3. Sudut Pandang Campuran
Penggunaan sudut pandang yang bersifat campuran itu di dalam sebuah novel, mungkin berupa penggunaan sudut pandang persona ketiga dengan teknik “dia”
mahatahu dan “dia” sebagai pengamat, persona pertama dengan teknik “aku” sebagai tokoh utama dan “aku” tambahan atau sebagai saksi, bahkan dapat berupa campuran
antara persona pertama dan ketiga, antara “aku” dan “dia” sekaligus. Sebuah novel yang bersudut pandang persona ketiga, sering memanfaatkan teknik “dia” mahatahu
dan terbatas, atau sebagai observer secara bergantian. Terhadap sejumlah tokoh tertentu, narator bersifat mahatahu. Namun, terhadap sejumlah tokoh yang lain,
biasanya tokoh-tokoh tambahan, termasuk deskripsi latar, narator berlaku sebagai pengamat, bersifat objektif, dan tak melukiskan lebih dari yang dapat dijangkau oleh
indra. Kapan dan seberapa banyak frekuensi penggunaan kedua teknik tersebut tentu saja berdasarkan kebutuhan. Artinya, pengarang akan mempertimbangkan sifat dan
masalah yang sedang digarap disamping juga efek yang ingin dicapai. Teknik observer biasanya dipergunakan untuk melengkapi teknik mahatahu, dan ia akan
memberikan kesan teliti. Dalam novel “the scent of sake”karya Joyce lebra ini pengarang termasuk dalam
Sudut pandang orang ketiga, ialah pengarang menampilkan tokoh dengan menggunakan orang ketiga, seperti ia, dia, atau nama orang,Pengarang mengangkat cerita sejrah jepang
kedalam novelnya,lalu mengemas cerita tersebut lebih menarik agar lebih mudah dipahami pembaca.
2.3 Konsep Feminisme
Feminis berasal dari kata “femme” woman, berarti wanita tunggal yang
berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum wanita jamak sebagai kelas sosial
Universitas Sumatera Utara
Ratna, 2A04:184 Tujuan feminis adalah keseimbangan interelasi gender. Pada dasarnya gerakan feminisme ini muncul karena adanya dorongan ingin menyetarakan hak antara
pria dan wanita yang selama ini seolah-olah wanita tidak dihargai dalam pengambilan kesempatan dan keputusan dalam hidup. Wanita filerasa terkekang karena superioritas
pria dan wanita hanya dianggap sebagai burnbu penyedap dalam hidup pria. Adanya pemikiran tersebut tampaknya sudah membudaya sehingga wanita harus berjuang keras
untuk menunjukkan eksistensi dirinya di mata dunia. Dalam arti leksikal, feminisme ialah gerakaan wanita yang menuntut persamaan
hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria. Feminisme ialah teori tentang persamaan antara lai-laki dan wanita bidang politik,ekonomi, dan sosial; atau kegiataan terorganisasi
yang mgmperjuangkan hak-hak serta kepentingan wanita. Dalam pengertian yang paling luas, ferninisme adalah gerakan kaum wanita untuk
menolak segala sesuatu yang dimarjinalisasikan,disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalambidang politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial
lainnya. Senada dengan definisi tersebut, The New Encyclopedia of Bitannica dalam Pemilia, 2009,memaknai feminisme sebagai the belief largely originating in the West,
in the social, economic, and political equality of the sexes,represented worldwide by various institutions committed to activity on behalf of womens rights and interesrs. Jadi,
Feminismadalah keyakinan yang berasal dari Barat, berkaitan dengan kesetaraan sosial, ekonomi dan politik antara pria dan wanita, yang tersebar ke seluruh dunia lewat
berbagai lembaga yang bergerak atas nama hak-hak dan kepentingan wanita. Di sini juga dijelaskan bahwa dari sana akan bisa diketahui bahwafeminism berkaitan erat
dengan womens moyement dan gender identity.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pengertian yang lebih sempit, yaitu dalam sastra, feminism dikaitkan dengan cara-cara memahami karya sastra baik dalam kaitannya dengan proses produksi
maupun resepsi. Dalam ilmu sosial kontemporer lebih dikenal sebagai gerakan kesetaraan gender Ratna, 2OO4: 1 8,4.
