berasal dari Negeri Sembilan, Malaysia yang memang memiliki hubungan kebudayaan yang erat dengan Sumatera Barat khususnya Pagaruyung.
• Pacu Kuda
Acara ini diadakan secara turun-temurun dan dikoordinir secara profesional dan terjadwal untuk masing- masing daerah tingkat II
• Pacu Jawi
Pacu jawi atau pacuan sapi ini merupakan atraksi unik yang diadakan di sawah yang berlumpur. Alat bajak dijadikan sebagai kendaraan oleh para
joki. Para joki selain mencambuk sapi juga menggigit ekor sapi tersebut. •
Lukah Gilo Atraksi ini menggunakan alat untuk menangkap belut lukah yang sudah
dibumbui oleh ramuan yang berbau magis oleh seorang pawang. Lukah tersebut dapat bergerak sendiri, melompat- lompat atau menari- nari dan
para penari berusaha menangkap lukah ini. Lukah yang digunakan adalah lukah yang ukurannya 5 kali lebih besar dari ukuran lukah sebenarnya.
Budaya ini dapat menjadi potensi tersendiri bagi industri pariwisata di Kabupaten Tanah Datar. Seperti yang diungkapkan oleh Keating 2001
dalam Ploner 2005 bahwa kebudayaan cenderung dilihat sebagai sumberdaya, sebagai suatu perangkat nilai yang produktif atau tidak dapat
dihindari dalam perkembangan daerah. Kebudayaan adalah penting, bukan karena bentuk kebudayaan tersebut namun pada cara kebudayaan tersebut
digunakan.
B. Identitas Regional Kabupaten Tanah Datar
Sebagai bagian administratif dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kabupaten Tanah Datar juga mengalami berbagai proses dan perkembangan
politik seperti wilayah-wilayah lainnya yang berada di Indonesia. Salah satu proses yang paling krusial yang sangat mempengaruhi perkembangan kabupaten
ini adalah proses desentralisasi atau otonomi daerah yang dimulai pada tahun 1999. Otonomi daerah memberikan wewenang pada pemerintah lokal tingkat
provinsi dan kabupatenkota untuk mengelola daerahnya sendiri. Saat ini, dasar pelaksanaan otonomi daerah yang sebelumnya Undang- undang No 221999 telah
diperbaharui melalui UU No 322004.
Otonomi daerah memungkinkan unit pemerintahan pada tingkat terendah di Kabupaten Tanah Datar, yaitu desa, memiliki bentuk sendiri sesuai dengan
keinginannya. Seperti halnya daerah Minangkabau lainnya, dalam hal ini dalam satu kesatuan administratif provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Tanah Datar kini
kembali pada sistem pemerintahan “Nagari” untuk unit pemerintahan terendahnya. Berdasarkan wawancara dengan salah satu tokoh masyarakat yang juga
merupakan camat di Kecamatan Tanjung Baru, nagari merupakan titik berat otonomi daerah di Minangkabau, termasuk di Kabupaten Tanah Datar. Kecamatan
atau camat sebagai pemimpinnya hanyalah perpanjangan tangan dari bupati. Camat hanya berfungsi untuk mengkoordinasi dan memotivasi masyarakat untuk
membangun daerahnya. Nagari sendiri adalah sistem pemerintahan unik yang sebelumnya diterapkan di Minangkabau. Pada saat ini, tingkat nagari adalah sama
dengan desa di daerah lain. Nagari adalah satu kesatuan pemerintahan yang terdiri dari jorong-jorong kampung dimana tiap-tiap nagari harus memiliki
persayaratan adat tertentu untuk dapat disebut sebagai nagari. Hal tersebut tercermin dalam kata-kata adat berikut:
Nagari bapaga undang-undang Nagari berpagar undang-undang
Kampuang bapaga jo pusako Kampung berpagar pusaka
Basasok -bajurami Berpenduduk dan berwilayah
Bapandam-bapakuburan mempunyai makam dan Pekuburan
Bakorong-bakampuang Mempunyai rumah dan kampung
Basuku-banagari Mempunyai suku dan nagari
Basawah-baladang mempunyai sawah dan ladang
Babalai-bamusajik Mempunyai kantor dan mesjid
Balabuah-batapian Mempunyai jalan dan bertepian
Bahalaman-bapamedanan memiliki halaman dan alun-alun
Syarat-syarat tersebut harus dipenuhi agar suatu daerah dapat disebut sebagai satu kesatuan pemerintahan nagari. Pada tahun 1980an, sistem
pemerintahan nagari yang berlaku di Minangkabau digantikan oleh sistem pemerintahan desa melalui UU No. 51979. Hal tersebut cukup mengacaukan
kehidupan masyarakat Minangkabau, dan Kabupaten Tanah Datar tidak terkecuali. Secara sosial kultural, sistem pemerintahan desa dianggap tidak sesuai dengan
masyarakat Minangkabau. Sistem kepemimpinan masyarakat yang sangat dipengaruhi oleh para niniak mamak, cadiak pandai, dan alim ulama juga tidak
sama jika diterapkan pada sistem desa. Hal ini dipaparkan oleh para tokoh masyarakat melalui wawancara mendalam yang dilakukan selama penelitian.
Sistem pemerintahan nagari di Kabupaten Tanah Datar secara resmi dimulai pada tahun 2003 melalui Peraturan Daerah No. 202003. Saat ini, tiga
tahun setelah penerapannya, sistem nagari belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan adat yang berlaku di masyarakat pada zaman dahulunya. Berdasarkan
hasil wawancara pula hingga saat ini penduduk satu nagari belum mempunyai satu rasa kesatuan karena masih memiliki rasa jorong yang tinggi akibat dari sistem
pemerintahan desa. Dalam berbagai perubahan yang terjadi, Kabupaten Tanah Datar saat ini masih mencari jati diri yang sesuai dengan masyarakat Tanah Datar
dan mempertahankan jati diri Tanah Datar yang telah dikenal dalam sejarah- sejarah Minangkabau.
Saat ini Kabupaten Tanah Datar mulai membangun jati diri tersebut dengan membangun berbagai sektor yang dapat menjadi andalan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar bagi pembangunan daerah adalah Pariwisata. Peran serta seluruh
lapisan masyarakat adalah suatu syarat mutlak agar keberlangsungan sektor pariwisata ini dapat terjaga. Pariwisata jika tidak berkembang secara
berkelanjutan maka hanya akan menjadi bumerang bagi daerah. Pariwisata haruslah berkelanjutan secara ekonomi, ekologi, dan sosial-budaya sehingga
menguntungkan daerah dan masyarakat di sekitar tempat wisata. Identitas regional dapat digunakan unt uk menunjang pembangunan pariwisata tersebut. Yang dapat
menjadi identitas regional adalah seluruh aspek kehidupan yang ada di Kabupaten Tanah Datar.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat, pemuka agama dan pemuka adat, diketahui bahwa yang dapat menjadi identitas
regional di Kabupaten Tanah Datar adalah budaya. Budaya yang ada di
Kabupaten Tanah Datar merupakan hasil interaksi antara manusia dengan alam selama ratusan tahun, sesuai dengan filosofi Minangkabau yaitu alam takambang
jadi guru atau alam yang terhampar menjadi guru, bahwa manusia dalam kehidupannya harus belajar dari alam. Batu Sangkar yang merupakan ibukota
Kabupaten Tanah Datar selama ini memang dikenal sebagai kota budaya, tempat
dimana sejarah dan budaya Minangkabau lahir kemudian berkembang hingga Jambi, Riau, Sumatera Selatan, bahkan Singapura dan Malaysia. Sayangnya,
predikat tersebut saat ini kurang dikenal dengan baik bahkan oleh masyarakat Tanah Datar sendiri. Nilai- nilai budaya itu sendiri dianggap mulai memudar
dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itulah, pembangunan Kabupaten harus berdasarkan pada nilai-nilai budaya dan sejarah yang ada di Kabupaten Tanah
Datar. Hasil wawancara ini merupakan rujukan untuk dapat menentukan identitas regional di Kabupaten Tanah Datar, sehingga dapat diketahui budaya yang mana
yang nantinya dapat menjadi identitas regional Kabupaten Tanah Datar. Untuk mencari identitas regional secara lebih spesifik, maka penelitian ini
berpedoman pada unsur kebudayaan dari Soekanto 1992 yaitu 1 Peralatan dan perlengkapan hidup manusia pakaian, rumah, alat-alat produksi dll, 2 Mata
pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan dll, 3 Sistem kemasyarakatan, 4 Bahasa, 5 Kesenian, 6 Sistem
pengetahuan dan, 7 Religi sistem kepercayaan. Ketujuh unsur tersebut dibagi kedalam 13 elemen yaitu pakaian, perumahan, makanan dan minuman, sistem
ekonomi, alat produksi, permainan, sistem pemerintahan, sistem kekerabatan, upacara adat, sistem hukum, bahasa dan kesenian.
