Konsep Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan berdasarkan Identitas Regional

diperkaya lagi dengan keterangan-keterangan yang lebih rinci yang dapat diberikan oleh tokoh-tokoh masyarakat dan berbagai interpretasi yang harus disediakan di objek wisata. Pendokumentasian terhadap berbagai nilai- nilai sejarah dan budaya saat ini masih belum ditulis secara detil perlu pula dilakukan. Dengan demikian, sejarah dan budaya yang sangat berharga tersebut dapat terus terjaga kelestariannya. Pelestarian pakaian dan upacara adat sebagai identitas regional, khususnya bagi pemuda dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Para pemuda dapat dilibatkan dalam berbagai upacara adat dengan menggunakan berbagai pakaian adat yang menarik dan hanya digunakan pada saat istimewa. Hal ini akan menimbulkan rasa bangga bagi mereka yang memakainya. Selain itu, inovasi seperti pengadaan lomba atau peragaan busana pakaian adat sebagai acara tahunan dapat pula dilakukan agar masyarakat tidak ha nya mengenal pagelaran busana ala luar negeri. Dukungan masyarakat perlu dipastikan dengan mengandalkan para tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan ini. Selain oleh masyarakat Tanah Datar sendiri, pengakuan terhadap identitas regional ini perlu pula diperoleh dari masyarakat di luar kabupaten. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan strategi promosi yang jitu untuk memperkenalkan identitas regional. Promosi yang baik dapat membentuk citra suatu daerah dan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya pelestarian identitas regional. Website kabupaten dapat menjadi alternatif utama dalam membangun identitas regional Tanah Datar bagi masyarakat diluar kabupaten. Selain mudah dan dapat diakses oleh banyak orang dari nusantara maupun dunia, website cenderung lebih hemat dan efektif bila dibandingkan dengan pembuatan pamflet, leaflet, dan lain sebagainya. Saat ini, website yang telah ada masih memiliki banyak peluang untuk dikembangkan menjadi lebih informatif dan lebih baik lagi.

