Analisis Feminisme Tokoh Rie Dalam Novel The Scent Of Sake Karya Joyce Lebra Joyce Lebra No Shousetsu No “The Scent Of Sake” No Feminizumu No Bunseki
ANALISIS FEMINISME TOKOH RIE DALAM NOVEL THE SCENT OF
SAKE KARYA JOYCE LEBRA
JOYCE LEBRA NO SHOUSETSU NO “THE SCENT OF SAKE” NO
FEMINIZUMU NO BUNSEKI
SKRIPSI
SkripsiinidiajukankepadapanitiaujianFakultasIlmuBudayaUniversitas Sumatera
Utara Medan
untukmelengkapisalahsatusyaratujiansarjanadalambidangIlmuSastraJepang
Oleh:
DEWI YOHANA MANALU
NIM: 100708047
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
(2)
ANALISIS FEMINISME TOKOH RIE DALAM NOVEL THE SCENT OF
SAKE KARYA JOYCE LEBRA
JOYCE LEBRA NO SHOUSETSU NO “THE SCENT OF SAKE” NO
FEMINIZUMU NO BUNSEKI
SKRIPSI
SkripsiinidiajukankepadapanitiaujianFakultasIlmuBudayaUniversitas Sumatera
Utara Medan
untukmelengkapisalahsatusyaratujiansarjanadalambidangIlmuSastraJepang
Oleh:
DEWI YOHANA MANALU
NIM: 100708047
Pembinbing I
Pembimbing II
ZulnaidiS.S,M.Hum
Mhd.Pujiono,S.S,M.Hum
NIP.1967 0807 2004 01 1001
NIP.1969 1011 2002 12 1001
DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(3)
DisetujuiOleh :
FakultasIlmuBudaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Medan, 5 januari 2015
DepartemenSastraJepang
Ketua,
Drs.EmanKusdiyana,M.Hum
NIP.196000919 1988 03 1001
(4)
KATA PENGANTAR
PujidansyukurpenulishaturkankepadaTuhan yang MahaEsaberkatkasihdanrahmatnya yang telahdiberikankepadapenulissehinggadapatmenyelesaikanpenulisanskripsiini.
Skripsi ini berjudul ANALISIS FEMINISME TOKOH RIE DALAM NOVEL “THE SCENT OFSAKE”KARYA JOYCE LEBRA.SkripsiinidiajukanuntukmemenuhipersyaratandalammencapaigelarkesarjanaanpadaF akultasIlmuBudayaDepartemenSastraJepangUniversitas Sumatera Utara Medan.
Selamapenulisanskripsiini,penulismenyadarimasihbanyakterdapatkekurangandalambe rbagaihal,Baikpenulisanmaupunanalisisnya,meskipundemikianpenulisberharapskripsiinidapat bergunabagipembacanya.
Dalampenulisanskripsiini,penulisbanyakmenerimabantuanberbagaipihak.Olehkarenait u,penulisinginmengucapkanterimakasih yang sebesar-besarnyakepadabeberapapihaksebagaiberikut:
1. BapakDr.SyahronLubis,M.A., selakuDekanFakultasIlmuBudayaUniversitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs.
EmanKusdiyana,M.Hum,SelakuKetuaDepartemenSastraJepangUniversitas Sumatera Utara.
3. BapakZulnaidi,S.S,M.Hum, SelakuDosenpembimbing I yang dalamkesibukannyasebagaipengajartelahmenyediakanwaktudanpikirandalammembim bingdanmengarahkanskripsiini.
4. Bapak Muhammad Pujiono,S.S,M.Hum,SelakuDosenpembimbing II yang telahbanyakmembimbingdanmembantupenulisdalamperbaikanpenulisanskripsiini.Teri
(5)
makasihatasbimbingannyadanarahan yang di berikanselam proses penyusunanskripsiini.
5. DosenPengujiSkripsi,yang
telahmenyediakanwaktuuntukmembacadanmengujiskripsiini.Terimakasihjugapenulis
ucapkankepadasemuadosendanstafFakultasIlmuBudaya,Khususnyadosen-dosenDepartemenSastraJepang yang telahmembimbingdanmemberikanilmu yang sangatbermanfaat.
6. Yang paling utamaterimakasih yang sangatbesarkepada orang tersayang,yaitukedua orang tuapenulis,BapakS.ManaludanIbuA.Silitonga,orang tuaterbaik yang telahmemberikansegalanyauntukpenulisdanselalumemberikanperhatian,doa,nasihatda nmaterikepadapenulis.
7. Kepadaadikpenulis,Asha Grace sisiliamanalu,Gloria margarethamanalu,Jonathan firmanmanalu,terimakasihkarenatelahmendukung,menghiburdanmembantupenulisdal amkondisiapaun.
8. Kepadateman-temanpenulisyaitu Inna Nofika,ArienArdiba,TitraSianturi,NurulHasanah,danCiciTyaFuradenti yang telahbersama-samadenganpenulisdanselalubersediadiajakdiskusimengenaiapapun. 9. TerimakasihuntukRijaSablinadanNurlaila S.S yang
selamainibersama-samadenganpenulis,menghiburdanmembantupenulisdalambanyakhal.
10.Terimakasihbuatteman-temanseperjuangan Aotake‟10,terimakasihatasinformasi yang diberikanselama 4 tahunberada di kampus.Kepada senior danJuniorterimakasihtelahmemberikan support kepadapenulis.
(6)
Penulismenyadaribahwatidakada yang sempurna.Skripsiinijugajauhdarisempurnatetapiberkatbimbingan,kritik,saran,danpeng arahandarisemuapihakmakapenyusunanskripsiinidapatterselesaikandenganbaik.Akhir kata semogaskripsiinidapatbermanfaatbagi para pembaca.
Medan,7januari2014 Penulis
(7)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………...v
DAFTAR ISI ………...viii
BAB I. PENDAHULUAN………...1
1.1. LatarBelakangMasalah ……….. 1
1.2. PerumusanMasalah ……….. 5
1.3. RuangLingkupPembahasan………..5
1.4. TinjauanPustakadanKerangkaTeori ………. 6
1.5. TujuandanManfaatPenelitian ……….14
1.6. MetodePenelitian ………15
BAB II. TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “THE SCENT OF SAKE”DAN KONSEP FEMINISME ……….16
2.1. Definisi Novel ………. 16 2.2. Resensi Novel ………..19
1.2.1 Tema ………19
1.2.2 Alur (plot) ………20
1.2.3 Latar (setting) ………..24
1.2.4 Penokohan (perwatakan) ……….25
1.2.5 Sudut Pandang (PusatPengisahan) ……….28
2.3. Konsepfeminisme....………31
2.4. Feminismedalammasyarakatjepang ………..41
(8)
BAB III. ANALISIS FEMINISME TOKOH RIE DALAM NOVEL “THE SCENT
OF SAKE KARYA JOYCE LEBRA” ………
51
3.1. SinopsisCerita Novel “THE SCENT OF SAKE” ………..51 3.2. Kedudukanwanitajepangberdasarkansejarah ………...53
3.2.1. Kedudukanwanitajepangsebelumrestorasimeiji …………..56 3.2.2. kedudukanwanitajepangsesudahrestorasimeiji……….57 3.3 AnalisisFeminismecuplikancerita Novel “The Scent of Sake”
karyajoycelebra……… ………..61
3.3.1. kedudukandanperanDalambidangsosial ……….61 3.3.2. kedudukandanperanDalambidangekonomi ……….67
BAB IV. Kesimpulan Dan Saran
………..73
4.1. Kesimpulan………..73 4.2. Saran………74 DAFTAR PUSTAKA
(9)
ABSTRAK
Karyasastrasebagaibentukdanhasilsebuahpekerjaankreatif, padahakikatnyaadalahsuatu media yang mendayagunakanbahasauntukmengungkapkantentangkehidupanmanusia.
形状や創造的 仕事 結果 し 文学 本質的 人間 生活 い 明ら
し 言語を利用し 媒体 ある
Novel pada umumnya terdiri dari beberapa bab, disetiap babnya memiliki alur cerita yang berbeda-beda sehingga hubungan antar bab memiliki hubungan yang erat. Apabila membaca sebuah novel hanya satu bab saja, maka tidak akan menghasilkan keutuhan cerita dari novel tersebut, karena keutuhan sebuah cerita dalam sebuah novel meliputi keseluruhan bab.
小 一般 各章 各章 関係 密接 関係を持 よう 異 いるケ
ダーモーを持 いく 章 構成され います 小 を 1章 ある
場合 小 物語 整合性 章全体をカトーし いる それ 小 物語 整
合性を生成しません
feminismeialahgerakaanwanita yang menuntutpersamaanhaksepenuhnyaantarakaumwanitadanpria.
Feminismeialahteoritentangpersamaanantaralai-lakidanwanitabidangpolitik,ekonomi, dansosial; ataukegiataanterorganisasi yang mgmperjuangkanhak-haksertakepentinganwanita.
ネゟプッゲヘ 女性運動 女性 男性 間 完全 平等 権利を要求し
いる ある ネゟプッゲヘ メイ 治 経済 社会 男女間 平等 理論 あ
(10)
Feminismememfokuskandiripadapentingnyakesadaranmengenaipersamaanhakantarawani tadanpriadalamSemuabidang. Teoriiniberkembangsebagaireaksidarifakta yang terjadidimasyarakat, yaituadanyakonflikkelas, konflikras, dan, terutama, karenaadanyakonflik gender. Feminismemencobauntukmendekonstruksisistemyangmenirnbulkankelompok yang mendominasidandidominasi,sertasistemhegemoni di manakelompoksubordinatterpaksaharusmenerimanilai-nilai yang ditetapkanolehkelompok yang berkuasa.
ネゟプッゲヘ す 女性 男性 間 平等 意識 要性 焦点を
当 います 理論 原因グゟンジー紛争 地域社会 特 ェメケ 競合
人種的対立 そし す わ 存在 発生し 事実 応 し 開発されまし ネ
ゟプッゲヘ 支配 支配基 らび 下位エャーハ 与党 設定され 値を受
入れる を余儀 くされ いる覇権 クケゾヘを発生させ クケゾヘを解体しよう
します.
Dalampenelitianinipenulismenggunakanmetodekualitatif.Disinipenulisakanmenguraikand anmenjelaskansecermatmungkinmasalah-masalahfeminismetokohutama yang terdapatdalam novel “The Scent Of Sake”karya Joyce Lebra.Sementaraituteknik yang penulisgunakanuntukmengumpulkan data adalahdenganmetodestudikepustakaan.
本研究 著者 定性的 ベソッチを使用し いまし 著者
(11)
れ 明し 明します 私 ターシを 集する 使用する技法 ら文献 研
究方法 ある
Dalam novel “The Scent Of Sake” terdapatsatutokohutama,yaituRieomura, yang terhimpitoleh system budayajepang yang kunoterlahirmenjadiperempuandikeluarganyaadalahsebuahkontradiksi.sebagaipewarisbisnissake, tapitidakbolehmemasukigudangpembuatansake,karenaseorangperempuanakanmembuat sake menjadimasam,tapidiacerdasmenyusunstrategi,bukanhanyamembuat sake keluargaomuramenjadinomorsatutapijugamerubah system budaya yang kuno.