Untuk dapat memberikan gambaran lebih jelas, berikut ini dijelaskan mengenai elemen budaya tersebut yang hingga saat ini masih berlaku dalam
kehidupan masyarakat Minangkabau. 1. Pakaian
Pada zaman dahulu, perempuan Minangkabau dalam kehidupan kesehariannya umumnya menggunakan baju kurung. Baju kurung tersebut
selama beberapa saat tidak membudaya. Pada masa pemerintahan desa, banyak sekali budaya yang merosot drastis, termasuk pakaian. Sekarang
setelah kembali ke sistem nagari, penggunaan baju kurung sudah mulai kembali dikenal dan meluas. Salah satu contoh kembali dikenalnya pakaian
daerah ini, yang juga merupakan contoh diterapkannya otonomi daerah, adalah adanya peraturan yang mewajibkan siswi di seluruh sekolah di Kabupaten
Tanah Datar untuk menggunakan baju kurung ke sekolahnya.
Dalam acara-acara khusus seperti pernikahan, pengangkatan penghulu batagak gala, sunatan, dan lain- lain, terdapat beberapa pakaian adat yang
digunakan di Kabupaten Tanah Datar. Secara detil adat yang berlaku di tiap nagari adalah berbeda-beda, oleh karena itu detil pakaian beserta aksesorisnya
pun berbeda-beda pula. Namun secara umum, terdapat beberapa bagian dari pakaian tersebut yang sama dan digunakan dalam acara khusus tersebut.
Untuk upacara perkawinan misalnya, umumnya mempelai wanita menggunakan sunting atau takuluak tanduk dan saluak untuk laki- laki sebagai
aksesori di atas kepala. Sedangkan dalam upacara penobatan gelar penghulu juga ada baju khas yang digunakan yang disebut dengan baju kabasaran yang
berwarna hitam- hitam dan berukuran besar khas yang hanya dipakai oleh para penghulu. Setiap bagian dari baju penghulu mempunyai arti, seperti baju
seorang penghulu bewarna hitam, longgar dan memiliki lengan yang besar. Baju ini melambangkan bahwa seorang penghulu harus mempunyai ketabahan
hati, luwes, dan terbuka serta lapang dada dalam memimpin.
2. Rumah Rumah adat di Minangkabau ataupun di Kabupaten Tanah Datar
disebut Rumah Gadang, yang secara harfiah berarti rumah besar. Penamaannya tidak hanya karena ukurannya yang besar, tapi juga lebih karena
fungsinya yang sangat besar dan dalam bagi kehidupan masyarakat. Rumah gadang selain berfungsi untuk tempat tinggal juga memiliki fungsi lain seperti
Gambar 19. Beberapa pakaian yang digunakan dalam upacara adat. a pakaian penghulu, b pakaian pernikahan menggunakan takuluak tanduak, c
pakaian pernikahan yang menggunakan sunting. a
b c
kelembagaan, yaitu lambang kehidupan dan kerukunan suatu kaum. Masyarakat Minangkabau memang terbagi dalam kaum-kaum, dimana tiap
kaum umumnya memiliki marga sendiri. Tiap kaum dalam satu nagari memiliki satu rumah gadang yang menjadi simbol kaum tersebut. Dalam
rumah gadang itulah biasanya suatu kaum bertemu untuk mencari mufakat. Selain tempat bermusyawarah rumah gadang juga berfungsi sebagai tempat
pelaksanaan upacara seperti upacara penobatan penghulu dan upacara perkawinan.
Rumah gadang umumnya didiami oleh nenek, ibu dan anak-anak perempuan. Bila sebuah rumah gadang telah sempit, maka rumah lain akan
dibangun di sebelahnya. Bila rumah yang akan dibangun itu bukan rumah gadang, lokasinya harus ditempat yang lain yang tidak sederetan dengan
rumah gadang. Rumah gadang memiliki beberapa ruanga n didalamnya yaitu ruang depan dalam rumah gadang yang disebut juga dengan lanjar. Lanjar tepi
terletak di tepi dinding sebelah depan. Lanjar ini merupakan lanjar kehormatan, tempat tamu laki- laki bila diadakan upacara adat, perjamuan dan lainnya.
Lanjar tengah digunakan untuk tempat menanti tamu penghuni kamar yang berada di ruang itu, lanjar tengah juga digunakan untuk rapat-rapat dalm
persukuan. Bangunan yang ada di belakang rumah yang dibangun terpisah adalah dapur, sedangkan bangunan yang ada di halaman rumah gadang adalah
rangkiang, fungsi utama rangkiang adalah tempat menyimpan padi. Ada empat macam rangkiang yang memiliki fungsi berbeda-beda.
Yang pertama adalah rangkiang sitinjau lauik yang berbentuk langsing dan terletak di tengah, berdiri di atas empat tiang. Rangkiang itu berfungsi untuk
menyimpan padi yang akan digunakan untuk membeli barang atau keperluan rumah tangga yang tidak dapat dibuat sendiri. Yang kedua adalah rangkiang
sibayau-bayau, bentuknya lebih gemuk dan berdiri di atas enam tiang. Fungsi rangkiang ini adalah untuk menyimpan padi yang akan digunakan untuk
makan sehari- hari. Yang ketiga adalah rangkiang sitanggang lapa, berbentuk empat persegi panjang yang berdiri diatas empat tiang. Fungsi utamanya
adalah menyimpan padi untuk cadangan, padi ini akan digunakan ketika musim paceklik atau ketika ada keperluan mendesak. Yang terakhir adalah
rangkiang kaciak. Rangkiang ini biasanya tidak bergonjong dan khusus disediakan untuk benih dan persediaan dalam pembiayaan pengerjaan sawah
pada musim berikutnya. Rumah gadang mempunyai ciri yang sangat khas. Ciri khas ini terlihat
antara lain dari arsitektur dan ukirannya. Ada banyak motif ukiran rumah gadang. Motif- motif ukiran umumnya bersumber dari alam. Motif akar dan
tumbuhan adalah motif yang paling banyak ditemui dalam ragam ukiran pada rumah gadang, ada juga bentuk ukiran lain yag diambil dari hewan seperti ular,
itik, kupu-kupu, dan kijang. Motif geometri dan perhiasan juga menghiasi ukiran rumah gadang.
Penempatan ukiran pada rumah gadang tergantung pada letak papan pada dinding rumah tersebut. Pada papan yang tegak lurus motif yang
ditempatkan disini biasanya ukiran berbentuk akar. Sedangkan pada papan yang dipasang mendatar ditempatkan ukiran geometris seperti saik galamai,
siku-siku baragi dan yang lainnya.Untuk hiasan- hiasan pusat biasanya ditempatkan ukiran yang bermotif kembang, mahkota atau perhiasan lainnya.
3. Makanan Daerah Minangkabau secara umum telah memiliki identitas
makanannya sendiri, yaitu pedas, bersantan, dan bahan utamanya adalah ikan atau daging, jarang sekali yang menggunakan sayuran sebagai bahan utama,
kecuali sebagai bumbu. Makanan Minangkabau ini telah meluas dan dikenal baik di nusantara maupun di mancanegara. Makanan sehari-hari yang cukup
dikenal dan sering dikonsumsi adalah rendang daging, kalio ayam, ataupun
Gambar 20. Rumah gadang a dan rangkiang b a
b
palai ikan. Makanan pun tidak semuanya hanya sekedar makanan, namun ada pula makanan yang memiliki arti khusus yang digunakan dalam berbagai
acara adat, misalnya saja kalamai, pinyaram, atau ayam singgang yang hanya digunakan untuk acara pernikahan.
