Pengembangan Kepariwisataan Pesisir Prosedur Pelaksanaan

Kelas S2 : Cukup Sesuai Nilai 121 – 180 Daerah ini mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat perlakuan yang harus diterapkan. Kelas S3 : Sesuai Marginal Nilai 61 – 120 Daerah ini mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat perlakuan yang harus diterapkan. Kelas N : Tidak Sesuai Nilai ≤ 60 Penggabungan hasil kesesuaian akuatik dan terestrial menghasilkan zona tingkat kepekaan lingkungan pesisir, yaitu zona tidak peka S1, zona kurang peka S2, zona cukup peka S3, dan zona peka S4. Berdasarkan zona ini dapat dilihat tapak dengan potensi lingkungan yang paling sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata.

b. Pengembangan Kepariwisataan Pesisir

Pengembangan pariwisata di suatu kawasan dimulai dengan menentukan obyek dan atraksi wisata yang tersedia dan selanjutnya dinilai potensinya untuk dapat dikembangkan. Penentuan ketersediaan obyek dan atraksi wisata dilakukan dengan mewawancara staf pemerintah daerah, kepala desa, masyarakat dan pengamatan lapangan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan metode Mc Kinnon 1986 dan Gunn 1994 dengan kepala desa n=7 sebagai penilai. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa kepala desa merupakan penduduk asli dan wakil masyarakat yang dipilih oleh masyarakat desa dan tetua adat, sehingga mengetahui secara rinci kondisi desa tersebut dan kondisi di sekitar desanya. Penilaian obyek wisata dilakukan dengan memenuhi aspek berikut, yaitu 1 atraksi, 2 daya tarik, 3 estetika dan keaslian, 4 fasilitas pendukung, 5 ketersediaan air bersih, 6 transportasi dan aksesibilitas, dan 7 dukungan dan partisipasi masyarakat. Penilaian obyek dan atraksi wisata dapat dilihat pada Tabel 5, dan penilaian diklasifikasi menjadi sangat kuat, kuat, sedang dan lemah. Selanjutnya dilakukan peringkat berdasarkan ketersediaan obyek dan atraksi wisata di tiap desa. Peringkat tersebut menghasilkan zona wisata berdasarkan ketersediaan obyek dan atraksi wisata yang meliputi zona atraktif S1, zona cukup atraktif S2, zona kurang atraktif S3, dan zona tidak atraktif S4. Zona atraktif ialah zona wisata dengan tingkat potensi tinggi, yaitu memiliki obyek dan atraksi wisata 5. Zona cukup atraktif ialah zona wisata dengan tingkat potensi sedang, yaitu memiliki obyek dan atraksi wisata 3 – 5. Zona kurang atraktif ialah zona wisata dengan tingkat potensi rendah yaitu memiliki obyek dan atraksi wisata 1-3. Sedangkan zona tidak atraktif ialah zona tanpa potensi wisata yaitu tidak memiliki obyek dan atraksi wisata. Tabel 5 Penilaian terhadap obyek dan atraksi wisata Nilai No Faktor 4 sangat kuat 3 kuat 2 sedang 1 lemah 1 Letak dari jalan utama 1 km 1 – 2 km 2 – 3 km 3 km 2 Estetika dan keaslian Asli Asimilasi, dominan bentuk asli Asimilasi, dominan bentuk baru Sudah berubah sama sekali 3 Atraksi Hanya terdapat di Tapak Terdapat 3 lokasi di tempat lain Terdapat 3-5 lokasi di tempat lain Terdapat 5 lokasi di tempat lain 4 Fasilitas Pendukung Tersedia dalam kondisi sangat baik Tersedia dalam kondisi baik Tersedia dalam kondisi kurang baik Prasarana dan sarana tidak tersedia 5 Ketersediaan Air bersih 0,5 km 0,5 – 1 km 1 – 2 km Jarak 2km 6 Transportasi dan Aksesibilitas Jalan aspal, ada kendaraan umum Jalan aspal berbatu, ada kendaraan umum Jalan aspal berbatu, tanpa kendaraan umum Jalan berbatutanah, tanpa kendaraan umum 7 Dukungan dan Partisipasi Masyarakat Sangat Mendukung Mendukung Kurang mendukung Tidak mendukung Sumber : Modifikasi Mc. Kinnon 1986, Gunn 1994 dalam Rahmadani 2005, Umar 2006 Penghitungan penilaian terhadap obyek dan atraksi wisata = 7 1 n = ∑ Flju + 7 1 n = ∑ Fek + 7 1 n = ∑ Fatr + 7 1 n = ∑ Ffp + 7 1 n = ∑ Fka + 7 1 n = ∑ Fta + 7 1 n = ∑ Fdpm Keterangan : Flju = faktor letak dari jalan utama Fka= faktor ketersediaan air Fek = faktor estetika dan keaslian Fta= faktor tranportasi-aksesibilitas Fatr = faktor atraksi Fpm= faktor pastisipasi masyarakat Ffp = faktor fasilitas pendukung 7 1 n = ∑ = nilai responden ke 1 sampai 7 Skor masing-masing obyek dijumlahkan dengan ketentuan sebagai berikut: S1 = Sangat Potensial Nilai 147 – 196 S2 = Cukup Potensial Nilai 99 – 147 S3 = Kurang Potensial Nilai 50 – 98 S4 = Tidak Potensial Nilai ≤ 49

c. Keikutsertaan Masyarakat Pesisir dalam Kepariwisataan