小 酒 香り 家族 中 女性 る 生まれ 日本古来 文化クケ
ゾヘ よ 虐 1主人公 す わ 理恵大村 ある矛盾 ある ビグネケ酒 相続人
し く 女性 酸 い酒 る ろう し 倉庫 酒造りを入力する
ません し 彼 唯一 家族 大村 ヂントーワン ある 作る
く 古代 クケゾヘ 文化を変更し い ケブーダ 戦略 ある
TokohRieini, merupakantokoh yang patutdicontohbaikbagi para wanita di zaman Edo maupunmasakini. Sifatnya yang patutdicontohadalahsifatpekerjakerasnyadankeoptimisan yang selaluiaterapkansehinggamampumengarahkanbisnisnyamenujukearahkesuksesan.
Memangiatelahmelanggartradisi,
akantetapipelanggarantersebuttidakmendatangkankesengsaraanbagikehidupannya,
justrumendatangkankesuksesan di masadepan. Terkadang, tradisi yang telahditetapkandarimasakemasatidaksepenuhnyasesuaidengankeadaanmasing-masing orang.
(12)
Makadariitu,
seiringdenganberjalanwaktutradisitersebutakanhilangdikarenakankebutuhandangayahidupmanusi a yang berubahdariwaktukewaktu.
理恵 図 江戸時代 現在 女性 両方 例示 ある図 それ 典型
的 成功 向 事業を操縦する 常 彼 適用彼 デーチワーキンエ自
然 楽観 す 確 彼 伝統を破 犯罪 生活 しん 持 来
それ 将来的 成功を らします 時 随時確立され いる伝統 各人 状況
完全 適 ありません し そ 伝統 実行時間 人間 ッーゲやメイ
ネケシイャ 失われ しまいます 随時変更されまし
Novel inijugamenggambarkantentangsistempemerintahan yang dipegangoleh shogun. Padasaatitukeshogunansudahsangatlemahlalumelepaskankekuasaannyakepadakaisar.
Makaterjadilahrestorasikekaisaran yang disebutrestorasimeiji. Di era yang baruinibanyakterjadiperubahan yang berdampak
positifbagiperekonomianmasyarakatdanmemberikanpengaruhbaikbagibisnis sake Omura.
小 ま 将軍 よ 保持され いる 府 クケゾヘを記載し いる 当
時幕府 非常 弱く 天皇 電力を 棄 そ 後 明治維新 呼 れる帝国 修復
あ 積極的 地域社会 経済 影響を与える ビグネケ酒大村 良い影響を
与える多く 変更を 新しい時代
Bentuk feminism di jepangtentuberbedadengan feminism di Indonesia.Pandangantradisionaldimanawanitadalammasyarkathanyalahmenjadiiburumahtanggad
(13)
anmembesarkananak-anaknyasebenarnyamulaiberuahdalamgenerasimudajepang.Namungenerasitua,yangmemegangm
ayoritas di
perusahaandankekuasaanpolitik,tampaknyabelummenerimakenyataanmasuknyawanitadalamduni akerja.
日本 女性 形 インチネクア ネゟプッゲヘ 異 ります 主婦
ある や子 を育 る 実際 日本 い世代 変化し始 る社会 る女性
伝統的 見解 し し 会社 治力 過半数を古い世代 労働力 女性 ゠ン
(14)
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi (Luxemburg dkk,1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia.
Kata novel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: karangan prosa yang panjang mengabungkan rangkaian cerita kehidupan sesorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Novel pada umumnya terdiri dari beberapa bab, disetiap babnya memiliki alur cerita yang berbeda-beda sehingga hubungan antar bab memiliki hubungan yang erat. Apabila membaca sebuah novel hanya satu bab saja, maka tidak akan menghasilkan keutuhan cerita dari novel tersebut, karena keutuhan sebuah cerita dalam sebuah novel meliputi keseluruhan bab. ”suatu cerita yang bermain dalam dunia manusia dan benda yang ada disekitar kita, tidak mendalam, tidak banyak melukiskan satu saat dari kehidupan seseorang, dan lebih mengenai sesuatu episode”.
Novel dalam sejarah kemunculannya di Indonesia, telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu sebagai karangan fiksi yang mengandung daya imajinatif yang sangat kreatif dari pengarangnya, baik dari unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya. Novel dalam bentuk penyajiannya mengungkapkan segala sesuatunya secara bebas dan sangat rinci dan lebih banyak menghadirkan berbagai masalah yang lebih banyak dan lebih kompleks, hal ini masuk dalam membangun unsur cerita yang terdapat dalam novel tersebut.
(15)
Jadi, novel dalam keberadaannya sangatlah dekat dengan masyarakat, dan bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia saat ini. Kekreatifan seorang pengarang akan lebih terlihat dari cara ia menjelaskan segala sesuatunya secara rinci disetiap cerita yang ia sampaikan dalam karyanya. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro,2010:23). Adapun unsur-unsur intriksik yang berkaitan dengan penelitian analisis feminisme adalah tema,tokoh,penokohan dan amanat
Menurut Nurgiyantoro (2010:25) tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan,seperti masalah cinta,kasih,rindu,takut,maut,relegius,dan sebagainya. Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran,sesuatu yang menjadi persoalan pengarang. Tema merupakan persoalan yang diungkapkan dalam sebuah karya sastra.
Menurut Aminudin (1995:79) Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro,2000:165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang di tampilkan dalam sebuah cerita. Berdasarkan pendapat para ahli, penokohan memilki pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan tokoh.penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan,dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam suatu cerita.
Gender adalah perbedaan prilaku antara laki-laki dan perempuan yang di konstruksikan secara sosial, yakni perbedaan yang di ciptakan manusia melalui proses social dan cultural yang panjang, (Sugihastuti 2010:23). Fakih (2010:8) berpendapat bahwa konsep gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan secara social maupun cultural.
(16)
Pada dasarnya tujuan dari feminisme adalah menyamakan kedudukan atau derajat perempuan dan laki-laki. Feminisme memperjuangkan kemanusiaan kaum perempuan, memperjuangkan perempuan sebagai manusia merdeka secara utuh. Nilai-nilai yang terkandung dalam feminisme yaitu pengetahuan dan pengalaman personal, misalnya antara perempuan berkulit putih dan hitam tentu saja akan berbeda.
Kemudian rumusan tentang diri sendiri, yaitu perempuan berhak merumuskan tentang dirinya. Dan selanjutnya adalah kekuasaan personal, yaitu perempuan memiliki kekuasaan atas dirinya dan segala yang ia punya baik pikiran, perasaan, dan tubuhnya. Berikutnya bahwa feminisme menghormati keadilan. Sedangkan kreatifitas berarti bahwa feminisme adalah proses mengusung nilai-nilai perjuangan baru yang luas dan terbuka. Dan yang terakhir politik pribadi apabila kita memahami antara sosialitas dan subyektifitas politik situasi perempuan, maka juga akan memahami penulisan, tema, genre, dan struktiur penulis wanita. Selain itu ada pula kritik sastra feminis psikoanalitik yang biasanya ditempatkan pada tulisan wanita karena tokoh wanita biasanya merupakan cerminan penciptanya.
Menurut Sofia (2009:52-59) dalam (http://junaedijuju.blogspot.com)sikap dan tindakan yang dilakukan oleh perempuan untuk melepaskan diri dari dominasi patriaki adalah dengan cara memberikan pemahaman dan mengutarakan pendapat.Teori feminisme yang dipersembahkan untuk menciptakan kultur perempuan yang radikal dan terpisah.
Beberapa feminis radikal berpikir bahwa patriakhi merupakan kultur yang trans-historis dan meliputi semua dan oleh karnanya mereka percaya bahwa perempuan hanya akan bebas dalam suatu kultur perempuan alternative. Hegemoni Patriakhi mendorong beberapa feminis untuk menarik diri dari aksi politik tradisional dan malah membelok untuk menciptakan duni perempuan yang terpisah. Mary Dary khususnya mendeskripsikan banyak strategis feminis cultural untuk melakuakan perubahan sosial. Dalam Gyn / ecologi , dia
(17)
“ membalikan ujung jarum kosmis” perempuan akan menciptakan kultur baru dengan ritual, symbol, dan bahasa feminis yang baru feminis. Para kritikus menyatakan bahwa feminisme cultural masih mengabaikan persoalan sampai sejauh mana keperempuanan itu berfungsi sebagai pelengkap bagi laki- laki.
Feminisme radikal mendeskripsikan kultur perempuan sebagai masyarakat yang penuh dengan nilai-nilai keseluruhan, kepercayaan, dan pengasuhan. Menurut feminis radikal pemisahan antara pengalaman laki-laki dan perempuan berarti bahwa setiap masyarakat sebagai akibatnya, mempunyai dua kultur-yang terlihat, yaitu yang laki-laki dan tidak terlihat, adalah perempuan. Misalnya Susan Griffin menyatakan bahwa dualisme buatan masyarakat antara kultur dan natur, intelek dan emosi berasal dari ketakutan akan tubuh dan membawa pada pembagian kerja yang menjangkau semua. Audre Laurde menyatakan bahwa definisi kultur masyarakat dan pada saat yang sama ketakutan terhadap kaitan puisi dengan wilayah pikiran tidak dikenal yang tergabung dalam ketakutan patriakis akan perempuan, akan kegelapan, dan nilai-nilai hitam yang menunjukkan rahasia pengetahuan yang lebih tua.
Pada awalnya antara pria dan wanita terdapat kesetaraan jender pembagian kerja di antara mereka dilakukan berdasarkan fungsi biologis (kodrat) masing-masing. Namun dalam perkembangannya kemudian muncul perbedaan jenis pekerjaan yaitu pekerjaan luar (publik) yang umum dilakukan oleh pria dan pekerjaan dalam/rumah tangga (domestik) yang umumnya dikerjakan oleh wanita.
Di dalam novel The Scent of sake karya Joyce Lebra terlihat bahwa kehidupan seorang tokoh utama Rie yang mengalami tekanan dalam keluarganya.hak-haknya telah di batasi dan tak dianggap kehadirannya,serta sistem budaya yang menghimpit kehidupan tokoh Rie.
(18)
Berdasarkan pada uraian di atas, penulis tertarik membahas penelitian dengan memilih judul
“ANALISIS FEMINISME TOKOH RIE DALAM NOVEL THE SCENT OF SAKE
karya JOYCE LEBRA”.
C.Rumusan Masalah
Pada dasarnya gerakan feminisme ini muncul karena adanya dorongan ingin menyetarakan hak antara pria dan wanita yang selama ini seolah-olah wanita tidak dihargai dalam pengambilan kesempatan dan keputusan dalam hidup. Wanita filerasa terkekang karena superioritas pria dan wanita hanya dianggap sebagai "burnbu penyedap" dalam hidup pria. Adanya pemikiran tersebut tampaknya sudah membudaya sehingga wanita harus berjuang keras untuk menunjukkan eksistensi dirinya di mata dunia.
Berdasarkan Uraian di atas penulis dapat menarik beberapa ,yaitu:
1.Bagaimanakah kedudukan dan peran wanita dalam novel the scent of sake karya Joyce Lebra ?