4. Kerajinan Tangan Kabupaten Tanah Datar cukup terkenal dengan kerajinan tangannya.
Kerajinan tangan yang paling terkenal adalah ukiran dan tenunan pandai sikek, dan sulaman indah sungayang. Berikut ini dijelaskan mengenai tiga kerajinan
tangan yang sangat terkenal tersebut. § Ukiran Tradisional
Ukiran tradisional pandai sikek digunakan di seluruh Minangkabau. Ukiran tersebut terutama sekali digunakan untuk hiasan rumah gadang. Ukiran
yang dibuat sangat indah dan memiliki ciri khas tersendiri yang sarat dengan falsafah Minangkabau. Tiap-tiap ukiran memiliki nilai seni dan arti tersendiri
yang umumnya terinspirasi dari alam seperti daun, bunga, buah, satwa, bentuk geometris, dan lain- lain. Untuk membuat ukiran tradisional, seseorang harus
memiliki pengetahuan yang cukup tentang ukiran tersebut, dengan terlebih dahulu memahami nilai- nilai yang terkandung dalam ukiran dan unsur-unsur
pembentuk ukiran tradisional tersebut. § Tenunan Pandai Sikek
Nagari Pandai Sikek sangat terkenal dengan tenunan kainnya. Pembuatan tenunan disini masih dilakukan secara tradisonal dan manual
Gambar 21. Beberapa makanan khas yang ada di Tanah Datar: a Ikan bili goreng dan b Pangek lapuak .
a b
dengan menggunakan alat tenun yang dinamakan Ponte panta. Umumnya yang membuat tenunan adalah perempuan. Pembuatan kain tenun songket ini
memerlukan ketelitian dan kejelian yang luar biasa. Sehelai kain sarung dapat dibuat dalam waktu satu hingga tiga bulan, tergantung panjang kain dan
kualitas yang dihasilkan. Selain songket, jenis tenunan yang juga dihasilkan oleh para pengrajin di pandai sikek adalah kain balapak. Dasar kain balapak
umumnya bewarna hitam atau sedikit merah pada pinggirnya, kain ini ditenun dengan berbagai motif benang emas.
§ Sulaman Indah Sungayang Sulaman indah Sungayang dikenal juga sebagai sulaman kapalo
panitik. Sulaman ini sangat khas dari bentuknya yang berbintil-bintil atau berbuku-buku kecil. Selain sulaman penitik, sulaman lain yang juga
dikembangkan di Sungayang adalah sulaman yang menggunakan benang emas. Sulaman ini berupa sulaman timbul. Biasanya sulaman ini dibuat untuk
keperluan pakaian adat, pelaminan, hiasan dinding, tutup carano dan sebagainya. Sulaman indah Sungayang lebih banyak menggunakan benang
emas. Bahan dasar sulaman biasanya kain beludru yaitu untuk pakaian adat seperti baju anak daro, baju penghulu, atau baju bundo kanduang. Motif yang
terdapat pada sulaman harus selaras, tidak hanya pada bentuknya namun juga pada makna yang terkandung dalam sulaman tersebut.
5. Alat Produksi Alat produksi yang digunakan di bidang pertanian, perikanan,
peternakan, kehutanan, dan perkebunan sebagian besar masih bersifat tradisional. Di bidang pertanian misalnya, masih banyak masyarakat yang
Gambar 22. a pengrajin ukiran pandai sikek, b tenunan pandai sikek, dan c sulaman indah sungayang
a b
c
mengunakan kerbau untuk membajak sawahnya. Untuk memanen pun masyarakat lebih cenderung menggunakan sabit dan tenaga manusia untuk
membuat gabah. Jarang sekali terlihat masyarakat menggunakan mesin penggiling, terlebih lagi traktor untuk membajak sawah atau memanen padi.
Perikanan di Tanah Datar didominasi seratur persen oleh perikanan air tawar karena daerahnya tidak memiliki laut. Umumnya usaha perikanan
dilakukan dalam skala kecil dengan bentuk kolam. Hampir tiap rumah memiliki kolam di halaman depan, samping, atau belakang. Selain kolam,
usaha perikanan lain dilakukan di daerah yang lebih luas yaitu sungai dan danau. Tanah Datar memiliki 25 sungai yang didalamnya terdapat pula
berbagai jenis ikan. Baik usaha perikanan di kolam, sungai maupun danau, alat produksi yang digunakan masih sangat tradisional. Untuk perikanan yang
dilakukan di kolam jika pemiliknya merasa ikan yang dimilikinya sudah terlalu banyak dan merasa ingin menjual, alat yang digunakan adalah jaring
kecil biasa, atau alat pancing biasa yang hanyat terdiri dari tongkat, benang dan kail. Untuk perikanan yang dilakukan di sungai, alat yang umum
digunakan adalah alat tradisional yang bernama lukah. Selain untuk menangkap ikan di sungai, lukah juga umum digunakan untuk menangkap
belut di sawah. Selain ikan, belut memang menjadi salah satu komoditas dengan permintaan pasar yang tinggi. Untuk perikanan yang dilakukan di
danau, para nelayan hanya menggunakan jala untuk menangkap ikan. Terkadang mereka pergi agak ke tengah dengan menggunakan sampan kecil
dan menebar jala di tengah danau. Para nelayan sudah menyadari bahaya bahan-bahan kimia terhadap Danau Singkarak maupun ikan- ikan yang ada di
dalamnya. Oleh karena itu, nelayan tidak menggunakan alat dan bahan kimia, ataupun bom dalam menangkap ikan.
Saat ini, tidak terdapat alat-alat produksi tradisional yang lebih spesifik yang digunakan masyarakat dalam sistem ekonominya. Namun demikian,
Masyarakat Tanah Datar di tengah modernitas dan permintaan pasar yang tinggi masih memilih untuk bertahan menggunakan alat-alat tradisional dan
memelihara tradisionalitas dalam memelihara dan memanen komoditinya. Hal
ini sangat menarik untuk dikembangkan dan dikemas untuk kemudian ditawarkan sebagai objek atau paket wisata pada wisatawan.
6. Alat Permainan Permainan anak nagari merupakan berbagai pemainan anak-anak di
Minangkabau. Biasanya permainan anak nagari ini dimainkan oleh anak-anak, namun banyak pula yang dimainkan oleh orang dewasa. Permainan yang
banyak dikenal antara lain sepak tekong atau sepak kaleng yang hanya menggunakan kaleng sebagai alat permainan. Pada dasarnya memang
permainan anak nagari cenderung sederhana namun mengajarkan banyak falsafah hidup seperti kebersamaan, kerjasama, bersahabat dengan alam,
ataupun kesabaran. Permainan lainnya yang juga terkenal dan sering dimainkan hingga kini adalah gasing dan dan alang-alang atau layang- layang.
7. Bahasa Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang paling penting
karena digunakan setiap hari dalam kehidupan. Secara garis besar, bahasa terbagi dua yaitu lisan dan tulisan. Bahasa lisan di setiap nagari memiliki ciri
khas tersendiri baik dari logat maupun dialeknya. Sedangkan bahasa tulisan lebih kaya lagi dengan adanya berbagai jenis sastra di Minangkabau. Sejak
dulu hingga kini, Minangkabau dan masyarakatnya memang terkenal dengan seni sastranya yang sangat kaya dan beragam serta indah.
Tambo adalah karya sastra khas Minangkabau. Penggunaan gaya bahasa dalam tambo sangat kompleks. Bahasanya mengandung pengertian
yang menembus berbagai dimensi sejarah dan falsafah yang hidup dimasanya. Tambo pada mulanya merupakan sastra lisan yang ceritanya berkembang dari
Gambar 23. Beberapa jenis alat produksi tradisional, bajak dan lukah
mulut ke mulut. Bentuk karya sastra lain yang khas di Minangabau adalah kaba. Cerita-cerita yang diangkat dalam kaba umumnya dari hikayat. Bahasa
kaba umumnya mempunyai susunan yang tetap dan ungkapan-ungkapannya pun tetap terutama dalam mengisahkan suatu peralihan peristiwa, waktu dan
suasana. Untuk karya sastra puisi, banyak yang berbentuk pantun dan
pasambahan. Pantun dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu pantun adat, pantun tua, pantun muda, pantun suka dan pantun duka, sedangkan
pasambahan merupakan pasambahan adat. Pasambahan adat sangat penting kedudukannya dalam upacara- upacara adat. Pasambahan ini sangat banyak
mengandung petatah-petitih yang mengandung ajaran moral, hukum, undang- undang dan sebagainya.
