Logam Berat Pb dan Cd

pernyataan Kennish 1992 yang menyebutkan bahwa sedimen dapat menjadi sumber nitrogen perairan karena nitrogen yang terakumulasi dalam waktu lama dapat kembali lepas ke perairan, sebagai akibat adanya dinamika yang berlangsung di perairan melalui proses yang disebut upwelling. Sebenarnya nitrogen di ekosistem aquatik cukup melimpah dalam bentuk gas, namun sangat sedikit konsentrasinya dalam bentuk NH 4 , NH 3 dan NO 3 - . meskipun demikian kandungan NH 3 dan NO 3 - akan berada pada konsentrasi tinggi bila terjadi masukan dari luar. Nitrogen dianggap sebagai nutrisi pembatas biota laut, karena nitrogen merupakan sumber energi bagi biota, sehingga ketersediannya akan berpengaruh pada keragaman dan kelimpahan tumbuhan dan hewan perairan Goldman dan Horne, 1983. Nitrogen merupakan elemen terbesar keempat penyusun tubuh biota laut setelah karbon, hidrogen dan oksigen, dengan porsi bervariasi antara 1 - 10 penyusun berat kering tubuh biota. Hubungan regresi untuk parameter PO 4 3- dibentuk oleh persamaan y 1 = 0.0188x+0.156 R 2 = 0.28 dan y 2 = -0.0107x+0.121 R 2 = 0.34 dengan nilai kapasitas asimilasi masing-masing sebesar 7.50 tonbulan dan 9.91 tonbulan. Berdasarkan Gambar 15 sebagaimana parameter NH 3 dan NO 3 - , konsentrasi PO 4 3- juga telah melampaui kapasitas asimilasi. Keadaan tersebut dapat dipicu oleh masukan limbah yang tidak tertangani sebelum dibuang ke badan air. Sumber posfat di perairan berasal dari aktivitas pertanian, limbah domestik terutama dari detergen dan industri kimia serta industri pembuatan pupuk. Masukan inilah yang menyebabkan kadar PO 4 3- di Perairan Marina relatif tinggi, karena menurut Kennish 1992 kandungan posfat di perairan alami umumnya tidak lebih dari 0.1 mgL kecuali pada perairan yang menerima limbah antropogenik seperti limbah rumah tangga, industri serta erosi dari daerah pertanian yang mendapat pemupukan posfat.

4.8.4. Logam Berat Pb dan Cd

Persamaan regresi yang dibentuk oleh timbal Pb pada Perairan Marina adalah y 1 = 0.0777x+0.0002 R 2 = 1 dengan nilai kapasitas asimilasi sebesar 0.10 tonbulan dan y2 = 0.0938x-0.0013 R 2 = 1, dengan nilai kapasitas asimilasi 0.09 tonbulan. Gambar 16 memperlihatkan bahwa logam Pb di Perairan Marina telah melampaui kemampuan asimilasi, yang ditandai dengan beban Pb yang telah melampaui baku mutu yang diperbolehkan yaitu 0.05 mgL Kep.Men.LH. No. 51 tahun 2004. Kondisi ini diduga berasal dari limbah yang masuk ke Perairan Marina berlangsung intensif baik dari kegiatan pemukiman maupun industri. Dahuri 2005 menyebutkan bahwa beban pencemar yang masuk di sepanjang Teluk Jakarta termasuk kawasan Marina berasal dari akumulasi limbah dari daratan yaitu sebesar 80 - 85. Sumber lainnya adalah dari sedimen, sebagaimana pembahasan pada Sub Bab 4.6.1 tentang kandungan logam sedimen yang menunjukkan bahwa kandungan Pb sangat tinggi. Pb 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 1 2 3 4 5 Beban Pb TonBulan K o n s en tr as i P b p p m 500 m 1000 m Baku Mutu = 0.008 ppm Gambar 16. Analisis regresi antara beban pencemar Pb di muara sungai dengan konsentrasinya di Perairan Marina. Menurut Manan 1998 sedimen merupakan sumber polutan, karena polutan sejenis logam berat yang masuk ke perairan akan mengalami pengendapan karena sifatnya dan terakumulasi dalam jangka waktu lama. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sewaktu-waktu logam tersebut akan lepas dari sedimen dan kembali mencemari perairan. Logam Pb tidak hanya berasal dari kegiatan industri dan pemukiman namun juga dari kendaraan, karena timbal dari kendaraan melalui pembakaran akan lepas ke udara dan sebagian akan masuk ke laut, dengan kata lain sumber Pb juga berasal dari udara. Cd -0.01 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.5 1 1.5 Beban Pb TonBulan K o n s en tr a si P b p p m 500 m 1000 m Baku Mutu = 0.001 ppm Gambar 17. Analisis regresi antara beban pencemar Cd di muara sungai dengan konsentrasinya di Perairan Marina. Logam kadmium Cd mempunyai persamaan fungsi y 1 = 0.0638x+0.0015 R 2 = 0.99 dan y 2 = 0.0495x-0.0005 R 2 = 99, dengan nilai kapasitas asimilasi masing-masing sebesar 0.01 tonbulan dan 0.03 tonbulan. Gambar 17 menunjukkan bahwa beban logam Cd telah berada jauh melampaui kapasitas asimilasi Perairan Marina. Selain itu, konsentrasi logam Cd di Perairan Marina pada jarak 500 m dan 1000 m dari daratan telah melampaui baku mutu dengan kondisi spesifik pada jarak 500 m konsentrasi Cd lebih tinggi bila dibandingkan pada jarak 1000 m. Kondisi tersebut kemungkinan berkaitan dengan jarak 500 m lebih dekat dengan sumber datangnya limbah yaitu muara yang menerima langsung buangan yang masuk melalui sungai.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

1. Beberapa parameter kualitas Perairan Marina telah melampaui baku mutu Kep.Men LH. No.51 tahun 2004 dan UNESCOWHOUNEP, 1992 tentang baku mutu air laut untuk organisme aquatik, seperti parameter kecerahan, kekeruhan, COD, NH 3 , NO 3 - , PO 4 3- , logam berat Pb dan Cd. Parameter biologi menunjukkan dominasi jenis tertentu di Perairan Marina yaitu jenis Mactra sp. pada makrozoobenthos, kemudian Skeletonema sp. dan chaetoceros sp. pada fitoplankton. 2. Beban pencemar tertinggi yang masuk ke Perairan Marina mencapai 4582.176 tonbulan untuk parameter COD dan 297.929 tonbulan untuk parameter TSS. 3. Parameter kualitas Perairan Marina yang telah melampaui kapasitas asimilasi adalah parameter pencemaran bahan organik dan logam berat, yang ditunjukkan oleh parameter COD, NH 3 , NO 3 - , PO 4 3- , Pb dan Cd.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan kajian lanjutan dengan jarak pengambilan sampel lebih jauh dari jarak 1000 meter dari garis pantai untuk mengetahui sudah sejauh mana akumulasi bahan pencemar di Perairan Marina dan untuk mengetahui bahan pencemar yang sifatnya sulit terdegradasi seperti selulosa, lignin dan lainnya. 2. Diperlukan upaya untuk menyadarkan masyarakat dalam rangka mengurangi masuknya limbah ke badan perairan, karena terindikasi bahan-bahan pencemar yang masuk ke Perairan Marina pada umumnya berasal dari kegiatan manusia, terutama untuk mereduksi beban pencemaran yang telah melampaui kapasitas asimilasi. 54