Total Padatan Tersuspensi Kondisi Fisik Perairan Marina 1. Suhu Perairan

turbulensi padatan tersuspensi di dasar perairan oleh gerakan air relatif lebih tinggi, sehingga menyebabkan tingginya nilai kekeruhan turbidity Benoit, 1971; Triyanto, et al., 2005.

4.3.3. Total Padatan Tersuspensi

Nilai padatan tersuspensi pada setiap stasiun berkisar antara 5.30 - 25.00 mgL Lampiran 2. Nilai tersebut masih jauh berada di bawah standar maksimal yang diperkenankan bila mengacu pada baku mutu Kep.Men.LH. No. 51 tahun 2004 yaitu 80 mgL. Namun berdasarkan baku mutu badan dunia UNESCOWHOUNEP 1992 nilai TSS yang diperbolehkan tidak boleh melebihi 22 mgL, dengan demikian kadar TSS di salah satu titik pengamatan telah menyentuh garis baku mutu yang diperbolehkan Lampiran 2. Total padatan tersuspensi diduga berasal dari daratan berupa bahan-bahan yang terbawa oleh sungai terutama Kali Ciliwung yang langsung menuju ke Perairan Marina. Penduduk di daerah hulu sungai masih menganggap bahwa sungai merupakan tempat pembuangan sampah terpanjang di dunia, sedangkan penduduk kota dan wilayah pesisir Laut Marina menganggap laut sebagai tempat sampah terbesar di dunia. Bahan-bahan buangan yang masuk ke sungai bersumber dari aktivitas industri, domestik dan pertanian. Limbah yang berasal dari daerah bagian hulu Sungai Ciliwung lebih didominasi oleh limbah pertanian, di bagian hilir didominasi limbah domestik dan industri dan di daerah pesisir beban limbah pelabuhan serta industri menjadi lebih dominan Soeharsono, 2005. Kontribusi limbah domestik saja diperkirakan mencapai 150.000 tonhari Anonim, 2004. Akumulasi limbah industri, domestik dan pertanian inilah yang mempengaruhi nilai total padatan tersuspensi Perairan Marina, bahkan diperkirakan 100.000 tontahun lumpur dari Sungai Ciliwung masuk ke Perairan Marina. Perubahan fisik yang terjadi di bagian hulu Sungai Ciliwung berupa bertambahnya kawasan pemukiman dan pertanian turut memicu besarnya masukan limbah ke Perairan Marina Fakhrudin dan Wibowo, 1998. Daerah aliran sungai DAS Ciliwung di bagian hulu memiliki curah hujan sangat tinggi berkisar antara 4000 - 4500 mmtahun, sehingga bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi maka peluang masuknya berbagai limbah dan bahan-bahan tererosi ke Perairan Marina makin besar, yang dikenal dengan banjir kiriman Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa daerah hulu Sungai Ciliwung memiliki andil cukup besar terhadap masuknya limbah ke Perairan Teluk Jakarta khususnya Marina. Kondisi tersebut diperparah dengan tingginya tingkat erosi di bantaran Sungai Ciliwung. Fakta mengenai erosi ini pernah dilaporkan oleh Fakhrudin dan Wibowo 1998, yang menyebutkan bahwa daerah hulu Sungai Ciliwung berdasarkan metode sediment yield dikategorikan sebagai kawasan dengan tingkat erosi kerusakan cepat. Data klasifikasi lahan berdasarkan tingkat erosi ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Klasifikasi lahan berdasarkan erosi atau sediment yield No. Kondisi Lahan Sediment yield mmtahun Erosi Tonhatahun 1. 2. 3. 4. Baik Sedang Kerusakan cepat Kerusakan sangat cepat 0.60 0.60-1.50 1.50-4.00 4.00 65 65-150 150-330 330 Sumber. Fakhrudin dan Wibowo, 1998. Nilai parameter TSS rata-rata stasiun 1, 2 dan 3 masing-masing adalah 19.63 mgL, 18.10 mgL dan 11.16 mgL. Data tersebut mengindikasikan kecenderungan bahwa nilai TSS menurun dengan bertambahnya jarak dari garis pantai semakin ke arah laut. Hasil tersebut bermakna bahwa kandungan TSS dipengaruhi oleh jarak, dengan stasiun 1 sebagai kawasan bernilai TSS tertinggi. Stasiun 1 sebagai kawasan yang mewakili muara secara langsung sebagai tempat penampungan bahan-bahan yang masuk melalui sungai, sehingga kandungannya relatif lebih tinggi dibandingkan kawasan yang lebih jauh dari garis pantai. Hal ini diduga karena pada stasiun 2 dan stasiun 3, jarak sumber limbahnya semakin jauh serta berlangsungnya proses pencucian sehingga bahan pencemar segera terdispersi dan mengalami pengenceran Barnabe dan Quet, 1997. Menurut Benoit 1971 proses dispersi di perairan laut terjadi karena adanya pengaruh pergerakan angin. Penurunan kualitas air, terutama TSS dapat menghambat laju fotosintesis tumbuhan air, sedangkan di dasar perairan akan mengakibatkan sedimentasi yang dapat mengganggu kehidupan organisme di dalamnya termasuk menutupi karang dan dampak jangka panjang mempercepat terjadinya pendangkalan. 4.4. Kualitas Kimia Perairan Marina 4.4.1. pH dan Alkalinitas