangan: = signifikan pada taraf nyata 5 ; = signifikan pada taraf nyata 10 SR = jangka pendek; LR = jangka panjang Ada beberapa evaluasi model regresi permintaan anggur dari Australia output komputer tersaji di Lampiran 44. Pertama, untuk mengetahui uji normalitas dapat dilihat dari grafik Kolmogorov-Smirnov lampiran 44. Titik-titik residual yang tergambar dalam grafik tersebut segaris dan P-value sebesar 0,090 lebih besar dari taraf nyata 5 persen, yang berarti residual model permintaan anggur dari Australia terdistribusi normal. Kedua, asumsi homoskedastisitas atau masalah heteroskedastisitas diperiksa menggunakan grafik Residual Plot Lampiran 43. Pada grafik residual plot tidak ditemukan titik 91 yang berpola sistematik acak. Hal ini menunjukkan bahwa variasi setiap unsur residual adalah sama konstan. Ketiga, masalah multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF. Pada Tabel 22 terlihat bahwa semua variabel bebas penjelas mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga tidak terjadi masalah multikolinearitas. Keempat Uji Durbin-Watson menghasilkan nilai sebesar 1,26, maka tidak dapat kesimpulan terdapat autokorelasi antar veriabel bebas dalam model. Hasil dugaan model regresi permintaan impor anggur dari Australia Tabel 22 diperoleh koefisien dterminasi sebesar 77,5 persen. Hasil tersebut memiliki pengertian bahwa 77,5 persen perubahan volume permintaan impor anggur dari Australia dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebas dalam model, sedangkan 22,5 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Hasil uji F untuk model secara keseluruhan signifikan pada taraf nyata sebesar 5 persen. Hasil tersebut memiliki pengertian bahwa secara bersama-sama semua variabel bebas dalam model mampu menjelaskan dengan baik perubahan volume permintaan impor anggur dari Australia.

5.1.4.2. Permintaan Impor Anggur dari Negara Amerika Serikat a. Plot Data

Perkembangan Impor Anggur Indonesia dari Usa tahun 2001-2005 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000 ja nua ri m ar et m ei jul i se pt em be r no ve m be r ja nua ri m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r ja nua ri m ar et m ei ju li se pt em be r no ve m be r ja nua ri m ar et m ei ju li sep tem be r no ve m be r ja nua ri m ar et m ei ju li sep tem be r no ve m be r Bulan Be ra t Be rs ih k g Impor Anggur Gambar 13. Perkembangan Impor Anggur Indonesia dari Amerika Serikat tahun 2001–2005 92 Amerika Serikat merupakan negara asal impor anggur Indonesia terbesar kedua. Umumnya impor anggur dari Amerika Serikat akan memuncak di akhir tahun. Tahun 2001 dan 2002 permintaan impor anggur dari USA adalah sebesar 4.828 dan 7.240 ton atau pada tahun 2002 meningkat sebesar 49,96 persen. Pada tahun 2003 permintaan anggur impor dari USA masih terus meningkat dengan peningkatan sebesar 2,62 dan 56,18 persen dari tahun 2004, sehingga permintaan impor pada tahuin 2003 tahun 2004 adalah sebesar 7.430 dan 11.605 ton. Tahun 2005 permintaan impor anggur dari USA menurun sebesar 5,74 persen dari tahun 2004 menjadi sebesar 10.938 ton.

b. Peramalan Permintaan Impor Anggur dari Amerika Serikat