8. Kesenian Banyak kesenian tradisional di Kabupaten Tanah Datar yang dapat di
jadikan objek wisata yang menarik. Randai dan silat merupakan salah satu kesenian yang banyak disukai. Randai dimainkan oleh sekelompok orang.
Dalam randai terdapat berbagai cabang kesenian seperti seni musik, seni tari, seni drama, seni sastra dan bela diri. Sedangkan silat dimainkan oleh dua
orang. Pada awal mulanya silat merupakan bekal yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mempertahankan dirinya. Silat tradisional yang terkenal di
Kabupaten Tanah Datar adalah Silat Kumango dan silat Harimau yang berasal dari Kecamatan Lintau. Berikut ini adalah beberapa jenis kesenian yang dapat
dijelaskan: •
Seni Tari Terdapat berbagai macam tarian di Tanah Datar seperti tari piring, tari
persembahan, tari rantak, tari indang, tari alang babega, tari payung dan lain- lain. Dahulu kebanyakan tarian yang ada di Tanah Datar menggunakan
kekuatan mistik, seperti tari piring dimana para penari selain memegang piring di tangannya juga benar-benar menari di atas pecahan piring yang tajam.
Saat ini banyak dari tarian tersebut telah dimodifikasi baik gerakan maupun pakaiannya. Hal ini disebabkan karena adanya sentuhan modernisasi.
Salah satu bentuk kesenian yang paling khas adalah randai. Randai berasal dari perkataan merandai yang berarti mengarang atau melingkar di
suatu kawasan lapang untuk mencari sesuatu yang hilang http:www.heritage.gov. Dahulu surau merupakan pusat berbagai kegiatan
seperti mengaji, belajar adat dan juga belajar beladiri. Randai pada awalnya dimainkan di halaman surau sebgai pengisi waktu luang bagi para pemuda.
Para pemuda memainkan randai sebagai tempat menuangkan perasaan cinta mereka. Sekarang ini randai lebih banyak dimainkan di tanah lapang atau
tempat-tempat keramaian lainnya daripada di halaman surau. Randai merupakan kesenian tradisional Minangkabau, kesenian ini
dimainkan oleh sebuah grup yang terdiri dari banyak orang. Banyak unsur Kesenian yang ada dalam Randai yaitu 1 seni tari, gerakan tari dalam randai
adalah gerakan dasar dari pencak silat; 2 seni musik, dalam sebuah pertunjukan randai diperlukan adanya musik pengiring untuk menyemarakkan
suasana; 3 seni peran, randai berbentuk sebuah alur cerita yang akan diperankan oleh masing- masing pemain; 4 seni sastra berupa cerita yang
dibawakan dalam randai. Cerita biasanya berupa cerita rakyat Minangkabau; dan 5 seni karawitan, yang juga melengkapi permainan randai. Randai juga
memuat seni dekorasi dan komedi. Pada umumnya lakon randai dipungut dari cerita rakyat di Minangkabau.
Pertunjukan randai biasanya cukup lama dengan durasi satu sampai tiga jam, dimana pola permainannya membentuk gerakan melingkar. Mereka
bergerak dalam gerakan-gerakan silat. Para pemain randai biasanya akan berperan sebagai raja, permaisuri, putri raja, anak muda, dubalang, malin, dan
sebagainya. Keberhasilan sebuah randai tidak hanya ditentukan oleh pemain atau penari, namun juga kepiawaian pendendang atau penyanyinya.
• Seni suara
Tanah Datar memiliki kesenian tradisional berupa seni suara yang sangat unik. Kesenian ini dinamakan dengan shalawat dulang atau dikia.
Keunikan seni ini adalah alat yang digunakan untuk mengiringi suara adalah dulang yaitu talam besar yang terbuat dari kuningan. Pada prinsipnya kesenian
ini menyampaikan nasehat-nasehat kepada para pendengarnya seperti pantun-
pantun yang dilantunkan dengan irama yang sesuai dengan pukulan dulang yang dipukul oleh pelantun sendiri.
• Seni Beladiri
Kesenian lain yang juga sangat digemari masyarakat adalah seni beladiri berupa silat. Di Kabupaten Tanah Datar ada dua jenis silat yang
terkenal yaitu silat Kumango dan silat Lintau. Silat Lintau pertama kali diperkenalkan di Lintau sehingga dinamakan silat Lintau atau sering juga
dinamakan dengan silat harimau, sedangkan silat Kumango pertama kali dikembangkan di Nagari Kumango, Kecamatan Sungai Tarab. Silat Kumango
diajarkan pertama kalinya oleh Syekh Abdurrahman Alkhalidy yang dikenal juga dengan nama syekh Kumango. Beliau mengajarkan silat pada tahun 1862.
Dasar silat yang diajarkan adalah agama dan akal. Dasar silat Kumango bersifat agama Islam yang digambarkan dengan ungkapan berikut:
Zahie silek mancari kawan, Zahir Silat mencari kawan,
batin silek mancari Tuhan., batin silat mencari tuhan,
Tigo tali jan putuih.. Pelihara tali jangan putus
Tigo raso jan hilang. Pelihara rasa agar tidak hilang
Malantai sabalun luluih, Melantai sebelum terperosok
Basiang sabalun tumbuah. Bersiang sebelum tumbuh
Bagantuang pado tali nan indak kan putuih. Bergantung pada tali yang tak
akan putus Bapagang pado raso nan indak kahilang
Berpegang pada rasa yang tidak akan hilang
Ada dua versi tentang silat kumango. Yang pertama adalah bahwa Syekh Kumango belajar dari seorang laki- laki yang tiba-tiba mendatanginya,
kemudian Syekh Kuma ngo mulai mengajarkan teknik ini kepada orang-orang. Versi kedua menyatakan bahwa silat Kumango awalnya berasal dari silat
Lintau di Nagari Lubuk Jantan, Kecamatan Lintau Buo. Syekh Kumango datang ke Lintau dan disana belajar dari Tuanku Lareh Lintau. Setelah
kembali ke Kumango dia mengembangkan teknik yang dipelajarinya dan kemudian dinamakan silat Kumango.
Ada beberapa gerakan dalam silat kumango yaitu langkah, cakak tangkisan, pisau, rambah, cancang, ampang, patah tabu, antak siku, kabek,
sandang, ucak tangguang, dan ucak lapeh. Untuk memasyarakatkan kembali silat dan randai maka setiap tahun pemerintah Kabupaten Tanah Datar
mengadakan acara perlombaan kesenian antar nagari. Hal ini sangat potensial sekali untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata.
• Alat musik
Untuk mengiringi kesenian tradisional diperlukan juga adanya alat musik pengiring yang dapat menambah keindahan sebuah kesenian. Terdapat
beberapa alat musik yang ada di Kabupaten Tanah Datar, antara lain alat musik tiup berupa saluang dan pupuik padi, serta alat musik pukul berupa
talempong. Saluang terbuat dari bambu yang berukuran kecil dan memiliki tujuh lubang. Sedangkan talempong terbuat dari kuningan yang dibentuk bulat
setengah lingkaran dan di bagian atasnya menonjol. Bunyi dari talempong juga sesuai dengan tangga nada yang ada.
9. Upacara Adat Kabupaten Tanah Datar memiliki berbagai upacara adat yang masih
sering diadakan hingga kini, seperti upacara perkawinan, penobatan gelar penghulu, kematian, kelahiran anak, khatam Al-Quran dan sunatan. Tata cara
upacara adat ini sudah diatur oleh nagari masing- masing. Setiap nagari
Gambar 24. Silat minang copyright photowww.ewcas.comsilat5.jpeg
Gambar 25. bermain salung dan shalawat dulang
memiliki tata cara upacara adat yang berbeda-beda. Upacara adat perkawinan di setiap nagari memiliki keunikan masing- masing khususnya dalam proses
perkawinan. Di Kecamatan X Koto misalnya, sebelum kegiatan perkawinan terlebih dahulu dilakukan baundi dan batuka tando bertukar cincin akan
tetapi tando alat yang dipertukarkan adalah kain songket. Sedangkan di nagari pangian alat yang dipertukarkan sebelum perkawinan adalah keris dan
gelang. Perkawinan satu suku dilarang keras oleh adat, jika terjadi hal yang demikian maka orang yang melanggar peraturan adat tersebut akan di
keluarkan dari nagari Upacara khatam Al-Quran dilakukan di surau, karena surau merupakan
tempat mengaji atau belajar membaca Al-Quran. Dalam Khatam Al-Quran tersebut biasanya juga dilakukan aqiq ah beberapa orang. Kambing aqiqah
dimasak menjadi rendang ataupun gulai untuk dibagikan kepada orang yang datang. Biasanya upacara ini dimulai dari jam tujuh pagi. Sebelum membaca
Al-Quran anak-anak yang ikut khatam diarak keliling kampung yang diiringi dengan pembacaan shalawat nabi. Pada malam harinya ditampilkan kesenian
tradisional minang seperti shalawat dulang. 10. Sistem Ekonomi
Di bidang ekonomi ada beberapa sektor unggulan yang potensial dikembangkan di Kabupaten Tanah Datar. Tiga sektor unggulan penting
adalah pertanian, industri kecil dan industri pariwisata. Di bidang pertanian yang banyak dikembangkan di Kabupaten Tanah Datar adalah padi sawah.