Dalam buku Glosarium Seks dan Gender, yang dimaksud kesetaraan gender gender equality ialahil kesetaraan kesempatan dan hasil untuk wanita dan pria,
termasuk penghapusan diskriminasi dan ketidaksetaraan struktual dalam mengakses sumber daya, kesempatan, dan jasa-jasa, Kesamaan perolehan kesempatan dan hasil
untuk wanita dan pria, termasuk penghapusan diskriminasi cian ketidaksetaraan struktural dalam mengakses
sumber daya, kesempatan, dan jasa-jasa, seperti akses yang sama untuk kesehatan, pendidikan, sumber daya produktif, partisipasi sosial, dan ekonomi Sugihastuti dan
Sastriyani, 2007:116-117. sebagai gerakan modern, feminisme lahir awal abad ke-20, Yang dipelopori oleh
Virginia Woolf dalam bukunya yang berjudul A Room of one‟s own 1929 Terdapatnya komentar miring dari kaum pria terhadap buku tersebut semakin menguatkan
kesimpulan bahwa wanita adaiah sebuah produk dari budaya yang mementingkan nilai-nilai pria dan
tentunya sastra ikut membentuk dan merespon nilai-nilai patriarki melalui representasi wanita untuk kepentingan budaya pria dan mengesampingkan pengalaman
wanitaVirginiaWoolf telah mengilhami para feminis agar menggunakan sastra sebagai medium perlawanan terhadap budaya patriarki, sehingga terbukalah kran bagi sastra
bergenre feminisme. Perkembangannya yang sangat pesat,yaitu sebagai salah satu aspek
Universitas Sumatera Utara
teori kebudayaan kontemporer, terjadi tahun 1960an.Morlelanalisisnya sangat beragam, sangat kontekstual,berkaitan dengan aspek-aspek sosial, politik, dan ekonomi
Berdasarkan Wikipedia bahasa Jepang diunduh 11 Desember 2009 , dijepang, gerakanpernbebasan perempuan terjadi pada paruh pertama abad20 Sebagaideklarasi
gerakan pembebasan perempuan pada waktu itu,diterbitkanlah sebuah Jurnal sastra, yang diawali dengan kalimat perempuan memang matahari yang terkenal. Pada akhir 1960-
an, lahir gerakan pembebasan perempuan.tradisional yang berbeda dari gerakan mahasiswa yang didominasi laki-laki gerakan oposisi. Pada tahun 1970 gerakan feminis barat telah
menyebar di Jepang, dan politisi feminis mulai bermunculan di Jepang. Dalam ranah sastra, genre feminis muncul sebagai reaksi terhadap pendekatan
sastra yang mengasingkan karya dari struktur sosial, seperti Kritik Baru dan Strukturalisme. Feminisme memfokuskan diri pada pentingnya kesadaran mengenai
persamaan hak antara wanita dan pria dalam Semua bidang. Teori ini berkembang sebagai reaksi dari fakta yang terjadi dimasyarakat, yaitu adanya konflik kelas, konflik
ras, dan, terutama, karena adanya konflik gender. Feminisme mencoba untuk mendekonstruksi sistem yangmenirnbulkan kelompok yang mendominasi dan
didominasi,serta sistem hegemoni di mana kelompok subordinat terpaksa harus menerima nilai-nilai yang ditetapkan oleh kelompok yang berkuasa
Feminisme mencoba untuk menghilangkan pertentangan antara kelompok yang lemah dengan kelompok yang dianggap lebih kuat. Lebih jauh lagi,feminisme menolak
ketidakadilan sebagai akibat masyarakat patriarki,menolak sejarah dan filsafat sebagai disiplih yang berpusat pada pria.