D. Konsep Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan berdasarkan Identitas Regional

Identitas regional dapat membantu membangun masyarakat yang percaya diri dan bangga dengan apa yang dimiliki oleh daerahnya, sekaligus jika daerah lain memiliki identitas regional, akan mengakui dan menghargai daerah tersebut dengan segala potensi yang dimilikinya pula. Agar dapat menjadi berkelanjutan, wisata haruslah berkelanjutan secara ekonomi, ekologi, dan sosial budaya. Hal tersebut adalah syarat mutlak bagi keberlangsungan wisata. Jika tidak feasible secara ekonomi, maka wisata tersebut tidak mungkin berjalan, namun jika tidak mengindahkan nilai- nilai ekologi, maka pada satu waktu tidak akan ada lagi yang dapat dijual karena lingkungan sudah rusak. Di sisi lain, wisata harus pula berkelanjutan secara sosial budaya karena pada akhirnya masyarakatlah yang akan menjalani berbagai akibat yang timbul dari kegiatan wisata tersebut. Bagi Kabupaten Tanah Datar, pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata alam yang berbasis budaya culture-based ecotourism. Dengan kondisi fisik dan biologi yang dimilikinya, serta latar belakang sejarah dan budaya yang kaya, pengembangan ekowisata berbasis budaya ini merupakan sebuah alternatif baru yang harus dipertimbangkan. Bentuk-bentuk kebudayaan dan sumberdaya alam yang ada harus dipahami sebagai suatu sumberdaya potensial untuk dapat dikembangkan seoptimal mungkin untuk mendukung kehidupan masyarakat. Setelah memahami sumberdaya yang ada dalam Kabupaten, maka langkah berikutnya adalah memanfaatkan potensi tersebut. Untuk dapat memanfaatkan potensi yang ada, diperlukan perencanaan yang sangat teliti untuk dapat meminimalisir dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari kegiatan wisata. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, diperlukan kerjasama yang sangat baik dari berbagai pihak. Menurut Supriyanto 1 , 2004 pers.comm, tiga pilar utama yang dapat menjadi tiang dalam berbagai upaya pembangunan adalah pemerintah, pihak swasta, dan para pihak perguruan tinggi. Bagan dibawah ini menunjukkan bentuk kerjasama yang harus dimiliki antara pemerintah, pihak swasta, dan pihak perguruan tinggi. Selama ini keluhan yang paling sering diungkapkan adalah kurangnya pendanaan dalam upaya pengembangan pariwisata, terlebih lagi pariwisata secara berkelanjutan yang mementingkan tiga aspek, ekonomi, ekologi, dan sosial. Oleh karena itu, kerjasama dengan pihak swasta dapat menjadi suatu alternatif bagi upaya pembangunan pariwisata secara berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar. Tentu 1 Dr. Supriyanto adalah staf pengajar di Fakultas Kehutanan IPB saja pembangunan tersebut harus ditunjang oleh ilmu science-based development yang disediakan oleh perguruan tinggi sebagai pihak yang memiliki akses dan kredibilitas tinggi tentang keilmuan, baik ilmu ekonomi, ekologi, maupun ilmu sosial. Pemerintah dilain pihak dapat memberikan peran besar dengan menyediakan regulasi yang mendukung upaya pembangunan tersebut yang sesuai dengan kepentingan masyarakat. Pemerintah juga dapat mendukung dan mendorong investasi pada tingkat lokal yang dapat membantu usaha masyarakat seperti kerajinan tangan atau penganan khas. Pada akhirnya, kerjasama yang kreatif dan proaktif ini akan memberikan dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat. Pendapat lain dari Ardiwijaya mengenai tiga komponen penting dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan pariwisata pada skala yang lebih mikro. Menurut Ardiwijaya 2004 dalam penyelenggaraan pariwisata berkelanjutan perlu diperhatikan faktor yang menjadi penentu keberhasilan yaitu penyelenggaraan kepemerintahan yang baik good governance yang melibatkan partisipasi aktif secara seimbang antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Ketiga pilar pariwisata berkelanjutan, ekonomi, ekologi, dan sosial budaya, harus dijabarkan ke dalam prinsip-prinsip operasionalisasi yang disepakati oleh para pelaku stakeholder dari berbagai swasta pemerintah PT Gambar 30. Kerjasama harmonis antara Pemerintah, Swasta, dan Perguruan Tinggi PT sektor multisektor. Dengan harapan, kesepakatan dan kesamaan pandang tersebut dapat mewujudkan orientasi pengembangan pembangunan kepariwisataan yang juga sama dan terpadu. Prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang