• Sirkulasi evakuasi tsunami merupakan sirkulasi yang menghubungkan ruang aktifitas wisata dan ruang aktifitas sehari-hari masyarakat menuju
lokasi evakuasi tsunami. Sirkulasi ini merupakan jalur jalan yang dapat ditempuh dengan kendaraan maupun berjalan kaki agar dapat menjangkau
lokasi evakuasi tsunami dalam waktu cepat.
3. Perencanaan Interpretasi Wisata Pesisir
a. Perencanaan Jalur Interpretasi Wisata Pesisir
Rencana jalur interpretasi didasarkan pada konsep ruang dan konsep sirkulasi. Tema utama jalur interpretasi wisata pesisir Teluk Konga ialah
memenuhi aspek pendidikan lingkungan dengan memberikan pengalaman baru bagi wisatawan. Wisatawan yang telah berkunjung di kawasan ini diharapkan
memiliki apresiasi yang tinggi terhadap lingkungan Teluk Konga. Apresiasi yang tinggi terhadap suatu kawasan merupakan salah satu upaya untuk menjaga
kelestarian kawasan tersebut. Message
yang ingin disampaikan pada wisatawan yang berkunjung ke Teluk Konga ialah “keanekaragaman kawasan pesisir sangat terkait satu sama
lain, sehingga penting dijaga keutuhan dan kelestariannya”. Message ini disampaikan melalui jalur interpretasi wisata pesisir yang akan dikembangkan di
kawasan wisata Teluk Konga. Rencana jalur interpretasi dibagi menjadi tiga alternatif jalur wisata pesisir
coastal touring plan dengan tema yang berbeda. Jalur alternatif 1 dengan tema sumber daya alam, jalur alternatif 2 dengan tema sumberdaya budaya, dan jalur
alternatif 3 dengan tema sumber daya alam dan budaya. Rencana jalur interpretasi wisata alternatif 1 didasarkan pada :
a Tema jalur interpretasi alternatif 1 yaitu melindungi kekayaan dan keragaman
sumber daya alam pesisir Teluk Konga. b
Tujuan dari jalur interpretasi alternatif 1 ialah agar pengunjung dapat mempelajari obyek dan atraksi wisata alam yang terdapat di Teluk Konga,
sehingga menyadari arti penting keberadaan sumber daya alam tersebut bagi keberlanjutan kehidupan di Teluk Konga, terutama bagi keberlanjutan
pariwisata di Teluk Konga.
c Titik-titik perhentian merupakan obyek dan atraksi wisata alam dengan
potensi sedang hingga tinggi. Pada jalur ini obyek dan atraksi wisata tersebut dikelompokkan berdasarkan sumber daya alam akuatik dan sumber daya alam
terestrial. d
Jalur wisata disusun dengan membagi dua sub tema jalur, yaitu jalur wisata alam akuatik dan jalur wisata alam terestrial. Jalur wisata alam akuatik
ditempuh melalui jalur laut, sedangkan jalur wisata alam terestrial ditempuh melalui jalur darat. Kedua jalur tersebut sambung menyambung membentuk
satu buah loop utama yang dimulai dari area penerimaan dengan melalui jalur wisata alam akuatik terlebih dahulu kemudian kembali ke area penerimaan
dan dilanjutkan dengan jalur wisata alam terestrial untuk selanjutnya kembali ke area penerimaan. Peta jalur interpretasi alternatif 1 dapat dilihat pada
Gambar 25. Rencana jalur interpretasi wisata alternatif 2 didasarkan pada :
a Tema jalur interpretasi alternatif 2 ialah melestarikan kekayaan dan
keragaman sumber daya budaya pesisir Teluk Konga. b
Tujuan dari jalur interpretasi alternatif 2 ialah agar pengunjung dapat mempelajari dan memahami nilai-nilai budaya dan kesejarahan yang
terkandung dalam obyek dan atraksi wisata di Teluk Konga, sehingga menyadari arti penting sumber daya budaya tersebut bagi keberlanjutan wisata
di Teluk Konga. c
Titik-titik perhentian merupakan obyek dan atraksi wisata budaya dengan potensi sedang hingga tinggi. Pada jalur ini obyek dan atraksi wisata tersebut
dikelompokkan menjadi budaya akuatik dan budaya terestrial. d
Jalur wisata disusun dengan membagi dua sub tema jalur, yaitu sub tema jalur wisata budaya akuatik dan sub tema jalur wisata budaya terestrial. Kedua jalur
tersebut sambung menyambung membentuk satu buah loop utama yang dimulai dari area penerimaan menuju jalur wisata budaya akuatik terlebih
dahulu kemudian kembali ke area penerimaan dan dilanjutkan dengan jalur wisata budaya terestrial dan berakhir pada area penerimaan. Peta jalur
interpretasi alternatif 2 dapat dilihat pada Gambar 26.