Betty Friedan menyatakan menentang diskriminasi seks di segala bidang kehidupan : sosial, politik, ekonomi, dan personal. Sebagai seorang feminis liberal,
Universitas Sumatera Utara
Friedan ingin mernbebaskan wanita dari peran gender yang opresif, yaitu peran-peran yang digunakan sebagai alas an atau pembenaran untuk memberikan tempat yang lebih
rendah, atau tidak memberikan tempat sama sekali, bagi wanita, baik di dalam akademi, forum maupun Pasar Tong,1998:49.
Kaum feminis radikal-kultural menyatakan bahwa perbedaan seksgender mengalir bukan semata-mata dari biologi, melainkan juga dan sosialisasi atau sejarah keseluruhan
menjadi wanita didalam masyarakat yang patriarki Tong,1998:49. Masyarakat patriarki menggunakan fakta tertentu mengenai fisioiogi wanita dan
pria sebagai dasar untuk membangun serangkaian identitas dan perilaku maskulin dan feminin yang diberlakukan untuk memberdayakan pria di satu sisi dan melemahkan
wanita di sisi lain Masyarakat yang patriarki menyakinkan dirinya sendiri bahwa konstruksi budaya adalah
“alamiah”dan karena itu normalitas seseorang tergantung pada kemampuannya untuk menunjukkan identitas dan perilaku genderperilaku ini secara kultural dihubungkan
dengan jenis kelamin biologis seseorang. Masyarakat patriarki menggunakan peran gender yang kaku untuk memastikan
wanita tetap pasif penuh kasih sayang, penurut, tanggap terhadap simpati dan persetujuan ,ceria, baik, ramah dan pria tetap aktif kuat, agresif, penuh rasa ingin tahu, ambisius
penuh rencana bertanggung jawab, orisinil, kompetitif Tong, 1998 : 72-13. Jadi dapat disimpulkan bahwa menjadi wanita disebabkan oleh nilai-nilai kutural dan
bukan oleh hakiaktnya, oleh karena itu, gerakan dan teori feminisme berjuang agar nilai- nilai
kultural yang menempatkan wanita sebagai kelompok yang termarjinalkan dapat digantikan dengan keseimbangan yang dinamis antara wanita dan pria.Pembicaraan wanita dari segi
Universitas Sumatera Utara
teori feminis akan melibatkan masalah gender, yaitu bagaimana wanita tersubordinasi secara kultural. Analisis feminis pasti akan memperrnasalahkan wanita dalam hubungannya
dengan tuntutan persamaan hak. Feminisme memiliki jenis atau aliran-aliran didalamnya Secara umum,pembagian aliran-aliran feminism adalah sebagai berikut:
1.feminismeLiberal Feminisme Liberal ialah pandangan untuk menempatkan wanita yang memiliki
kebebasan secala penuh dan individual Aliran ini rnenyatakan bahwa kebebasan dan kesamaan
berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan public . Setiap manusia-demikian
menurut para feminis liberal-punya kapasitas untuk berpikir dan bertindak secarar asional,begitu pula pada wanita. Akar ketertindasan dan keterbelakangan pada wanita ialah
karena disebabkan oleh kesalahan wanita itu sendiri wanita harus mempersiapkan diri agar mereka bias bersaing didunia dalam kerangkapersaingan bebas dan punya kedudukan
setara dengan priaFeminis Liberal memilki pandangan mengenai negara sebagai penguasa yang tidak memihak antara kepentingan kelompok yang berbeda yang berasal dari teori
pluralisme negara. Mereka menyadari bahwa negaia itu didominasi oleh kaum pria, yang terlefleksikan menjadi kepentingan yang bersifat maskulin, tetapi mereka juga
menganggap bahwa negara dapat didominasi kuat oleh kepentingan dan pengaruh kaum pria tadi. Singkatnya,
negara adalah cerminan dari kelompok kepentingan yang memeng memiliki kendali atas negara tersebut. Untuk kebanyakan kaum Liberal Feminis, wanita cenderung
berada di dalam negara hanya sebatas warga negara bukannya sebagai pembuat kebijakan. Sehingga dalam hal ini ada ketidaksetaraan wanita dalam politik atau
Universitas Sumatera Utara
bernegara. Pun dalam perkembangan berikutnya, pandangan dari kaum Feminis Liberal mengenai kesetaraan setidaknya memiliki pengaruhnya tersendiri terhadap
perkembangan pengaruh dan kesetaraan wanita untuk melakukan kegiatan politik seperti membuat kebijakan di sebuah negara.
