yaitu hanya 9 jenis yang dijumpai. Data komposisi dan kepadatan makrozoobenthos secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.5.2. Kelimpahan Fitoplankton
Kelimpahan fitoplankton pada Perairan Marina di setiap stasiun secara umum didominasi oleh jenis Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp Gambar 7, 8
dan 9. Gambaran ini bermakna bahwa dari aspek kelimpahan fitoplankton di lingkungan Perairan Marina, telah terjadi ketidakseimbangan lingkungan karena
munculnya dominasi jenis tertentu. Ketidakseimbangan tersebut diduga menyangkut keadaan fisik dan kimia lingkungan yang membuat sebagian besar
organisme tertekan. Perubahan lingkungan fisik dan kimia dalam, tempo cepat akan berdampak pada kelimpahan jenis masing-masing fitoplankton. Hal ini
karena fitoplankton memiliki umur yang sangat singkat. Faktor fisik dan kimia yang dimaksud antara lain intensitas cahaya matahari, suhu, nutrien, konsentrasi
logam berat dan struktur komunitas fitoplankton. Goldman dan Horne 1983 menyatakan bahwa struktur komunitas fitoplankton selain ditentukan oleh kondisi
fisika dan kimia perairan juga dipengaruhi faktor internal fitoplankton bersangkutan.
Spesies Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. merupakan fitoplankton dari kelompok diatom yang bersifat non toxic, namun berpotensi menimbulkan
blooming Wood, 1987. Menurut Arinardi, et al. 1997 Skeletonema dapat
dijadikan sebagai indikator untuk mengestimasi pencemaran dari unsur hara, karena Skeletonema sp. akan melimpah di perairan dengan kadar nutrien tinggi.
Fitoplankton jenis Chaetoceros sp. memiliki kelebihan yaitu kemampuannya mensintesis zat hara yang tinggi, sehingga populasinya di suatu perairan lebih
dominan dan melimpah Sahubawa, 2001. Sahubawa 2001 sebagaimana mengutip Miyata dan Hatori 1986 menyatakan bahwa fitoplankton kelompok
diatom memiliki kemampuan konsumsi nutrisi yang besar serta dapat menyimpan senyawa nitrat dan fosfat sebagai cadangan makanan dalam sel. Hasil ini juga
memberikan indikasi kemungkinan bahwa dominasi Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp.
karena keduanya merupakan spesies “endemik” artinya bukan berasal dari tempat lain sehingga memiliki daya toleransi tinggi terhadap
lingkungannya. Dugaan tersebut setidaknya berdasarkan fakta bahwa hasil pemantauan yang dilakukan BPLHD DKI 2004 di sepanjang Teluk Jakarta
menunjukkan jenis Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. juga dominan. Data kelimpahan fitoplankton Perairan Marina di setiap stasiun dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Kelimpahan fitoplankton stasiun1.
2 1
1 64
32 Coscinodiscus
Peridinium Thallassionema
Ceratium Nitzchia
Skeletonema Chaetoceros
Gambar 7. Kelimpahan fitoplankton stasiun 1 Perairan Marina
Kelimpahan fitoplankton stasiun 2
57 43
Coscinodiscus Peridinium
Thallassionema Ceratium
Nitzchia Skeletonema
Chaetoceros
Gambar 8. Kelimpahan fitoplankton stasiun 2 Perairan Marina
Kelimpahan fitoplankton stasiun 3
55 45
Coscinodiscus Peridinium
Thallassionema Ceratium
Nitzchia Skeletonema
Chaetoceros
Gambar 9. Kelimpahan fitoplankton stasiun 3 Perairan Marina
Rendahnya kelimpahan fitoplankton pada penelitian ini kemungkinan juga disebabkan oleh besarnya bahan-bahan berupa limbah yang masuk ke Perairan
Marina, sehingga menurunkan kecerahan perairan dan meningkatkan kekeruhan. Kekeruhan yang tinggi akan menghambat penetrasi cahaya dan mengganggu
sistem pernapasan dan proses fotosintesis yang dilakukan oleh biota air termasuk fitoplankton, bahkan tingkat kekeruhan yang terlampaui tinggi dapat
menyebabkan kematian golongan fitoplankton tertentu seperti copepods Uriarte and Villate, 2005. Kelimpahan fitoplankton dari waktu ke waktu dapat berubah
sesuai dengan perubahan kondisi lingkungan perairan. Satu spesies dapat lebih dominan dari spesies lainnya pada interval waktu yang relatif pendek sepanjang
tahun Marshall, 2005.
4.6. Kualitas Sedimen Perairan Marina