Khusus untuk kecamatan X Koto, potensi pertaniannya adalah sayur-sayuran. Selain untuk pemenuhan kebutuhan lokal, sayur mayur dari kecamatan ini
juga sudah di distribusikan ke provinsi tetangga seperti Jambi dan Riau. Di bidang industri kecil dan industri rumah tangga, yang sedang dikembangkan
saat ini yaitu industri makanan tradisional seperti kipang kacang di Lintau Buo, bika di X Koto, bilih goreng di batipuh selatan, lamang tapai di Lima Kaum,
dan lain- lain. Adanya industri ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
Di bidang industri pariwisata Kabupaten Tanah Datar masih terfokus pada pengembangan wisata alam pada tempat-tempat tertentu. Tempat wisata
tersebut antara lain Istana Pagaruyung, Nagari Wisata Pandai Sikek, Lembah Anai, panorama Tabek Patah, Ngalau Indah Pangian serta tempat- tempat
Cagar budaya hasil peninggalan sejarah. Saat ini masih dikembangkan beberapa objek wisata lagi seperti Puncak Putaran Angin di Kecamatan
Batipuh Selatan, Puncak Alai di Kecamatan Tanjung Baru dan Puncak Pato di Kecamatan Lintau Buo Utara.
11. Sistem Kekerabatan di Minangkabau Terdapat berbagai macam sistem kekerabatan yang berlaku di Tana h
Datar secara khusus dan Minangkabau secara umum, diantaranya adalah: a. Hubungan ibu dan anak atau hubungan bapak dengan anak
Hubungan ini disebabkan kelahiran seorang anak di Minangkabau. Hubungan ibu dan anak merupakan hubungan kekerabatan yang paling
dekat di Minangkabau. Beradasarkan kedekatan hubungan ini, maka anak yang dilahirkannya akan mewarisi suku ibunya. Seorang bapak dipandang
sebagai tamu atau pendatang oleh kaum persukuannya. Dianggap pendatang karena suku bapak tidak sama dengan suku anaknya.
b. Hubungan mamak dengan kemenakan Hubungan kekerabatan ini adalah hubungan seorang anak dengan
saudara laki- laki ibunya. Hubungan antara bapak dan kemenakan sangat dekat sekali. Kemenakan adalah pewaris pusaka harta ataupun pusaka
gelar. Hubungan kekerabatan ibu dan anak dengan hubungan kemenakan dengan mamak merupakan hubungan tali darah menurut garis keturunan
ibu. Sistem kekerabatan ini disebut juga dengan sistem matrilineal. c. Hubungan Sumando dengan Pasumandan
Ini adalah hubungan kekerabatan antara anggota laki- laki sebuah kaum dengan seorang laki- laki yang menjadi suami saudara perempuan
mereka. d. Hubungan Minantu dan Mintuo
Mintuo di Minangkabau lebih ditekankan kepada pihak perempuan, yaitu perempuan yang menjadi istri dari anak.
e. Hubungan Kekerabatan antara Bako dan Anak pisang Hubungan kekerabatan antara bako dan anak pisang yaitu
hubungan kekerabatan antara seorang anak dengan saudara-saudara perempuan bapaknya atau hubungan perempuan dengan anak saudara laki-
lakinya. f. Hubungan kekerabatan Suku atau Sako
Hubungan ini dikenal dengan hubungan kekerabatan yang bersumber dari Matrilineal. Yaitu menempatkan saudara yang sepertalian
darah menurut garis keturunan ibu sebagai kerabat. Hubungan kekerabatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar atau Minangkabau sangat erat satu
sama lainnya dan hingga kini hal tersebut masih berjalan. 12. Sistem Hukum
Saat ini sistem hukum adat sudah mulai lagi diterapkan di tiap-tiap nagari. Setiap nagari sudah memiliki peraturan pemakaian adat dan sanksi
terhadap pelanggaran yang dilakukan. Suatu perkara harus diselesaikan dahulu secara musyawarah atau mufakat antara pihak yang bertikai. Seandainya pada
proses ini tidak mendapatkan suatu penyelesaian maka akan di selesaikan di kerapatan adat nagari KAN, dan apabila di tingkat KAN tidak selesai maka
pihak berwajib akan dilibatkan. Walaupun nagari- nagari yang ada di Kabupaten Tanah Datar sudah mulai memakai hukum adat, akan tetapi belum
dilaksanakan secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat. Didalam hukum adat ada perbuatan-perbuatan yang dilarang dan
diharuskan. Ada dua puluh bentuk perundang-undangan hukum adat yang disebut dengan undang-undang nan duo puluah, yang terbagi menjadi dua
yaitu undang-undang delapan dan undang- undang dua belas. Undang-undang delapan terdiri dari:
1. Tikam bunueh, yang dimaksud tikam adalah perbuatan yang melukai orang lain sedangkan bunueh adalah kegiatan yang menghilangkan
nyawa orang lain. 2. Upeh racun, yang dimaksud upeh adalah perbuatan yang menyebabkan
seseorang menderita sakit setelah memakan sesuatu, sedangkan racun
adalah perbuatan yang menyebabkan seseorang meninggal setelah menelan sesuatu.
3. Samun saka, yang dimaksud samun adalah perbuatan merampok milik orang lain dengan cara pembunuhan, sedangkan saka adalah perbuatan
merampok milik orang lain dengan cara kekerasan dan aniaya. 4. Sia baka, yang dimaksud sia adalah perbuatan yang membuat api
sehingga membakar milik orang lain, sedangkan baka adalah perbuatan menyulut orang lain dengan api agar terbakar.
5. Maliang curi, yang dimaksud maliang adalah perbuatan yang mengambil milik orang lain dengan merusak, sedangkan curi yaitu
mengambil milik orang lain ketika orang tersebut sedang lengah. 6. Dago dagi, yang dimaksud dago adalah perbuatan pengacauan dengan
desas-desus, sedangkan dagi adalah kegiatan yang mnyebarkan fitnah yang merugikan orang lain.
7. Kucieh kicang, yang dimaksud kucieh adalah kegiatan penipuan yang merugikan orang lain sedangkan kicang adalah kegiatan pemalsuan
yang merugikan orang lain. 8. Sumbang salah artinya adalah pekerjaan yang tidak sepatutnya
dikerjakan dan melanggar larangan. Undang-undang dua belas mengandung isi :
1. Tatumbang taciek, yang dimaksud tatumbang adalah tersangka tidak dapat menolak tud uhan yang diberikan kepadanya, sedangkan taciek
adalah tersangka mengakui tuduhan yang didakwakan kepadanya. 2. Tatando tabukti, yang dimaksud tatando adalah ditemui milik
terdakwa di tempat kejadian, sedangkan tabukti adalah ditemui benda- benda yang berasal dari tempat kejahatan pada terdakwa.
3. Tacancang tarageh, yang dimaksud tacancang adalah ditemui bekas milik terdakwa ditempat kejahatan, sedangkan tarageh adalah dit emui
pada tubuh terdakwa bekas yang ditimbulkan oleh benda di tempat kejahatan.
4. Taikek takabek , yang dimaksud dengan taikek adalah terdakwa terpergok melakukan kejahatan., takabek artinya terdakwa ditemukan
di tempat kejadian. 5. Talala takaja, yang dimaksud talala adalah terdakwa dapat ditemui
tempat persembunyiannya, sedangkan takaja adalah terdakwa dapat ditangkap dalam pengejaran.