Tokoh aliran ini adalah Naomi Wolf Ia berpendapat bahwa wanita mempunyai kekuatan dari segi pendidikan dan pendapatan, dan wanita harus terus menuntut
persamaan haknya, serta saatnya kini wanita bebas berkehendak tanpa tergantung pada kaum pria. Feminisme liberal mengusahakan untuk menyadarkan wanita bahwa mereka
adalah golongan tertindas. Pekerjaan yang dilakukan wanita di sektor domestik dikampanyekan sebagai hal yang tidak produktif dan menempatkab wanita pada posisi
sub-ordinat. Budaya masyarakat Amerika yang materialistis, mengukur segala sesuatu dari materi, dan individualis sangat mendukung keberhasilan ferninisme. Wanita-wanita
tergiring keluar rumah, berkarier dengan bebas dan tidak terganiung lagi pada pria. Akar teori ini bertumpu pa-da kebebasan dan kesetaraaan rasionalitas. Wanita
adalah makhluk rasional, kemampuannya sama dengan laki-laki,sehingga harus diberi hak yang sama juga dengan laki-laki. Permasalahannya terletak pada produk kebijakan
negara yang bias gender. Oleh karena itu, pada abad 18 sering muncul tuntutan agar wanita mendapat pendidikan yang sama,di abad 19 banyak upaya memperjuangkan
kesempatan hak sipil dan ekonomi bagi wanita, dan di abad 20 organisasi-organisasi wanita mulai dibentuk untuk menentang diskriminasi seksual di bidang politik, sosial,
ekonomi, maupun personal. Dalam konteks Indonesia, reformasi hukum yang berprerspektif keadilan melalui desakan 30 kuota bagi wanita dalam parlemen adalah
kontribusi dari pengalaman feminis liberal. 2.Feminisme Radikal
Universitas Sumatera Utara
Feminisme ini muncul sejak pertengahan tahun 1970-an di mana aliran ini menawarkan ideologi perjuangan separatisme wanita. Pada sejarahnya, aliran ini
muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin di Barat pada tahun 1960-an, utamanya melawan kekerasan seksual dan industri
pomografi. Pemahaman penindasan pria terhadap wanita adalah satu fakta dalam sistem masyarakat yang sekarang ada. Dan gerakan ini adalah sesuai namanya yang
radikalAliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap wanita terjadi akibat sistem patriarki. Tubuh wanita merupakan objek utama penindasan oleh
kekuasaan laki-|aki. Oleh karena itu, feminisme radikal memperrnasalahkan antara lain tubuh serta hak-hak reproduksi, seksualitas termasuk lesbianisme, seksisme, relasi kuasa
wanita dan pria, dan dikotomi privat-publlk.,,The personal is political menjadi gagasan anyar yang mampu menjangkau pennasalahan prempuan sampai ranah privat, masalah
yang dianggap paling tabu untuk diangkat ke permukaan. Informasi atau pandangan buruk black propaganda banyak ditujukan kepada feminis radikal Padahal karena
pengalamannya membongkar persoaian-persoalan privat inilah Indonesia saat ini memiliki Undang Undang RI no.23 tentang Penghapusan Kekerasan Dalarr Rumah Tangga
UU PKDRT 3.Feminisme Post Modern
Ide Posmo-menurut anggapan para feminis post modern-ialah ide yang anti absolut dan anti otoritas, gagalnya modernitas dan pemilahan secara berbeda-beda tiap fenomena
sosial karena penentangannya pada penguniversalan pengetahuan ilmiah dan sejarah. Mereka berpendapat bahwa gender tidak bermakna identitas atau struktur sosial.