2.Bagaimanakah perjuangan tokoh wanita dalam mewujudkan feminisme dalam novel The Scent Of Sake karya Joyce Lebra ?
D.Ruang lingkup penelitian
Untuk mencegah agar masalah tidak berkembang terlalu luas dan penelitian menjadi terarah sesuai dengan tujuan yang ingin di capai di perlukan pembatasan masalah.
Data yang di gunakan pada penelitian adalah novel The scent of sake dengan kajian feminisme,edisi pertama,tahun terbit 2013 dan berjumlah 548 halaman.
Menurut Moleong (2002:63) mengatakan bahwa pembatasan masalah adalah bimbingan dan arahan untuk menentukan data yang perlu dikumpulkan dan data yang relevan
(19)
dengan masalah penelitian.Didalam novel The Scent of sake karya Joyce Lebra peneliti membatasi kajian pada pada kedudukan dan peran tokoh Rie dalam novel The scent of sake karya Joyce Lebra di tinjau dari aspek feminisme.
E.Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.Tinjauan Pustaka
Menurut Mursal Esten (1978 : 9)Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Jakop Sumardjo dalam bukunya yang berjudul "Apresiasi Kesusastraan" mengatakan bahwa karya sastra adalah sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya. Rekaman ini menggunakan alat bahasa. Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain.
Pada dasarnya, karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena karya sastra dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi. Karya sastra dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin. Hiburan ini adalah jenis hiburan intelektual dan spiritual. Karya sastra juga dapat dijadikan sebagai pengalaman untuk berkarya, karena siapa pun bisa menuangkan isi hati dan pikiran dalam sebuah tulisan yang bernilai seni.
(20)
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.
Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.
Menurut khasanah kesusastraan Indonesia modern, novel berbeda dengan roman. Sebuah roman menyajikan alur cerita yang lebih kompleks dan jumlah pemeran (tokoh cerita) juga lebih banyak. Hal ini sangat berbeda dengan novel yang lebih sederhana dalam penyajian alur cerita dan tokoh cerita yang ditampilkan dalam cerita tidak terlalu banyak.Dalam ilmu sastra, feminisme ini berhubungan dengan konsep kritik sastra feminis, yaitu studi sastra yang mengarahkan fokus analisis kepada wanita. Kritik sastra feminis bukan berarti pengeritik wanita, atau kritik tentang wanita, atau kritik tentang pengarang wanita. Arti sederhana yang dikandung adalah pengeritik memandang sastra dengan kesadaran khusus; kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak berhubungan dengan budaya, sastra, dan kehidupan. Membaca sebagai wanita berarti membaca dengan kesadaran membongkar praduga dan ideologi kekuasaan laki-laki yang androsentris atau patrialkal, yang sampai sekarang masih menguasai penulisan dan pembacaan sastra. Perbedaan jenis kelamin pada diri penyair, pembaca, unsur karya dan faktor luar itulah yang mempengaruhi situasi sistem komunikasi sastra. Endraswara (2003: 146) mengungkapkan bahwa dalam menganalisis karya sastra dalam kajian feminisme yang difokuskan adalah:
(21)
a. Kedudukan dan peran tokoh perempuan dalam sastra,
b. Ketertinggalan kaum perempuan dalam segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan aktivitas kemasyarakatan,
c. Memperhatikan faktor pembaca sastra, bagaimana tanggapan pembaca terhadap emansipasi wanita dalam sastra..
Menurut Kolodny dalam Djajanegara (2000: 20-30) menjelaskan beberapa tujuan dari kritik sastra feminis yaitu:
a. Dengan kritik sastra feminis kita mampu menafsirkan kembali serta menilaikembali seluruh karya sastra yang dihasilkan di abad silam;
b. Membantu kita memahami, menafsirkan, serta menilai cerita-cerita rekaan penulis perempuan.
Menurut Kuiper dalam Sugihastuti dan Suharto (2002:68) juga mengungkapkan tujuan penelitian feminissastra sebagai berikut:
a. Untuk mengkritik karya sastra kanon dan untuk menyoroti hal-hal yang bersifat standar yang didasarkan pada patriakhar;
b.Untuk menampilkan teks -teks yang diremehkan yang dibuat perempuan;
c. Untuk mengokohkan gynocritic, yaitu studi teks-teks yang dipusatkan pada perempuan, dan untuk mengokohkan kanon perempuan;
d. Untuk mengeksplorasi konstruksi kultural dari gender dan identitas.
Sasaran penting dalam analisis feminism sastra sedapat mungkin berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengungkap karya-karya penulis wanita masa lalu dan masa kini agar jelas citra wanita yang merasa tertekan oleh tradisi. Dominasi budaya partikal harus terungkap secara jelas dalam analisis.
(22)
b. Mengungkap tekanan pada tokoh wanita dalam karya sastra yang ditulis oleh pengarang pria.
c. Mengungkapkan ideologi pengarang wanita dan pria, bagaimana mereka memandang diri sendiri dalam kehidupan nyata..
d. Mengkaji dari aspek ginokritik, yakni memahami bagaimana proses kreatif kaumfeminis. Apakah penulis wanita akan memiliki kekhasan dalam gaya dan ekspresi atau tidak.
e. Mengungkap aspek psikoanalisa feminis, yaitu mengapa wanita, baik tokoh maupun pengarang, lebih suka pada hal-hal yang halus, emosional, penuh kasih sayang dan sebagainya.
Menurut Selden dalam Pradopo (1991:137) menggolongkan lima fokus sasaran pengkajian sastra feminis:
a. Biologi, yang sering menempatkan perempuan lebih inferior, lembut, lemah, dan rendah;
b. Pengalaman, sering kali wanita dipandang hanya memiliki pengalaman terbatas,masalah menstruasi, melahirkan, menyusui dan seterusnya;
c. Wacana, biasanya wanita lebih rendah penguasaan bahasa sedangkan laki-lakimemilki “tuntutan kuat”. Akibat dari semua ini akan menimbulkan stereotip yangnegatif pada diri wanita, wanita sekedar kanca wingking
d. Proses ketidaksadaran, secara diam-diam penulis feminis telah meruntuhkanotoritas laki-laki. Seksualitas wanita besifat revolusioner, subversif, beragam, danterbuka. Namun demikian, hal ini masih kurang disadari oleh laki-laki.
e. Pengarang feminis biasanya sering menghadirkan tuntutan sosial dan ekonomi yang berbeda dengan laki-laki.
(23)
2.Kerangka Teori
Kerangka teori adalah suatu uraian yang memuat pokok-pokok pikiran yang mengambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan di soroti. Dengan demikian adanya kerangka teori maka penulis akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitiannya (Nawawi,1995:40).Dalam menilai karya sastra, cara yang sering dipakai adalah analisa secara tekstual. Salah satu bentuk yang lain yang juga digunakan dalam memahami karya sastra adalah analisis tekstual feminis.
Menjadi kritisi feminis berarti mampu membaca dengan kesadaran atas dominasi ideologi patriarki dan wacana laki-laki, dan dengan kesadaran serta keinginan untuk mendobrak dominasi tersebut. Seorang feminis dalam karya sastra-nya dapat saja merupakan seorang yang pluralistik dalam pilihan metode serta teori sastra yang dipergunakannya, karena pada dasarnya pendekatan apapun yang dimanfaatkan, selama itu sesuai dengan tujuan politisnya. Ada beberapa macam pendekatan analisis sastra (teks) yaitu:
1. Kritisisme dengan perskriptif (perscriptive criticism) menawarkan sebuah cara untuk menentukan peran pembebasan yang dapat dimainkan kesusasteraan dan kritikfeminis.
MenurutCheriRegister(1975)dalam(http://junaedijuju.blogspot.com) untuk menjadi feminis, sebuah teks atau karya sastra/tekstual harus memenuhi satu atau lebih fungsi di bawah ini :
a. Sebagai suatu forum bagi perempuan. Artinya perempuan dibiarkan bebasberbicara danmenceritakan pengalamannya dan perasaannya tanpa harus berusaha untukmemenuhi standaryang ditetapkan oleh laki-laki.
b. Membantu tercapainya androginitas budaya. Pada dasarnya gerakan feminismeinginmenciptakan tatanan sosial yang lebih menghargai nilai-nilai
(24)
perempuan yangselama ini tidakcukup dihargai. Penciptaan karakter perempuan yang terlalu macho atau kejam danmengagungkan kekuatan fisik tidaklah berarti feminis karena hal ini berarti masihberangkat darisifat kemaskulinan.
c. Menyediakan metode contoh teks yang feminis menyediakan ruang bagi perempuanuntukmelakukan eksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru dan mengevaluasi alternatif yang terbukabagi dirinya, dan pada saat yang sama menunjukkan bahwa pembebasanmerupakanpengetahuan yang berat, yang dimulai dari diri sendiri dan diakhiri dari diri sendiri.
d. Mempromosikan persaudaraan perempuan (sisterhood) teks, atau kritik feminism harus memungkinkan perempuan untuk menyadari perbedaan dirinya dengan perempuan lain, dan daripada saat yang sama menghargai persaman pengalaman dengan perempuan lain dan untuk memutuskan suatu tindakan „politis‟.
2. Kritik sastra gynocritics adalah mengkonstruksi suatu suatu bingkai kerja yang akanmenganalisa perempuan dalam karya sastra (atau teks) berdasarkan pengalaman perempuan, dan bukan mengadaptasi model serta teori laki-laki. Cara ini dimulai dengan membebaskan diridari carapandang laki-laki, menggantikannya dengan cara pandang perempuan dan mengartikulasikannya dalam budaya perempuan. Tokoh yang memperkenalkan ini adalah Elaine Showalter. Teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa laki-laki lah yang selama ini berusahamendefinisikan perempuandalam budaya..
3. Kritik sastra feminis sosial atau kritik sastra marxis: kritik sastra feminis yang menelititokoh-tokohpertempuan dari sudut pandang sosialis, yaitu kelas-kelas masyarakat. 4. Kritik sastra gynesis, teori ini dilandaskan pada pemikiran bahwa perempuan bisa sangat patriarchal dan laki-laki pun bisa memberikan efek feminis dan seksis; atau menunjukkan
(25)
bahwapengalamanperempuan adalah milik perempuan namun seorang laki-laki sebenarnya dapatmenginternalisasikan suara perempuan dan bersimpati terhadap perempuan..
5. Kritik sastra feminis psikoanalisis: kritik sastra yang cenderung diterapkan pada tulisan-tulisan perempuan yang menampilkan tokoh-tokoh perempuan, karena para feminis percaya bahwa pembaca perempuan biasanya mengidentifikasi dirinya dengan tokoh-tokoh perempuan yang dibacanya, kritik sastra feminis ini berbeda dengan kritik-kritik yang lain; masalah kritik sastra feminis berkembang dari berbagai sumber. Untuk menerapkan diperlukan pandangan luas dalam bacaan-bacaan tentang wanita. Bantuan ilmu lain seperti sejarah, psikologi, dan antropologi misalnya sangat diperlukan, disamping perlu dikuasai teori kritik yang sudah dimiliki sejak awal oleh kritikus feminis itu.
