Peluang, Hambatan, dan Pengembangan Identitas Regional

Legenda: G1 Pakaian G12 Sistem hukum G2 Rumah G13 Sistem pemerintahan G3 Makanan A1 Jenis Kelami Laki-laki G4 Kerajinan tangan A2 Jenis Kelamin Perempuan G5 Alat produksi B1 Penduduk Asli G6 Alat permainan B2 Pendatang G7 Bahasa C1 Lama Tinggal 3-5 tahun G8 Kessenian C2 Lama Tinggal 10-15 tahun G9 Upacara adat C3 Lama Tinggal 15-20 tahun G10 Sistem ekonomi C4 Lama Tinggal 20 tahun G11 Sistem kekerabatan

C. Peluang, Hambatan, dan Pengembangan Identitas Regional

Identitas regional yang dipilih oleh pemerintah lokal dan pemuda anak- anak dapat dikembangkan menurut acara-acara tertentu pada waktu-waktu tertentu, atau pada setiap waktu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan target pengembangan daerah yang ditetapkan pemda Kabupaten Tanah Datar. Identitas regional yang ada harus lestari dan berkelanjutan, dalam artian identitas regional tersebut tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya. Seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah lokal dan pemudaanak-anak, harus menyadari pentingnya identitas regional agar identitas regional yang ada dapat dapat digunakan untuk menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan. Namun demikian, pemerintah dan masyarakat perlu menyadari adanya peluang dan hambatan untuk dapat menyusun strategi paling tepat dala m upaya pengembangan identitas regional untuk menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan. C.1. Peluang Identitas regional yang dipilih oleh pemerintah lokal adalah sistem ekonomi, dengan titik berat pada bidang pariwisata dan lebih spesifik lagi adala h wisata alam berbasis sejarah dan budaya. Kabupaten Tanah Datar memiliki berbagai potensi, baik itu sumberdaya alam maupun sumberdaya budaya masyarakatnya, yang dapat dikembangkan sehingga dapat membantu upaya mensejahterakan masyarakat. Salah satu upaya pengembangan tersebut dapat melalui wisata. Banyak dari sumberdaya tersebut yang sudah melekat dengan kehidupan sehari- hari masyarakatnya sehingga tidak terlalu sulit dalam pengembangan dan sosialisasinya pada masyarakat. Dengan demikian, identitas regiona l yang memang telah ada sejak dahulu dapat lebih dikembangkan lagi menjadi lebih baik dan lebih dikenal luas melalui berbagai acara dan bentuk promosi lainnya. Identitas budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Tanah Datar hingga saat ini nampaknya belum dapat disaingi gaungnya oleh daerah lain. Hal ini menjadi satu peluang yang sangat baik bagi pemda kabupaten untuk lebih menggiatkan promosi dan pengembangan wisata alam berkelanjutan dengan basis budaya. Selain itu, kembalinya sistem pemerintahan di Sumatera Barat menjadi sistem nagari dapat menjadi peluang bagi Kabupaten Tanah Datar untuk meningkatkan wisata berbasis sejarah dan budaya dengan mengandalkan nama luhak nan tuo yaitu sebagai asal usul nenek moyang orang Minang untuk menarik minat wisatawan domestik dan asing. Identitas regional yang dipilih oleh pemuda anak-anak adalah pakaian, yang tidak berbeda signifikan dengan upacara adat dan sistem kekerabatan. Setelah pemerintahan kembali ke sistem nagari, peluang untuk melestarikan identitas regional ini sangatlah besar. Dengan kembalinya sistem pemerintahan terkecil menjadi sistem nagari yang dapat lebih mengakomodir adat dan budaya masyarakat, pemakaian pakaian adat dan upacara adat dapat lebih diakomodir pula. Sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari upacara adat sebagai ajang kumpul keluarga, sistem kekerabatan yang selama ini terjalin di tengah masyarakat dapat terjalin lebih erat. Hal ini menjadi peluang besar bagi generasi muda untuk dapat lebih mengenal budaya leluhurnya dan mendapatkan transfer pengetahuan dari para ninik mamak sukunya yang hadir dalam acara-acara tersebut. Jika perlu, pemuda dapat diberdayakan dalam acara-acara tersebut sebagai ajang pembelajaran langsung bagi mereka agar budaya dapat terus terjaga. Identitas