COD NH Kapasitas Asimilasi Perairan Marina

0.0599x+8.2588 R 2 = 0.25 dengan nilai kapasitas asimilasi sebesar 37.709 tonbulan, y 2 = -0.0863x+10.074 R 2 = 0.51 dengan nilai kapasitas asimilasi sebesar 47.207 tonbulan. Sampel BOD 1 2 3 4 5 6 7 20 40 60 80 Beban BOD TonBulan K o n s en tr as i B O D 5 p p m 500 m 1000 m Baku Mutu = 6 ppm Gambar 11. Analisis regresi antara beban pencemar BOD 5 di muara sungai dengan konsentrasinya di Perairan Marina. Berdasarkan Gambar 11 menunjukkan bahwa beban pencemar BOD 5 masih berada di bawah baku mutu. Hal ini diduga karena kemampuan metode penentuan BOD 5 yang hanya menggambarkan bahan organik yang dapat didekomposisi secara biologis biodegradable saja, seperti lemak, protein, glukosa, ester dan lain sebagainya, sementara di Perairan Marina diduga terdapat banyak bahan organik yang sifatnya resisten terhadap degradasi biologis. UNESCOWHOUNEP 1992 menyebutkan bahwa penentuan konsumsi oksigen oleh mikroba melalui parameter BOD 5 tidak dapat mendeteksi keberdaan bahan organik yang sifatnya resisten non biodegradable seperti selulosa, tanin, lignin, fenol, polisakarida, benzena dan bahan lainnya. Metode yang cocok untuk mendeteksi pencemaran oleh bahan non biodegradable adalah COD, yang akan diulas pada Sub Bab 4.8.2 berikut.

4.8.2. COD

Gambar 12 menunjukkan grafik hubungan antara beban pencemaran dan konsentrasi kualitas Perairan Marina dari parameter COD, yang telah melampaui Kon sen tr as i B O D 5 ppm Beban BOD 5 tonbulan kapasitas asimilasi. Fakta ini menunjukkan bahwa Perairan Marina telah tercemar oleh bahan organik. COD 100 200 300 400 500 2000 4000 6000 8000 Beban COD TonBulan K o n s e n tr a s i C O D ppm 500 m 1000 m Baku Mutu = 20 ppm Gambar 12. Analisis regresi antara beban pencemar COD di muara sungai dengan konsentrasinya di Perairan Marina. Hasil pengukuran parameter COD membentuk fungsi y 1 = 0.0573x+44.632 R 2 = 0.99, dengan nilai kapasitas asimilasi sebesar 2711.483 tonbulan. Fungsi y 2 = 0.0625x+26.486 R 2 = 0.98, nilai kapasitas asimilasinya sebesar 2776.224 tonbulan. Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Perairan yang tercemar biasanya memiliki COD 200 mgL UNESCOWHOUNEP, 1992. Penentuan COD dinilai paling baik untuk memperoleh gambaran pencemaran oleh bahan organik karena dapat mengoksidasi berbagai jenis bahan organik. Hasil ini juga mengindikasikan bahwa bahan pencemar di Perairan Marina lebih didominasi oleh bahan organik yang sifatnya sulit terdegradasi seperti selulosa, fenol, polisakarida, lignin, benzena dan bahan lainnya. Dugaan ini didasarkan pada hasil penentuan BOD 5 yang dalam penelitian ini belum melampaui baku mutu. Namun untuk memastikan dugaan tersebut, perlu adanya upaya kajian atau penelitian lanjutan. Hasil analisis kapasitas asimilasi Perairan Marina untuk parameter COD ini, juga memberikan gambaran bahwa kandungan limbah bahan organik antar stasiun yaitu di stasiun 2 500 m dan stasiun 3 1000 m relatif sama, dengan kata lain penyebarannya merata hingga jarak 1000 m dari garis pantai.