Menurut Ratna (2005: 226) gerakan feminis secara khusus menyediakan konsep dan teori dalam kaitannya dengan analisis kaum perempuan. Sedangkan Ritzer dalam Ratna (2005:231) feminis termasuk teori sosial kritis, teori yang melibatkan diri dalam persoalan pokok dalam konteks sosial, politik, ekonomi, dan sejarah, yang sedang dihadapi oleh kelompok-kelompok yang berada dalam kondisi tertindas. Paling tidak ada empat landasan yang bisa digunakan dalam kritik sastra dengan perspektif feminisme.
a. Kelompok feminis yang berusaha menjadi kritikus sastra dengan melihat ideologinya.Mereka ini umumnya akan menyoroti persoalan stereotipperempuan.
b. Genokritik yang mencari jawaban apakah penulis perempuan itumerupakan kelompok khusus sehingga tulisannya bisa dibedakan dengan penulis laki-laki.
c. Kelompok feminis yang menggunakan konsep sosialis dan marxis. Logikanya, bahwa perempuan itu faktanya tertindas karena tidak memiliki alat-alat produksi yang bisa digunakan untuk bisa menghasilkan uang. Akibatnya, perempuan tidak memiliki kekuasaan dalam keluarga.
(26)
d. Menggunakan psiko-analisis yang diambil dariSigmund Freud. Bagi kelompok feminis ini, perempuan iri terhadap laki-laki karena kekuasaan yang dimilikinya.
F.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan figure tokoh wanita dalam novel The Scent Of Sake karya Joyce Lebra.
2. Untuk mendeskripsikan perjuangan tokoh wanita dalam mewujudkan feminisme dalam novel The Scent Of Sake karya Joyce Lebra.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Menambah pengetahuan tentang teori-teori feminisme dan teori sastra.
2. Menjadi titik tolak dalam memahami karya sastra pada umumnya dan novel The Scent Of Sake karya Joyce Lebra.
G.Metode Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.Sukmadinata (2006:72) menjelaskan Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
(27)
BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE SCENT OF SAKE KARYA JOYCE LEBRA DAN KONSEP FEMINISME
2.1 Definisi Novel
Novel adalah karangan prosa yang lebih panjang dari cerita pendek dan menceritakan kehidupan seseorang dengan lebih mendalam dengan menggunakan bahasa sehari-hari serta banyak membahas aspek kehidupan manusia. Hal ini mengacu pada pendapat Santoso dan Wahyuningtyas (2010: 46), yang menjelaskan, "Kata novel berasal dari bahasa latin novellas, yang terbentuk dari kata novus yang berarti baru atau new dalam bahasa inggis. Karena novel adalah bentuk karya sastra yang datang dari karya sastra lainnya seperti puisi dan drama. Ada juga yang mengatakan bahwa novel berasal dari bahasa Italia novella yang artinya sama dengan bahasa latin. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan atau karya sastra yang lebih pendek daripada roman, tetapi jauh lebih panjang daripada cerita pendek, yang isinya hanya mengungkapkan suatu kejadian yang penting, menarik dari kehidupan seseorang (dari suatu episode kehidupan seseorang) secara singkat dan yang pokok-pokok saja. Juga perwatakan pelaku-pelakunya digambarkan secara garis besar saja, tidak sampai pada masalah yang sekecil-kecilnya. Dan kejadian yang digambarkan itu mengandung suatu konflik jiwa yang mengakibatkan adanya perubahan nasib".
(28)
Sedangkan menurut Sumarjo (dalam Santosa dan Wahyuningtyas, 2010 : 47), “Novel” diartikan sebagai “Novel adalah produk masyarakat. Novel berada dimasyarakat karena novel dibentuk oleh anggota masyarakat berdasarkan desakan-desakan emosional atau rasional dalam masyarakat”. Sedangkan menurutKamus Besar Bahasa Indonesia 1996 (dalam Siswanto 2008 :141), “Novel” diartikan sebagai "Karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku. Masalah yang dibahas tidak sekompleks roman. Biasanya novel menceritakan peristiwa pada masa tertentu. Bahasa yang digunakan lebih mirip bahasa sehari-hari. Meskipun demikian, penggarapan unsur-unsur intrinsiknya masih lengkap, seperti tema, plot, latar, gaya bahasa, nilai tokoh dan penokohan. Dengan catatan, yang ditekankan aspek tertentu dari unsur intrinsik tersebut".
Jenis-jenis novel dapat di bedakan berdasarkan isi cerita dan mutu novel.suharianto ( 1982 : 67) membagi jenis novel berdasarkan tinjauan isi,gambaran dan maksud pengarang, yaitu sebagai berikut :
1. Novel Berendens, yaitu sebuah novel yang menunjukkan keganjilan-keganjilan dan kepincangan- kepincangan dalam masyarakat.Oleh karena itu novel ini sering disebut sebagai novel bertujuan.
2. Novel Psikologi, yaitu novel yang menggambarkan perangai,jiwa seseorang serta perjuangannya.
3. Novel sejarah, yaitu novel menceritakan seseorang dalam suatu masa sejarah.Novel ini melukiskan dan menyelidiki adat istiadat dan perkembangan masyarakat pada masa itu. 4. Novel anak-anak, yaitu novel yang melukiskan kehidupan dunia anak-anak yang dapat
dibacakan oleh orang tua untuk pembelajaran kepada anaknya.
(29)
6. Novel perjuangan,yaitu novel yang melukiskan suasana perjuangan dan peperangan yang diderita seseorang.
7. Novel Propaganda, yaitu novel yang isinya semata-mat untuk kepentingan propaganda terhadap masyarakat tertentu.
Berdasarkan penjelasan pembagian jenis-jenis novel diatas,maka dapat dilihat bahwa novel “THE SCENT OF SAKE” karya joyce lebra termasuk dalam jenis novel perjuangan.
Novel terbentuk oleh dua unsur,yaitu unsur intrinsic dan unsur ekstrinsik.Unsur intrinsic adalah unsur dalam sastra yang mempengaruhi terciptanya karya sastra tersebut yang terdiri dari tema, alur (plot), latar ( setting), Penokohan (perwatakan) dan sudut pandang ( pusat pengisahan). Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur luar dari sastra yang ikut mempengaruhi terciptanya suatu karya sastra,unsur ini meliputi latar belakang pengarang,keyakinan dan pandangan hidup pengarang dan sebagainya. Unsur ini mencakup berbagai kehidupan sosial yang menjadi landasan pengarang untuk membuat karya sastra.
2.2 Resensi Novel “The Scent Of Sake”
(30)
Tema adalah pokok permasalahan sebuah cerita, gagasan sentral, atau dasar cerita. Istilah tema sering disamakan pengertiannya dengan topik, padahal kedua istilah ini memiliki pengertian yang berbeda. Topik dalam suatu karya adalah pokok pembicaraan, sedangkan tema adalah gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam dan melalui suatu karya. Tema suatu cerita biasanya bersifat tersirat (tersembunyi) dan dapat dipahami setelah membaca keseluruhan cerita.
Menurut pendapat Saad (1967:185), tema adalah persoalan pokok yang menjadi pikiran pengarang, di dalamnya terbayang pandangan hidup dan cita-cita pengarang.Pendapat tersebut juga didukung oleh pendapat para ahli lainnya seperti:
Menurut Moeliena (1990:921),Tema adalah pokok pikiran, dasar cerita (dipercakapkan) yang dipakai sebagai dasar mengarang dan mengubah sajak.
Tema suatu cerita hanya dapat diketahui atau ditafsirkan setelah kita membaca cerita serta menganalisis.hal itu dapat dilakukan dengan mengetahui alur cerita serta penokohan dan dialog-dialognya,hal ini sangat penting ketiganya memilki keterkaitan satu sama lain dalam sebuah cerita. Dialog biasanya mendukung penokohan/perwatakan sedangkan tokoh-tokoh yang tampil dalam cerita tersebut berfungsi untuk mendukung alur dan mengetahui bagaimana jalannya cerita tersebut,dari alur inilah kita dapat menafsirkan tema cerita novel tersebut.
Contohnya pada cerita novel “The Scent Of Sake” karya Joyce Lebra, Dalam novel ini diceritakan mengenai berbagai masalah kehidupan yang dialami oleh Rie bahwa hak-haknya telah dibatasi dan perempuan tak dianggap lagi kehadirannya,Sistem budaya jepang kuno mengimpit Rie ,Menghalangi geraknya dari berbagai arah.
Dari hal yang telah penulis jelaskan diatas tampak tema yang ingin disampaikan oleh pengarang adalah “walaupun dirinya terlahir menjadi perempuan dan hak
(31)
dibatasi Rie mampu bertahan dari apapun yang mendominasinya.Bahwa pundak seorang perempuan,terkadang jauh lebih kuat saat menahan beban yang diletakan diatasnya”.
2.2.2 Alur ( Plot)
Alur adalah arah dari rangkaian peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai efek tertentu. Alur juga biasa disebut dengan nama plot atau jalan cerita. Dengan kata lain, alur adalah rangkaian peristiwa yang tersusun berdasarkan hukum sebab akibat (kausalitas).
Peristiwa-peristiwa dalam cerita terhubung satu sama lain. Unsur pembentuk novel selain alur adalah konflik. Konflik adalah ketegangan antara dua unsur dalam alur cerita yang mengharuskan salah satunya berakhir dalam sebuah novel.
Waluyo, (2001:8) menerangkan bahwa plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal sampai akhir yang merupakan jalinan konflik antara dua tokoh yang berlawanan. Gustaf Freytag (dalam Waluyo,2001:8) unsur-unsur alur / plot, meliputi :
a. Exposition atau awal cerita. Pada tahap ini biasanya pengarang memberikan pemaparan, pelukisan, pengantar atau pengenalan situasi awal mengenai waktu, tempat, keadaan, tokoh-tokoh dan peristiwa.
“hari itu adalah hari yang tidak bbisa dilupakan oleh rie.Hari saat ibunya mengatakan siapa yang akan menjadi suaminya kelak.hari itu,ia berlutut di halaman rumahnya yang dingin
sambil mengosok kotak sake yang terbuat dari kayu itu sangat berat sehingga rie harus
mengangkatnya dengan tali dan katrol.ia menggenggam busa besar di kedua tangan,lalu
menngosok kota k sake bolak-balik.Dia terus mengosok sampai ototnya ngilu.”(halaman 1)
Cuplikan diatas merupakan bagian dimana pengarang memperkenalkan tokoh utama cerita yaitu Omura Rie,menuliskan keadaan dan situasi yang melatar belakangi cerita tersebut. b. Komplikasi / penggawataan / pertikaian awal, dalam tahap ini pengarangan menyajikan latar
(32)
“Namun,kali ini,ayahnya berhasil memergoki.”rie bukankah aku sudah mengingatkan mu untuk menjauhi pintu itu!Berbahaya jika kau terlalu dekat dengan kura.Lagi pula
membersihkan kotak sake itu bukan tanggung jawabmu.” Rie bangkit,ia melihat ayahnya yang sedang menatap dengan tajam sambil mengerutkan kening.Sang ayah memakai kimono
biru tua yang biasa digunakannya untuk kerja.aku matanya berwarna putih sperti buluh
ayam,wajahnya tampak membeku dan sepertinya siap menunjukkan amarah.”tolong mengertilah ayah,Rie berbisik dalam hati,Lihatlah aku yang ingin memberikan yang terbaik
untukmu dan rumah ini.Namun,ia tidak bias mengucapkan kata-kata itu.(hal-3)
Cuplikan diatas merupakan bagian dimana pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami tokoh,pertikaian ini isa terjadi karena pertemuan dengan tokoh lain ataupun situasi sosila yang lain dan konflik muncul pada bagian ini.
c. Klimaks atau titik puncak cerita, dimana dalam tahap ini pengarang menyajikan konflik yang meningkat hingga mencapai klimaks atau titik puncak kegawatan dalam cerita.