4. Feminisme Anarkis
Universitas Sumatera Utara
Feminisme Anarkis lebih bersifat sebagai suatu paham politik yang mencita- citakan masyarakat sosialis dan menganggap negara dan system patriaki-dominasi lelaki
adalah sumber permasalahan yang sesegera mungkin harus dihancurkan. 5: Feminisme Marxis
Aliran ini memandang masalah wanita dalam kerangka kritik kapitalisme. Asumsinya sumber penindasan wanita berasal dari eksploitasi kelas dan cara produksi.
Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan aliran ini-status wanita jatuh karena adanya konsep kekayaaan pribadi Qtrivate property. Kegiatan produksi yang
semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendri berubah menjadi keperluan pertukaran exchange. Pria mengontrol produksi untuk exchange dan sebagai
konsekuensinya mereka mendominasi hubungan sosial. Sedangkan wanita direduksi menjadi bagian dari property. Sistem produksi yang berorientasi pada keuntungan
mengakibatkan terbentuknya kelas dalam masyarakat-borjuis dan proletar. Jika kapitalisme tumbang maka struktur masyarakatdapat diperbaiki dan penindasan terhadap
wanita dihapus. Kaum Feminis Marxis, menganggap bahwa negara bersifat kapitalis yakni
menganggap bahwa neghra bukan hanya sekadar institusi tetapi juga perwujudan dari interaksi atau hubungan sosial. Kaum Marxis berpendapat bahwa negara memiliki
kemampuan untuk memelihara kesejahteraan, namun di sisi lain, negara bersifat kapitalisme yang menggunakan sistem perbudakan kaum wanita sebagai pekerja.
6.Feminisme Sosialis Sebuah faham yang berpendapat Tidak ada sosialisme tanpa pembebasan
wanita. Tidak ada pembebasan wanita tanpa sosialisme.Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem pemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan
Universitas Sumatera Utara
pria atas harta dan pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender.
Feminisme sosialis muncul sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran ini mengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme dan tetap tidak akan
berubah jika kapitalisme runtuh. Kdtik kapitalisme harus disertai dengan kritik dominasi atas wanita. Feminisme sosialis menggunakan analisis kelas dan gender untuk
memahami penindasan wanita. Ia sepaham dengan feminisme marxis bahwa kapitalisme merupakan sumber penindasan wanita. Akan tetapi, aliran feminis sosialis ini juga
setuju dengan feminism radikal yang menganggap patriarkilah sumber penindasan itu. Kapitalisme dan patriarki adalah dua kekuatan yang saling mendukung. Seperti
dicontohkan oleh Nancy Fraser di Amerika Serikat keluarga inti dikepalai oleh laki-laki dan ekonomi resmi dikepalai oleh negara karena peran warga negara dan pekerja adalah
peran maskulin, sedangkan peran sebagai konsumen dan pengasuh anak adalah peran feminin. Agenda perjuagan untuk memeranginya adalah menghapuskan kapitalisme dan
sistem patriarki. Dalam konteks Indonesia, analisis ini bermanfaat untuk melihat problem- problem kemiskinan
yang menjadi beban wanita. 7. Feminisme Postkolonial
Dasar pandangan ini berakar di penolakan universalitas pengalarran wanita. Pengalaman wanita yang hidup di negara dunia ketiga kolonibekaskoloni berbeda
dengan wanita berlatar belakang dunia peftama. Wanita dunia ketiga menanggung beban penindasan lebih berat karena selain mengalami pendindasan ber-basis gender,
mereka juga mengalami penindasan antarbangsa, suku, ras, dan agama.
Universitas Sumatera Utara
Dirnensi kolonialisme menjadi fokus utama feminisme poskolonial yang pada intinya menggugat penjajahan, baik fisik,pengetahuan, nilai-nilai, cara pandang, maupun
mentalitas masyarakat.Beverley Lindsay dalam bulc.rnya Comparative Perspectives on Third World Women: The Impact of Race, Sex, and Class menyatakan, hubungan
ketergantungan ya-ng didasarkan atas ras, jenis kelamin, dan kelas sedang dikekalkan oleh institusi-institusi ekonomi, sosial, dan pendidikan.
2.4 Feminisme dalam masyarakat jepang