4.8.3. NH

3 , NO 3 - dan PO 4 3- Hasil analisis regresi antara beban pencemar dan konsentrasi nitrogen dan posfor menunjukkan bahwa ketiga parameter yaitu NH 3 , NO 3 - dan PO 4 3- telah melampaui kapasitas asimilasi, sebagaimana disajikan pada Gambar 13, 14 dan 15. NH3 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 2 4 6 8 Beban NH3 TonBulan K ons e nt ra s i N H 3 P M ppm 500 m 1000 m Baku Mutu = 0.3 ppm Gambar 13. Analisis regresi antara beban pencemar NH 3 3- di muara sungai dengan konsentrasinya di Perairan Marina. NO3- 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 2 4 6 Beban NO3- TonBulan K o n s en tr as i N O 3 P M p p m 500 m 1000 m Baku Mutu = 0.008 ppm Gambar 14. Analisis regresi antara beban pencemar NO 3 - di muara sungai dengan konsentrasinya di Perairan Marina. Kon sen tr as i N H 3 p p m NH 3 Beban NH 3 tonbulan Konsen trasi NO 3 - p p m NO 3 - Beban NO 3 - tonbulan PO4 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 1 2 3 4 Beban PO4 TonBulan K o n s en tr as i P O 4 P M p p m 500 m 1000 m Baku Mutu = 0.015 ppm Gambar 15. Analisis regresi antara beban pencemar PO 4 3- di muara sungai dengan konsentrasinya di Perairan Marina. Berdasarkan Gambar 13 diperoleh fungsi persamaan untuk parameter NH 3 yaitu y 1 = 0.0622x+0.0222 R 2 = 0.99 dan y 2 = 0.0639x+0.0069 R 2 = 0.99 dengan kapasitas asimilasi masing-masing sebesar 4.47 tonbulan dan 4.59 tonbulan dengan kondisi telah melampaui kapasitas asimilasi. Hal yang sama juga terjadi pada parameter NO 3 - yang keberadaanya di Perairan Marina telah melampaui batas kemampuannya dalam memulihkan diri secara alami Gambar 14. Hubungan beban limbah dari sungai terhadap kualitas Perairan Marina untuk parameter NO 3 - dibentuk oleh fungsi y 1 = 0.2539x+0.0807 R 2 = 0.99, dengan nilai kapasitas asimilasi adalah 0.34 tonbulan dan y 2 = 0.22354x+0.0196 R 2 = 0.98, dengan nilai kapasitas asimilasi adalah 0.05 tonbulan. Kandungan nitrogen di Perairan Marina yang telah melampaui kapasitas asimilasi ini diduga berasal dari daratan terutama masuk melalui aliran Sungai Ciliwung. Goldman dan Horne 1983 menyatakan bahwa suplai nitrogen ke perairan laut dalam bentuk NH 3 dan NO 3 - berkaitan erat dengan penggunaan lahan di aliran sungai yang mengarah ke perairan tersebut. Perubahan tata guna lahan dari kawasan bervegetasi menjadi lahan pemukiman termasuk tegalan akan berdampak pada peningkatan konsentrasi nitrogen yang terbawa ke perairan. Lebih jauh dijelaskan bahwa nitrogen bersifat mobile, sehingga sangat mudah tercuci dan terbawa arus. Kandungan nitrogen di Perairan Marina juga berasal dari sedimen karena masukan limbah dari daratan telah berlangsung lama, sehingga terjadi akumulasi polutan di Perairan Marina. Pendapat ini sejalan dengan PO 4 3- Beban PO 4 3- tonbulan Kon sen tr as i PO 4 3- p pm pernyataan Kennish 1992 yang menyebutkan bahwa sedimen dapat menjadi sumber nitrogen perairan karena nitrogen yang terakumulasi dalam waktu lama dapat kembali lepas ke perairan, sebagai akibat adanya dinamika yang berlangsung di perairan melalui proses yang disebut upwelling. Sebenarnya nitrogen di ekosistem aquatik cukup melimpah dalam bentuk gas, namun sangat sedikit konsentrasinya dalam bentuk NH 4 , NH 3 dan NO 3 - . meskipun demikian kandungan NH 3 dan NO 3 - akan berada pada konsentrasi tinggi bila terjadi masukan dari luar. Nitrogen dianggap sebagai nutrisi pembatas biota laut, karena nitrogen merupakan sumber energi bagi biota, sehingga ketersediannya akan berpengaruh pada keragaman dan kelimpahan tumbuhan dan hewan perairan Goldman dan Horne, 1983. Nitrogen merupakan elemen terbesar keempat penyusun tubuh biota laut setelah karbon, hidrogen dan oksigen, dengan porsi bervariasi antara 1 - 10 penyusun berat kering tubuh biota. Hubungan regresi untuk parameter PO 4 3- dibentuk oleh persamaan y 1 = 0.0188x+0.156 R 2 = 0.28 dan y 2 = -0.0107x+0.121 R 2 = 0.34 dengan nilai kapasitas asimilasi masing-masing sebesar 7.50 tonbulan dan 9.91 tonbulan. Berdasarkan Gambar 15 sebagaimana parameter NH 3 dan NO 3 - , konsentrasi PO 4 3- juga telah melampaui kapasitas asimilasi. Keadaan tersebut dapat dipicu oleh masukan limbah yang tidak tertangani sebelum dibuang ke badan air. Sumber posfat di perairan berasal dari aktivitas pertanian, limbah domestik terutama dari detergen dan industri kimia serta industri pembuatan pupuk. Masukan inilah yang menyebabkan kadar PO 4 3- di Perairan Marina relatif tinggi, karena menurut Kennish 1992 kandungan posfat di perairan alami umumnya tidak lebih dari 0.1 mgL kecuali pada perairan yang menerima limbah antropogenik seperti limbah rumah tangga, industri serta erosi dari daerah pertanian yang mendapat pemupukan posfat.

4.8.4. Logam Berat Pb dan Cd