Rie meletakan tangannya menutupi mulut.Ia heran bagaiman ibunya bias sampai
“Membunuh dirinya sendiri”.Tidakkah ia sangat menderita ketika harus kehilangan sikecil bara api di hibaci.”iyah ibu” dia mengangguk kearah ibunya pamit sebelum meninggalakn ruangan.”
Cuplikan diatas merupakan bagian dimana masalah yang telah terjadi dan semakin rumit pada tahap sebelumnya dating semakin bertumpuk di bagian ini,bias saja mungkin tokoh mengalami hal yang paling sulit dalam hidupnya dibagian ini dan masalah-masalh ini harus segera di selesaikan.
d. Resolusi, dalam tahap ini konflik yang memuncak mulai mereda, rahasia mulai terkuak, jalan kemuar mulai di temukan.
(33)
Beberapa jam kemudian,rie mendengar sebuah rickshaw dan suara laki-laki yang memasuki
ruangan.ia bergegas menuju pintu depan untuk menyambut mereka semua.rie segera
memperhatikan wajah-wajah mereka focus kepada Yoshitaro yang berdiri paling dekat
darinya.“semuanya berjalan dengan lancar,ibu”kata Yoshi. ” bagus! huh! Setelah sekian lama .(hal.469)
Cuplikan diatas merupakan bagian dari awal penyelesaian masalah yang terjadi,tokoh mulai menyelesaikan satu persatu masalah yang dihadapinya.
e. Conclusion atau selesaian, dalam tahap ini merupakan bentuk penyelesaian akhir dari sebuah cerita.
Rie tersenyum sambil membiarkan air mata mulai jatuh membasahi pipinya kala ia
memikirkan hal menyakitkan semacam itu.Tidak ada seorang pun yang melihat.betapa
beruntung dirinya adalah rie,putri dari Kinzaemon ke-9,istri dari Kinzaemon ke-10,ibu,iya
ibu dari Kinzaemon ke-11,dan nenek dari Kinzaemon ke-13.dan,sekarang white tiger menjadi
sake nomor satu dijepang.Rie duduk dengan tegap dan tenang didepan butsudan.ia
menghirup aroma ragi dari sake,lalu tersenyum lagi.
Cuplikan diatas merupakan penyelesaian persoalan yang dating semua masalah terselesaikan dengan baik,hal ini sesuai dengan kreastifitas pengarang.
Tahapan plot dibentuk oleh satuan-satuan peristiwa,setiap peristiwa ,setiap peristiwa selalu diemban oleh pelaku-pelaku dengan perwatakn tertentu dan selalu memilki setting tertentu dan selalu menampilkan suasana tertentu pula.
Alur atau plot dibagi menjadi dua jenis,yaitu:
1. Alur maju adalah alur yang susunannya mulai dari peristiwa pertama,kedua,ketiga dan sterusnya sampai cerita itu berakhir.
2. Alur mundur adalah alur yang susunanya di mulai dari peristiwa terakhir,kemudia kembali pada peristiwa awal kemudian akhirnya kembali pada peristiwa akhir tadi.
(34)
Dari penjelasan alur (plot) diatas,maka alur yang ada pada novel”The Scent of Sake”karya Joyce Lebra ini adalah alur campuran.karena dalam cerita ini tidaklah berurut dari awal tetapi bolak-balik masa kemudia kembali ke masa lalu.
2.2.3 Latar ( Setting)
Dalam KBI (2003: 887) latar adalah tempat dan waktu terjadi peristiwa dalam cerita. KBBI (1999: 569) member definisi yang agak berbeda. Latar diberi definisi keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. Dari dua definisi tersebut, sekilas definisi kedua lebih lengkap dan lebih baik. Perbedaan keduanya terletak pada adanya suasana selain tempat dan waktu. Untuk membahas lebih mendalam, definisi kamus saja kurang memadai untuk dijadikan dasar.
Abrams (1971: 157) menyatakan bahwa latar dari karya naratif atau drama adalah tempat secara umum dan waktu historis tindakan terjadi. Kenney (1966: 38) menjelaskan bahwa latar adalah elemen fiksi yang menunjukkan di mana dan kapan terjadi peristiwa. Dengan kata lain, istilah latar mengacu pada titik waktu dan ruang dari peristiwa-peristiwa dalam plot terjadi. Sitti Nurbaya karya Marah Rusli, misalnya, berlatar tempat Padang dan Jakarta pada masa sebelum kemerdekaan.
Menurut Abrams dalam Zainudin (2001:99) secara garis besar latar dikategorikan dalam tiga bagian,yaitu:
1. Latar Tempat
Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.Unsur tempat yang digunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu,inisial tertentu,mungkin lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.
(35)
Dalam novel “The Scent Of Sake” ini,lokasi berlangsungnya peristiwa adalah di kota kobe,Kyoto,jepang.
2. Latar waktu
Latar waktu mengarah pada saat terjadinya peristiwa,yang meliputin hari,tanggal,bulan,bahkan zaman tertentu yang melatarbelakangi cerita tersebut.
Novel ini memilki latar belakang cerita tentang keadaan pada era zaman meiji yaitu sekitar abad 19.Tokoh utamanya sendiri lahir pada tahun 1806 dan semua peristiwa novel ini berlangsung mengikuti sejarah.
3. Latar Sosial
Latar sosial merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan
sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat
berupa kebiasaan hidup, istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan
bersikap, serta hal-hal lainnya.
2.2.4 Penokohan (perwatakan)
Penokohan disebut juga perwatakan atau karaterisasi. Perwaakan dalam cerpen adalah pemberian sifat pada pelaku-pelaku cerita. Sifat yang diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu. Sifat inilah yang membedakan tokoh satu dengan tokoh lainnya.
Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawab terhadap pertanyaan: “Siapakah tokoh utama novel itu?”, atau “Ada berapa orang jumlah pelaku novel itu?”, atau “Siapakah tokoh protagonis dan antagonis dalam novel itu?, dan sebagainya. Untuk itu perlu kita ketahui bahwa apakah yang dimaksud dengan novel dari pendapat berbagai ahli. Jacob Sumardjo (dalam Fenanie 2001 : 87) menyatakan, “Penokohan merupakan satu bagian terpenting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh tersebut
(36)
tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot dan tema. Semakin berkembangnya ilmu jiwa, terutama psiko-analisa, merupakan pula salah satu alasan pentingnya peranan tokoh cerita sebagai bagian yang ditonjolkan oleh pengarang.
Jones (dalam Nurgiyantoro 2007 :165) juga menyatakan, “Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Senada dengan pendapat tersebut Abrams (dalam Nurgiyantoro 2007 : 165) juga menyatakan, tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang siekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Kosasih ( 2008 : 228) juga menyatakan, “Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
Jadi, dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas dalam mengembangkan karakter tokoh-tokoh yang berfungsi untuk memainkan cerita dan menyampaikan ide, motif, plot, dan tema yang ditampilkan dalam suatu karya naratif yang ditafsirkan oleh pembaca memiliki kualitas moral.
Penokohan dalam novel “the scent of sake” adalah sebagai berikut :
1. Rie Omura adalah tokoh utama dalam novel”The Scent Of Sake” yang merupakan seorang wanita bias menjadi kepala keluarga selama 3 tahun,Rie yang cerdas ingin membuat sake keluarga omura menjadi nomor satu dijepang dan juga untuk mencari kebahagiannya sendiri. “aku telah memutusakan untuk menjadikan mu kepala keluarga selama tiga tahun yang memang di bolehkan oleh asosiasi.kau menjadi kepala keluarga.Mata Tama terbelak.Apa
(37)
Rie tersenyum.”iya,dengan persetujuan dari pemerintah local,seorang wanita bias menjadi kepala keluarga selama 3 tahun.Hal itu ada dalam peraturan yang dibuat oleh asosiasi
sekalipun jarang terjadi. (hal.501-502)
2. Kinzaemon IX adalah ayah Rie yang sangat arogan,otoriter dan tidak pernah memikirkan perasaan anaknya.
Rie juga menyadari kala u ia harus belajar banyak dari ayahnya yang arogan dan
otoriter,juga dari kin,si kepala pegawai itu. (hal 6).
3. Hana adalah ibunya Rie
Rie membuka pintu geser dengan kedua tangannya,menunduk sambil menatap wajah ibunya
yang halus.sebuah wajah yang tidak memperlihakan beragam masalah yang ada
dibaliknya.Padahal,seorang istri pembuat sake bertanggung jawab pada urusan
makanan,pakaian,kesehatan,dan kesejahteraan seluruh pekerja pembuat sake. (hal.7)
4. Jihei okamoto adalah suami Rie
Jihei,Suami pilihan keluarganya,yang tidak lebih dari sekedar pemabuk yang tidak memilki naluri bisnis.Bahkan,ia memaksa rie mengasuh anak-anak dari geisha yang
dihamilinya.(hal.62-63)
5. Toichi adalah adik laki-laki Rie yang sudah meninggal
Awalnya,ketika adik laki-laki Rie meningal dunia,sang ayah juga kehilangan seluruh
harapan dan impiannya.(hal.3)
6. Onatsu adalah pembantu di rumah keluarga omura.
“oh,disitu kau rupanya”,sambut seorang pembantu bertubuh sintal yang murah senyum.Pipi tembamnya,yang seperti apel,sudah lebih dulu ada sebelum Negara ini lahir.O-natsu
namanya.ia mengulurkan secangkir the untuk menghangatkan Rie.(hal.6)
(38)
Sudut pandang atau point of view, menyarankan pada cara sebuah cerita dikisahkan. Menurut Abrams dalam Nurgiantoro (1994: 248) sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dalam ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan hidup, dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita.
Nurgiantoro (1994: 256) mengemukakan pembedaan sudut pandang yang dilihat dari bagaimana kehadiran cerita itu kepada pembaca, yaitu sebagai berikut :
1. Sudut Pandang Personal ketiga: “Dia”
Pengisahan cerita dengan mempergunakan sudut pandang personal ketiga, gaya “dia”, narator adalah seseorang yang berada di luar cerita yang menampikan tokoh-tokoh cerita dengan menyebutkan nama atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus- menerus disebut dan sebagai dipergunakan kata ganti. Hal ini akan mempermudah pembaca untuk mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang bertindak.
