peran yang berbeda kepada peserta didik, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Model-model pembelajaran tidak dapat dinilai mana yang paling baik
diantara yang lainnya. Model pembelajaran dapat dikatakan baik apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi tertentu. Oleh karena itu, beberapa model
pembelajaran yang ada perlu kiranya diseleksi model pembelajaran yang mana yang paling baik untuk mengajarkan suatu materi tertentu.
2.4 Pembelajaran Konstruktivistik
Konstruktivistik berasal dari kata “to construct” yang artinya
membangun. Menurut teori konstruktivisme seseorang harus membangun sendiri pengetahuannya. Proses mengkonstruksi pengetahuan tersebut melalui interaksi
dengan obyek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang ke orang lain tetapi harus diinterpretasikan
sendiri oleh masing-masing orang Suparno, 1997:28. Hal serupa juga diungkapkan Rifa’i dan Anni 2011:137 bahwa inti sari teori konstruktivisme
adalah bahwa peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri.
Berdasarkan keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajaran yang mendayagunakan
kemampuan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran melalui peran aktif peserta didik dalam menemukan, mempraktikan, dan mengembangkan
sesuatu yang baru pada diri peserta didik. Menurut Rifa’i dan Anni 2011:137 belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Peserta didik yang memahami dan
mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus mampu memecahkan masalah, menemukan discovery sesuatu untuk dirinya sendiri, dan
berkutat dengan berbagai gagasan. Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran mendukung peserta didik untuk membangun pengetahuannya
sendiri, sehingga pembelajaran akan berpusat pada peserta didik bukan pada guru. Suparno 1997:73 menyebutkan enam prinsip dalam pembelajaran
konstruktivistik. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1 pengetahuan dibangun oleh peserta didik secara aktif, 2 tekanan dalam proses belajar terletak pada peserta
didik, 3 mengajar adalah proses membantu peserta didik, 4 tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, 5 kurikulum
menekankan partisipasi peserta didik, dan 6 guru adalah fasilitator. Pembelajaran konstruktivistik mengharuskan peserta didik untuk berpikir
kritis, menganalisis, membandingkan, mengembangkan, menyusun hipotesis hingga membuat kesimpulan dari masalah yang ditemukan. Sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik, menata lingkungan belajar peserta didik agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung
dengan baik.
2.5 Model Pembelajaran Learning Cycle 7E