6. Tahambek tapukua, yang dimaksud tahambek adalah terdakwa ditangkap dala m pengepungan sedangkan tapukua adalah terdakwa
tertangkap setelah dikeroyok. 7. Basurieh bak sipasin, bajajak bak bakiak, artinya ditemukan tanda-
tanda jika diikuti menuju kearah tersangka. 8. Anggang lalu atah jatuah, artinya ditempat kejadian seseorang terlihat
sedang berada di situ. 9. Kecondongan mato urang banyak, artinya seseorang yang menarik
perhatian orang dengan berubah kehidupannya secara mendadak. 10. Bajua murah-murah, artinya didapati seseorang menjual suatu benda
dengan harga murah, seolah-olah bukan miliknya. 11. Jalan bagageh-gageh, artinya ditemukan seseorang yang tergesa-gesa
seolah-olah sedang ketakutan 12. Dibaok pikek,dibaok langau, artinya didapati seseorang hilir mudik di
suatu tempat tanpa diketahui maksudnya. Dalam penyelesaian suatu perkara berdasarkan hukum adat maka
sistem kebijakan yang digunakan adalah : 1. Dicari jo bicaro, artinya mencari perdamaian dua belah pihak yang
bersengketa. 2. Dicari jo hukum, artunya jika perdamaian tidak tercapai maka
diselesaikan menurut undang-undang yang berlaku. 3. Dicari jo alua nan patuik, artinya apabila seorang pelaku kejahatan
telah divonis, maka berat ringannya vonis tersebut dipertimbangkan berdasarkan kemampuan terdakwa.
4. Dicari jo sakato, artinya keputusan yang diambil harus dilaksanakan bersama-sama.
13. Sistem Pemerintahan Semenjak diberlakukannya UU No.221999 tentang otonomi daerah,
serta pasal 11 dalam undang-undang tersebut yang mendukung adat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memutuskan bahwa sistem pemerintahan
daerah di kabupaten hingga tingkat terendah kembali pada sistem pemerintahan nagari, yaitu sistem pemerintahan adat yang dipakai oleh
masyarakat Minangkabau. Undang-undang adat mengatakan bahwa nagari merupakan persekutuan hukum adat yang mempunyai sistem masyarakat yang
“seadat nan salimbago” yang artinya satu adat dan satu lembaga. Menurut Muherdenil, 2005, dari tinjauan sosiologis, nagari merupakan konsep
kosmologis yang di dalamnya terkandung kehidupan religius yang bersifat kontemplatif transenden. Secara holistik, dalam nagari tidak saja diurus
masalah teknis pemerintahan, namun sampai pada hal- hal yang bersifat transenden seperti kehidupan surau.
Masyarakat Minangkabau memang memiliki sistem pemerintahan adat sendiri sebelum diberlakukannya penyamaan sistem pemerintahan yang
dituangkan dalam UU No.51979. Selain pemerintahan formal seperti
layaknya pemerintahan daerah di daerah lain di Indonesia, Kabupaten Tanah Datar, seperti halnya kabupaten lain di Sumatera Barat, juga memiliki sistem
pemerintahan adat. Pada tingkat kecamatan, camat hanya berfungsi sebagai perpanjangan tangan dari bupati dalam mengelola wilayah administratifnya.
Satu kecamatan terdiri atas beberapa nagari. Tiap nagari ini memiliki sistem pemerintahan sendiri dan dipimpin oleh seorang Wali Nagari yang berfungsi
sebagai badan eksekutif, sedang untuk legislatif terdapat Badan Perwakilan Rakyat Nagari BPRN.
Dalam sistem pemerintahannya, masyarakat Minangkabau mengenal tiga macam kepemimpinan yang sangat diakui dan dihormati dalam
pengambilan keputusan yang hingga saat ini masih dipegang. Tiga macam pemimpin tersebut adalah niniak mamak, cadiak pandai, dan alim ulama.
Masing- masing pemimpin ini adalah perwakilan dari tiga elemen dalam kehidupan yaitu adat, hukum, dan agama, seperti tertuang dalam falsafah
minangkabau, yaitu adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah adat
mendukung hukum, dan hukum mendukung agama dimana ketiga elemen tersebut saling mendukung satu sama lain Sabna, 2005 pers. comm. Niniak
mamak adalah para pemuka adat, cadiak pandai atau cerdik pandai adalah para pemikir yang mengerti tentang hukum, sedangkan alim ulama merupakan para
pemuka agama. Elemen-elemen budaya tersebut kemudian diidentifikasi dan dijabarkan
lebih lanjut menurut persepsi, motivasi, dan preferensi masyarakat yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Masyarakat secara lebih spesifik dalam penelitian ini
lebih terfokus pada pemerintah lokal dan pemuda. Kedua kelompok masyarakat ini merupakan pemangku kepentingan yang cukup signifikan dalam menentukan
identitas regional dan arah pembangunan daerah. Pemerintah lokal merupakan pengelola utama kegiatan pariwisata yang
seharusnya dapat mengidentifikasi identitas regional yang berada di daerahnya menurut masyarakat di daerah tersebut. Namun, sebagai salah satu bagian dari
masyarakat, maka identifikasi identitas regional menurut pemerintah lokal juga perlu dilakukan. Pemangku kepentingan lain adalah generasi muda, yang kelak
akan mewarisi identitas regional tersebut dan menentukan apakah identitas yang ada saat ini akan terus terjaga ataukah berubah mengikuti dinamika kehidupan.
Hal ini akan menentukan kekuatan kegiatan pariwisata di daerah tersebut.
B.1. Identitas Regional Kabupaten Tanah Datar menurut Pemerintah Lokal
Pemerintah lokal yang diwawancara meliputi responden yang bekerja di pemerintahan formal seperti camat, dinas pariwisata seni dan
budaya, serta bupati dan dari pemerintahan adat seperti niniak mamak, penghulu dan bundo kanduang. Identitas regional menurut kelompok tersebut
adalah upacara adat, seperti yang tertera pada gambar 27 dibawah. Dari grafik sederhana tersebut dapat terlihat bahwa sebagian besar
besar responden 38,33 memilih sistem ekonomi sebagai elemen budaya yang dapat menjadi identitas regional Kabupaten Tanah Datar. Sistem
ekonomi ini meliputi industri- industri seperti pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, perkebunan, perdagangan, dan industri pariwisata.
Berdasarkan hasil wawancara secara lebih mendalam mengenai sistem ekonomi ini, ternyata sebagian besar responden menyatakan bahwa
sistem ekonomi yang paling potensial menjadi identitas regional Kabupaten
Tanah Datar adalah industri pariwisata. Kebanyakan dari responden
mengungkapkan bahwa Tanah Datar dikenal sebagai tanah budaya, oleh karena itu segala nilai dan aspek kebudayaan tersebut harus dipertahankan.
Nilai-nilai kebudayaan tersebut tercermin dalam adat yang berlaku di tiap nagari di Kabupaten Tanah Datar. Adat tersebut dapat berbeda dalam
penerapannya di tiap nagari karena masing- masing memiliki kewenangan untuk menerapkannya. Oleh karena itulah, dalam penerapan adat sering
digunakan istilah adat salingka nagari. Adat yang diwariskan secara turun temurun tersebut memiliki sejarah yang sebagian besar berada di tempat-
tempat bersejarah yang kini oleh pemerintah daerah Kabupaten Tanah Datar ditetapkan sebagai cagar budaya. Cagar budaya inilah yang kini banyak
menjadi objek-objek wisata di Kabupaten Tanah Datar. Sebagian besar cagar budaya ini juga dikelilingi oleh pemandangan alam yang indah.
Saat ini, terdapat sekitar 9 objek wisata alam dan 40 objek wisata cagar budaya yang tersebar di seluruh Kabupaten Tanah Datar yang dapat
diakses oleh masyarakat. Jumlah tersebut dapat bertambah seiring dengan perkembangan pariwisata Kabupaten Tanah Datar.
10 20
30 40
50 60
A B
C D
E F
G H
I J
K L
M
Elemen Budaya Jumlah Responden
Jumlah
Gambar 26. Grafik Identitas Regional menurut Pemerintah Lokal
Keterangan: A
Pakaian H
Kesenian B
Rumah I
Upacara Adat C
Makanan J
Sistem Ekonomi D
Kerajinan Tangan K
Sistem Kekerabatan E
Alat Produksi L
Sistem Hukum F
Alat Permainan M
Sistem Pemerintahan G
Bahasa
Mela lui hasil wawancara pula banyak diketahui objek-objek wisata yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu icon bagi Kabupaten
Tanah Datar, baik yang sudah dikenal maupun yang belum terlalu banyak dikenal seperti Puncak Alai di Kecamatan Tanjung Alam dan Putaran Angin
di Danau Singkarak. Namun sebagian besar responden menyatakan bahwa Istana Pagaruyung dan Puncak Pato adalah dua tempat yang sangat bersejarah
dan memiliki arti penting bagi Kabupaten Tanah Datar dan bagi masyarakat Minangkabau.