2. Sudut Pandang Personal Pertama: “Aku”
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang personal pertama, gaya “dia”, narrator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si “aku” tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa dan tindakan yang diketahui, dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang lain atau tokoh lain kepada pembaca. Kita, pembaca, menerima apa yang diceritakan oleh si “aku”, maka kita hanya dapat melihat dan merasakan secara
(39)
3. Sudut Pandang Campuran
Penggunaan sudut pandang yang bersifat campuran itu di dalam sebuah novel, mungkin berupa penggunaan sudut pandang persona ketiga dengan teknik “dia” mahatahu dan “dia” sebagai pengamat, persona pertama dengan teknik “aku” sebagai tokoh utama dan “aku” tambahan atau sebagai saksi, bahkan dapat berupa campuran antara persona pertama dan ketiga, antara “aku” dan “dia” sekaligus. Sebuah novel yang bersudut pandang persona ketiga, sering memanfaatkan teknik “dia” mahatahu dan terbatas, atau sebagai observer secara bergantian. Terhadap sejumlah tokoh tertentu, narator bersifat mahatahu. Namun, terhadap sejumlah tokoh yang lain, biasanya tokoh-tokoh tambahan, termasuk deskripsi latar, narator berlaku sebagai pengamat, bersifat objektif, dan tak melukiskan lebih dari yang dapat dijangkau oleh indra. Kapan dan seberapa banyak frekuensi penggunaan kedua teknik tersebut tentu saja berdasarkan kebutuhan. Artinya, pengarang akan mempertimbangkan sifat dan masalah yang sedang digarap disamping juga efek yang ingin dicapai. Teknik observer biasanya dipergunakan untuk melengkapi teknik mahatahu, dan ia akan memberikan kesan teliti.
Dalam novel “the scent of sake”karya Joyce lebra ini pengarang termasuk dalam Sudut pandang orang ketiga, ialah pengarang menampilkan tokoh dengan menggunakan orang ketiga, seperti ia, dia, atau nama orang,Pengarang mengangkat cerita sejrah jepang kedalam novelnya,lalu mengemas cerita tersebut lebih menarik agar lebih mudah dipahami pembaca.
2.3 Konsep Feminisme
Feminis berasal dari kata “femme” (woman), berarti wanita (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum wanita (jamak) sebagai kelas sosial
(40)
(Ratna, 2A04:184) Tujuan feminis adalah keseimbangan interelasi gender. Pada dasarnya gerakan feminisme ini muncul karena adanya dorongan ingin menyetarakan hak antara pria dan wanita yang selama ini seolah-olah wanita tidak dihargai dalam pengambilan kesempatan dan keputusan dalam hidup. Wanita filerasa terkekang karena superioritas pria dan wanita hanya dianggap sebagai "burnbu penyedap" dalam hidup pria. Adanya pemikiran tersebut tampaknya sudah membudaya sehingga wanita harus berjuang keras untuk menunjukkan eksistensi dirinya di mata dunia.
Dalam arti leksikal, feminisme ialah gerakaan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria. Feminisme ialah teori tentang persamaan antara lai-laki dan wanita bidang politik,ekonomi, dan sosial; atau kegiataan terorganisasi yang mgmperjuangkan hak-hak serta kepentingan wanita.
Dalam pengertian yang paling luas, ferninisme adalah gerakan kaum wanita untuk menolak segala sesuatu yang dimarjinalisasikan,disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalambidang politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial lainnya. Senada dengan definisi tersebut, The New Encyclopedia of Bitannica (dalam Pemilia, 2009),memaknai feminisme sebagai 'the belief largely originating in the West, in the social, economic, and political equality of the sexes,represented worldwide by various institutions committed to activity on behalf of women's rights and interesrs. Jadi, 'Feminism'adalah keyakinan yang berasal dari Barat, berkaitan dengan kesetaraan sosial, ekonomi dan politik antara pria dan wanita, yang tersebar ke seluruh dunia lewat berbagai lembaga yang bergerak atas nama hak-hak dan kepentingan wanita. Di sini juga dijelaskan bahwa dari sana akan bisa diketahui bahwafeminism' berkaitan erat dengan women's moyement dan gender identity.
(41)
Dalam pengertian yang lebih sempit, yaitu dalam sastra, feminism dikaitkan dengan cara-cara memahami karya sastra baik dalam kaitannya dengan proses produksi maupun resepsi. Dalam ilmu sosial kontemporer lebih dikenal sebagai gerakan kesetaraan gender (Ratna, 2OO4: 1 8,4).
Dalam buku Glosarium Seks dan Gender, yang dimaksud kesetaraan gender (gender equality) ialahi(l) kesetaraan kesempatan dan hasil untuk wanita dan pria, termasuk penghapusan diskriminasi dan ketidaksetaraan struktual dalam mengakses sumber daya, kesempatan, dan jasa-jasa, Kesamaan perolehan kesempatan dan hasil untuk wanita dan pria, termasuk penghapusan diskriminasi cian ketidaksetaraan struktural dalam mengakses
sumber daya, kesempatan, dan jasa-jasa, seperti akses yang sama untuk kesehatan, pendidikan, sumber daya produktif, partisipasi sosial, dan ekonomi (Sugihastuti dan Sastriyani, 2007:116-117).
sebagai gerakan modern, feminisme lahir awal abad ke-20, Yang dipelopori oleh Virginia Woolf dalam bukunya yang berjudul A Room of one‟s own (1929)' Terdapatnya komentar miring dari kaum pria terhadap buku tersebut semakin menguatkan kesimpulan
bahwa wanita adaiah sebuah produk dari budaya yang mementingkan nilai-nilai pria dan tentunya sastra ikut membentuk dan merespon nilai-nilai patriarki melalui representasi wanita untuk kepentingan budaya pria dan mengesampingkan pengalaman wanita'VirginiaWoolf telah mengilhami para feminis agar menggunakan sastra sebagai medium perlawanan terhadap budaya patriarki, sehingga terbukalah kran bagi sastra bergenre feminisme. Perkembangannya yang sangat pesat,yaitu sebagai salah satu aspek
(42)
teori kebudayaan kontemporer, terjadi tahun 1960an.Morlelanalisisnya sangat beragam, sangat kontekstual,berkaitan dengan aspek-aspek sosial, politik, dan ekonomi'
Berdasarkan Wikipedia bahasa Jepang ( diunduh 11 Desember 2009 ), dijepang, gerakan"pernbebasan perempuan" terjadi pada paruh pertama abad20' Sebagai'deklarasi gerakan pembebasan perempuan pada waktu itu,diterbitkanlah sebuah Jurnal sastra, yang diawali dengan kalimat "perempuan memang matahari" yang terkenal. Pada akhir 1960-an, lahir gerakan pembebasan perempuan.tradisional yang berbeda dari gerakan mahasiswa yang didominasi laki-laki gerakan oposisi. Pada tahun 1970 gerakan feminis barat telah menyebar di Jepang, dan politisi feminis mulai bermunculan di Jepang.
Dalam ranah sastra, genre feminis muncul sebagai reaksi terhadap pendekatan sastra yang mengasingkan karya dari struktur sosial, seperti Kritik Baru dan Strukturalisme. Feminisme memfokuskan diri pada pentingnya kesadaran mengenai persamaan hak antara wanita dan pria dalam Semua bidang. Teori ini berkembang sebagai reaksi dari fakta yang terjadi dimasyarakat, yaitu adanya konflik kelas, konflik ras, dan, terutama, karena adanya konflik gender. Feminisme mencoba untuk mendekonstruksi sistem yangmenirnbulkan kelompok yang mendominasi dan didominasi,serta sistem hegemoni di mana kelompok subordinat terpaksa harus menerima nilai-nilai yang ditetapkan oleh kelompok yang berkuasa'
Feminisme mencoba untuk menghilangkan pertentangan antara kelompok yang lemah dengan kelompok yang dianggap lebih kuat. Lebih jauh lagi,feminisme menolak ketidakadilan sebagai akibat masyarakat patriarki,menolak sejarah dan filsafat sebagai disiplih yang berpusat pada pria.
Betty Friedan menyatakan menentang diskriminasi seks di segala bidang kehidupan : sosial, politik, ekonomi, dan personal. Sebagai seorang feminis liberal,
(43)
Friedan ingin mernbebaskan wanita dari peran gender yang opresif, yaitu peran-peran yang digunakan sebagai alas an atau pembenaran untuk memberikan tempat yang lebih rendah, atau tidak memberikan tempat sama sekali, bagi wanita, baik di dalam akademi, forum' maupun Pasar (Tong,1998:49).
Kaum feminis radikal-kultural menyatakan bahwa perbedaan seks/gender mengalir bukan semata-mata dari biologi, melainkan juga dan sosialisasi atau sejarah keseluruhan menjadi wanita didalam masyarakat yang patriarki (Tong,1998:49).
Masyarakat patriarki menggunakan fakta tertentu mengenai fisioiogi wanita dan pria sebagai dasar untuk membangun serangkaian identitas dan perilaku maskulin dan feminin yang diberlakukan untuk memberdayakan pria di satu sisi dan melemahkan wanita di sisi lain' Masyarakat yang patriarki menyakinkan dirinya sendiri bahwa konstruksi budaya adalah
“alamiah”dan karena itu "normalitas" seseorang tergantung pada kemampuannya untuk menunjukkan identitas dan perilaku gender'perilaku ini secara kultural dihubungkan dengan jenis kelamin biologis seseorang.
Masyarakat patriarki menggunakan peran gender yang kaku untuk memastikan wanita tetap pasif (penuh kasih sayang, penurut, tanggap terhadap simpati dan persetujuan ,ceria, baik, ramah ) dan pria tetap aktif ( kuat, agresif, penuh rasa ingin tahu, ambisius' penuh rencana' bertanggung jawab, orisinil, kompetitif) (Tong, 1998 : 72-13).
Jadi dapat disimpulkan bahwa menjadi wanita disebabkan oleh nilai-nilai kutural dan bukan oleh hakiaktnya, oleh karena itu, gerakan dan teori feminisme berjuang agar nilai-nilai
kultural yang menempatkan wanita sebagai kelompok yang termarjinalkan dapat digantikan dengan keseimbangan yang dinamis antara wanita dan pria.Pembicaraan wanita dari segi
(44)
teori feminis akan melibatkan masalah gender, yaitu bagaimana wanita tersubordinasi secara kultural. Analisis feminis pasti akan memperrnasalahkan wanita dalam hubungannya dengan tuntutan persamaan hak. Feminisme memiliki jenis atau aliran-aliran didalamnya' Secara umum,pembagian aliran-aliran feminism adalah sebagai berikut:
1.feminismeLiberal
Feminisme Liberal ialah pandangan untuk menempatkan wanita yang memiliki kebebasan
secala penuh dan individual' Aliran ini rnenyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan berakar
pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan public . Setiap manusia-demikian menurut para feminis liberal-punya kapasitas untuk berpikir dan bertindak secarar asional,begitu pula pada wanita. Akar ketertindasan dan keterbelakangan pada wanita ialah karena disebabkan oleh kesalahan wanita itu sendiri' wanita harus mempersiapkan diri agar mereka bias bersaing didunia dalam kerangka"persaingan bebas" dan punya kedudukan setara dengan pria'Feminis Liberal memilki pandangan mengenai negara sebagai penguasa yang tidak memihak antara kepentingan kelompok yang berbeda yang berasal dari teori pluralisme negara. Mereka menyadari bahwa negai'a itu didominasi oleh kaum pria, yang terlefleksikan menjadi kepentingan yang bersifat "maskulin", tetapi mereka juga menganggap bahwa negara dapat didominasi kuat oleh kepentingan dan pengaruh kaum pria tadi. Singkatnya,
negara adalah cerminan dari kelompok kepentingan yang memeng memiliki kendali atas negara tersebut. Untuk kebanyakan kaum Liberal Feminis, wanita cenderung berada "di dalam" negara hanya sebatas warga negara bukannya sebagai pembuat
(45)
bernegara. Pun dalam perkembangan berikutnya, pandangan dari kaum Feminis Liberal mengenai "kesetaraan" setidaknya memiliki pengaruhnya tersendiri terhadap perkembangan "pengaruh dan kesetaraan wanita untuk melakukan kegiatan politik seperti membuat kebijakan di sebuah negara".