regional yang dipilih oleh pemuda anak-anak juga mendapat dukungan dari pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten melalui berbagai peraturan daerah yang mendukung adat Minangkabau. Salah satu contohnya seperti yang telah disebutkan adalah perda yang mewajibkan siswi sekolah dasar dan menengah untuk menggunakan baju kurung dan jilbab setiap hari, yang mencirikan pakaian islami seperti kehidupan masyarakat minang. C.2. Hambatan Selama penelitian berlangsung, banyak responden yang menyatakan bahwa Kabupaten Tanah Datar tidak memiliki sumberdaya alam. Hal ini sangat disayangkan karena sebenarnya Kabupaten Tanah Datar memiliki bentang alam yang sangat indah. Di Kecamatan Lintau Buo misalnya, perbukitan yang ada sangat indah dan mengingatkan pada pemandangan serupa yang ada di Guang Dong, Cina, seperti yang dituturkan oleh para peneliti dari Perancis pada seorang pemandu wisata. Sayangnya, penduduk Kabupaten Tanah Datar sendiri banyak yang tidak menyadari potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan berdasarkan identitas regional. Untuk dapat mengembangkan potensi- yang menjadi identitas regional- masyarakat harus menyadari bahwa apa yang mereka miliki adalah suatu aset yang sangat berharga dan bukan sekedar hal yang biasa. Wisatawan mancanegara pada umumnya lebih ingin melihat keseharian kehidupan masyarakat dengan segala “kebiasaan” dan budayanya. Dalam hal ini, pemerintah bersama dengan tokoh masyarakat dapat memotivasi dan mengkoordinir masyarakat untuk bersama-sama membangun budaya dan rasa percaya serta rasa bangga terhadap potensi sumberdaya alam dan budaya Kabupaten Tanah Datar sehingga dapat mengembangkan pariwisata yang ramah lingkungan dengan berbasiskan budaya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggalakkan pendidikan budaya pada para pemuda maupun dengan memberikan penghargaan terhadap acara-acara adat. Penghargaan dapat dilakukan dengan sederhana, yaitu menghadiri acara tersebut, terutama bagi pejabat kabupaten yang dapat memberikan kesan tersendiri terhadap masyarakat yang menyelenggarakan acara. Hal lain yang diketahui melalui wawancara adalah bahwa masyarakat masih cenderung takut untuk mengembangkan sektor pariwisata karena khawatir akan dampak negatif yang dapat ditimbulkannya. Hal ini tidak sepenuhnya salah namun juga tidak sepenuhnya benar. Dengan identitas budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Tanah Datar, jika memang masyarakat merasa bahwa budaya adalah identitas Tanah Datar, maka budaya itu, atau dalam hal ini adat yang berlaku, dapat diterapkan dala m kehidupan sehari- hari, tidak hanya pada wisatawan lokal namun juga wisatawan mancanegara. Jika pemerintah dan masyarakat konsisten menerapkan hal ini, jika perlu mengeluarkan perda atau peraturan nagari, maka wisatawan yang datang mau tidak mau akan mengikuti budaya setempat yang berlaku. C.3. Konsep Pelestarian Identitas Regional Dengan mengetahui peluang dan hambatan yang ada, maka dapat disusun suatu konsep pelestarian identitas regional dengan meningkatkan peluang dan mengurangi hambatan tersebut. Pada akhirnya, identitas regional ini dapat digunakan untuk menunjang pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar. Pemerintah lokal harus mendukung upaya pengembangan identitas regional dengan berbagai upaya seperti sosialisasi kepada masyarakat menge nai identitas regional, membuat motto pariwisata berdasarkan identitas regional,mengkampanyekan Tanah Datar sebagai daerah tujuan wisata budaya, dan mengeluarkan peraturan-peraturan daerah yang mendukung kelestarian identitas regional. Dengan demikian, masyarakat dapat menyadari dan mempunyai sense of belonging terhadap berbagai potensi yang ada di daerahnya, bahwa Tanah Datar memiliki identitas regional berupa objek wisata sejarah dan budaya, pakaian, upacara adat, dan lain- lain yang mungkin potensial untuk dikembangkan. Pemerintah harus memiliki kepercayaan diri terhadap potensi yang ada sehingga