dimaksud adalah ”Berbasis Masyarakat”. Lebih jauh Ardiwijaya menerangkan bahwa prinsip ini menekankan keterlibatan masyarakat secara langsung, terhadap seluruh kegiatan pembangunan pariwisata dari mulai perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan. Masyarakat diletakkan sebagai faktor utama, yang memiliki kepentingan berpartisipasi secara langsung dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui upaya konservasi serta pemanfaatan sumber daya alam dengan dilandaskan pada opsi pemilikan sendiri sarana dan prasarana pariwisata oleh masyarakat setempat, kemitraan dengan pihak swasta dan sewa lahan atau sumber daya lainnya baik oleh masyarakat maupun kerja sama dengan swasta. Keterlibatan masyarakat dalam seluruh proses pembangunan pariwisata akan menumbuhkan rasa memiliki terhadap berbagai objek dan atraksi wisata yang ada di sekitarnya, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi objek, tetapi juga menjadi subyek atau pelaku penting dalam pembangunan pariwisata di daerahnya. swasta pemerintah PT Gambar 31. Kerjasama para stakeholder pariwisata mewujudkan pariwisata berbasis masyarakat masyarakat Untuk mewujudkan pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berbasis masyarakat ini maka diperlukan kesiapan dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Terdapat berbagai faktor teknis dan multi sektoral yang perlu dipertimbangkan, sehingga tujuan dari agenda pariwisata berkelanjutan, seperti yang dikatakan oleh United Nations Environment Program dan World Tourism Organization UNEP WTO, 2005, dapat tercapai. Tujuan agenda pariwisata berkelanjutan tersebut adalah kelangsungan ekonomi, kesejahteraan daerah, kualitas pekerjaan, kesetaraan sosial, kepuasan pengunjung, kontrol oleh masyarakat lokal, kesejahteraan masyarakat lokal, kekayaan budaya, integritas fisik kawasan, keanekaragaman hayati, efisiensi sumberdaya, dan keutuhan lingkungan. Keduabelas tujuan tersebut sangat beraneka ragam dan memerlukan integrasi sektoral. Untuk mewujudkan pariwisata secara berkelanjutan diperlukan kesiapan seluruh komponen pemerintah dan masyarakat. Berbagai instansi yang ada di pemerintahan harus dapat bekerjasama dan terkoordinasi dengan baik. Pariwisata, misalnya saja, tidak dapat merusak alam dan kawasan dilindungi atau merusak lingkungan, sehingga kerjasama dengan dinas pertanian dan kehutanan perlu dilakukan. Aspek lain seperti tata ruang, keamanan, kebersihan dan kesehatan, pendidikan, transportasi, akomodasi, pendidikan, dan lain sebagainya adalah beberapa aspek paling penting dalam bidang pariwisata yang memerlukan kerjasama yang kuat antara satu pihak dengan yang lainnya. Masyarakat, di lain pihak, perlu mempersiapkan diri untuk menerima dan memenuhi kebutuhan pengunjung, serta perawatan fasilitas fisik dan menjaga kebersihan lingkungan agar senantiasa nyaman dikunjungi. Kesiapan tersebut akan menciptakan suasana yang kondusif bagi pembangunan pariwisata. Pemerintah daerah sebelumnya pernah melakukan inovasi yang baik dengan membentuk kelompok-kelompok sadar wisata darwis, dimana anggotanya adalah masyarakat setempat yang dibina untuk mengelola kawasan wisata di daerahnya. Namun sayangnya, di banyak tempat kelompok-kelompok ini tidak bertahan lama karena manajemen yang kurang baik. Pemerintah dapat berupaya mengaktifkan kembali kelompok-kelompok ini dan memberikan pelatihan manajemen agar kelompok ini dapat bertahan. Kelompok sadar wisata ini dapat membantu nagari, kecamatan, kabupaten, maupun swasta, tergantung pada status pengelolaan kawasan tersebut, untuk mengelola dan menunjang pembangunan pariwisata di daerahnya dengan berbagai potensi budaya yang ada di daerahnya. Konsep pembangunan daerah yang terbaik adalah pembangunan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut dan menonjolkan keunikan serta ciri khas yang dimiliki daerah tersebut. Kabupaten Tanah Datar sangat potensial untuk mengembangkan pariwisata alam berbasis budaya culture- based ecotourism dengan menggunakan identitas regional untuk menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan. Oleh karena itu, hal ini perlu mendapat dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan seluruh pihak yang terkait bagi kemajuan Kabupaten Tanah Datar. Pembangunan pariwisata berkelanjutan berdasarkan identitas