4.1.2.3 Bertanya
Kemampuan bertanya oleh guru Penjasorkes perempuan secara nyata lebih baik dibandingkan guru Penjasorkes laki-laki, terbukti dari rata-ratanya sebesar 80,63
sedangkan kemampuan bertanya guru penjasorkes laki-laki hanya sebesar 73,54. Hasil uji t juga diperoleh nilai t
hitung
= -4,45 dengan p value = 0,000 0,05. Tabel 4.9. Analisis Deskriptif Bertanya
No Bertanya
Laki-laki Perempuan
f f
1 Sangat baik 28
35.00 43
53.75 2 Baik
34 42.50
27 33.75
3 Kurang baik 17
21.25 10
12.50 4 Tidak baik
1 1.25
0.00 Jumlah
80 100
80 100
Seperti tercantum pada tabel 4.9, sebanyak 35 responden memandang bahwa guru Penjasorkes laki-laki memiliki kemampuan bertanya sangat baik, 42,5
menyatakan baik, namun masih ada 21,25 yang menyatakan kurang baik bahkan 1,25 menyatakan tidak baik. Sedangkan persepsi terhadap guru Penjasorkes
perempuan relatif berbeda. Sebanyak 53,75 responden menyatakan guru Penjasorkes perempuan mampu bertanya sangat baik, 33,75 menyatakan baik dan
masih ada 12,5 menyatakan kurang baik. Tingginya kemampuan bertanya pada guru Penjasorkes perempuan terlihat dari aktivititas siswa bertanya apabila tidak jelas
dalam mengikuti pelajaran, siswa mau mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang disampaikan oleh guru dan berusaha mencari pemecahan atas masalah
pembelajaran Penjasorkes.
4.1.2.4 Variasi Pembelajaran
Kemampuan guru penjasorkes perempuan ternyata secara signifikan lebih baik dalam melakukan variasi pembelajaran dibandingkan guru Penjasorkes laki-laki.
Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa rata-rata melakukan variasi pembelajaran pada guru penjasorkes laki-laki sebesar 72,38 sedangkan pada guru penjasorkes
perempuan sebesar 75,63. Hasil uji t diperoleh nilai t
hitung
= -2,01 dengan p value = 0,047 0,05.
Tabel 4.10. Analisis Deskriptif Variasi Pembelajaran No
Variasi Pembelajaran Laki-laki
Perempuan f
f 1 Sangat baik
23 28.75
30 37.50
2 Baik 32
40.00 30
37.50 3 Kurang baik
23 28.75
20 25.00
4 Tidak baik 2
2.50 0.00
Jumlah 80
100 80
100 Seperti tercantum pada tabel 4.9 memperlihatkan bahwa 28,75 responden
memandang bahwa kemampuan guru Penjasorkes laki-laki dalam melakukan variasi dalam kategori sangat baik, 40 menyatakan baik, namun masih ada 28,75
menyatakan kurang baik dan 2,5 menyatakan tidak baik. Berbeda dengan guru Penjasorkes perempuan, sebanyak 37,5 responden menyatakan sangat baik, 37,5
menyatakan baik dan hanya 25 menyatakan kurang baik. Data tersebut menunjukkan adanya kecenderungan bahwa rata-rata guru Penjasorkes perempuan
memiliki kemampuan melakukan variasi pembelajaran lebih besar dibandingkan guru Penjasorkes laki-laki. Bukti secara empiris, bila terjadi ketidaklengkapan sarana
dan prasarana, guru mencari jalan alternatif untuk menyampaikan materi yang akan
diajarkan. Guru perempuan juga mampu memodifikasi alat jika peralatan sekolah kurang memadai, memodifikasi peraturan jika peraturan sesungguhnya tidak dapat
diterapkan. Penyampaian materi yang diberikan berdasarkan buku sumber dan memberikan penjelasan dan mempraktekkan semua materi yang akan diajarkan.
4.1.2.5 Kejelasan Materi