5. Sebuah insentif bagi upaya konservasi keanekaragaman hayati yang dilakukan oleh pihak swasta.
Pengembangan pariwisata harus berdasar pada kriteria sustainability, yang berarti bahwa pengembangan tersebut harus menunjang sisi ekologi dalam jangka
waktu lama, menghidupkan perekonomian, serta dapat melibatkan masyarakat lokal. Kegiatan pengembangan ini juga merupakan suatu proses yang
mempertimbangkan suatu manajemen sumberdaya secara keseluruhan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh data tentang keseluruhan sumberdaya—termasuk
yang belum dimanfaatkan—untuk selanjutnya dilestarikan Abikusno, 2005.
E. Kaitan antara Pariwisata dan Stakeholders
Dalam pelaksanaan pengelolaan kegiatan pariwisata alam, dan pariwisata pada umumnya, terdapat berbagai pemangku kepentingan atau stakeholders.
Masing- masing stakeho lder ini memiliki peranan masing- masing yang cukup unik dan berbeda yang sangat menentukan keberhasilan kegiatan pariwisata di suatu
daerah, sebagaimana stakeholders ini juga memiliki arti penting dalam menentukan identitas regional di daerahnya. Stakeholders ini sangatlah beragam,
namun untuk menyederhanakannya, Persatuan Bangsa-Bangsa PBB dalam suatu konferensinya, United Nations Conference on Environment Development
UNCED yang dilaksanakan pada tahun 1992 di Brazil, telah menghasilkan suatu deklarasi yang dikenal sebagai Agenda 21, dan membagi stakeholders kedalam 9
grup besar, yaitu wanita, pemuda dan anak-anak, masyarakat tradisional dan komunitasnya, lembaga swadaya masyarakat LSM, pemerintah lokal, pekerja
dan serikat perdagangan, masyarakat bisnis dan industri, komunitas sains dan teknologi, serta petani.
Lebih jauh lagi, agenda 21 menekankan pentingnya peranserta para stakeholder dalam pembangunan berkelanjutan, seperti yang tercantum dalam
paragraf 23.2, chapter 23, Section III berikut:
One of the fundamental prerequisites for the achievement of sustainable development is broad public participation in decision-
making. Furthermore, in the more specific context of environment and development, the need for new forms of participation has emerged.
This includes the need of individuals, groups and organizations to participate in environmental impact assessment procedures and to
know about and participate in decisions, particularly those which
potentially affect the communities in which they live and work. Individuals, groups and organizations should have access to
information relevant to environment and development held by national authorities, including information on products and activities that have
or are likely to have a significant impact on the environment, and information on environmental protection measures
Pengembangan pariwisata menjadi suatu interaksi yang kompleks antara para pelakunya. Pada umumnya pengembangan pariwisata diarahkan oleh sektor
swasta, namun pembangunan dan pengembangan fasilitas sangat bergantung pada alokasi strategis sumberdaya yang dilakukan oleh agen-agen multi atau bilateral
melalui persetujuan-persetujuan dengan pemerintah lokal dan nasional. Para stakeholder yang lain pun memiliki andil yang sama pentingnya, namun
kontribusi aktualnya bergantung pada kemampuan untuk mempengaruhi para pemain inti. Manajemen pariwisata efektif yang bertujuan untuk melestarikan
keanekaragaman hayati dan mengurangi kemiskinan membutuhkan kerjasama antara stakeholder dengan para pengambil keputusan yang terlibat. Para
stakeholder ini termasuk di dalamnya pemerintah lokal dan nasional, masyarakat lokal, sektor swasta, serta organisasi pendana yang bekerjasama dengan
komunitas masyarakat. Pengembangan sektor publik, sektor swasta, dan komunitas masyarakat sangat penting untuk pengembangan pariwisata, sama
halnya dengan dengan semua aspek dari pengembangan yang berkelanjutan Christ, 2003, dalam Abikusno, 2005.
F. Identitas Regional