tersebut. Dengan demikian, desa Lewolaga dan Konga yang akan dikembangkan menjadi kawasan wisata pesisir.
Pariwisata berkelanjutan ditentukan oleh kualitas lingkungan pesisir dan daya tarik wisata yang dimiliki saat ini yang dapat tetap terjaga dan
dikembangkan hingga masa yang akan datang, sehingga mampu memenuhi kebutuhan wisatawan. Dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan maka
dikembangkan konsep dan pengembangan keberlanjutan wisata bagi lingkungan pesisir dan aktifitas wisata.
Konsep pengembangan dan keberlanjutan lingkungan pesisir ialah perlindungan terhadap lingkungan yang menjadi wadah wisata untuk generasi
mendatang dengan meminimalisasi dampak wisata bagi lingkungan pesisir dan pengelolaan kawasan pesisir sebagai satu kesatuan yang utuh darat dan laut
sehingga dapat terus mewadahi aktivitas wisata didalamnya. Konsep ini diterapkan melalui penerapan sempadan pantai dalam pengembangan wisata,
pengelolaan lingkungan pesisir secara terpadu dan peningkatan kesadaran kepada masyarakat lokal dan wisatawan akan nilai penting lingkungan bagi
keberlangsungan hidup manusia. Konsep pengembangan dan keberlanjutan aktifitas wisata ialah penggalian
potensi wisata yang dimiliki untuk dapat terus menampilkan obyek dan atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan sehingga aktifitas wisata dapat terus
berlangsung. Konsep ini diterapkan melalui pengkajian potensi sumber daya yang dimiliki untuk dikembangkan sebagai obyek dan atraksi wisata pesisir yang akan
selalu memberi daya tarik bagi wisatawan. Perwujudan konsep pengembangan dan keberlanjutan wisata bagi
lingkungan pesisir dan aktifitas wisata yaitu melalui perencanaan jalur dan media interpretasi wisata pesisir dengan menampilkan sumber daya pesisir yang dimiliki
sebagai satu kesatuan yang utuh.
b. Konsep Ruang Wisata Pesisir
Konsep ruang wisata Teluk Konga ialah pengembangan kawasan pesisir Teluk Konga dengan mengembangkan ruang yang disesuaikan dengan kondisi
existing lingkungan. Ruang wisata dibagi menjadi dua, yaitu ruang utama dan
ruang penunjang. Ruang utama meliputi ruang wisata akuatik dan ruang wisata
Darat
Laut Ruang Penunjang
ruang penerima dan ruang transisi Ruang Utama
ruang wisata terestrial
Ruang Utama ruang wisata akuatik
Keterangan : :
Akses masuk
: Sirkulasi antar ruang
terestrial. Sedangkan ruang penunjang meliputi ruang penerima welcome area dan ruang transisi transition area. Pada tiap ruang wisata terdapat obyek dan
atraksi wisata yang mendukung tema dan tujuan ruang wisata tersebut, sedangkan pada ruang penunjang terdapat fasilitas yang menunjang kegiatan wisata. Gambar
24 menunjukkan tata ruang wisata pesisir Teluk Konga.
Gambar 24 Konsep tata ruang wisata pesisir Teluk Konga. Pembagian ruang didasarkan pada tema dan tujuan pengembangan ruang
berikut ini. 1.
Ruang utama Ruang utama merupakan ruang wisata yang mengakomodasi seluruh
aktifitas wisata. Ruang utama dibagi menjadi ruang wisata akuatik dan ruang wisata terestrial.
• Ruang wisata terestrial Merupakan ruang wisata yang menggambarkan kawasan terestrial Teluk
Konga dengan menampilkan obyek dan atraksi wisata terestrial. Tema ruang wisata terestrial ialah menampilkan kekayaan alam darat dan budaya
masyarakat berorientasi darat. Tujuan dari pengembangan ruang wisata ini ialah mengajak pengunjung menikmati keindahan dan keaslian alam di
daratan Teluk Konga dan berinteraksi dengan masyarakat lokal melalui
aktivitas wisata yang berorientasi ke darat. Ruang wisata terestrial dialokasikan di darat dengan obyek dan atraksi wisata yaitu
• Ruang wisata akuatik Merupakan ruang wisata yang menggambarkan kawasan akuatik Teluk
Konga dengan menampilkan obyek dan atraksi wisata akuatik. Tema ruang wisata akuatik ialah menampilkan kekayaan alam akuatik dan
budaya masyarakat berorientasi laut. Tujuan dari pengembangan ruang wisata ini ialah mengajak pengunjung untuk menikmati keindahan dan
kekayaan alam laut Teluk Konga dan berinteraksi dengan masyarakat lokal melalui aktivitas wisata yang berorientasi ke laut.
