4.6.2. Tekstur Sedimen
Sedimen perairan laut dangkal merupakan lingkungan yang sangat komplek, karena berasal dari beberapa sumber seperti sedimen dari daratan yang
dibawa air sungai dan sedimen dari laut. Sedimen di dalam perairan akan terbawa oleh gerakan arus dan gelombang, sesuai dengan ukuran dan densitasnya.
Kondisi tekstur sedimen Perairan Marina di ketiga stasiun didominasi oleh kandungan pasir dengan komposisi pasir pada stasiun 1, 2 dan 3 masing-masing
sebesar 67.375 , 85.655 dan 68.560 . Fraksi kedua tertinggi adalah debu dan terakhir fraksi liat. Fraksi sedimen Perairan Marina sesuai ukuran partikel
ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai rata-rata persentase tekstur sedimen
Fraksi sedimen Stasiun
Pasir Debu Liat
Satu Dua
Tiga 67.375
85.655 68.560
23.566 8.575
17.340 9.065
5.765 6.39
Kondisi dominan fraksi pasir di Perairan Marina diduga karena oleh
posisi Perairan Marina yang terletak persis di depan daratan Pantai Ancol yang merupakan kawasan gelombang atau ombak pecah, sehingga menimbulkan
kondisi dinamis. Kawasan dengan kondisi demikian, dapat menyebabkan fraksi yang berukuran besar dan berat seperti pasir dapat lebih mengendap dibandingkan
fraksi halus, dengan kata lain partikel yang berukuran lebih besar akan lebih cepat mengendap di dasar perairan sedangkan partikel yang lebih kecil akan terbawa
jauh ke lautan dan akhirnya mengendap di daerah yang relatif tenang, dan kemungkinan inilah yang menjadi penyebab tingginya fraksi pasir di Perairan
Marina. Dugaan tersebut diperkuat oleh penyataan Syamsudin dan Kardana 1996 bahwa pengendapan sedimen ke arah laut dipengaruhi oleh ombak, arus
laut dan pasang surut. Nybakken 1992 menyatakan partikel yang lebih besar mengendap lebih cepat daripada partikel yang lebih kecil dan arus yang kuat
mempertahankan partikel dalam suspensi lebih lama daripada arus yang lemah. Oleh karena itu, substrat pada tempat yang arusnya kuat akan dominan partikel
kasarnya pasir atau kerikil, karena hanya partikel besar yang akan mengendap, sedangkan jika perairan tenang dan arus lemah, lumpur halus akan mengendap.
Fraksi sedimen erat hubungannya dengan kandungan oksigen dan ketersediaan nutrien dalam sedimen. Sedimen yang didominasi fraksi pasir
memiliki kandungan oksigen relatif lebih besar dibandingkan sedimen berstruktur halus. Hal ini karena sedimen berpasir terdapat pori udara yang memungkinkan
terjadinya pencampuran yang lebih intensif, tetapi sedimen dominan pasir relatif rendah kandungan nutrien. Kondisi sebaliknya terdapat pada sedimen dengan
fraksi substrat lebih halus, walaupun oksigen relatif terbatas namun cukup tersedia nutrien dalam jumlah lebih besar Wood, 1987. Jenis sedimen yang disukai oleh
mikroorganisme benthos adalah kombinasi dari ketiga fraksi pasir, debu dan liat. Menurut Wood 1987 terdapat hubungan antara kandungan bahan organik dan
ukuran pertikel sedimen. Sedimen dengan dominasi fraksi halus memiliki persentase bahan organik lebih tinggi daripada sedimen kasar.
Fraksi sedimen tertinggi kedua adalah debu atau lumpur, yang dapat menunjukkan bahwa tingkat sedimentasi Perairan Marina relatif tinggi. Material
sedimen Perairan Marina diduga berasal dari daratan yang dibawa melalui sungai terutama Kali Ciliwung. Suharsono 2005 menyebutkan bahwa material yang
mengendap di Teluk Jakarta berasal dari sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta, termasuk Perairan Marina sebagai bagian dari kawasan Teluk Jakarta. Khusus
untuk Sungai Ciliwung bersama dengan dua sungai besar lainnya yaitu Sungai Cisadane dan Sungai Citarum diperkirakan dapat mengangkut lumpur hingga 4 - 7
juta m
3
tahun Suharsono, 2005. Pertambahan penduduk dan pembangunan ekonomi di sekitar Pantai Marina dan di sepanjang Sungai Ciliwung menuntut
untuk membangun infrastruktur dan fasilitas seperti perumahan, hotel, industri, jalan, sarana rekreasi dan sebagainya. Perubahan lahan fasilitas-fasilitas tersebut
menyebabkan menyusutnya lahan bervegetasi sehingga memacu terjadinya erosi dan sedimentasi. Sedimen merupakan hasil proses alam sebagai hasil dari erosi di
daratan dan terbawa ke laut melalui sungai. Sedimen dapat juga berasal dari pengadukan kembali upwelling dari sedimen yang sebelumnya telah mengendap
di dasar laut Hamilton, 1989.
Kontributor sedimen utama Perairan Marina berasal dari Sungai Ciliwung. Sungai tersebut tidak hanya langsung bermuara ke Perairan Marina, namun juga
melalui kawasan-kawasan pemukiman. Daerah hulu DAS Ciliwung terbentang mulai dari lereng bagian utara Gunung Pangrango, Gunung Gede dan Puncak,
kemudian lereng selatan Gunung Mega Mendung, lalu menyempit di daratan Ciawi. Menurut Fakhrudin dan Wibowo 1998 karakteristik jenis tanah di aliran
Sungai Ciliwung turut memicu tingginya sedimentasi Sungai tersebut yaitu jenis tanah andosol dan latosol. Andosol merupakan jenis tanah yang peka terhadap
erosi karena karakteristiknya sebagai tanah yang telah mengalami perkembangan lanjut, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin. Sedangkan tanah
latosol memiliki karakteristik diantaranya berkembang lanjut, tekstur lempung,
struktur remah hingga gumpal. Kondisi keduanya mudah tercuci oleh air hujan dan aliran air yang melaluinya, sehingga sungai yang melaluinya banyak
mengandung lumpur, bahkan pada satu musim penghujan di saat banjir, Sungai Ciliwung dapat mengangkut lebih dari 100.000 ton lumpur Suharsono, 2005.
4.7. Beban Pencemaran Perairan Marina