Prosedur pendugaan Definisi dan Konsep Operasional

4.4. Prosedur pendugaan

Pendugaan parameter pada fungsi keuntungan UOP Cobb Douglass dilakukan secara simultan dengan fungsi factor share menggunakan metode Seemingly Unrelated Regression SUR. Pendugaan dilakukan dengan menggunakan tiga model, yaitu: model I pendugaan dengan metode Ordinary Least Square , model II pendugaan dengan metode SUR pada kondisi aktual, yaitu tanpa restriksi kesamaan α i = α i ’ , dan model III pendugaan dengan metode SUR pada kondisi optimal, yaitu dengan melakukan restriksi kesamaan α i = α i ’ . Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan parameter-parameter dugaan yang efisien Intrilligator, et al., 1996; Koutsoyiannis, 1977; Lau and Yotopaulus, 1972; Zellner, 1962; Garcia, et al., 1982. Pengolahan data menggunakan program “Statistical Analysis System” SAS versi 6.12.

4.5. Definisi dan Konsep Operasional

Sesuai dengan metode analisis yang digunakan, maka peubah yang digunakan dan cara pengukurannya pada penelitian ini adalah: a. Keuntungan usahatani kelapa Keuntungan usahatani kelapa merupakan selisih antara penerimaan usahatani kelapa jumlah produksi dikalikan dengan harga produksi dengan total biaya variabel usahatani kelapa jumlah seluruh input variabel dikalikan dengan harga masing-masing input. Karena model yang digunakan adalah keuntungan Unit Output Price, maka keuntungan dan harga input variabel dinormalisir atau dibagi dengan harga output. b. Tingkat produksioutput Tingkat produksi atau output adalah produksi kelapa yang dihasilkan per satuan luas usahatani per tahun, diukur dalam bentuk butir kelapa atau setara kilogram kopra per tahun. c. Harga ouput Harga output adalah harga kelapa butiran atau kopra pada saat panen dilakukan, diukur dalam bentuk rupiah per butir kelapa atau rupiah per kilogram kopra. d. Hargaupah tenaga kerja Upah tenaga kerja manusia adalah rata-rata upah tenaga kerja per jam kerja, dihitung dengan cara membagi total upah yang dibayarkan untuk seluruh kegiatan usahatani kelapa, sejak pemeliharaan sampai panen, diukur dalam rupiah per jam kerja. e. Harga pupuk Urea Harga pupuk Urea adalah harga beli pupuk Urea di tingkat petani, diukur dalam satuan rupiah per kilogram f. Harga pupuk SP-36 Harga pupuk SP-36 adalah harga beli pupuk SP-36 di tingkat petani, diukur dalam satuan rupiah per kilogram g. Harga pupuk KCl Harga pupuk KCl adalah harga beli pupuk KCl di tingkat petani, diukur dalam satuan rupiah per kilogram h. Nilai pestisida Nilai pestisida adalah total nilai pengeluaran petani untuk penggunaan pestisidaobat-obatan pada usahatani kelapa, tanpa dibedakan apakah petani menggunakan satu atau lebih dari satu jenis pestisida, diukur dalam satuan rupiah per luas lahan usahatani i. Jumlah pohon kelapa Jumlah pohon kelapa adalah total pohon kelapa yang dikelola petani tanpa dibedakan menurut umur tanaman atau klasifikasi tanaman belum menghasilkan TBM, tanaman menghasilkan TM dan tanaman tuarusak TTR, yang digunakan oleh petani dalam proses produksi, diukur dalam satuan pohon per luas lahan usahatani j. Umur pohon kelapa Umur pohon kelapa adalah umur pohon kelapa yang dikelola petani dalam proses produksi, dihitung dalam satuan tahun k. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan adalah tingkat atau lamanya petani kelapa dalam menempuh pendidikan formal, diukur dalam satuan tahun l. Pengalaman usahatani Pengalaman usahatani adalah lamanya petani kelapa mengelola usahataninya, diukur dalam satuan tahun.

V. PERAN KOMODITAS KELAPA DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

Areal tanaman kelapa di Indonesia merupakan yang terluas di dunia dengan pangsa 31.2 persen dari total luas areal kelapa dunia. Peringkat kedua diduduki Filipina pangsa 25.8 persen, disusul India pangsa 16.0 persen, Sri Langka pangsa 3.7 persen dan Thailand pangsa 3.1 persen. Namun demikian, dari segi produksi ternyata Indonesia hanya menduduki posisi kedua setelah Philipina. Ragam produk dan devisa yang dihasilkan Indonesia juga di bawah India dan Sri Lanka. Perolehan devisa dari produk kelapa mencapai US 229 juta atau 11 persen dari ekspor produk kelapa dunia pada tahun 2003. Pada tahun 2005, angka ini meningkat menjadi US 473 juta atau 20 persen dari ekspor produk kelapa dunia APCC, 2006. Bagi masyarakat Indonesia, kelapa menjadi bagian dari kehidupannya karena semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya. Di samping itu, arti penting kelapa bagi masyarakat juga tercermin dari luasnya areal perkebunan rakyat yang mencapai 98 dari 3.74 juta hektar dan melibatkan lebih dari 3 juta rumah tangga petani. Pengusahaan kelapa juga membuka tambahan kesempatan kerja dari kegiatan pengolahan produk turunan dan hasil samping yang sangat beragam. Peluang pengembangan agribisnis kelapa dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan antara lain virgin coconut oil VCO, oleochemical OC, desicated coconut DC, coconut milkcream CMCC, coconut charcoal CCL, activated carbon AC, brown sugar BS, coconut fiber CF dan coconut wood CW, yang diusahakan secara parsial maupun terpadu. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan pendapatannya 5 -10 kali dibandingkan dengan bila hanya menjual produk kopra. Berangkat dari kenyataan luasnya potensi pengembangan