Pemerintah lokal cenderung memilih sistem ekonomi, secara lebih spesifik lagi adalah industri pariwisata sebagai identitas regional karena
mereka cenderung lebih memiliki pengetahuan tentang budaya serta sejarah Tanah Datar serta mengetahui lokasi- lokasi yang menjadi cagar budaya atau
situ-situs sejarah yang ada di daerahnya. Pemilihan wisata sebagai identitas regional juga sedikit banyak didukung oleh pengetahuan mereka tentang aspek
yang paling memungkinkan untuk dikembangkan yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan daerah dan masyarakatnya dengan
memanfaatkan potensi yang ada, dalam hal ini lebih terfokus pada budaya dan sejarah serta situs-situs yang menjadi saksi sejarah tersebut.
Menurut pemerintah lokal melalui wawancara, wisata dapat memberikan peran penting dalam pembangunan nagari, misalnya saja menjadi
sumber pendapatan nagari. Saat ini pendapatan nagari terutama hanya berasal dari masjid dan balai pasar. Wisata selain dapat membantu melestarikan
nilai- nilai budaya dan sejarah juga dapat memberikan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar objek wisata tersebut.
Secara detail, dalam grafik multiple correspondence analysis MCA dibawah ini digambarkan hubungan antara karakteristik responden yang
diambil dengan jawaban yang diberikan yang dapat menunjukkan elemen budaya yang potensial untuk dikembangkan berdasarkan pemerintah lokal
serta latar belakang yang menunjang persepsi, motivasi, serta preferensi mereka yang tertuang dalam penilaian yang diberikan.
Dalam grafik tersebut terdapat banyak elemen budaya yang dapat dijadikan identitas regional, namun yang paling berpotensi adalah sistem
ekonomi karena gradiennya lebih besar. Sedangkan elemen budaya selain dari sistem ekonomi merupakan pencilan-pencilan data yang terjadi karena :
a. Memiliki jumlah lebih kecil b. Tidak memiliki pengaruh terhadap variabel- variabel yang ada
c. Memiliki jumlah yang sama pada dua variabel atau lebih. Jawaban yang diberikan oleh responden adalah penilaian terhadap
persepsi, motivasi, dan preferensi terhadap elemen-elemen budaya. Penilaian tersebut kemudian dikompilasi menjadi sebuah nilai yang kemudian diinput
menjadi data MCA. Berdasarkan grafik MCA maka dapat diketahui persepsi, motivasi dan preferensi pemerintah lokal terhadap identitas regional
Kabupaten Tanah Datar. Persepsi dari sebuah identitas dijabarkan apakah identitas tersebut masih dikenal, masih dipakai, masih membudaya dan
mempunyai keunikan menurut pemerintah lokal. Motivasi adalah dorongan atau keinginan pemerintah lokal untuk menggunakan atau melestarikan
kesenian yang ada dalam kehidupan mereka. Sedangkan preferensi adalah tingkat kesukaan mereka terhadap elemen budaya yang mereka pilih. Sistem
ekonomi sebagai identitas regional banyak dipilih oleh pemerintah lokal berjenis kelamin lelaki yang berusia antara 45-49 tahun dengan pendidikan
terakhir SLTA dan berpenghasilan antara Rp 700.000-1.500.000 per bulan.
Gambar 28. Grafik Biplot MCA Pemerintah Lokal
VAR1 VAR2
Pakaian Rumah
Makanan Kerajinan
Alat Produksi Alat Permainan
Bahasa
Kesenian Upacara Adat
Sistem Ekonomi Sistem Kekerabatan
Sistem Hukum
Sistem Pemerintahan A1
A2 B1
B2 B3
B4
B5
B6 B7
C1 C2
C3
C4 D1
D2
D3 D4
-3 -2
-1 1
2 3
-2,6 -1,8
-1,0 -0,2
0,6 1,4
63 Gambar 27. Grafik Biplot MCA Pemerintah Lokal
Koordinat 2
Koordinat 1
Legenda
B.2. Identitas Regional Kabupaten Tanah Datar menurut Pemuda Anak-anak
Responden yang diwawancara dan mengisi kuisioner adalah para pemuda yang diambil secara acak dan purposive. Beberapa yang diambil
secara purposive adalah mereka yang tergabung dalam ikatan pemuda nagari, termasuk ketua ikatanhimpunan pemuda tersebut. Tidak ada kriteria khusus
dalam pemilihan responden ini. Walaupun stakeholder yang diambil adalah pemuda dan anak-anak, namun seratus persen responden adalah pemuda. Hal
yang menjadi pertimbangan adalah bahwa kelompok pemuda sudah dapat lebih mengerti pertanyaan yang diajukan dalam wawancara maupun kuisioner
sehingga memudahkan pengambilan data. Berkaca dari berbagai forum yang melibatkan stakeholder pemuda dan anak-anak, yang sebagian besar diwakili
oleh pemuda, maka pengambilan sampel inipun dapat dianggap mewakili stakeholder pemuda dan anak-anak. Identitas regional menurut kelompok
tersebut adalah upacara adat, seperti yang tertera pada gambar 29 dibawah. Dari grafik sederhana tersebut dapat dilihat bahwa elemen budaya
yang dianggap menjadi identitas regional Kabupaten Tanah Datar adalah pakaian, hanya berbeda tipis dengan upacara adat. Berdasarkan hasil kuisioner,
banyak pemuda yang memiliki persepsi yang cukup tinggi terhadap berbagai kriteria yang berada pada pakaian, baik pakaian adat seperti pakaian adat
perkawinan, kesenian, dan lain- lain, maupun pakaian yang biasa dipakai
A1 Jenis Kelami Laki-laki
C1 Pendidikan terakhir SD
A2 Jenis Kelamin Perempuan
C2 Pendidikan terakhir SLTP
B1 Usia 40-44 tahun
C3 Pendidikan terakhir SLTA
B2 Usia 45-49 tahun
C4 Pendidikan terakhir Perguruan Tinggi
B3 Usia 50-54 tahun
D1 Pendapatan Rp 250.000-700.000 per bulan
B4 Usia 55-59 tahun
D2 Pendapatan Rp 700.000-1.500.000 per bulan
B5 Usia 60-64 tahun
D3 Pendapatan Rp 1.500.000-3.000.000 per bulan
B6 Usia 65-69 tahun
D4 Pendapatan Rp 3.000.000 per bulan
B7 Usia 70-74 tahun
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
A B
C D
E F
G H
I J
K L
M
Elemen Budaya Jumlah Responden
Jumlah
dalam kehidupan kesehariannya. Berbagai kriteria tersebut antara lain model, bahan, warna, aksesoris, dan motifdesain.
Grafik 28. Identitas Regional menurut Pemuda dan Anak-anak Keterangan:
A Pakaian
H Kesenian
B Rumah
I Upacara Adat
C Makanan
J Sistem Ekonomi
D Kerajinan Tangan
K Sistem Kekerabatan
E Alat Produksi
L Sistem Hukum
F Alat Permainan
M Sistem Pemerintahan
G Bahasa
Pakaian adalah salah satu elemen budaya yang sangat penting yang digunakan dalam berbagai acara dan waktu dalam kehidupan. Sebagian besar
responden menyatakan bahwa pakaian merupakan sesuatu yang dapat menjadi ciri khas suatu daerah dan dapat dilihat secara nyata. Pakaian menurut para
pemuda lebih mudah untuk diperlihatkan dan lebih mudah mengundang mata untuk melirik dan mengagumi keindahannya. Selain itu, pakaian dapat
memberikan penampilan yang berbeda terhadap pemakainya bila dibandingkan dengan penampilannya sehari-hari. Dengan alasan itulah para
pemuda sebagian besar memilih pakaian sebagai identitas regional Kabupaten Tanah Datar.
