III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September 2005 hingga Mei 2006 bertempat di Perairan Marina Jakarta Utara terutama untuk pengambilan sampel
air, sedimen, fitoplankton dan makrozoobentos. Analisis sampel air, sedimen, fitoplankton dan makrozoobentos dilakukan di Laboratorium Lingkungan
Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor IPB.
3.2. Metode Pengumpulan Data 3.2.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey melalui pengambilan sampel di tiga titik 50 m, 500 m dan 1000 m dari garis pantai Lampiran 1. Pengambilan
sampel dilakukan sebanyak tiga kali.
3.2.2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian diawali dengan penentuan lokasi pengambilan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan diperkirakan dapat mewakili kondisi
Perairan Marina yaitu pada 50 m, 500 m, dan 1000 m dari daratan. Tahapan selanjutnya pengambilan data primer yang dimulai dengan pengambilan sampel
air dan sedimen sebanyak tiga kali. Data-data primer yang dilakukan secara in situ atau di lapangan meliputi
parameter suhu air, kecerahan, pH dan oksigen terlarut. Nilai suhu air dilakukan dengan mencelupkan termometer Hg ke dalam perairan dan pencatatan suhu
dilakukan saat posisi termometer masih tercelup dalam perairan. Pengukuran kecerahan dilakukan menggunakan secchi disc dengan cara menurunkannya
sampai hampir tidak tampak, lalu mencatat kedalamannya, kemudian diturunkan kembali hingga tidak tampak, yang selanjutnya angkat secara perlahan, begitu
tampak catat kedalamannya. Rata-rata pencatatan kedalaman tersebut merupakan nilai kecerahan, dinyatakan dalam satuan meter. Pengukuran pH menggunakan
kertas lakmus dengan cara mencelupkan kertas pH, lalu mencocokkan warna kertas tercelup dengan daftar warna pada kotak lakmus. Penentuan oksigen
16
terlarut menggunakan DO-meter dengan cara memasukkan probe atau sensor dari alat yang dihubungkan dengan kabel ke dalam perairan dan kadar oksigen dalam
mgL dapat langsung terbaca pada skala meter alat atau layar tampilan digital alat. Prinsip pengukuran dengan DO-meter adalah tekanan oksigen dalam air akan
ditangkap sensor alat berupa suatu elektroda, sehingga menghasilkan arus, selanjutnya alat akan mengkonversikan besar aliran arus tersebut pada tampilan
atau digital berupa konsentrasi oksigen terlarut dalam mgL. Beberapa data pendukung juga dilakukan pada tahapan ini yaitu suhu udara,
cuaca, kedalaman, waktu serta warna air. Pengukuran suhu udara menggunakan termometer, dengan mencatat suhu yang tertera pada termometer di setiap stasiun.
Data kedalaman diperoleh dengan mencelupkan tali bersakala yang diberi pemberat hingga menyentuh dasar perairan dan mencatat kedalamannya.
Pencatatan kedalaman ini akan menentukan titik kedalaman pengambilan sampel permukaan, tengah dan dasar perairan. Penetapan warna perairan dilakukan
secara visual. Pengambilan contoh air dilakukan di setiap stasiun secara komposit yaitu
percampuran dari contoh air yang berasal dari lapisan permukaan, tengah dan lapisan pada kedalaman 1 m dari permukaan sedimen. Contoh air diambil dengan
menggunakan alat van dorn sampler bervolume 3 liter. Contoh air dimasukkan ke dalam botol contoh berukuran 250 ml dan diawetkan dengan menggunakan H
2
SO
4
pekat 0.3 ml untuk analisa parameter COD, nitrat dan amoniak, HgCL sebanyak 0.2 ml untuk parameter PO
4 3-
, sedangkan untuk parameter logam berat diberi pengawet HNO
3
sebanyak 0.3 ml. Tahap selanjutnya adalah pemberian label nama, kemudian sampel air dimasukkan ke dalam ice box bersuhu ± 4
o
C menggunkan batu es, untuk dibawa ke laboratorium guna keperluan analisis.
Contoh sedimen untuk penentuan kandungan logam Cd, Pb, tekstur sedimen dan makrozoobenthos diambil menggunakan petersen grab dengan luas
bukaan 20 cm x 20 cm. pengambilan sedimen dilakukan di setiap stasiun sebanyak 3 kali. Pengambilan sedimen dengan cara menjatuhkan petersen grab
dari atas perahu dengan kondisi terbuka, setelah grab mencapai dasar perairan tarik tali grab ke atas. Sedimen yang diperoleh dimasukkan ke dalam kantong
plastik, dibedakan setiap stasiun pengamatan dan pengulangan. Pengambilan
makrozoobenthos diawali dengan pemisahan atau pembersihan sedimen dari lumpur dan pasir menggunakan saringan yang memiliki meshsize ± 1 mm.
makrozoobenthos yang terambil dari penyaringan disimpan dalam kantong plastik dan diawetkan dengan formalin 4, selanjutmya dianalisis di laboratorium.
Analisis pada makrozoobenthos adalah kepadatan yang dihitung menggunakan persamaan:
K= 10000 x ab Keterangan:
K = kepadatan makrozoobenthos indm
2
A = jumlah fitoplankton yang tercacah ind
B = luas bukaan mulut petersen grab 20 cm x 20 cm
Contoh fitoplankton diperoleh dengan cara menyaring air sebanyak 100 liter dengan menggunakan plankton net berukuran pori-pori 45 µm. Contoh
fitoplankton yang diperoleh kemudian disimpan dalam botol dan diawetkan dengan lugol 1. Identifikasi plankton dilakukan menggunakan buku identifikasi
Illustration of the Marine Plankton of Japan Yamaji, 1966. Kelimpahan fitoplankton ditentukan dengan persamaan:
N= 100 x n xV
1
0.25π x V
T
Keterangan: N
= kelimpahan jenis fitoplankton indL N
= jumlah fitoplankton yang tercacah ind V
1
= volume air yang tersaring liter V
T
= volume air yang disaring 100 liter π =
3.14
3.2.3. Variabel yang diamati