Rencana jalur interpretasi wisata alternatif 3 didasarkan pada : a
Tema jalur interpretasi wisata alam dan budaya yaitu konservasi lingkungan akuatik dan terestrial dengan melindungi sumber daya alam dan melestarikan
sumber daya budaya di Teluk Konga. b
Tujuan dari jalur interpretasi wisata alam dan budaya ialah agar pengunjung dapat mempelajari karakter alam dan budaya, baik pada lingkungan akuatik
maupun terestrial, yang menjadi faktor utama bagi keberlanjutan wisata di Teluk Konga, sehingga menimbulkan kesadaran untuk melindungi dan
menjaga sumber daya alam dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal. c
Titik-titik perhentian merupakan obyek dan atraksi wisata alam dan budaya dengan potensi sedang hingga tinggi. Pada jalur ini obyek dan atraksi wisata
tersebut dikelompokkan ke dalam dua jalur, yaitu jalur wisata akuatik dan jalur wisata terestrial. Dalam jalur wisata akuatik terdapat titik-titik wisata
alam dan budaya akuatik, sedangkan pada jalur wisata terestrial terdapat titik- titik wisata alam dan budaya terestrial.
d Jalur wisata disusun dengan membagi dua sub tema jalur, yaitu jalur wisata
akuatik dan jalur wisata terestrial. Kedua jalur tersebut sambung menyambung membentuk satu buah loop utama yang dimulai dari area penerimaan dengan
melalui jalur wisata akuatik terlebih dahulu, kemudian kembali ke area penerimaan dan dilanjutkan dengan jalur wisata terestrial untuk selanjutnya
kembali ke area penerimaan. Peta jalur interpretasi alternatif 3 dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 25 Jalur interpretasi wisata alternatif 1.
No Titik perhentian
potensial
Ruang penerima Titik wisata alam akuatik
1 Hutan pantai
2 Pantai berpasir
3 Pulau Konga
4 Hutan mangrove
5 Pantai berbatu
Ruang transisi Titik wisata alam terestrial
a Sungai b Bumi
perkemahan Ruang penerima
Gambar 26 Jalur interpretasi wisata alternatif 2.
No Titik perhentian
potensial
Ruang penerima Titik wisata budaya akuatik
1 Budidaya mutiara
2 Kampung dan pelabuhan nelayan
3 Pembuatan garam tradisional
Ruang transisi Titik wisata budaya terestrial
a Agrowisata b Gereja
Konga Ruang penerima
Gambar 27 Jalur interpretasi wisata alternatif 3.
No Titik perhentian
potensial
Ruang penerima Titik wisata akuatik
1 Hutan pantai
2 Pantai berpasir
3 Budidaya mutiara
4 Pulau Konga
5 Kampung dan pelabuhan
nelayan 6 Hutan
mangrove 7 Pantai
berbatu 8
Pembuatan garam tradisional Ruang transisi
Titik wisata terestrial a Sungai
b Gereja Konga
c Bumi perkemahan
d Agrowisata Ruang penerima
b. Media Interpretasi Wisata Pesisir