Selain pakaian, elemen budaya yang dipilih oleh pemuda yang tidak berbeda jauh dengan pakaian adalah upacara adat. Upacara adat yang paling
memiliki nilai tinggi dalam persepsi, motivasi, dan preferensi kelompok pemuda adalah upacara adat perkawinan. Minangkabau memiliki keunikan
tersendiri dari hal sistem kekerabatannya yaitu matrilineal yaitu kesatuan keturunan ditarik berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu. Hal ini
menyebabkan sistem perkawinannya pun sistem perkawinan matrilineal. Dalam perkawinan matrilineal, jika sepasang laki- laki dan perempuan
melakukan perkawinan, masing- masing pihak tetap menjadi anggota suku kaumnya. Suami tidak ikut istri dan istri tidak ikut suami, akan tetapi anak
yang lahir dari dari hasil perkawinan yang menjadi anggota kaum ibunya. Perkawinan seperti ini bersifat eksogami.
Berdasarkan pada sistem matrilineal, perkawinan merupakan persoalan dan urusan kaum kerabat mulai mencari pasangan, membuat
persetujuan, tunangan sampai acara perkawinan. Syarat perkawinan ada dua yaitu menurut syarak agama dan menurut adat.Tata cara perkawinan disetiap
nagari berbeda-beda mulai dari pakaian, tahap-tahap perkawinan, makanan dalam acara perkawinan dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan kata-kata
adat salingka nagari yang memang tiap nagari memiliki detil adat yang berbeda, walaupun secara garis besar hampir sama.
Para pemuda yang tergabung dalam ikatan pemuda atau himpunan pemuda nagari cenderung memiliki persepsi, motivasi, dan preferensi yang
tinggi terhadap upacara adat ini dibanding para pemuda yang tidak tergabung dalam ikatan pemuda. Mereka yang tergabung dalam ikatan pemuda
umumnya masih menghadiri acara pernikahan secara berkelompok, dan selama berada dalam acara pernikahan masih memegang adat-adat bertamu,
seperti saling berbalas petatah-petitih atau kata-kata adat dengan tuan rumah. Sistem kekerabatan merupakan pilihan berikutnya yang dipilih oleh
pemuda. Sistem kekerabatan Minangkabau yang unik menurut para pemuda dapat dijadikan sebagai elemen budaya yang potensial untuk dijadikan sebagai
identitas regional Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan wawancara, terkadang sistem kekerabatan yang memang sangat erat di Minangkabau terasa agak
mengikat bagi mereka yang berjiwa muda dan ingin memperoleh kebebasan seperti layaknya pemuda di luar Minangkabau. Namun ketika ditanya apakah
mereka masih ingin mempertahankan sistem kekerabatan tersebut mereka menyatakan bahwa mereka akan tetap memakainya dan mewariskannya pada
generasi mendatang, karena hal tersebut merupakan ciri khas Minangkabau yang tidak dimiliki oleh daerah manapun di Indonesia.
Persepsi, motivasi, dan preferensi pemuda terhadap elemen budaya dapat dilihat pada grafik MCA dibawah ini. Berdasarkan grafik MCA tersebut
dapat dilihat bahwa elemen budaya ya ng sangat potensial untuk dijadikan identitas regional menurut pemuda adalah pakaian, yang dipilih oleh 21 orang
responden yang sebagian besar adalah perempuan, penduduk asli, dan lama tinggal antara 15-20 tahun. Tidak berbeda jauh, bahkan titiknya pun berhimpit
dengan upacara adat, serta karakteristik responden yang memberikan penilaian pun hampir sama. Elemen budaya lain yang juga potensial adalah
sistem kekerabatan, meskipun asal dan lama tinggal sama, namun kebanyakan pemuda yang memilih sistem kekerabatan ini adalah laki- laki.
Namun demikian, persepsi, motivasi, dan preferensi pemuda terhadap elemen budaya sangatlah beragam. Tidak ada satupun elemen budaya yang
sangat menonjol yang dapat dijadikan identitas regional menurut pemuda, sekalipun jumlah responden yang diambil lebih besar agar dapat mewakili
keberagaman pemuda. Keberagaman ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor,
seperti tingkat kesukaan pemuda yang memang beragam karena pemuda cenderung masih berada dalam fase pencarian. Jika ini adalah kemungkinan
yang terjadi, maka arah pembangunan identitas regional guna menunjang pariwisata berkelanjutan berdasarkan pemuda, maupun sosialisasinya segmen
pemuda harus direncanakan secara lebih mendetail, karena mau tidak mau para pemuda inilah yang akan mempertahankan identitas regional tersebut.
Hal lain yang dapat menyebabkan beragamnya penilaian pemuda adalah kekurangtahuan pemuda terhadap elemen-elemen budaya yang ada
daerah yang mereka tinggali. Kekurangtahuan ini dapat menyebabkan para pemuda memberikan persepsi, motivasi, dan preferensi berdasarkan
pengetahuan mereka yang terbatas tentang budaya daerah Tanah Datar secara khusus. Secara umum, mereka hanya memiliki pengetahuan tentang budaya
Minangkabau melalui pelajaran yang mereka dapatkan ketika berada pada sekolah menengah.
Hal sebaliknya dapat pula terjadi, para pemuda tidak memiliki pengetahuan umum tentang elemen-elemen budaya di Tanah Datar karena
hanya mengetahui budaya lokal yang berada di nagarinya sendiri dan nagari yang berada dekat dengan tempat tinggalnya.
Kedua kemungkinan tersebut dapat dilihat dari penilaian yang diberikan oleh para pemuda dalam kuisioner yang diisi. Kedua kemungkinan
yang disebutkan terakhir memang tidak terlalu buruk jika dibandingkan bila para pemuda tidak mengetahui sama sekali identitas regional daerah mereka,
namun bila kondisi yang ada terus berlanjut bukan tidak mungkin pengetahuan para pemuda dapat terus terdegradasi sehingga pengetahuan mereka akan
budaya dan sejarah Kabupaten Tanah Datar yang konon menjadi identitas kabupaten tersebut menurut para pendahulunya akan menghilang.
Satu hal yang positif dari perubahan sistem desa kembali menjadi sistem nagari babaliak ka nagari adalah besarnya kemungkinan para pemuda
untuk dapat mengenal kebudayaan dan sejarah daerahnya secara lebih mendalam. Hal ini sudah dimulai dengan diberlakukannya peraturan dimana
para siswi harus memakai jilbab dan baju kurung. Penerapan peraturan ini merupakan salah satu implementasi dari mengembangkan budaya daerah
dengan aspek khusus Islami. Secara umum, para pemuda ini mengungkapkan bahwa mereka sangat
mendukung upaya pelestarian budaya Minangkabau pada khususnya dan budaya Kabupaten Tanah Datar pada khususnya. Meskipun mereka dibesarkan
dalam sistem pemerintahan desa yang tidak terlalu berpegang pada adat istiadat sekokoh seperti pada sistem nagari, dan walaupun mereka masih
belum terlalu familiar dengan perubahan pemerintahan yang terjadi, namun mereka bersedia untuk mempelajarinya.
Gambar 30. Grafik Biplot MCA Pemuda dan Anak-anak
Koordinat 1 Koordinat 2
Pakaian Rumah
Makanan Kerajinan Tangan
Alat Produksi
Alat Permainan Bahasa
Kesenian
Upacara Adat Sistem Ekonomi
Sistem Kekerabatan Sistem hukum
Sistem Pemerintahan A1
A2 B1
B2 C1
C2 C3
C4
-2,5 -2,0
-1,5 -1,0
-0,5 0,0
0,5 1,0
1,5
-4 -3
-2 -1
1 2
69 Gambar 29. Grafik Biplot MCA Pemuda Anak-anak
Koordinat 2
Koordinat 1
Legenda: G1
Pakaian G12
Sistem hukum G2
Rumah G13
Sistem pemerintahan G3
Makanan A1
Jenis Kelami Laki-laki G4
Kerajinan tangan A2
Jenis Kelamin Perempuan G5
Alat produksi B1
Penduduk Asli G6
Alat permainan B2
Pendatang G7
Bahasa C1
Lama Tinggal 3-5 tahun G8
Kessenian C2
Lama Tinggal 10-15 tahun G9
Upacara adat C3
Lama Tinggal 15-20 tahun G10
Sistem ekonomi C4
Lama Tinggal 20 tahun G11
Sistem kekerabatan
C. Peluang, Hambatan, dan Pengembangan Identitas Regional