Tokoh aliran ini adalah Naomi Wolf Ia berpendapat bahwa wanita mempunyai kekuatan dari segi pendidikan dan pendapatan, dan wanita harus terus menuntut persamaan haknya, serta saatnya kini wanita bebas berkehendak tanpa tergantung pada kaum pria. Feminisme liberal' mengusahakan untuk menyadarkan wanita bahwa mereka adalah golongan tertindas. Pekerjaan yang dilakukan wanita di sektor domestik dikampanyekan sebagai hal yang tidak produktif dan menempatkab wanita pada posisi sub-ordinat. Budaya masyarakat Amerika yang materialistis, mengukur segala sesuatu dari materi, dan individualis sangat mendukung keberhasilan ferninisme. Wanita-wanita tergiring keluar rumah, berkarier dengan bebas dan tidak terganiung lagi pada pria.
Akar teori ini bertumpu pa-da kebebasan dan kesetaraaan rasionalitas. Wanita adalah makhluk rasional, kemampuannya sama dengan laki-laki,sehingga harus diberi hak yang sama juga dengan laki-laki. Permasalahannya terletak pada produk kebijakan negara yang bias gender. Oleh karena itu, pada abad 18 sering muncul tuntutan agar wanita mendapat pendidikan yang sama,di abad 19 banyak upaya memperjuangkan kesempatan hak sipil dan ekonomi bagi wanita, dan di abad 20 organisasi-organisasi wanita mulai dibentuk untuk menentang diskriminasi seksual di bidang politik, sosial, ekonomi, maupun personal. Dalam konteks Indonesia, reformasi hukum yang berprerspektif keadilan melalui desakan 30% kuota bagi wanita dalam parlemen adalah kontribusi dari pengalaman feminis liberal.
(46)
Feminisme ini muncul sejak pertengahan tahun 1970-an di mana aliran ini menawarkan ideologi "perjuangan separatisme wanita". Pada sejarahnya, aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin di Barat pada tahun 1960-an, utamanya melawan kekerasan seksual dan industri pomografi. Pemahaman penindasan pria terhadap wanita adalah satu fakta dalam sistem masyarakat yang sekarang ada. Dan gerakan ini adalah sesuai namanya yang "radikal"'Aliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap wanita terjadi akibat sistem patriarki. Tubuh wanita merupakan objek utama penindasan oleh kekuasaan laki-|aki. Oleh karena itu, feminisme radikal memperrnasalahkan antara lain tubuh serta hak-hak reproduksi, seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa wanita dan pria, dan dikotomi privat-publlk.,,The personal is political'' menjadi gagasan anyar yang mampu menjangkau pennasalahan prempuan sampai ranah privat, masalah yang dianggap paling tabu untuk diangkat ke permukaan. Informasi atau pandangan buruk (black propaganda) banyak ditujukan kepada feminis radikal' Padahal' karena pengalamannya membongkar persoaian-persoalan privat inilah Indonesia saat ini memiliki Undang Undang RI no.23 tentang Penghapusan Kekerasan Dalarr Rumah Tangga (UU PKDRT)'
3.Feminisme Post Modern
Ide Posmo-menurut anggapan para feminis post modern-ialah ide yang anti absolut dan anti otoritas, gagalnya modernitas dan pemilahan secara berbeda-beda tiap fenomena sosial karena penentangannya pada penguniversalan pengetahuan ilmiah dan sejarah. Mereka berpendapat bahwa gender tidak bermakna identitas atau struktur sosial.
(47)
Feminisme Anarkis lebih bersifat sebagai suatu paham politik yang mencita-citakan masyarakat sosialis dan menganggap negara dan system patriaki-dominasi lelaki adalah sumber permasalahan yang sesegera mungkin harus dihancurkan.
5: Feminisme Marxis
Aliran ini memandang masalah wanita dalam kerangka kritik kapitalisme. Asumsinya sumber penindasan wanita berasal dari eksploitasi kelas dan cara produksi. Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan aliran ini-status wanita jatuh karena adanya konsep kekayaaan pribadi (Qtrivate property). Kegiatan produksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendri berubah menjadi keperluan pertukaran (exchange). Pria mengontrol produksi untuk exchange dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial. Sedangkan wanita direduksi menjadi bagian dari property. Sistem produksi yang berorientasi pada keuntungan mengakibatkan terbentuknya kelas dalam masyarakat-borjuis dan proletar. Jika kapitalisme tumbang maka struktur masyarakatdapat diperbaiki dan penindasan terhadap wanita dihapus.
Kaum Feminis Marxis, menganggap bahwa negara bersifat kapitalis yakni menganggap bahwa neghra bukan hanya sekadar institusi tetapi juga perwujudan dari interaksi atau hubungan sosial. Kaum Marxis berpendapat bahwa negara memiliki kemampuan untuk memelihara kesejahteraan, namun di sisi lain, negara bersifat kapitalisme yang menggunakan sistem perbudakan kaum wanita sebagai pekerja.
6.Feminisme Sosialis
Sebuah faham yang berpendapat "Tidak ada sosialisme tanpa pembebasan wanita. Tidak ada pembebasan wanita tanpa sosialisme".Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem pemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan
(48)
pria atas harta dan pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender.
Feminisme sosialis muncul sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran ini mengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme dan tetap tidak akan berubah jika kapitalisme runtuh. Kdtik kapitalisme harus disertai dengan kritik dominasi atas wanita. Feminisme sosialis menggunakan analisis kelas dan gender untuk memahami penindasan wanita. Ia sepaham dengan feminisme marxis bahwa kapitalisme merupakan sumber penindasan wanita. Akan tetapi, aliran feminis sosialis ini juga setuju dengan feminism radikal yang menganggap patriarkilah sumber penindasan itu. Kapitalisme dan patriarki adalah dua kekuatan yang saling mendukung. Seperti dicontohkan oleh Nancy Fraser di Amerika Serikat keluarga inti dikepalai oleh laki-laki dan ekonomi resmi dikepalai oleh negara karena peran warga negara dan pekerja adalah peran maskulin, sedangkan peran sebagai konsumen dan pengasuh anak adalah peran feminin. Agenda perjuagan untuk memeranginya adalah menghapuskan kapitalisme dan sistem patriarki. Dalam konteks Indonesia, analisis ini bermanfaat untuk melihat problem-problem kemiskinan
yang menjadi beban wanita. 7. Feminisme Postkolonial
Dasar pandangan ini berakar di penolakan universalitas pengalarran wanita. Pengalaman wanita yang hidup di negara dunia ketiga (koloni/bekaskoloni) berbeda dengan wanita berlatar belakang dunia peftama. Wanita dunia ketiga menanggung beban penindasan lebih berat karena selain mengalami pendindasan ber-basis gender, mereka juga mengalami penindasan antarbangsa, suku, ras, dan agama.
(49)
Dirnensi kolonialisme menjadi fokus utama feminisme poskolonial yang pada intinya menggugat penjajahan, baik fisik,pengetahuan, nilai-nilai, cara pandang, maupun mentalitas masyarakat.Beverley Lindsay dalam bulc.rnya Comparative Perspectives on Third World Women: The Impact of Race, Sex, and Class menyatakan, "hubungan ketergantungan ya-ng didasarkan atas ras, jenis kelamin, dan kelas sedang dikekalkan oleh institusi-institusi ekonomi, sosial, dan pendidikan."
2.4 Feminisme dalam masyarakat jepang
Dalam abad ke-5 dibuka hubungan resmi antara Jepang dengan dinasti-dinasti di Tiongkok Selatan (zaman 3 kerajaan dan 6 dinasti). Sebagai misalnya: kebudayaan dari Cina Selatan masuk ke Jepang secara langsung: kesusasteraan, ilmu falak, obat-obatan, barang-barang luks, menenun dan juga agama Budha (A. Dasuki. tth: 22). Dari berbagai pengaruh itu agaknya filsafat Konfusianisme paling berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat Jepang terutama peranan wanitanya.
Konfusianisme adalah filsafat atau ajaran dari seorang pujangga yang bernama Kung-Tse atau Konfusius yang mengajarkan kaidah-kaidah moral/etis dan seks hanya dipandang sebagai mekanisme untuk mempertahankan kelanjutan keluarga. Ajaran Konfusianisme memberi corak masyarakat patriakhal di Cina yang memandang peranan wanita lebih penting untuk melahirkan anak dan melanjutkan keturunan dari pada sebagai kawan hidup. Untuk menyembah para leluhur orang harus mempunyai anak lakilaki, dan menurut ajaran itu bila tidak mempunyai anak laki-laki maka hal itu ialah salah satu perbuatan "pu-hsiao" = tidak berbakti (Nio Joe Han, 1952: 46). Dengan demikian menurut ajaran Konfusius, bahwa wanita itu adalah lemah, tidak berdaya, dan hanya sekedar penerus keturunan. Sesuai dengan kutipan di bawah ini:
Filsafat Kong Fu Tse ... membatasi kebebasan kaum wanita dan memaksa mereka tunduk sepenuhnya kepada kaum pria. Kaum wanita, yang dalam zaman kesatria ternyata
(50)
kurang mampu bertempur dibandingkan dengan pria, berangsur-angsur dikeluarkan dari struktur feodal dan menerima peran yang tidak penting serta hanya sebagai pelengkap bagi kaum pria. Ajaran Kong Fu Tse yang merupakan warisan masyarakat patriakhal dan kuat didominasi oleh kaum pria di Cina, memandang wanita lebih penting untuk melahirkan anak dan melanjutkan keluarga ketimbang sebagai kawan hidup atau obyek cinta (E.O. Reishauer. 1982: 270).
Pada hakekatnya wanita berderajat lebih rendah dari pada pria, sehingga peranan wanita adalah untuk mengabdi kepada pria (Masu Okamura. 1983: 1). Ajaran Konfusius secara tegas mengatakan: "Seorang wanita pada masa kanak-kanak harus mengabdi kepada bapaknya, pada masa dewasa mengabdi pada suaminya dan pada masa tua mengabdi pada anak laki-lakinya" (Ajip Rosidi, 1981: 97).
