Tabel 8. Konsentrasi mematikan ion logam Cd ppm pada paparan 96 jam
Jenis Hewan Laut Jenis Logam Berat
Ikan Udang
Kerang Polycheta
Cd 22 - 55
0.0015 - 47 2.2 - 35
2.5 – 12.1
Sumber : dari berbagai sumber yang diacu dalam Palar 2004.
2.2 Logam Berat dalam Perairan Laut
Menurut Verenberg 1974 yang diacu dalam Hamidah 1980, logam- logam di perairan ditemukan dalam bentuk terlarut, yakni ion logam bebas dalam
air dan logam yang membentuk kompleks dengan senyawa organik dan anorganik; tidak terlarut, terdiri dari partikel yang berbentuk koloid dan senyawa
kelompok metal yang terabsorbsi pada zat tersuspensi. Logam berat yang terdapat dalam perairan biasanya dalam bentuk ion seperti Hg
2+
, Pb
2+
, Cd
2+
, jarang sekali yang berbentuk molekul Darmono 1995.
Logam berat masuk ke perairan laut melalui berbagai sumber, diantaranya yaitu hasil buangan limbah, limbah berupa lumpur, hasil samping dari sisa
pembakaran bahan bakar kendaraan yang sebagian besar mengandung timbal dan juga batubara. Partikel pencemar ini masuk melalui sungai yang bermuara di laut
maupun dari air hujan yang akan mengabsorbsi partikel pencemar yang berada diudara bebas. Sedangkan menurut Saeni 1989 mengatakan logam timah hitam
masuk ke perairan melalui pengendapan, jatuhan debu yang mengandung timbal yaitu dari hasil pembakaran bensin yang mengandung timbal tetraetil, erosi dan
limbah industri. Secara ilmiah logam berat sesungguhnya telah ada dalam air laut yang
dihasilkan dari erosi batuan dan aktivitas gunung Clark 1986. Logam berat terdapat dalam bentuk terlarut dissolved dan tersuspensi atau terikat dengan
partikel tersuspensi. Secara keseluruhan proses-proses yang mengendalikan keberadaan logam berat di lingkungan dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :
Reaksi kimia dan biologi
Konsentrasi logam berat yang terdapat dalam perairan dikontrol oleh beberapa faktor seperti presipitasi, adsorpsi partikel yang ada di laut serta absorbsi
serta redistribusi oleh proses-proses biologis Bryan 1976. Parameter lain yang turut mempengaruhi konsentrasi logam berat adalah arus, salinitas, suhu, pH serta
padatan tersuspensi Nanty 1999 dan Damayanti 1999. Suhu turut mempengaruhi daya toksisitas logam berat dalam perairan.
Semakin tinggi suhu maka daya toksisitas akan meningkat pula Sumardianto 1995 yang diacu dalam Nanty 1999. Namun untuk salinitas ternyata memiliki
hubungan berbanding terbalik dengan konsentrasi logam berat yang ada, semakin tinggi salinitas maka konsentrasi akan menurun. Derajat keasaman atau pH
perairan juga mempengaruhi kelarutan logam. Menurut Bryan 1976, logam berat Zn pada pH 8 akan berikatan dengan partikel dan mengalami deposisi,
sehingga dengan kata lain logam berat akan sukar larut dan berada dalam bentuk partikel tersuspensi. Selanjutnya dengan adanya pengaruh arus akan berdampak
pula pada proses pengendapan logam berat di sedimen. Jumlah logam berat, dalam bentuk partikel yang diendapkan ke dasar perairan pada daerah yang
Gambar 2. Siklus biogeokimia logam berat dalam lingkungan Paasivirta 1991 Penguraian
Pelapukan Reaksi kimia
dan biologi Pengenceran
Sedimentasi Kondensasi
Presipitasi
Evaporasi Penguraian
Penguraian
Dekomposisi Evaporasi
mempunyai arus yang tenang jauh lebih banyak daripada di perairan yang arusnya besar Hutagalung 1994. Konsentrasi alami dari berbagai logam berat dalam
perairan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :. Tabel 9. Konsentrasi berat logam dalam air laut.
Sumber: Kennish 1994
2.3 Logam Berat dalam Sedimen