Zona atraktif didominasi oleh obyek dan atraksi wisata alam dan budaya akuatik, serta kurang memiliki obyek dan atraksi wisata alam dan budaya
terestrial. Zona cukup atraktif didominasi oleh obyek dan atraksi wisata alam akuatik dan budaya terestrial, namun kurang pada obyek dan atraksi wisata
budaya akuatik dan alam terestrial. Sedangkan zona kurang atraktif didominasi oleh obyek wisata alam akuatik dan kurang pada obyek dan atraksi wisata budaya
akuatik serta obyek dan atraksi wisata alam dan budaya terestrial. Secara keseluruhan, kawasan Teluk Konga didominasi oleh obyek dan atraksi wisata
alam dan kurang pada obyek dan atraksi wisata budaya. Dengan demikian, tema wisata yang dapat dikembangkan di Kawasan Teluk Konga ialah wisata alam
sebagai wisata utama dan wisata budaya sebagai wisata penunjang.
c. Akseptibilitas dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dalam
Kepariwisataan
Keikutsertaan masyarakat dalam kepariwisataan penting untuk mengidentifikasi dampak negatif pada masyarakat yang tinggal di kawasan yang
akan dikembangkan untuk ekowisata Place 1998 dalam Buchsbaum 2004. Masyarakat merupakan bagian dari lingkungan yang mengetahui dan merasakan
dampak yang akan terjadi akibat perubahan pada lingkungan tersebut. Kesediaan
masyarakat dalam
menerima wisata dan menjadi bagian dari sistem wisata akan mempermudah proses perencanaan. Keterlibatan masyarakat
dalam proses perencanaan dapat mengurangi kemungkinan konflik yang akan terjadi di masa mendatang dan mengurangi terjadinya kesalahan informasi
Suwantoro 1997. Masyarakat Teluk Konga memberikan tanggapan yang positif dalam
pengembangan wisata di Teluk Konga. Sebagian besar masyarakat menerima apabila kawasan Teluk Konga dikembangkan sebagai kawasan wisata dan
masyarakat akan berperan aktif didalamnnya. Masyarakat juga lebih memilih untuk mengelola kawasan wisata tersebut karena dapat memperkirakan berbagai
keuntungan dari adanya pengembangan wisata di daerahnya. Data dan hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 Akseptibilitas masyarakat dalam pengembangan wisata
Peringkat untuk desa No Peubah
Watotika Ile Lamika
Lewoingu Lewolaga
Konga Nobokonga
Nurri
1 Pengembangan kawasan sebagai DTW
40 40 40 40 40 40 40 2 Masyarakat
mengelola 40 40 28 40 40 36 40
3 Peran aktif
masyarakat 40 40 40 40 40 40 40 4 Keuntungan
kegiatan wisata
40 40 36 40 40 34 40 5 Keberadaan
Wisatawan 40 40 40 40 40 40 40 Nilai
200 200 184 200 200 190 200 Kategori
S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 Sumber : Olahan hasil kuisioner
Keterangan : nilai preferensi tiap desa didasarkan pada nilai kesediaan masyarakat terhadap pengembangan wisata pesisir di Teluk Konga n=70
Kategori : S1 = Sangat sesuai, S2 = Cukup sesuai, S3 = Kurang sesuai, S4 = Tidak sesuai
Masyarakat lokal dapat menerima kegiatan wisata apabila mereka percaya bahwa wisata dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan mereka dengan
memperbaiki usaha perdagangan lokal, menggunakan tenaga kerja lokal, dan meningkatkan pendapatan rumah tangga Buchsbaum 2004. Peluang ekonomi
wisata bagi masyarakat lokal Teluk Konga diwujudkan dengan memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal untuk melakukan usaha yang terkait langsung
dengan wisata maupun yang hanya bersifat menunjang ekonomi wisata. Tabel 22 menyajikan tiga peringkat teratas dari peluang kegiatan ekonomi di tiap desa
berdasarkan preferensi masyarakat terhadap peluang kegiatan ekonomi. Penilaian peluang kegiatan ekonomi berdasarkan preferensi masyarakat
terkait wisata yang memungkinkan diaplikasikan di kawasan Teluk Konga ialah peluang investasi usaha, pengembangan obyek dan atraksi wisata, berjualan
makanan dan minuman, mengadakan pagelaran seni dan budaya, usaha tempat makan, usaha penginapan, dan usaha transportasi. Kegiatan ekonomi yang
memperoleh preferensi tinggi pada dasarnya merupakan kegiatan yang dekat dengan keseharian masyarakat. Kegiatan ini umumnya dapat dilakukan oleh
masyarakat karena sudah menjadi budaya mereka. Sedangkan kegiatan ekonomi yang memerlukan keahlian khusus, seperti halnya pemandu wisata atau pembuat
dan penjual souvenir, memperoleh nilai preferensi yang rendah. Namun untuk memenuhi permintaan wisatawan akan kegiatan ekonomi tersebut disarankan
untuk melakukan pelatihan bagi masyarakat lokal.
Tabel 22 Preferensi masyarakat di tiap desa terhadap peluang kegiatan ekonomi
No Desa
Peringkat peluang kegiatan ekonomi Kategori
1. Penyedia produk pertanian 2. Berjualan makanan dan minuman
1 Watotika Ile
3. Peluang investasi usaha S2
1. Usaha penginapan 2. Pagelaran seni dan budaya
2 Lamika 3. Usaha transportasi
S1 1. Peluang investasi usaha
2. Berjualan makanan dan minuman 3 Lewoingu
3. Pagelaran seni dan budaya S1
1. Berjualan makanan dan minuman 2. Peluang investasi usaha
4 Lewolaga 3. Penyedia produk perikanan
S1 1. Usaha transportasi
2. Berjualan makanan dan minuman 5 Konga
3. Pengembangan obyek dan atraksi wisata S1
1. Usaha transportasi 2. Penyedia produk pertanian
6 Nobokonga 3. Pagelaran seni dan budaya
S1 1. Berjualan makanan dan minuman
2. Pengembangan obyek dan atraksi wisata 7 Nurri
3. Pagelaran seni dan budaya S1
Sumber: Olahan hasil kuisioner
Gabungan antara akseptibilitas dan peluang ekonomi masyarakat lokal diwujudkan dalam zona peringkat akseptibilitas dan peluang ekonomi masyarakat
yang terdiri dari zona aktif S1 dan zona cukup aktif S2. Zona aktif ialah zona dengan tingkat akseptibilitas dan peluang pemberdayaan tinggi. Zona aktif
meliputi desa Lamika, Lewoingu, Lewolaga, Konga, Nobokonga, dan Nurri. Zona cukup aktif ialah zona dengan tingkat akseptibilitas tinggi, akan tetapi memiliki
peluang pemberdayaan sedang. Zona ini meliputi desa Watotika Ile. Distribusi zona peringkat akseptibilitas dan peluang ekonomi dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21 Peta hasil analisis zona peringkat akseptibilitas dan peluang ekonomi masyarakat Teluk Konga.
d. Kesesuaian tapak untuk wisata pesisir