2. Ruang penunjang
Ruang penunjang merupakan ruang yang menunjang kegiatan wisata utama. Ruang penunjang dialokasikan di tengah tapak yang terhubung
langsung dengan akses jalan utama dan berada di antara dua ruang wisata. Ruang penunjang meliputi :
• Ruang penerima Merupakan pusat informasi wisata. Tema ruang penerima ialah
memberikan informasi yang lengkap dan akurat kepada pengunjung untuk kenyamanan berwisata. Tujuan ruang penerima adalah menyediakan
informasi wisata yang mendukung kegiatan wisata melalui informasi mengenai obyek dan atraksi wisata yang ada serta fasilitas yang tersedia,
mencegah terjadinya kecelakaan melalui informasi tentang kondisi kawasan saat ini dan mencegah pengrusakan lingkungan melalui
informasi mengenai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama pengunjung melakukan aktifitas wisata. Area penerima dilengkapi dengan
fasilitas pusat informasi wisata, tempat parkir dan toko souvenir. • Ruang transisi
Merupakan ruang peralihan dari ruang wisata akuatik menuju ruang wisata terestrial atau sebaliknya. Tema ruang transisi ialah menghubungkan darat
dan laut dan menjadikannya sebagai satu kesatuan tatanan pesisir yag saling terkait. Pengembangan area transisi bertujuan untuk mengontrol
aktivitas pengunjung, baik pada ruang wisata terestrial maupun akuatik,
sehingga kelestarian kawasan pesisir dapat terjaga dengan baik. Ruang transisi dilengkapi dengan ruang peristirahatan rest room, ruang makan
dan minum foodcourt, serta ruang atribut wisata tempat penyewaan alat- alat yang digunakan untuk melakukan aktifitas wisata, seperti peralatan
snorkel , peralatan berkemah, dan sebagainya.
c.
Konsep Sirkulasi Wisata Pesisir
Konsep sirkulasi yang diaplikasikan ialah jaringan sirkulasi yang sesuai dengan konsep ruang dan menghubungkan semua elemen lokal, sehingga
memberi peluang yang tinggi bagi pengunjung untuk dapat melihat banyak atraksi dan informasi serta meningkatkan waktu dan pengeluaran pengunjung agar dapat
memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat lokal. Menurut Simonds 1983, dalam touring system perlu mempertimbangkan :
1. Jarak dan waktu tempuh merupakan fungsi dari area, sedangkan area
merupakan fungsi dari ruang space. Jarak tempuh dan area merupakan satu kesatuan yang utuh.
2. Keutuhan menggambarkan keharmonisan dan kesatuan unity dari elemen-
elemen, sehingga elemen-elemen tersebut tidak terpilah-pilah. 3.
Sekuen menggambarkan urutan terhadap obyek yang mempunyai persepsi kontinuitas dan merupakan pengorganisasian dari elemen-elemen pada suatu
ruang. Sirkulasi pada tapak dibagi menjadi empat yaitu sirkulasi primer, sirkulasi
sekunder, sirkulasi tersier dan sirkulasi evakuasi tsunami. • Sirkulasi primer merupakan sirkulasi utama yang menghubungkan ruang-
ruang pada ruang utama. Sirkulasi ini menghubungkan ruang utama dan ruang penunjang.
• Sirkulasi sekunder merupakan sirkulasi dalam ruang yang menghubungkan obyek-obyek wisata. Sirkulasi ini menghubungkan obyek-obyek wisata
pada ruang wisata akuatik dan obyek-obyek wisata pada ruang wisata terestrial.
• Sirkulasi tersier merupakan sirkulasi di dalam obyek dan atraksi wisata. Sirkulasi tersier berupa boardwalk dan tracking primitif.
• Sirkulasi evakuasi tsunami merupakan sirkulasi yang menghubungkan ruang aktifitas wisata dan ruang aktifitas sehari-hari masyarakat menuju
lokasi evakuasi tsunami. Sirkulasi ini merupakan jalur jalan yang dapat ditempuh dengan kendaraan maupun berjalan kaki agar dapat menjangkau
lokasi evakuasi tsunami dalam waktu cepat.
3. Perencanaan Interpretasi Wisata Pesisir