regional menurut pemerintah lokal adalah wisata sejarah dan budaya. Oleh karena itu, pembuatan peta lokasi dengan desain yang menarik serta pembuatan kalender event bagi acara-acara atau upacara- upacara tertentu tiap tahun perlu dilakukan untuk mengoptimalkan hal pembangunan tersebut. Masyarakat dengan bimbingan pemerintah dan bantuan swasta dapat pula merancang paket satu hari untuk mengunjungi lokasi- lokasi penting dan menarik di Tanah Datar dan mengajak pengunjung untuk melewati malam dalam keseharian masyarakat Tanah Datar di Nagari Wisata. Diperlukan keberanian dan kesiapan multisektoral seperti yang telah diterangkan diatas untuk menjadikan Tanah Datar sebagai daerah tujuan wisata utama, tidak hanya wisata singgah beberapa jam seperti saat ini. Adanya kalender event juga dapat menjadi upaya untuk mengakomodir pengembangan pariwisata berkelanjutan berdasarkan identitas regional yang dipilih oleh pemuda anak-anak. Keramaian dan kemeriahan dalam berbagai acara tradisional dapat dijadikan ajang bagi para pemuda untuk unjuk keterampilan dan keanggunan atau kegagahan mereka mengenakan busana tradisional yang istimewa dan ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, misalnya dalam randai yang dipentaskan di lapangan tiap bulan atau tiap tahun. Elemen-elemen kebudayaan merupakan elemen yang turut membangun identitas regional Kabupaten Tanah Datar. Apabila identitas regional ini akan dijadikan sebagai sesuatu yang dapat menjadi kebanggaan masyarakat, terlebih dapat dijua l, kunci utamanya adalah cara mengemas dan mempromosikan identitas regional tersebut. Promosi memegang peranan penting dalam pembangunan. Menurut Ardiwijaya 2004, promosi merupakan kesatuan kegiatan yang meliputi memperkenalkan, mensosialisasikan dan mengkampanyekan produk, peraturan dan prinsip keberlanjutan serta nilai- nilai lokal. Promosi pariwisata berkelanjutan bertujuan meningkatkan kesadaran stakeholder. Menguatkan informasi tentang pariwisata berkelanjutan yang dapat meningkatkan kesadaran atas seluruh rangkaian kegiatan pariwisata serta dampaknya terhadap lingkungan alam serta budaya. Promosi yang saat ini perlu segera dilakukan oleh Kabupaten Tanah Datar adalah melalui website yang dapat dengan mudah dan murah diakses oleh wisatawan di berbagai pelosok nusantara dan dunia. Berbagai peta serta kalender event pun dapat dimasukkan dalam website sehingga memudahkan pengunjung untuk mengatur jadwal wisata mereka. Tersedianya layanan informasi online baik melalui telepon maupun email dapat pula menjadi satu pertimbangan dalam upaya pembangunan pariwisata dalam waktu dekat ini. Konsep pengembangan pariwisata di atas diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam upaya mewujudkan pembangunan pariwisata secara berkelanjutan secara ekonomi, ekologi, serta sosial budaya yang pada akhirnya dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Pariwisata (Studi Tentang Pembangunan Ekowisata Di Kenagarian Lasi Kecamatan Candung Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat)

3 79 104

Alokasi waktu dan pendapatan tenaga kerja perempuan (Studi kasus rumahtangga kerajinan tenun di Kenagarian Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat)

0 4 318

Studi Identitas Regional Guna Menunjang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Studi Kasus Identitas Regional menurut Wanita dan LSM)

1 78 139

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasaus identitas regional menurut masyarakat adat dan petani

0 40 129

Studi identitas regional guna menunjang pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat studi kasus identitas regional menurut masyarakat pendidikan, masyarakat industri dan masyarakat tenaga kerja

0 22 134

Dayasaing Durian di Sumatera Barat (Kasus: Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar)

0 18 246

Alokasi waktu dan pendapatan tenaga kerja perempuan (Studi kasus rumahtangga kerajinan tenun di Kenagarian Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat)

0 11 154

Potensi dan Kendala Pengembangan Pariwisata di Sumatera Barat. Studi Kasus : Objek Wisata di Kenagarian Batu Bulek Kecamatan Lintau Buo Kab. Tanah Datar.

0 0 6

Inventarisasi dan Evaluasi Mineral Non Logam di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat

0 0 11

Konsep pembangunan berkelanjutan kelompok studi

0 0 2