menjadi teladan bagi masyarakat dalam menumbuhkan semangat untuk melestarikan identitas regional. Pelestarian identitas regional berupa pariwisata sejarah dan budaya dapat dilakukan dengan cara memperkenalkan kembali nilai- nilai sejarah dan budaya yang ada di Kabupaten Tanah Datar kepada masyarakat, khususnya kepada generasi muda melalui pendidikan formal dan informal di sekolah maupun di sekitar lokasi wisata alam, wisata sejarah, atau wisata budaya. Pelajaran Budaya Alam Minangkabau yang diperoleh para siswa dapat diperkaya lagi dengan keterangan-keterangan yang lebih rinci yang dapat diberikan oleh tokoh-tokoh masyarakat dan berbagai interpretasi yang harus disediakan di objek wisata. Pendokumentasian terhadap berbagai nilai- nilai sejarah dan budaya saat ini masih belum ditulis secara detil perlu pula dilakukan. Dengan demikian, sejarah dan budaya yang sangat berharga tersebut dapat terus terjaga kelestariannya. Pelestarian pakaian dan upacara adat sebagai identitas regional, khususnya bagi pemuda dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Para pemuda dapat dilibatkan dalam berbagai upacara adat dengan menggunakan berbagai pakaian adat yang menarik dan hanya digunakan pada saat istimewa. Hal ini akan menimbulkan rasa bangga bagi mereka yang memakainya. Selain itu, inovasi seperti pengadaan lomba atau peragaan busana pakaian adat sebagai acara tahunan dapat pula dilakukan agar masyarakat tidak ha nya mengenal pagelaran busana ala luar negeri. Dukungan masyarakat perlu dipastikan dengan mengandalkan para tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan ini. Selain oleh masyarakat Tanah Datar sendiri, pengakuan terhadap identitas regional ini perlu pula diperoleh dari masyarakat di luar kabupaten. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan strategi promosi yang jitu untuk memperkenalkan identitas regional. Promosi yang baik dapat membentuk citra suatu daerah dan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya pelestarian identitas regional. Website kabupaten dapat menjadi alternatif utama dalam membangun identitas regional Tanah Datar bagi masyarakat diluar kabupaten. Selain mudah dan dapat diakses oleh banyak orang dari nusantara maupun dunia, website cenderung lebih hemat dan efektif bila dibandingkan dengan pembuatan pamflet, leaflet, dan lain sebagainya. Saat ini, website yang telah ada masih memiliki banyak peluang untuk dikembangkan menjadi lebih informatif dan lebih baik lagi.

D. Konsep Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan berdasarkan Identitas Regional

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pariwisata (Studi Tentang Pembangunan Ekowisata Di Kenagarian Lasi Kecamatan Candung Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat)

3 79 104

Alokasi waktu dan pendapatan tenaga kerja perempuan (Studi kasus rumahtangga kerajinan tenun di Kenagarian Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat)

0 4 318

Studi Identitas Regional Guna Menunjang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Studi Kasus Identitas Regional menurut Wanita dan LSM)

1 78 139

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasaus identitas regional menurut masyarakat adat dan petani

0 40 129

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasus identitas regional menurut masyarakat pendidikan, masyarakat industri dan masyarakat tenaga kerja

0 22 134

Dayasaing Durian di Sumatera Barat (Kasus: Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar)

0 18 246

Alokasi waktu dan pendapatan tenaga kerja perempuan (Studi kasus rumahtangga kerajinan tenun di Kenagarian Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat)

0 11 154

Potensi dan Kendala Pengembangan Pariwisata di Sumatera Barat. Studi Kasus : Objek Wisata di Kenagarian Batu Bulek Kecamatan Lintau Buo Kab. Tanah Datar.

0 0 6

Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat

0 0 11

Konsep pembangunan berkelanjutan kelompok studi

0 0 2