Ajaran Konfusianisme dengan kuatnya mempenga-ruhi pandangan terhadap wanita. Kebebasan wanita sangat dibatasi, harus tunduk sepenuhnya kepada pria, menjabdi pelayanan yang patuh serta permainan atau pelengkap bagi kaum pria. Seorang istri harus mengabdikan dirinya tanpa memikirkan kepentingan sendiri demi kesejahteraan suami, keluarga suami, di bawah pengawasan yang ketat dan kasar ibu mertua. Wanita tidak dapat bergaul bebas dalam masyarakat. Sedangkan kaum pria dengan bebasnya melakukan kehidupan bermasyarakat. Karena terlalu setianya kepada suami dan ingin menyenangkan hati suami, maka wanita Jepang membiarkan suaminya berbuat sesuka hati di luar rumah. Mereka membiarkan suaminya minum-minum dengan ditemani oleh geisha atau hostess (Ajip Rosidi, 1981:97). Sedangkan geisha yang juga dikenal dengan geigi atau geiko adalah wanita penghibur dengan penampilan tradisional yang bisa menyanyi, menari, bercakap-cakap, bermain dan menemani langganan pada restoran tertentu (Kompas, 20 Juni 1989:XII). Geisha sendiri arti harfiahnya adalah seniman, artis yang berprofesi menyenangkan partner dengan tarian, musik, dan percakapan yang mengasyikkan (Kedaulatan Rakyat, 13 Agustus 1989: 6). Usia mereka
(1)
persen pasar pembeli white Tiger. Sebuah gebrakan yang tidak main-main dalam dunia para pembuat sake.
Kinzaemon menjadi patah semangat karena perkataan Yamaguchi. Rie mengetahui hal itu dari pembicaraan yang ia dengarkan dari luar ruangan kerja ayahnya. Rie yakin ayahnya sedang berbicara dengan Kin. “Ini adalah hal yang sangat buruk bagi posisi kehormatan kita. Dan, dia juga sangat melecehkan kita saat berbicara tentang pernikahan Rie dan anak dari Okamoto.” Sambil tetap mendengarkan, Rie merasakan emosinya memuncak.
Kurang ajar sekali si Yamaguchi. “Kita juga kehilangan sebagian pangsa pasar kita yang diambil Yamaguchi.”
Analisis:
Dari analisis cuplikan di atas, dapat dilihat bahwa hubungan Rie dengan Yamaguchi tidak berjalan dengan baik. Mereka tidak bisa menjalin hubungan baik sebagai sesama pedagang sake. Rie sangat membenci Yamaguchi, begitu juga Yamaguchi membenci Rie dikarenakan Rie selalu ingin ikut campur dalam bisnis sake. Perlakuan Rie dinilai tidak pantas dalam adat masyarakat Jepang. Oleh karena itu, Yamaguchi sangat menentang hal tersebut dan sering sekali menghina Rie. Akan tetapi, masyarakat khuususnya pedagang sake lainnya tidak memberi tanggapan apapun mengenai pelanggaran tersebut. Mereka seakan membenarkan serta mendukung apa yang dilakukan Rie.
Cuplikan 2
Hal: 32-34
Sejak kecil, Rie sudah sangat tertarik dengan aktivitas bisnis ayahnya. Dan kali ini, ia memiliki sebuah kepentingan yang besar. Ayahnya akan segera pensiun, begitu pula Kin. Mereka berdua sedang mencari penerus. Namun, sebelum sebuah keputusan tentang siapa pengganti Kin diputuskan, Rie harus mengetahui apa yang ayahnya dan Kin rencanakan.
(2)
Terutama tentang Jihei. Rie penasaran apa pendapat Kin tentang Jihei. Tidak hanya itu, ia juga teringat kata-kata Yamaguchi tentang suaminya yang baru itu. Rie berjalan ke arah ruang kerja melewati koridor. Melalui shoji yang terbuka, ia mengintip ke dalam ruangan dengan hati-hati. Punggung ayahnya menghadap ke arah Rie. Dengan begitu, ia tidak khawatir bakal ketahuan.
Rie mendengar Kin membuka sebuah buku dan mulai menunjukkan kepada Jihei para pemasok utama White Tiger, pembeli, dan rute penjualan. Rie mencoba mengingat semua
yang dikatakan oleh Kin. “Di buku ini, seperti yang kau lihat, ini adalah seluruh bahan baku kita, seperti beras, jamur koji, dan ragi, seluruhnya dipasok oleh keluarga Yamada Nishiki. Sementara yang satu ini adalah seluruh pelanggan utama kita.” Saat Kin berbicara, Rie mendengar suara shoji yang dibuka, dan perlahan suara-suara yang ia dengar semakin jauh. Ia berjalan di sepanjang koridor, tetapi tetap berada di luar ruang kerja, berusaha untuk tetap mendengar pembicaraan penting yang terkait dengan bisnis White Tiger.
Analisis :
Dari cuplikan di atas, dapat dilihat rasa ingin tahu Rie yang sangat besar terhadap sake. Aroma sake yang sangat ia sukai telah membiusnya sejak kecil. Karena kecintaannya terhadap sake, seolah-olah Rie menjadi lupa akan jati dirinya sebagai seorang perempuan yang dilarang berdagang.
Pada cuplikan tersebut terlihat jelas ambisi Rie yang ingin sekali terlibat dalam bisnis. Rie diam-diam menguping pembicaraan antara Kin dengan Jihei yang membahas tentang para pelanggan tetap, bahan baku sake, serta laporan penjualan. Pembicaraan tersebut adalah informasi yang sangat penting bagi Rie dan dapat dijadikan sebagai masukan. Dengan cara seperti inilah Rie belajar untuk mengetahui trik-trik dagang
(3)
Hal: 37-39
“Ah, maafkan aku, Kin-san. Bolehkah aku mengganggumu sebentar saja?” Rie memberi hormat, lalu duduk di tatami tepat di depan Kin.
Kin memandang ke arah Rie. “Selamat malam, O-Josama.” Kin tersenyum, giginya
menyembul ke luar dari bibir bawahnya. “Iya, ada apa?”
“Kau tahu kan, betapa sulitnya aku jika harus berbicara tentang bisnis di depan ayahku.” Rie memulai.
“Ya, tampaknya memang begitu bukan? Kau tahu sebagian besar laki-laki di Nada tidak memperbolehkan para perempuan memasuki wilayah bisnis atau mengendalikan uang.”
“Tapi aku punya ide Kin-san.” Rie mengambil kuas, menjepitnya dengan jari-jari tangan, lalu ia putar-putar. Sepertinya penting untuk terlihat seperti tidak peduli. “Pengiriman sake kita ke Edo berjalan lancar, kan?”
Kin mengangguk. “Ya, mungkin malah lebih baik daripada yang kita perkirakan.”
“Bukankah ini waktu yang tepat, jika kita memperluas pengiriman kita ke Edo. Kita coba untuk menjual, katakanlah dua puluh persen di pasar yang sedang berkembang itu. Bisakah kita mengambil keuntungan dari situ, lalu menutupi sepuluh persen pangsa pasar kita yang direbut Yamaguchi?” Rie memperhatikan Kin dengan serius.
Sesaat kemudian Kin membuka matanya dan Kembali menatap Rie. Ia mengangguk.
“Iya, mungkin saja. Yamaguchi memang telah membuat kita rugi. Tapi, dua puluh persen….
Aku tidak yakin apakah ayahmu akan setuju.”
“Oh, kalau kau setuju, aku yakin kau pasti bisa mempengaruhinya. Ia selalu mengikuti pendapatmu. Ia selalu sangat menghargai pendapatmu.”
(4)
Kin menghela napasnya lagi. “Iya, sekarang ini tidak hanya ayahmu. Aku juga harus meyakinkan suamimu, Rie. Hal itu mungkin sulit.”
Rie mengetuk-ngetuk tangkai kuas ke meja. “Menurutku, Jihei tidak akan keberatan dengan pendapatmu, Kin-san. Dengan pengalaman yang kau punya, Jihei pasti menurut, apalagi jika kau berhasil meyakinkan ayahku juga.” Ia maju ke depan. “Kau mau kan, berbicara dengan ayahku?”
“Mungkin akan sulit, Rie.” Kin menatap wajah Rie yang penuh semangat.
“Terima kasih banyak. Aku akan datang lagi besok malam saat ayahku sudah pergi dari ruangan ini.” Rie tersenyum sambil memberi hormat kepada Kin, lalu pergi ke luar ruangan. Kin bisa saja sudah menjadi sekutunya.
Analisis:
Berdasarkan cuplikan di atas, antara Rie dan Kin-san terjadi hubungan timbal balik yang saling membutuhkan satu sama lain. Kin-san membutuhkan Rie sebagai penemu ide kreatif, begitu juga sebaliknya Rie pun membutuhkan Kin-san sebagai perantara yang menyampaikan ide itu kepada ayahnya untuk direalisasikan. Rie juga banyak belajar dari Kin, sejak kecil yang mengajarkan bisnis dan memberi informasi-informasi mengenai penjualan sake adalah Kin-san. Rie belajar dari Kin-san secara diam-diam tanpa sepengetahuan ayahnya.
Pada cuplikan ini, dapat dilihat bahwa Rie sangat pintar dan berbakat di bidang bisnis karena banyak belajar dan tekun. Bila dilihat lagi, sosok Rie sangat berpengaruh bagi keberlangsungan hidup keluarganya. Sebagai seorang laki-laki dan juga sebagai seorang suami, Jihei tidak berpengaruh dalam bisnis itu. Jihei selalu menuruti apapun keputusan Rie.
(5)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya,maka kesimpulan yang dapat diambil dalam
menganlisis novel “The Scent Of Sake” adalah sebagai berikut:
1. Dalam novel “The Scent Of Sake” terdapat satu tokoh utama,yaitu Rie omura, yang terhimpit oleh system budaya jepang yang kuno terlahir menjadi perempuan dikeluarganya adalah sebuah kontradiksi.sebagai pewaris bisnis sake,tapi tidak boleh memasuki gudang pembuatan sake,karena seorang perempuan akan membuat sake menjadi masam,tapi dia cerdas menyusun strategi,bukan hanya membuat sake keluarga omura menjadi nomor satu tapi juga merubah system budaya yang kuno.
2. Nilai positif,misalnya dapat kita lihat dari perjuangan feminism yang dilakukan ole RIE,yaitu memperjuangkan hak-hak dan kesetaraan yang seharusnya diterimanya diperusahaan sake tempat ia bekerja.
3. Bentuk feminism di jepang tentu berbeda dengan feminism di Indonesia.Pandangan tradisional dimana wanita dalam masyarkat hanyalah menjadi ibu rumah tangga dan membesarkan anak-anaknya sebenarnya mulai beruah dalam generasi muda jepang.Namun generasi tua,yang memegang mayoritas di perusahaan dan kekuasaan politik,tampaknya belum menerima kenyataan masuknya wanita dalam dunia kerja.
(6)
3.2 SARAN
Melalui skripsi ini penulis berharap agar pembaca lebih banyak memahami tentang karya sastra.khususnya analisis karya sastra yang berhubungan dengan feminism sastra.karena semakin banyak kita mengetahui sesuatu mengenai analisis karya sastra maka pengetahuan kita mengenai sastra pun semakin luas,melalui skripsi ini juga penulis berharap pembaca memilki minat untuk membaca karya-karya sastra,seperti halnya pembahasan pada skripsi in,yaitu novel.Novel merupakan salah satu karya yang menarik karena cerita dalam novel dikemas dengan gaya bahasa yang mudah dipahami.Dengan membaca novel kita mendapat cerita yang menarik dan insipiratif.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini.Namun penulis juga berharap skripsi ini dapat berguna bagi pembacanya.